MENYUSUN TES
Dalam membuat tes teori, yang lebih penting di prsiapkan dengan baik
adalah tes objektif, sedangkan tes subjektif hampir diabaikan langkah
langkah pembuatannya, karena sangat mudah, sementara tes objektif
cukup sulit menyusunnya, sebelum menyusun tes harus dipersiapkan
buku buku atau materi materi ajar yang sudah diajarkan, agar bisa
disusun alternative jawaban dengan baik dan sempurna, jika materi yang
diajarkan tidak ada, maka membuat tes akan lebih sulit, karena harus
mencari jawabannya terlebih dulu. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
sesuai dengan prosedur penyusunan tes objektif, yaitu 1). Materi apa
yang akan menjadi soal dalam tes tersebut 2) aspek apa yang akan dites
dan 3) Membuat matrik pendistribusian Materi dan aspek yang dites.
Berikut dijelaskan sebagai berikut :
1
A. Aspek yang dites
2
1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Pemahaman (Comprehension)
• Terjemahan
• Pemaknaan
• Ekstrapolasi
3. Aplikasi (Application)
3
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
4
Level 3 :
Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan
logika
5
Level 2 :
Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan aplikatif (Applying).
Level 1 :
Peserta pada level ini memiliki kemampuan standar minimum
dalam menguasai pelajaran (Knowing)
6
Dalam pembuatan soal soal tes objektif, soal soal harus diambilkan dari
materi materi yang telah diajarkan atau disampaikan kepada siswa.
Pembagian materi bisa dimasukan berdasarkan bab yang sudah dibahas
bersama siswa, materi yang sulit, biasanya jumlah soalnya lebih sedikit,
diikuti soal yang lebih banyak dengan tingkat kesulitan sedang dan soal
dengan tingkat kesulitang tinggi juga harus sedikit, sehingga jumlah soal
tersebut dari yang mudah ke yang sulit jika dibuatkan kurvanya seperti
kurva normal. Pendistribusian materi ini juga bisa berdasarkan tingkat
kesulitannya, jika materi yang mudah diberi porsi lebih banyak, sementara
porsi untuk materi yang sulit diberi porsi yang lebih sedikit jumlahnya,
contoh contoh penyusunannya akan diberikan dalam bentuk matrik
pendistribusian butir soal pada poin berikutnya.
7
1 2 3 4 5 6 7
1.
Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan
yang ada di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan
mengarang sendiri, kecuali pada kolom
8
Matrik Penyebaran Soal
40 50
Untuk Sel 1 = x x 80 = 16
100 100
40 30
Untuk Sel 2 = x x 80 = 10
100 100
40 20
Untuk Sel 3 = x x 80 = 6
100 100
30 50
Untuk Sel 4 = x x 80 = 12
100 100
9
30 30
Untuk Sel 5 = x x 80 = 7
100 100
30 20
Untuk Sel 6 = x x 80 = 5
100 100
20 50
Untuk Sel 7 = x x 80 = 8
100 % 100
20 30
Untuk Sel 8 = x x 80 = 5
100 100
20 20
Untuk Sel 9 = x x 80 = 3
100 100
Terkait dengan aspek yang dites, maka tingkat kematangan siswa sesuai
perkembangan pikir dan kemampuan mereka, juga mempengaruhi dalam
membuat aspek yang dites. Untuk siswa SD aspek yang dites lebih
banyak hanya ingatan dan pemahaman saja, sementara untuk siswa SMP
disamping Ingatan dan pemahaman, sudah bisa mengetes aspek aplikasi
dalam persentase yang kecil mungkin 10 persen, dengan porsi tersbesar
10
pada ingatan. Untuk siswa dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
seperti SMA dan SMK, maka disamping Ingatan dan Pemahaman, aspek
Aplikasi juga sudah harus lebih banyak ditesm sehingga, persentasenya
menjadi ingatan 50 %, Pemahaman 30 persen dan Aplikasi 20 %. Jika tes
dibuat untuk mahaiswa tingkat S1, maka disamping tiga aspek yang telah
diteskan kepada siswa SMA, maka harus ditambahkan dengan aspek
analisis, sedangkan untuk mahaasiswa S2 perlu memasukan aspek
sintesis dan mahasiswa S3 perlu memasukan aspek evaluasi dalam
aspek aspek yang diukur. Dalam memasukan materi juga demikian,
materi yang mudah dimasukan dalam kisi kisi atau matrik lebih banyak,
diikuti materi yang agak sulit dan yang paling sulit. Namun demikian
persentase materi ini dapat divariasikan sesuai dengan kepentingan atau
urgensi materi yang telah diberikan kepada siswa.
11
DAFTAR BACAAN
12