1. TES ANTROPHOMETRI
Tes antropometri adalah suatu bentuk tes untuk menentukan tipe dan
bentuk tubuh manusia, sejak tahun 1861 Dr. E. Hitchcock dari Amerika Serikat
telah mulai melakukan pengukuran terhadap tubuh manusia di Amherst College
Massachusetts, tujuannya adalah untuk lebih memajukan pendidikan jasmani
waktu itu. Dengan adanya tes antropometri kita dapat melihat pertumbuhan fisik
seseorang, dimana kekurangannya dan dimana kemungkinan dapat diusahakan
pertumbuhan yang lebih baik.
1.1. Alat ukur untuk tes antropometri yang biasa dipergunakan dalam melakukan
tes antara lain adalah :
a. Alat ukur standard.
• Meter
• Kilogram
• Dan lainnya.
b. Alat yang dirancang khusus untuk itu :
• Skala nilai
• Foto.
• Film dengan kamera.
1
• Gambar bayangan.
• Scoliometer.
• Conformateur.
• Pedograph.
• Pedorule.
• Flexometer.
• Dan lainnya.
2
Contoh : Pengukuran telapak kaki
Salah satu pengukuran sikap kaki adalah pengukuran yang
dilakukan terhadap telapak kaki Validitas pengukuran sudut jejak telapak kaki
untuk menentukan fungsi dan dan kondisi telapak kaki serta kokohnya
telapak kaki dalam berdiri. Orang pertama yang melakukan pengukuran sudut
telapak kaki adalah Schwartz yang menghasilkan sudut jejak telapak kaki
yang didasarkan pada teori bahwa semakin tinggi lengkung punggung kaki,
sudut lengkung semakin besar. Clarke kemudian memperbaiki metode
menentukan sudut lengkung dengan cara sebagai berikut ;
! Buat sebuah garis lurus sebelah medial telapak kaki yang
menghubungkan titik pada dasar os metatarsal I dan tulang tumit
! Tentukan satu titik dimana garis tersebut menyinggung jejak telapak
kaki pada bagian dalam dari ibu jari
! Tarik sebuah garis yang menghubungkan titik singgung tersebut
dengan batas sebelah dalam dari lengkung jejak telapak kaki
! Ukur besar sudut yang dibentuk oleh kedua garis tersebut dengan
busur.
Clarke berpendapat bahwa jika seseorang mempunyai sudut
telapak kaki kurang dari 30 derajad maka orang itu memerlukan koreksi kaki,
berdirinya kurang kokoh, laki laki dewasa yang kokoh akan memiliki sudut
telapak kaki minimal 45 derajad.
3
dibuat di AS pada 75 kota dengan sampel 10.000 anak. Indeks ACH
didasarkan pada tiga pengukuran :
! A = Arm Girth (keliling lengan)
! C = Chest dept (tebal dada)
! H = Hip width (lebar panggul)
Pelaksanaan :
Mengukur A :
Keliling lengan atas diukur dengan pita pengukur, anak yang biasa
menggunakan lengan kanan ukurlah lengan kanannya, begitu sebaliknya.
Lengan direntang lurus kesamping, kemudian dilipat dengan lemas, ujung jari
tangan diletakan diatas bahu. Tandai dengan tinta titik tertinggi dari biceps
brachii, dalam keadaan lengan dilipat ukur keliling lengan atas melalui tanda
tersebut, selanjutnya lengan duluruskan kembali dan diukur keliling lengan
atas kembali. Pengukuran sampai 0,1 cm.
Mengukur C :
Tebal dada diukur dengan keliper kayu, pengukuran dilakukan pada saat
inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan normal. Salah satu kaki keliper
ditempatkan sedikit dibawah ujung sudut scapula kiri dan kakinya yang satu
lagi ditempatkan sedikit diatas garis putting susu, keliper ditekan sedang saja
pada dada, pengukuran dihitung sampai 0,1 cm.
Mengukur H :
Lebar panggul diukur dengan keliper kayu, masing masing kaki keliper
ditempatkan pada bagian paling lateral dari Trochantor mayor, diukur dari
depan sampai 0,1 cm.
Untuk menghimpun data yang diambil dari anak agar dapat diolah dan diteliti
tentang informasi yang diperoleh dari tes maka perlu dibuat suatu catatan test
berupa kartu, contoh format kartu skor indek ACH yang digunakan untuk
pengumpulan data dapat dilihat seperti berikut :
4
Kartu Skor Indeks ACH
Nama : Kelas :
Kelamin : Tanggal :
Sekolah : Alamat :
Hasil Pengukuran
Fleksi :
A Ekstensi :
Jumlah :
Ekspirasi :
C Inspirasi :
Jumlah :
H :
Selisih A - C :
5
28,0 – 28,4 7,3 28,0 – 28,4 6,2
28,5 – 28,9 7,6 28,5 – 28,9 6,3
29,0 – keatas 7,9 29,0 – keatas 6,4
Cara penilaian :
! Jumlahkan kedua hasil pengukuran A
! Jumlahkan kedua hasil pengukuran C
! Cari selisih jumlah A – C
! Cari dalam tabel usuran lebar panggul yang diukur dan tentukan
perbedaan A – C
! Bila selisih pengukuran lebih besar dari nilai tabel, anak dianjurkan untuk
pemeriksaan dokter, bila selisih yang diperoleh kurang atau sama dengan
nilai dalam tabel anak harus mendapatkan pemeriksaan dokter lebih
lanjut.
Menurut Hipocrates :
1). Phthisic habitus, bertubuh panjang dan kurus.
2). Apopletic habitus, bertubuh pendek dan gemuk.
Menurut Kretschemer :
1). Pyknis, bertubuh pendek dan gemuk, leher kuat, dada
bulat, perut menonjol.
2). Athletis, bertubuh sedang dengan otot-otot yang kuat,
6
dada lebar, tangan dan kaki besar dan kuat.
3). Asthenis, bertubuh tinggi , langsing, dada tipis dan
rata, bahu agak kemuka.
2. TES CARDIOVASCULER
Tes ini biasa disebut dengan tes Fungsi jantung, ada juga dinamakan tes
kesegaran jasmani pertama diciptakan oleh seorang ahli ilmu faal (Fisiologi)
bangsa Itali bernama Angelo Mosso, alat yang diciptaakannya bernama Ergograf
pada tahun 1884, dialah yang pertama membuat suatu pernyataan bahwa
kemampuan kerja otot tergantung pada efisiensi sistim sirkulasi, yaitu sistim
efisiensi sirkulasi darah yang dipompakan jantung keseluruh pembuluh darah
7
dalam tubuh. Kemudian Mosso dan Martin menemukan bahwa efisiensi kerja
otot dapat dipengaruhi oleh faktor peredaran darah, gizi dan kelelahan.
Tes ini bertujuan untuk melihat kesegaran jasmani seseorang, atau
kondisi fisik seseorang, artinya seberapa jauh pulihnya kesegaran seseorang ke
kondisi semula setelah diberi suatu beban pekerjaan atau latihan. Pengukuran
yang dipakai untuk memperediksi efesiensi sistim sirkulasi dalam tubuh adalah :
1. Tekanan darah, Sistole, Diastole dan Pulsa.
2. Denyut nadi.
3. Kapasitas vital (VO 2 Max)
4. Menahan nafas.
5. Kosumsi O2.
6. Metabolisme basal.
7. Produksi jantung.
8. Analisis Darah.
8
g. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru-parunya dengan cara ekspirasi maksimal setelah terlebihdulu
inspirasi maksimal .
Contoh dari beberapa jenis tes cardiovasculer yang sering dipakai untuk
kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani antara lain adalah :
9
Pelaksanaan :
! Dalam sikap berdiri DN diambil selama 30 detik, kalau testee tidak tenang
dapat diambil sampai satu menit, kemudian dijadikan DN permenit dan
dicatat sebagai A
! Testee lari ditempat selama 15 detik dengan kecepatan langkah 180
langkah permenit dan mengangkat lutut minimal setinggi panggul saat
berlari
! Segera setelah lari sambil berdiri DN testee diambil dan dihitung selama 5
detik atau 10 detik, jumlah DN dikalikan sehingga diperoleh DN permenit
dan dicatat sebagai B
! Setelah testee berdiri istirahat selama 45 detik, DN diambil lagi selama 15
detik dan dikalikan empat untuk mendapatkan DN permenit dan dicatat
sebagai C
DN Awal A DN B - A DN C - A
DN Nilai Selisih Nilai Selisih Nilai
100 < 0 0 – 20 15 5 -1
101 – 105 -1 21 – 30 13 6 – 10 -2
106 – 110 -2 31 – 40 11 11 – 15 -3
111 – 115 -3 41 – 50 9 16 – 20 -4
116 – 120 -4 51 – 60 7 21 – 25 -5
121 – 125 -5 61 – 70 5 26 – 30 -6
126 – 130 -6 71 – 80 3 31 – 35 -7
131 - 135 -7 81 – 90 1 36 – 40 -8
Penilaian :
Nilai testee adalah (Nilai A) + (Nilai B – A) + (Nilai C – A)
Nilai ini di klasifikasikan dengan tingkat kesegaran jasmani berikut :
10
<4 : Perlu remidial/latihan khusus
Pelaksanaan :
• Testee berdiri menghadap bangku, pada ababa tertentu tes dimulai.
• Naikkan salah satu kaki keatas bangku dan diikuti kaki berikutnya
diletakan disamping kaki pertama
• Luruskan kedua tungkai dan punggung lalu melangkah turun dimulai kaki
pertama naik dan diikuti kaki berikutnya diletakan disamping kaki pertama.
• Cara turun naik bangku ini diteruskan mengikuti irama metronom dengan
kecepatan irama 30 kali permenit.
• Tes turun naik bangku ini dilakukan tanpa berhenti selama 5 menit.
• Dibolehkan berganti kaki pertama naik jika salah satu kaki lelah
• Jika testee tidak mampu lagi boleh berhenti dan DN dihitung.
• Setelah aba-aba berhenti diberikan segera duduk diatas bangku dan
istirahat
• Hitung DN setelah istirahat 1 menit selama 30 detik dan catat jumlahnya
• Testee istirahat lagi 30 detik dengan cara duduk
11
• Hitung DN ke II selama 30 detik dan catat jumlahnya
• Testee istirahat lagi selama 30 detik
• Hitung DN ke III selama 30 detik dan catat jumlahnya
Cara menilai :
Indek kesegaran jasmani dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Klasifikasi :
90 - > Baik sekali
80 - 89 Baik
65 - 79 Cukup
55 - 64 Sedang
<- 54 Jelek
Jika seorang anak hanya mampu melakukan tes 3 menit 20 detik dan dihitung
DN I =80, DN II =75, DN III = 65, maka Indek kesegaran jasmaninya dihitung
sebagai berikut :
Angka 45 jika kita cocokan dengan klasifikasi kesegaran jasmani tergolong jelek.
Modivikasi untuk anak umur 12 – 18 tahun putra
• Tinggi bangku 45 cm
• Irama 30 kali permenit
• Lama tes 4 menit
Penggolongan : > 91 Luar biasa
81 - 90 Baik sekali
71 - 80 Baik
61 - 70 Cukup
51 - 60 Kurang
< 51 Jelek
12
Modivikasi Untuk anak umur 12 – 18 tahun putri
• Tinggi bangku 35 cm
• Irama 30 kali permenit
• Lama tes 4 menit
Penggolongan : > 85 Luar biasa
76 - 85 Baik sekali
66 - 75 Baik
56 - 65 Cukup
45 - 55 Kurang
< 45 Jelek
Tempat tes :
Lintasan lari dengan keliling 400 m
Tenaga pembantu :
• Seorang pemberi aba aba dengan Stopwatch
• Seorang pencatat hasil
• seorang pengukur jarak tempuh
Pelaksanaan :
Dimulai dari star berdiri, testee berdiri dari belakang garis start. Begitu
diberi aba aba testee berlari selama 12 menit melingkari lintasan. Setelah aba
aba tanda 12 menit diberikan, testee berdiri ditempat, atau membuat tanda
dimana dia berada pada saat waktu tepat 12 menit. Kemudian petugas
pengukur jarak mengukur jarak yang telah ditempuh testee selama 12 menit
Penilaian :
13
Penilaian untuk testee diberikan berdasarkan tabel yang diciptakan
Cooper berikut :
Tes Aerobic dapat juga dilaksanakan dengan bentuk lain yaitu dengan lari sejauh
2,4 km pada lintasan atletik, kemudian dicatat waktu yang diperlukan testee
dalam menyelesaikan jarak tersebut
Masih banyak tes tes lain yang bertujuan mengukur physical fitness atau
kesegaran jasmani, seperti :
! Michigan pulse rate test for Physical fitness.
! Carlson Fatique test.
! Mc. Curdy condition tes.
! Magglinger condition test.
! Esslinger Fitness test.
14
petite physique (small frame) should aim for an ideal weight at the lower end of
the range and a person of the same height but with a large frame could quite
satisfactorily weigh in at the top of the range.
15
5' 8" 1.727 132 - 164 60 - 74 123 - 157 56 - 71
5' 8½" 1.740 134 - 166 61 - 75 125 - 159 57 - 72
5' 9" 1.753 136 - 169 62 - 76 127 - 161 57 - 73
5' 9½" 1.765 138 - 171 63 - 78 128 -164 58 - 74
5' 10" 1.778 140 - 174 64 - 79 130 -166 59 - 75
5' 10½" 1.791 142 -176 64 - 80 132 - 168 60 - 76
5' 11" 1.803 144 - 179 65 - 81 134 - 171 61 - 77
5' 11½" 1.816 146 - 181 66 - 82 136 - 173 62 - 78
6' 0" 1.829 148 - 184 67 - 83 138 - 176 63 - 80
6' ½" 1.842 150 - 186 68 - 84 140 - 178 63 - 81
6' 1" 1.854 152 - 189 69 - 86 142 - 180 64 - 82
6' 1½" 1.867 154 - 191 70 - 87 144 - 183 65 - 83
6' 2" 1.880 157 - 194 71 - 88 146 - 185 66 - 84
6' 2½" 1.892 159 - 197 72 - 89 148 - 188 67 - 85
6' 3" 1.905 161 - 199 73 - 90 150 - 190 68 - 86
6' 3½" 1.918 163 - 202 74 - 92 152 - 193 69 - 88
6' 4" 1.930 165 - 205 75 - 93 154 - 196 70 - 89
The tables below, adapted from Wilmore and Costill (2005), detail normative data
for VO2max (ml/kg/min) in various population groups.
Non Athletes
Age Male Female
10-19 47-56 38-46
20-29 43-52 33-42
30-39 39-48 30-38
40-49 36-44 26-35
50-59 34-41 24-33
60-69 31-38 22-30
70-79 28-35 20-27
16
Athletes
Sport Age Male Female
Baseball 18-32 48-56 52-57
Basketball 18-30 40-60 43-60
Cycling 18-26 62-74 47-57
Canoeing 22-28 55-67 48-52
Football (USA) 20-36 42-60
Gymnastics 18-22 52-58 35-50
Ice Hockey 10-30 50-63
Orienteering 20-60 47-53 46-60
Rowing 20-35 60-72 58-65
Skiing alpine 18-30 57-68 50-55
Skiing nordic 20-28 65-94 60-75
Soccer 22-28 54-64 50-60
Speed skating 18-24 56-73 44-55
Swimming 10-25 50-70 40-60
Track & Field - Discus 22-30 42-55
Track & Field - Running 18-39 60-85 50-75
Track & Field - Running 40-75 40-60 35-60
Track & Field - Shot 22-30 40-46
Volleyball 18-22 40-56
Weight Lifting 20-30 38-52
Wrestling 20-30 52-65
TUGAS :
SETIAP MAHASISWA MENCARI DALAM LITERATUR ATAU SUMBER
BELAJAR LAINNYA SALAH SATU BENTUK TES CERDIOVASCULAR YANG
ADA UNTUK MENGUKUR KESEGARAN JASMANI, DESKRIPSIKAN,
17
PAHAMI CARA PELAKSANAANNYA, PAHAMI TEMPAT DAN
PENSKORANNYA, NANTI AKAN KITA PRAKTEKAN PENGAMBILAN
DATANYA DILAPANGAN
The following are the Vo2max scores for a selection of the top female and male
athletes.
18
DAFTAR BACAAN
19