Anda di halaman 1dari 19

JENIS JENIS TES DALAM KEOLAHRAGAAN

Oleh : Aryadie Adnan


Dihimpun dari berbagai sumber
(Tidak untuk diperjual belikan)

1. TES ANTROPHOMETRI
Tes antropometri adalah suatu bentuk tes untuk menentukan tipe dan
bentuk tubuh manusia, sejak tahun 1861 Dr. E. Hitchcock dari Amerika Serikat
telah mulai melakukan pengukuran terhadap tubuh manusia di Amherst College
Massachusetts, tujuannya adalah untuk lebih memajukan pendidikan jasmani
waktu itu. Dengan adanya tes antropometri kita dapat melihat pertumbuhan fisik
seseorang, dimana kekurangannya dan dimana kemungkinan dapat diusahakan
pertumbuhan yang lebih baik.

1.1. Alat ukur untuk tes antropometri yang biasa dipergunakan dalam melakukan
tes antara lain adalah :
a. Alat ukur standard.
• Meter
• Kilogram
• Dan lainnya.
b. Alat yang dirancang khusus untuk itu :
• Skala nilai
• Foto.
• Film dengan kamera.

1
• Gambar bayangan.
• Scoliometer.
• Conformateur.
• Pedograph.
• Pedorule.
• Flexometer.
• Dan lainnya.

1.2. Ruang lingkup tes antropometri meliputi :


a. Pengukuran fisik.
• Berat badan
• Tinggi Badan
• Lebar bahu
• Tebal dada
• Panjang lengan
• Besar Lengan atas
• Besar pergelangan
• Panjang tungkai
• Besar paha
• Dan sebagainya

c. Pengukuran sikap dan mekanika tubuh


• Sikap berdiri
• Sikap kaki
• Sikap togok
• Sikap berguling
• Sikap mengayun
• Sikap duduk
• Sikap berlari

2
Contoh : Pengukuran telapak kaki
Salah satu pengukuran sikap kaki adalah pengukuran yang
dilakukan terhadap telapak kaki Validitas pengukuran sudut jejak telapak kaki
untuk menentukan fungsi dan dan kondisi telapak kaki serta kokohnya
telapak kaki dalam berdiri. Orang pertama yang melakukan pengukuran sudut
telapak kaki adalah Schwartz yang menghasilkan sudut jejak telapak kaki
yang didasarkan pada teori bahwa semakin tinggi lengkung punggung kaki,
sudut lengkung semakin besar. Clarke kemudian memperbaiki metode
menentukan sudut lengkung dengan cara sebagai berikut ;
! Buat sebuah garis lurus sebelah medial telapak kaki yang
menghubungkan titik pada dasar os metatarsal I dan tulang tumit
! Tentukan satu titik dimana garis tersebut menyinggung jejak telapak
kaki pada bagian dalam dari ibu jari
! Tarik sebuah garis yang menghubungkan titik singgung tersebut
dengan batas sebelah dalam dari lengkung jejak telapak kaki
! Ukur besar sudut yang dibentuk oleh kedua garis tersebut dengan
busur.
Clarke berpendapat bahwa jika seseorang mempunyai sudut
telapak kaki kurang dari 30 derajad maka orang itu memerlukan koreksi kaki,
berdirinya kurang kokoh, laki laki dewasa yang kokoh akan memiliki sudut
telapak kaki minimal 45 derajad.

d. Pengukuran untuk menentukan keadaan gizi.


Antropometri tes yang digunakan dalam mengukur keadaan gizi
adalah Indek ACH, Indek ACH adalah hasil dari analisa lengkap dari
hubungan tulang, otot otot dan lemak yang dapat dipakai sebagai dasar
untuk memperkirakan keadaan gizi seseorang. Indeks ACH dibuat sebagai
suatu metode untuk memilih orang orang yang berotot kecil, jaringan
dibawah kulit sedikit dan berat badannya kurang dibandingkan kerangka
tubuhnya. Orang seperti ini hendaklah memeriksakan diri ke dokter untuk
mendapatkan diagnosa dalam menentukan penyembuhannya. Tes ini

3
dibuat di AS pada 75 kota dengan sampel 10.000 anak. Indeks ACH
didasarkan pada tiga pengukuran :
! A = Arm Girth (keliling lengan)
! C = Chest dept (tebal dada)
! H = Hip width (lebar panggul)

Pelaksanaan :
Mengukur A :
Keliling lengan atas diukur dengan pita pengukur, anak yang biasa
menggunakan lengan kanan ukurlah lengan kanannya, begitu sebaliknya.
Lengan direntang lurus kesamping, kemudian dilipat dengan lemas, ujung jari
tangan diletakan diatas bahu. Tandai dengan tinta titik tertinggi dari biceps
brachii, dalam keadaan lengan dilipat ukur keliling lengan atas melalui tanda
tersebut, selanjutnya lengan duluruskan kembali dan diukur keliling lengan
atas kembali. Pengukuran sampai 0,1 cm.

Mengukur C :
Tebal dada diukur dengan keliper kayu, pengukuran dilakukan pada saat
inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan normal. Salah satu kaki keliper
ditempatkan sedikit dibawah ujung sudut scapula kiri dan kakinya yang satu
lagi ditempatkan sedikit diatas garis putting susu, keliper ditekan sedang saja
pada dada, pengukuran dihitung sampai 0,1 cm.
Mengukur H :
Lebar panggul diukur dengan keliper kayu, masing masing kaki keliper
ditempatkan pada bagian paling lateral dari Trochantor mayor, diukur dari
depan sampai 0,1 cm.

Untuk menghimpun data yang diambil dari anak agar dapat diolah dan diteliti
tentang informasi yang diperoleh dari tes maka perlu dibuat suatu catatan test
berupa kartu, contoh format kartu skor indek ACH yang digunakan untuk
pengumpulan data dapat dilihat seperti berikut :

4
Kartu Skor Indeks ACH
Nama : Kelas :
Kelamin : Tanggal :
Sekolah : Alamat :
Hasil Pengukuran

Fleksi :
A Ekstensi :
Jumlah :
Ekspirasi :
C Inspirasi :
Jumlah :
H :
Selisih A - C :

Tabel 1. Kriteria Indeks ACH untuk anak umur 7 – 12 tahun

LAKI LAKI PEREMPUAN


Lebar panggul A-C Lebar panggul A-C
kurang 20,0 0,0 kurang 20,0 0,5
20,0 – 20,4 0,0 20,0 – 20,4 1,0
20,5 – 20,9 0,4 20,5 – 20,9 1,6
21,0 – 21,4 1,0 21,0 – 21,4 2,1
21,5 – 21,9 1,6 21,5 – 21,9 2,6
22,0 – 22,4 2,2 22,0 – 22,4 3,0
22,5 – 22,9 2,7 22,5 – 22,9 3,4
23,0 – 23,4 3,3 23,0 – 23,4 3,8
23,5 – 23,9 3,8 23,5 – 23,9 4,2
24,0 – 24,4 4,2 24,0 – 24,4 4,5
24,5 – 24,9 4,7 24,5 – 24,9 4,8
25,0 – 25,4 5,1 25,0 – 25,4 5,1
25,5 – 25,9 5,6 25,5 – 25,9 5,4
26,0 – 26,4 6,0 26,0 – 26,4 5,6
26,5 – 26,9 6,3 26,5 – 26,9 5,8
27,0 – 27,4 6,7 27,0 – 27,4 6,0
27,5 – 27,9 7,0 27,5 – 27,9 6,1

5
28,0 – 28,4 7,3 28,0 – 28,4 6,2
28,5 – 28,9 7,6 28,5 – 28,9 6,3
29,0 – keatas 7,9 29,0 – keatas 6,4

Cara penilaian :
! Jumlahkan kedua hasil pengukuran A
! Jumlahkan kedua hasil pengukuran C
! Cari selisih jumlah A – C
! Cari dalam tabel usuran lebar panggul yang diukur dan tentukan
perbedaan A – C
! Bila selisih pengukuran lebih besar dari nilai tabel, anak dianjurkan untuk
pemeriksaan dokter, bila selisih yang diperoleh kurang atau sama dengan
nilai dalam tabel anak harus mendapatkan pemeriksaan dokter lebih
lanjut.

e. Pengukuran untuk menentukan tipe dan bentuk tubuh


Pengukuran antriophometri lain adalah yang digunakanm dalam
menentukan bentuk tubuh seseorang, dalam olahraga bentuk tubuh
sangat menentukan bakat dan animo seorang atlit dalam mengeluti
cabang olahraga, seorang pelari jarak jauh tidak mungkin memiliki bentuk
tubuh yang gemuk dan pendek, begitu juga seorang pesumo tidaklah
mungkin seorang yuang kurus. Beberapa ahli menentukan tipe tubuh
sebagai berikut :

Menurut Hipocrates :
1). Phthisic habitus, bertubuh panjang dan kurus.
2). Apopletic habitus, bertubuh pendek dan gemuk.

Menurut Kretschemer :
1). Pyknis, bertubuh pendek dan gemuk, leher kuat, dada
bulat, perut menonjol.
2). Athletis, bertubuh sedang dengan otot-otot yang kuat,

6
dada lebar, tangan dan kaki besar dan kuat.
3). Asthenis, bertubuh tinggi , langsing, dada tipis dan
rata, bahu agak kemuka.

Menurut Sheldon dan kawan-kawan :


1). Tipe Endomorf, tubuh berbentuk bulat dan lunak,
kosentrasai masa tubuh ada ditengah, kepala besar
dan bulat , leher pendek dan gemuk, dada leber dan
tebal, kaki pendek dan kuat.
2).Tipe Mesomorf, tubuh berbentuk sedang, otot menonjol
dan besar, tulang besar dan kuat, leher panjang dan
kuat, rongga dada lebih besar dari perut, pinggang
ramping dan terlihat kokoh dengan kedua kaki yang
masif dan kuat.
3). Tipe Ektomorf, tubuh panjang dan rapuh, mempunyai
struktur badan yang lemah dan rapuh dengan segmen
-segmen yang tipis,kepala besar, dahi bundar, wajah
kecil dengan dagu runcing, leher panjang dan ramping
dada panjang dan sempit, kedua bahu kedepan, perut
datar, pantat kecil dan kaki panjang kurus.

2. TES CARDIOVASCULER
Tes ini biasa disebut dengan tes Fungsi jantung, ada juga dinamakan tes
kesegaran jasmani pertama diciptakan oleh seorang ahli ilmu faal (Fisiologi)
bangsa Itali bernama Angelo Mosso, alat yang diciptaakannya bernama Ergograf
pada tahun 1884, dialah yang pertama membuat suatu pernyataan bahwa
kemampuan kerja otot tergantung pada efisiensi sistim sirkulasi, yaitu sistim
efisiensi sirkulasi darah yang dipompakan jantung keseluruh pembuluh darah

7
dalam tubuh. Kemudian Mosso dan Martin menemukan bahwa efisiensi kerja
otot dapat dipengaruhi oleh faktor peredaran darah, gizi dan kelelahan.
Tes ini bertujuan untuk melihat kesegaran jasmani seseorang, atau
kondisi fisik seseorang, artinya seberapa jauh pulihnya kesegaran seseorang ke
kondisi semula setelah diberi suatu beban pekerjaan atau latihan. Pengukuran
yang dipakai untuk memperediksi efesiensi sistim sirkulasi dalam tubuh adalah :
1. Tekanan darah, Sistole, Diastole dan Pulsa.
2. Denyut nadi.
3. Kapasitas vital (VO 2 Max)
4. Menahan nafas.
5. Kosumsi O2.
6. Metabolisme basal.
7. Produksi jantung.
8. Analisis Darah.

Beberapa pengertian didalam tes cardio vasculer adalah :


1. Tekanan sistole, yaitu tekanan maksimal yang disebabkan tekanan
selama jantung berkontraksi.
2. Tekanan diastole, yaitu tekanan minimal yang disebabkan
tekanan selama jantung relaksasi.
3. Tekanan pulsa, yaitu selisih tekanan sistole dengan diastole
4. Pulsa, yaitu pembengkakan dari arteri yang disebabkan
peningkatan tekanan pada waktu sistole jantung
d. Kecepatan Pulsa,yaitu jumlah pulsa dalam satuan waktu, biasa disebut
denyut nadi.
e. Volume denyut (Stroke volume), yaitu jumlah darah yang dipompakan dari
jantung pada setiap sistole.
f. Volume menit, yaitu jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung kedalam
aorta permenit.

8
g. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru-parunya dengan cara ekspirasi maksimal setelah terlebihdulu
inspirasi maksimal .

Karena tes cardiovasculer berhubungan dengan pengukuran kapasitas jantung


dan paru-paru dari sistim peredaran darah dan pernafasan, maka tes ini juga
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Umur seseorang.
2. Jenis kelamin.
3. Pencernaan
4. Kondisi istirahat dan tidur.
5. Keadaan cuaca dan musim.
6. Perubahan sikap tubuh.
7. Kosumsi air.
8. Respirasi.
9. Keadaan emosi.
10. Metabolisme.

Contoh dari beberapa jenis tes cardiovasculer yang sering dipakai untuk
kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani antara lain adalah :

2.1. Foster test.


Tes Foster adalah tes yang diciptakan oleh Foster dengan tujuan untuk
menentukan bagaimana keadaan jantung setelah melakukan latihan ringan.
Apabila setelah melakukan latihan ringan frekwensi denyut jantung dengan
cepat, maka anak atau orang yang dites itu mempunyai kondisi jasmani yang
kurang baik.

Alat yang diperlukan :


• Stopwatch
• alat tulis berupa pena dan kertas

9
Pelaksanaan :
! Dalam sikap berdiri DN diambil selama 30 detik, kalau testee tidak tenang
dapat diambil sampai satu menit, kemudian dijadikan DN permenit dan
dicatat sebagai A
! Testee lari ditempat selama 15 detik dengan kecepatan langkah 180
langkah permenit dan mengangkat lutut minimal setinggi panggul saat
berlari
! Segera setelah lari sambil berdiri DN testee diambil dan dihitung selama 5
detik atau 10 detik, jumlah DN dikalikan sehingga diperoleh DN permenit
dan dicatat sebagai B
! Setelah testee berdiri istirahat selama 45 detik, DN diambil lagi selama 15
detik dan dikalikan empat untuk mendapatkan DN permenit dan dicatat
sebagai C

Tabel 2. Klasifikasi Penilaian denyut nadi

DN Awal A DN B - A DN C - A
DN Nilai Selisih Nilai Selisih Nilai
100 < 0 0 – 20 15 5 -1
101 – 105 -1 21 – 30 13 6 – 10 -2
106 – 110 -2 31 – 40 11 11 – 15 -3
111 – 115 -3 41 – 50 9 16 – 20 -4
116 – 120 -4 51 – 60 7 21 – 25 -5
121 – 125 -5 61 – 70 5 26 – 30 -6
126 – 130 -6 71 – 80 3 31 – 35 -7
131 - 135 -7 81 – 90 1 36 – 40 -8

Penilaian :
Nilai testee adalah (Nilai A) + (Nilai B – A) + (Nilai C – A)
Nilai ini di klasifikasikan dengan tingkat kesegaran jasmani berikut :

> 15 : Baik sekali


13 – 15 : Baik
10 – 12 : Sedang
7–9 : Kurang
4–6 : Kurang sekali

10
<4 : Perlu remidial/latihan khusus

2.2. Brouha Step test (Harvard step up test).


Diciptakan oleh Brouha dan teman-teman di laboratorium kelelahan
Harvard University pada waktu perang dunia kedua. Tujuan tes ini untuk
mengukur kapasitas umum tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap suatu
beban dan pulihnya kondisi dari kelelahan setelah beban tersebut. Tes ini
diperuntukkan bagi lelaki dewasa, dengan beberapa modivikasi tes ini dapt juga
digunakan bagi mahasiswa pa/pi Siswa SMU pa/pi SLTP Pa/pi dan bahkan
murid SD pa/pi.
Alat yang diperlukan :
Sebuah bangku tinggi 20 inchi (51 cm) stop watch, metronom, pensil dan
kertas,Untuk orang Indonesia dewasa tinggi bangku adalah 45 cm

Pelaksanaan :
• Testee berdiri menghadap bangku, pada ababa tertentu tes dimulai.
• Naikkan salah satu kaki keatas bangku dan diikuti kaki berikutnya
diletakan disamping kaki pertama
• Luruskan kedua tungkai dan punggung lalu melangkah turun dimulai kaki
pertama naik dan diikuti kaki berikutnya diletakan disamping kaki pertama.
• Cara turun naik bangku ini diteruskan mengikuti irama metronom dengan
kecepatan irama 30 kali permenit.
• Tes turun naik bangku ini dilakukan tanpa berhenti selama 5 menit.
• Dibolehkan berganti kaki pertama naik jika salah satu kaki lelah
• Jika testee tidak mampu lagi boleh berhenti dan DN dihitung.
• Setelah aba-aba berhenti diberikan segera duduk diatas bangku dan
istirahat
• Hitung DN setelah istirahat 1 menit selama 30 detik dan catat jumlahnya
• Testee istirahat lagi 30 detik dengan cara duduk

11
• Hitung DN ke II selama 30 detik dan catat jumlahnya
• Testee istirahat lagi selama 30 detik
• Hitung DN ke III selama 30 detik dan catat jumlahnya

Cara menilai :
Indek kesegaran jasmani dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Waktu tes dalam detik x 100


Indek =
2 x ∑ DN setelah tes

Klasifikasi :
90 - > Baik sekali
80 - 89 Baik
65 - 79 Cukup
55 - 64 Sedang
<- 54 Jelek

Jika seorang anak hanya mampu melakukan tes 3 menit 20 detik dan dihitung
DN I =80, DN II =75, DN III = 65, maka Indek kesegaran jasmaninya dihitung
sebagai berikut :

(3 x 60 + 20) x 100 20.000


= = = 45
2 x ( 80 + 75 + 65) 440

Angka 45 jika kita cocokan dengan klasifikasi kesegaran jasmani tergolong jelek.
Modivikasi untuk anak umur 12 – 18 tahun putra
• Tinggi bangku 45 cm
• Irama 30 kali permenit
• Lama tes 4 menit
Penggolongan : > 91 Luar biasa
81 - 90 Baik sekali
71 - 80 Baik
61 - 70 Cukup
51 - 60 Kurang
< 51 Jelek

12
Modivikasi Untuk anak umur 12 – 18 tahun putri
• Tinggi bangku 35 cm
• Irama 30 kali permenit
• Lama tes 4 menit
Penggolongan : > 85 Luar biasa
76 - 85 Baik sekali
66 - 75 Baik
56 - 65 Cukup
45 - 55 Kurang
< 45 Jelek

2.3. Aerobic test. (Cooper test).


Tes ini diciptakan oleh Cooper seorang ahli tes Pendidikan Jasmani dan
olahraga. Tujuannya untuk mengukur kondisi fisik seseorang melalui pengukuran
aerobic selama 12 menit.
Alat yang diperlukan :
Stopwatch, Alat tulis berupa kertas dan pena

Tempat tes :
Lintasan lari dengan keliling 400 m
Tenaga pembantu :
• Seorang pemberi aba aba dengan Stopwatch
• Seorang pencatat hasil
• seorang pengukur jarak tempuh
Pelaksanaan :
Dimulai dari star berdiri, testee berdiri dari belakang garis start. Begitu
diberi aba aba testee berlari selama 12 menit melingkari lintasan. Setelah aba
aba tanda 12 menit diberikan, testee berdiri ditempat, atau membuat tanda
dimana dia berada pada saat waktu tepat 12 menit. Kemudian petugas
pengukur jarak mengukur jarak yang telah ditempuh testee selama 12 menit

Penilaian :

13
Penilaian untuk testee diberikan berdasarkan tabel yang diciptakan
Cooper berikut :

Tabel 3. Klasifikasi fitnes dari Cooper

Jarak tempuh 12 menit Kategori Fitnes


Kurang 600 m Buruk sekali
1600 m – 2000 m Buruk
2000 m – 2400 m Sedang
2400 m – 2800 m Baik
Lebih dari 2800 m Baik sekali

Tes Aerobic dapat juga dilaksanakan dengan bentuk lain yaitu dengan lari sejauh
2,4 km pada lintasan atletik, kemudian dicatat waktu yang diperlukan testee
dalam menyelesaikan jarak tersebut
Masih banyak tes tes lain yang bertujuan mengukur physical fitness atau
kesegaran jasmani, seperti :
! Michigan pulse rate test for Physical fitness.
! Carlson Fatique test.
! Mc. Curdy condition tes.
! Magglinger condition test.
! Esslinger Fitness test.

Menentukan VO2max dari Tes Cooper


An estimate of your VO2max can be calculated as follows:
• (Distance covered in metres - 504.9) ÷ 44.73
For an estimate of your VO2max enter the Distance covered and then select the
'Calculate' button.

For an assessment of your VO2max score see the VO2max page.


Ideal Weight Table
The following table is a guide to a healthy weight range for each height and
gender based on the Body Mass Index (BMI) normal accetable range. The table
does not take into consideration your age or your frame size. A person with a

14
petite physique (small frame) should aim for an ideal weight at the lower end of
the range and a person of the same height but with a large frame could quite
satisfactorily weigh in at the top of the range.

Tabel 4 berat badan yang ideal

Height Men Women


Feet &
Metres lb Kg lb Kg
Inches
4' 7" 1.397 86 - 107 39 - 49 80 - 102 36 - 46
4' 7½" 1.410 88 - 109 40 - 49 82 - 104 37 - 47
4' 8" 1.422 90 - 111 41 - 50 83 - 106 38 - 48
4' 8½" 1.435 91 - 113 41 - 51 85 - 108 39 - 49
4' 9" 1.448 93 - 115 42 - 52 86 - 110 39 - 50
4' 9½" 1.461 95 - 117 43 - 53 88 - 112 40 - 51
4' 10" 1.473 96 - 119 44 - 54 89 - 114 41 - 52
4' 10½" 1.486 98 - 121 44 - 55 91 - 116 41 - 53
4' 11" 1.499 100 - 123 45 - 56 93 - 118 42 - 53
4' 11½" 1.511 101 - 125 46 - 57 94 - 120 43 - 54
5' 1.524 103 - 128 47 - 58 96 - 122 43 - 55
5' ½" 1.537 105 - 130 47 - 59 97 - 124 44 - 56
5' 1" 1.549 106 - 132 48 - 60 99 - 126 45 - 57
5' 1½" 1.562 108 - 134 49 - 61 101 - 128 46 - 58
5' 2" 1.575 110 - 136 50 - 62 102 - 130 46 - 59
5' 2½" 1.588 112 - 138 51 - 63 104 - 132 47 - 60
5' 3" 1.600 113 - 141 51 - 64 106 - 134 48 - 61
5' 3½" 1.613 115 - 143 52 - 65 107 - 137 49 - 62
5' 4" 1.626 117 - 145 53 - 66 109 - 139 49 - 63
5' 4½" 1.638 119 - 147 54 - 67 111 - 141 50 - 64
5' 5" 1.651 121 - 150 55 - 68 112 - 143 51 - 65
5' 5½" 1.664 123 - 152 56 - 69 114 - 145 52 - 66
5' 6" 1.676 125 - 154 56 - 70 116 - 147 53 - 67
5' 6½" 1.689 126 - 157 57 - 71 118 - 150 53 - 68
5' 7" 1.702 128 - 159 58 - 72 119 - 152 54 - 69
5' 7½" 1.715 130 - 161 59 - 73 121 - 154 55 - 70

15
5' 8" 1.727 132 - 164 60 - 74 123 - 157 56 - 71
5' 8½" 1.740 134 - 166 61 - 75 125 - 159 57 - 72
5' 9" 1.753 136 - 169 62 - 76 127 - 161 57 - 73
5' 9½" 1.765 138 - 171 63 - 78 128 -164 58 - 74
5' 10" 1.778 140 - 174 64 - 79 130 -166 59 - 75
5' 10½" 1.791 142 -176 64 - 80 132 - 168 60 - 76
5' 11" 1.803 144 - 179 65 - 81 134 - 171 61 - 77
5' 11½" 1.816 146 - 181 66 - 82 136 - 173 62 - 78
6' 0" 1.829 148 - 184 67 - 83 138 - 176 63 - 80
6' ½" 1.842 150 - 186 68 - 84 140 - 178 63 - 81
6' 1" 1.854 152 - 189 69 - 86 142 - 180 64 - 82
6' 1½" 1.867 154 - 191 70 - 87 144 - 183 65 - 83
6' 2" 1.880 157 - 194 71 - 88 146 - 185 66 - 84
6' 2½" 1.892 159 - 197 72 - 89 148 - 188 67 - 85
6' 3" 1.905 161 - 199 73 - 90 150 - 190 68 - 86
6' 3½" 1.918 163 - 202 74 - 92 152 - 193 69 - 88
6' 4" 1.930 165 - 205 75 - 93 154 - 196 70 - 89

VO2 max for various groups

The tables below, adapted from Wilmore and Costill (2005), detail normative data
for VO2max (ml/kg/min) in various population groups.

Non Athletes
Age Male Female
10-19 47-56 38-46
20-29 43-52 33-42
30-39 39-48 30-38
40-49 36-44 26-35
50-59 34-41 24-33
60-69 31-38 22-30
70-79 28-35 20-27

16
Athletes
Sport Age Male Female
Baseball 18-32 48-56 52-57
Basketball 18-30 40-60 43-60
Cycling 18-26 62-74 47-57
Canoeing 22-28 55-67 48-52
Football (USA) 20-36 42-60
Gymnastics 18-22 52-58 35-50
Ice Hockey 10-30 50-63
Orienteering 20-60 47-53 46-60
Rowing 20-35 60-72 58-65
Skiing alpine 18-30 57-68 50-55
Skiing nordic 20-28 65-94 60-75
Soccer 22-28 54-64 50-60
Speed skating 18-24 56-73 44-55
Swimming 10-25 50-70 40-60
Track & Field - Discus 22-30 42-55
Track & Field - Running 18-39 60-85 50-75
Track & Field - Running 40-75 40-60 35-60
Track & Field - Shot 22-30 40-46
Volleyball 18-22 40-56
Weight Lifting 20-30 38-52
Wrestling 20-30 52-65

TUGAS :
SETIAP MAHASISWA MENCARI DALAM LITERATUR ATAU SUMBER
BELAJAR LAINNYA SALAH SATU BENTUK TES CERDIOVASCULAR YANG
ADA UNTUK MENGUKUR KESEGARAN JASMANI, DESKRIPSIKAN,

17
PAHAMI CARA PELAKSANAANNYA, PAHAMI TEMPAT DAN
PENSKORANNYA, NANTI AKAN KITA PRAKTEKAN PENGAMBILAN
DATANYA DILAPANGAN

Athlete's Vo2max Scores

The following are the Vo2max scores for a selection of the top female and male
athletes.

VO2max (ml/kg/min) Athlete Gender Sport/Event


96.0 Espen Harald Bjerke Male Cross Country Skiing
96.0 Bjorn Daehlie Male Cross Country Skiing
92.5 Greg LeMond Male Cycling
92.0 Matt Carpenter Male Marathon Runner
92.0 Tore Ruud Hofstad Male Cross Country Skiing
91.0 Harri Kirvesniem Male Cross Country Skiing
88.0 Miguel Indurain Male Cycling
87.4 Marius Bakken Male 5K Runner
85.0 Dave Bedford Male 10K Runner
85.0 John Ngugi Male Cross Country Runner

73.5 Greta Waitz Female Marathon runner


71.2 Ingrid Kristiansen Female Marathon Runner
67.2 Rosa Mota Female Marathon Runner

18
DAFTAR BACAAN

1. Arma Abdoellah, (1990) Evaluasi Pendidikan Olahraga, FKIK IKIP: Yogyakarta

2. Baumgartner, Ted A and Jackson, Andrew S (1995) Measurement and


Evaluation and

3. Kirkendal, D. Joseph, J.Johnson, Robert E (1967) Measurement and


Evaluation for Physical Educator, Champain Illionis.

4. Nurhasan (2000) Tes Pengukuran dan Evaluasi Olahraga FPOK UPI


Bandung.

5. Suharsimi Arikunto, (2000) Dasar dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,

19

Anda mungkin juga menyukai