Anda di halaman 1dari 4

Name : Yostian Hadinata

NIM : 201901020001
Student ID : 12019000275
Faculty/Major : Economics and Business/Accounting
Section :A
Course : Aspek Hukum Dalam Bisnis – ACT 112
Instructors : Valerie Paskalia Selvie Sinaga, S.H., L.L.M., Ph.D

A. Hukum Dagang
Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan
pihak lain yang berkaitan dengan urusan-urusan dagang. Definisi lain menyatakan bahwa
hukum dagang merupakan serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha
atau kegiatan perusahaan.
Hukum dagang masuk dalam kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan.
Alasannya karena hukum dagang berkaitan dengan tindakan manusia dalam urusan
dagang. Oleh karena itu hukum dagang tidak masuk dalam hukum kebendaan. Kemudian
hukum dagang juga berkaitan dengan hak dan kewajiban antarpihak yang bersangkutan
dalam urusan dagang. Hukum perikatan mengatur hal ini. Itulah sebabnya hukum dagang
dikategorikan ke dalam hukum perikatan. Hukum perikatan adalah hukum yang secara
spesifik mengatur perikatan-perikatan dalam urusan dagang.

B. Hukum Perdata
Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak dan kepentingan antar
individu dalam masyarakat. Tradisi hukum di daratan Eropa (civil law) mengenal
pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau hukum
perdata. Dalam sistem Anglo-Saxon (common law) tidak dikenal pembagian semacam ini.

C. Hukum Bisnis
Hukum bisnis merupakan suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan
dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
entepreneur dalam resiko dan usaha tertentu dengan motif mendapatkan keuntungan
tertentu pula.
Adapun fungsi dari hukum bisnis antara lain sebagai sumber informasi yang
berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajiban dalam praktisi
bisnis, agar terwujudnya watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis.

2
Contoh hukum bisnis adalah undang- undang perlindungan konsumen (UU No. 8
tahun 1999). Dalam undang- undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur
tentang kewajiban pengusaha mencantumkan lebel halal dan kadaluarsa pada setiap
produk yang ia keluarkan. Dengan kewajiban tersebut konsumen terlindungi
kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika produk sudah kadaluarsa. Begitu juga
dengan konsumen umat islam adanya lebel halal akan terjamin dari mengkonsumsi
produk haram.
Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena pihak-pihak yang terlibat dalam
persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih daripada sekadar janji serta itikad
baik saja. Kemudian adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang
dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak
memenuhi janjinya.

D. Perbedaan Hukum Dagang, Hukum Perdata, dan Hukum Bisnis


Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak dan kepentingan antar
individu dalam masyarakat. Hukum Perdata lebih luas dibandingkan dengan Hukum
Perdata dan Hukum Bisnis. Hukum Bisnis adakah kaidah hukum yang di dalamnya
mengatur segala macam tata pelaksanaan kegiatan dagang, kegiatan industri dan atau
keuangan yang berhubungan dengan pertukaran barang atau produksi. Hukum bisnis
berkaitan dengan tata dagang yang lebih modern dengan sifat open transaction baik itu
yang menyangkut pertukarang barang atau pun jasa. Adapun contoh cakupan hukum
bisnis antara lain Jual Beli, Pasar Modal, Likuidasi dan Kepailitan, Investasi Modal, Hak
Kekayaan Intelektual, Anti-Monopoli, Asuransi, Merger dan Akuisasi, Perkereditan,
Surat Berharga dan masih banyak lagi lainnya.
Merupakan kaidah hukum ekonomi yang cakupannya tradisional dan sempit
karena hanya meliputi persoalan dagang atau jual beli saja. Hukum dagang masuk dalam
kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan. Hukum dagang tidak melingkupi apa
apa yang ada di luar dunia usaha atau bisnis dalam lintas perdagangan. Oleh sebab itu
banyak ahli yang berpendapat bahwa Hukum Bisnis adalah hukum dagang yang diperluas
karena ia tak hanya mencakup persoalan jual beli tetapi hal lain seperti dijelaskan di atas. 

2
E. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh
kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan
baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bahasa Latin, acquisitio, dari kata
kerja acquirere.

F. Konsolidasi
Konsolidasi adalah dua buah perusahaan yang bergabung bubar demi hukum dan
sebagai gantinya didirikan suatu perusahaan dengan nama yang baru meskipun secara
perusahaan baru tersebut mengambil alih aset hak dan kewajiban dari 2 perusahaan yang
bubar tersebut.
Saat ini dalam perkembangannya, kebutuhan masyarakat setiap harinya menjadi
tolak ukur betapa beragamnya media menjadi tujuan utama orang-orang. Keberagaman
jenis perusahaan semakin terlihat jelas, dan banyak pula diantaranya yang memiliki
orientasi keuntungan dalam berbisnis. Integrasi yang terjadi dalam perusahaan atau
pemusatan kepemilikan perusahaan, berarti lebih sedikit perusahaan yang memiliki
media. Perusahaan media menjadi bentuk perusahaan yang lebih besar, yang memiliki
bentuk perushaan lain yang beroperasi di area bisnis berbeda. Pemusatan media telah
memengaruhi hubungan antara beberapa jenis organisasi media dengan satu orang
konglomerat didalamnya.

G. Merger
Merger adalah suatu proses penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
perusahaan saja, dimana perusahaan tersebut mengambil dengan cara menyatukan saham
berupa aset dan non aset perusahaan yang di merger.
Perusahaan yang melakukan merger dengan perusahaan lainnya harus memiliki
paling tidak 50% saham dan sisanya bisa di miliki oleh investor dari luar perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya,
perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang
dibeli

2
2

Anda mungkin juga menyukai