Anda di halaman 1dari 3

1.

Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Internasional, Meliputi:


 Tarif
Tarif Adalah Sejenis Pajak Yang Dikenakan Atas Barang-Barang Yang
Diimpor. Tarif Spesifik (Specific Tariffs) Dikenakan Sebagai Beban Tetap Atas
Unit Barang Yang Diimpor. Misalnya $6 Untuk Setiap Barel Minyak). Tarifold
Valorem (Od Valorem Tariffs) Adalah Pajak Yang Dikenakan Berdasarkan
Persentase Tertentu Dari Nilai Barang-Barang Yang Diimpor (Misalnya, Tariff
25 Persen Atas Mobil Yang Diimpor). Dalam Kedua Kasus Dampak Tarif Akan
Meningkatkan Biaya Pengiriman Barang Ke Suatu Negara.
 Subsidi Ekspor
Subsidi Ekspor Adalah Pembayaran Sejumlah Tertentu Kepada
Perusahaan Atau Perseorangan Yang Menjual Barang Ke Luar Negeri, Seperti
Tariff, Subsidi Ekspor Dapat Berbentuk Spesifik (Nilai Tertentu Per Unit
Barang) Atau Od Valorem (Presentase Dari Nilai Yang Diekspor). Jika
Pemerintah Memberikan Subsidi Ekspor, Pengirim Akan Mengekspor,
Pengirim Akan Mengekspor Barang Sampai Batas Dimana Selisih Harga
Domestic Dan Harga Luar Negeri Sama Dengan Nilai Subsidi. Dampak Dari
Subsidi Ekspor Adalah Meningkatkan Harga Dinegara Pengekspor Sedangkan
Di Negara Pengimpor Harganya Turun.
 Pembatasan Impor
Pembatasan Impor (Import Quota) Merupakan Pembatasan Langsung Atas
Jumlah Barang Yang Boleh Diimpor. Pembatasan Ini Biasanya Diberlakukan
Dengan Memberikan Lisensi Kepada Beberapa Kelompok Individu Atau
Perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat Membatasi Impor Keju. Hanya
Perusahaan-Perusahaan Dagang Tertentu Yang Diizinkan Mengimpor Keju,
Masing-Masing Yang Diberikan Jatah Untuk Mengimpor Sejumlah Tertentu
Setiap Tahun, Tak Boleh Melebihi Jumlah Maksimal Yang Telah Ditetapkan.
Besarnya Kuota Untuk Setiap Perusahaan Didasarkan Pada Jumlah Keju Yang
Diimpor Tahun-Tahun Sebelumnya.

2. Sebagai Berikut :

 1.Semakin Berkurangx SDA


2.Menyempitx Lapangan Kerja
3.Adax Tekanan Dan Distrimirasi Politik, Agama Dan Ras
4.Ketidakcocokan Dengan Budaya Dan Adat
5.Adax Bencana Alam
3. Adapun Jenis-Jenis Ekonomi Kreatif Yang Diantaranya Yaitu:

 Periklanan “Advertising”
 Arsitektur
 Pasar Barang Seni
 Kerajinan “Craft”
 Desain
 Fesyen “Fashion”
 Video, Film Dan Fotografi
 Permainan Interaktif “Game”
 Musik
 Seni Pertunjukan “Showbiz”

4. Kendala Historis
1. Dikemukakan Bahwa Ditinjau Secara Historis Ada Kurun Waktu Tertentu
Yang Merupakan Puncak Kejayaan Kreativitas. Sebaliknya Pula Kurrun Waktu
Yang Tidak Menunjang Bahkan Menghambat Pengembangan Kreativitas
Perorangan Maupun Kelompok.
Shallcross Menyebut Sebagai Contoh Di Dunia Barat, Kehidupan Pada Abad
Victoria Tidak Memberikan Banyak Kebebasan Untuk Perilaku Termasuk
Pemikiran Anggota Masyarakatnya.

2.       Kendala Biologis
Dari Sudut Tinjau Biologis, Beberapa Pakar Menekankan Bahwa
Kemampuan Kreatif Merupakan Ciri Herediter, Sementara Pakar Lainnya
Percaya Bahwa Lingkungan Menjadi Faktor Penentu Utama. Harus Diakui
Bahwa Gen Yang Diwarisi Berperan Dalam Menentukan Batas-Batas
Inteligensi, Tetapi Sering Dalam Hal Inteligensi Kreatif, Hereditas Lebih
Banyak Digunakan Sebagai Alasan Daripada Merupakan Kenyataan.

3.       Kendala Fisiologis
Seseorang Dapat Mengalami Kendala Faali Karena Terjadi Kerusakan Otak
Karena Penyakit Atau Karena Kecelakaan. Atau Seseorang Menyandang Salah
Satu Ketunaan Fisik Yang Menghambatnya Untuk Rnengungkapkan
Kreativitasnya.

5. Pertama, Penetapan 16 Subsektor Ekonomi Kreatif Belum Diiringi Upaya


Penyiapan Yang Sistemik, Khususnya Pada Tataran Regulasi Dan Infrastruktur
Penunjang. Artinya, Sebagian Besar Pemerintah Daerah Belum Menyadari
Keberadaan Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Talenta Baru Yang Dapat
Menghasilkan Nilai Tambah Ekonomi Dan Bahkan Memicu Daya Saing Daerah

.
Kedua, Kehadiran Ekonomi Kreatif Sebagai Wujud Ide Kreatif-Inovatif
Masyarakat Dan Manfaat Keekonomiannya, Belum Mampu Menstimulasi
Pemerintah Daerah Khususnya Untuk Segera Merespons Melalui Pengaturan
Dan Penataan Serta Pengembangan Usaha Dan Produk-Produk Kreatif Yang
Mampu Memberikan Nilai Tambah Ekonomi Dan Nilai Kemanfaatan Yang
Dapat Langsung Dirasakan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai