Kasus Kelompok 3 Ibu Fe
Kasus Kelompok 3 Ibu Fe
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn Y
Umur : 29 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Ngaglik Baru No 35 Bendungan Gajah Mungkur Semarang
No CM :
Tgl masuk : 1 – 12 - 2004 jam 7.15
Hari di ICU : 2
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S.B
Umur : 35 tahun
Alamat : Jl. Pungkuran 303, Mranggen Demak
Hubungan : saudara
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Terpasang endotrakheal tube dimulut,sekret (+),suara dasar nafas vesikuler,
wheezing (+), Ronkhi (+) di seluruh lapang paru, stridor (-)
2. Breathing
Irama nafas teratur, dangkal, menggunakan otot bantu penafasan
( sternokloidomastoideus), menggunakan ventilator IPPV
( respiratori rate/MS : 22/12, tidal volume : 560, PEEP 5, FiO2 100%)
3. Circulation
Klien gelisah, TD : 200/90 mmHg, MAP : 114, HR : 146 X/Menit, SPO2
84%, Capilary refill > 3 detik, tidak sianosis, produksi urine 100 cc/jam ,
mulut sianosis, kulit pucat
4. Disability
• Reaksi membuka mata : jika di suruh / ada perintah (3)
• Respon verbal : klien dapat mengetahui dimana dia berada, siapa dirinya,
kjalimat yang diucapkan baik, orientasi baik, maka kita nilai respon verbal
dengan angka (5)
• Respon Motorik : mengikuti perintah yang kita berikan (6)
Nilai GCS klien 14, berarti kesadaran klien baik
DIAGNOSA KEPERAWATAN UNTUK PENGKAJIAN PRIMER :
1) Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan
nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot
pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi,
penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada
permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu
pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient.
3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik
vena dan penurunan curah jantung,edema,hipotensi.
INTERVENSI KEPERWATAN:
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan
nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan,
batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
- Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih
dan ronchi (-)
- Pasien bebas dari dispneu
- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
- Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Independen
- Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : klien mengalami gagal nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
F. PROGRAM:
a. Diet : susu 250 cc/ 4 jam
b. Infus : Kaen Mg 3 Fl/24jam, asering Fl/24 jam
c. Syrine pump :
Dormicum 2 mg/jam
Aminophilin 0,7 mg/kg BB/jam
Norcuron 2 mg/jam
Actrapid 4 ui/jam
Antidiuretik
d. Injeksi : cefotaxim 1 gr/8 jam
Nebulizer : ventolin 1cc + berotec 1cc + bisolvon 1cc) dan nacl 0,9 % 6 cc
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan
deuritik, ke-luaran cairan kompartemental
2. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan
status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh
mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa
tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
INTERVENSI KEPERAWATAN:
1 Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan
deuritik, ke-luaran cairan kompartemental
Menunjukan volume cairan normal dalam waktu 3 x 24 jam dengan criteria :
TD, Nadi, BB dan haluan urine dalam batas normal
1. Awasi Tanda Vital seperti TD, RR, Nadi
2. Catat perubahan mental, turgor kulit, hidrasi, mukosa dan karakteristik
Sputum
3. Ukur / hitung masukan, pengeluaran dan keseimbangan cairan
4. Timbang BB tiap hari
Kolaborasi
5. Berikan cairan IV sesuai indikasi dan control secara teratur
6. Awasi / ganti elektrolit sesuai indikasi 1. Kekurangan / perpindahan
cairan meningkatkan RR, TD, dan mengurangi frekuensi Nadi
2. Penurunan curah jantung mempengaruhi perfusi / fungsi serebral
3. Memberikan informasi tentang status cairan umum
4. Perubahan BB cepat menunjukan gangguan dalam air tubuh total
5. Memperbaiki / mempertahankan volume sirkulasi dan tekanan osmotic
6. Elektrolit khususnya kalium dan natrium mungkin menurun sebagai
akibat terapi diuretic