Anda di halaman 1dari 12

Vol.1 No.

6 Nopember 2020 1211


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ANALISIS POTENSI WISATA KULINER IKAN BAKAR SEBAGAI DAYA TARIK
WISATA DI PANTAI BLIMBINGSARI BANYUWANGI

Oleh
Novi Arista Agustin1), Kanom2) & Randhi Nanang Darmawan3)
1,2,3
Program Studi DIV Manajemen Bisnis Pariwisata, Politeknik Negeri Banyuwangi,
Jl. Raya Jember Km. 13, Labanasem, Kabat, Banyuwangi 68461
Email: noviaristalmtk@gmail.com, 2kanom@poliwangi.ac.id & 3randhi@poliwangi.ac.id
1

Abstrak
Daya Tarik Wisata Kuliner di Banyuwangi merupakan salah satu yang sangat diminati wisatawan
mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pantai Blimbingsari merupakan destinasi pariwisata
dengan ikan bakar sebagai salah satu daya tariknya dengan lokasi yang sangat strategis terlebih
dekat dengan Bandara Internasional Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
Mengidentifikasi potensi wisata kuliner ikan bakar sebagai daya tarik wisata di Pantai
Blimbingsari. 2) Mengidentifikasi pengelolaan wisata kuliner di Pantai Blimbingsari. 3)
Mengetahui dampak adanya wisata kuliner ikan bakar di Pantai Blimbingsari. Pendekatan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi dokumen, wawancara, studi literatur,
dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis IFE/EFE dan reduksi. Hasil
penelitian ini adalah: 1) faktor kekuatan terbesarnya yaitu akses yang menunjang, 2)Faktor
kelemahannya yaitu kurangnya pengelolaan terkait food hygiene, 3)Faktor peluangnya yaitu
kemajuan teknologi yang memudahkan wisata kuliner semakin dikenal, 4)Faktor ancamannya
yaitu adanya Covid-19. Hasil reduksi data menunjukkan keberadaan wisata kuliner memberikan
dampak yang besar bagi masyarakat yang berkontribusi dalam pengelolaan wisata di Blimbingsari.
Kata Kunci: Wisata Kuliner, Ikan Bakar & Daya Tarik Wisata

PENDAHULUAN kategori objek wisata yang dikembangkan


Pariwisata merupakan sektor yng sesuai zona/wilayah WPP.
berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka Selain itu, disamping tingginya minat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wisatawan dan besarnya potensi yang dimiliki
Indonesia. Pariwisata di Banyuwangi memiliki pantai Blimbingsari terdapat banyak
prospek yang besar juga sebagai kekuatan kekurangan dalam pengelolaan wisata kuliner
ekonomi Banyuwangi karena tingkat yang perlu dianalisis lebih dalam sehingga
kunjungan yang terus mengalami kenaikan. potensinya dapat dijadikan sebagai daya tarik
Peneliti melakukan penelitian di Pantai bagi pantai Blimbingsari.
Blimbingsari dan fokus pada wisata kuliner Dengan bergaman daya Tarik wisata
karena selain wisata pantai yang sudah dikenal yang dimiliki pantai Blimbingsari idealnya
juga terdapat wisata kuliner yang menyajikan dapat dikembangkan potensi serta daya Tarik
makanan khas berbahan ikan laut dan aneka yang ada seperti wisata kuliner ikan bakarnya
seafood yang bisa menjadi daya tarik bagi dan hal tersebut sangat relevan dan efektif jika
pantai blimbingsari. Kemudian dalam dikembangkan dengan pengembangan
peraturan daerah kabupaten Banyuwangi No.13 pariwisata berbasis masyarakat sebagaimana
Th. 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan pada destinasi pariwisata The Mandalika Kuta
Kepariwisataan Banyuwangi menyebutkan Lombok yang berlokasi di Kawasan Ekonomi
bahwa Pantai Blimbingsari termasuk dalam Khusus Pariwisata Mandalika, Lombok, Nusa

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1212 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tenggara Barat, Indonesia (Kanom & Zazilah,
2019).
Adapun dalam pengembangannyapun
idelanya tetap memperhatikan pada potensi LANDASAN TEORI
yang ada termasuk daya Tarik wisata berupa Sebagai dasar guna memperkuat hasil
wisata kuliner ikan bakarnya. pengembangan penelitian ini berikut terdapat beberapa hal
tersebut idealnya menitikbertakan pada yang sangat relevan diantaranya adalah;
pariwisata berkelanjutan dengan senantiasa 1. Pariwisata
menerapkan Sapta Pesona Wisata pada setia Menurut Undang-undang Pemerintah
destinasi pariwisata (Kanom, Darmawan, & Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Nurhalimah, 2020) menjelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai
Pantai Blimbingsari dengan potensinya macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
yang ada idealnya dapat berkembang fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
sebagaimana destinasi pariwisata lainnya di masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
Banyuwangi seperti halnya, Pantai Marina Pemerintah Daerah.
Boom, Pantai Merah dan lainnya. Dan dalma Kemudian menurut Cooper, et al. dalam
penelitian ini bertujuan sebagai berikt guna Suwena dan Widyatmaja (2017) menyebutkan
mengetahui potensi wisata kuliner ikan bakar 4 faktor penentu keberhasilan destinasi
sebagai daya tarik wisata di pantai blimbingsari pariwisata yaitu Attraction (Daya Tarik),
banyuwangi., dalam pengelolaan wisata kuliner Access (Aksesbilitas), Amenities (Fasiliitas),
ikan bakar di Pantai Blimbingsari Ancilary Service (Layanan Pendukung)
Banyuwangi., serta mengetahui dampak adanya 2. Daya Tarik Wisata
wisata kuliner ikan bakar bagi masyarakat Pengertian tentang daya tarik dijelaskan
sekitar Blimbingsari Banyuwangi. dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Mengacu pada tujuan tersebut di atas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
tetap menitik beratkan pada pembangunan dan Pasal 1 yang mengatakan bahwa : “Daya tarik
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan,
(Sustainable Tourism Development), seperti keindahan, dan nilai yang berupa
halnya mengenai analisis dampak sosial keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
budaya, ekonomi dan lingkungan secara hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
menyeluruh guna dapat meminimalisir dampak tujuan kunjungan wisatawan”.
negatif dari kegiatan kepariwisataan itu sendiri 3. Potensi
(Kanom & Darmawan, 2020). Menurut Senna (2014) menjelaskan bahwa
Pantai Blimbingsari sangatlah strategis dan potensi pariwisata adalah kemampuan,
potensi wisata kuliner sebagai daya tarik wisata kesanggupan, kekuatan, dan daya untuk
memiliki peluang besar untuk meningkatkan mengembangkan segala sesuatu yang
pendapatan masyarakatnya, tetapi wisata ini berhubungan dengan perjalanan, pelancongan,
masih tergolong wisata baru. Jadi wisata atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini
kuliner masih sangat perlu perhatian dari pengembangan produk objek dan daya tarik
pemerintah maupun pihak-pihak pengelola wisata.
yang berada dibidang tersebut. Selain itu, 4. Wisata Kuliner
disamping tingginya minat wiatawan dan Wisata kuliner menurut Asosisasi
besarnya potensi yang dimiliki Pantai Pariwisata Kuliner Internasional (ICTA) dalam
Blimbingsari, terdapat banyak kekurangan Harsana (2008) merupakan kegiatan makan
yang perlu dianalisis lebih dalam sehingga dan minum yang memiliki keunikan, dilakukan
potensinya dapat dijadikan daya tarik bagi oleh setiap pelancong yang berwisata.
Pantai Blimbingsari. Sementara itu, menurut Tin & Duarte dalam

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.6 Nopember 2020 1213
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Prabudi (2015) menjelaskan bahwa pengambilan sumber data dengan
berdasarkan persepsi kualitas dan harga sesuai pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
dengan karakteristik wisatawan, unsur-unsur ini, misalnya orang tersebut yang dianggap
yang ada pada spot wisata kuliner adalah akses, paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
kualitas kuliner, keberagaman kuliner baik mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
makanan maupun minuman, layanan, suasana, memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi
kebersihan, keamanan, dekorasi, harga, dan sosial yang diteliti (Sugiyono, 2020).
fasilitas pendukung.
5. Food Hygiene HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Depkes RI Tahun 2004 Pantai Blimbingsari yang terletak di
menjelaskan bahwa hygiene adalah upaya pesisir timur Pulau Jawa tepatnya di Dusun
kesehatan dengan cara memelihara dan Bantengan, Desa Blimbingsari, Kecamatan
melindungi kebersihan subyeknya seperti Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Dahulu
kebersihan piring, membuang bagian makanan Pantai Blimbingsari lebih dikenal sebagai salah
yang rusak untuk melindungi makanan secara satu kawasan wisata pantainya. Namun, saat ini
keseluruhan. Higiene bahan makanan terdiri wisata Pantai Blimbingsari juga mulai dikenal
dari tahap persiapan, proses pengolahan dan dengan wisata kuliner ikan bakarnya yang khas
penyajian makanan merupakan hal penting Banyuwangi.
dalam pencegahan keracunan makanan. Berikut merupakan hasil temuan dalam
6. Pariwisata Berbasis Masyarakat penelitian ini diantaranya adalah;
Dalam pengembangan pariwisata berbasis 1. Potensi
masyarakat, masyarakat menjadi pelaku Potensi merupakan kekuatan dan
kegiatan wisata dalam hal pengelolaan sumber kesanggupan yang dimiliki oleh suatu destinasi
daya alam, budaya, serta segala aktivitas wisata. Potensi yang dimiliki Wisata Kuliner
kepariwisataan di destinasi wisata. Ikan Bakar di Pantai Blimbingsari sangatlah
Sunaryo (2013) juga mengungkapkan pada banyak dan beraneka ragam, tidak hanya
dasarnya terdapat tiga prinsip dalam strategi mengenai produk makanan yang ditawarkan
perencanaan pembangunan kepariwisatan yang tetapi juga terdapat atraksi budayanya.
berbasis pada masyarakat atau community Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
based tourism, yaitu: didapatkan potensinya sebagai berikut.
1. Mengikutsertakan anggota masyarakat - Wisata Kuliner Ikan Bakar yang Khas Di
dalam pengambilan keputusan. Banyuwangi
2. Adanya kepastian masyarakat lokal - Keindahan Alam Pantai
menerima manfaat dari kegiatan - Festival Budaya Petik Laut
kepariwisataan. - Aksesbilitas Yang Menunjang Wisata
Pendidikan kepariwisataan bagi Kuliner Ikan Bakar Blimbingsari
masyarakat lokal. - Lokasi Wisata Kuliner Ikan Bakar
Blimbingsari yang Strategis
METODE PENELITIAN - Keterlibatan Masyarakat Dalam
Pendekatan penelitian ini menggunakan Pengelolaan Wisata Kuliner Ikan Bakar
deskriptif kualitatif. Teknik Analisis yang Blimbingsari
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis - Tersedianya Fasilitas Wisata (Toilet, Pos
IFE/EFE dan Reduksi. Teknik pengumpulan Keamanan, Loket, Toko Souvenir, Gazebo,
data menggunakan observasi, wawancara, studi Penginapan, Tempat Parkir)
literatur dan yang relevan. - Penyewaan Kuda Hias di Pantai
Teknik sampling yang digunakan dalam Blimbingsari
penentuan narasumber adalah purposing - Deretan Perahu Nelayan Sebagai Spot Foto
sampling. Purposive sampling adalah teknik Bagi Wisatawan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1214 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
- Adanya Pengelolaan Terkait Food Hygiene Gambar 2. Panorama Sun Rise di Pantai
2. Evaluasi Faktor Internal Blimbingsari
A. Kekuatan
1. Wisata Kuliner Ikan Bakar yang Khas Di
Banyuwangi
Pantai Blimbingsari merupakan salah
satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten
Banyuwangi karena memiliki wisata kuliner
yang khas yaitu masakan berbahan dasar hasil
laut terutama ikan bakar dengan bumbunya
yang khas. Kuliner ikan bakar tersebut dapat
dinikmati oleh wisatawan pada 15 warung
lesehan ikan bakar yang tersebar di pinggiran
pantai Blimbingsari. Biasanya warung lesehan Sumber: (Dokumentasi Peneliti, 2020)
dipantai Blimbingsari dalam sehari bisa 3. Aksesbilitas Yang Menunjang Wisata
menghabiskan 10 – 11 kilogram ikan segar. Kuliner Ikan Bakar Blimbingsari
Sedangkan dihari libur atau weekend, warung Akses yang harus dilalui para
lesehan bisa menjual hingga 70 kilogram. wisatawan yang ingin menuju Pantai
Gambar 1. Ikan Bakar Blimbingsari Blimbingsari ini terbilang sangat mudah dan
memadahi karena kondisi jalannya sudah
beraspal. Hal ini dikarenakan lokasi dari pantai
ini yang dekat dengan Bandara Blimbingsari,
sehingga infrastrukturnya sudah dikelola
dengan baik.
4. Keterlibatan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Wisata
Di Pantai Blimbingsari masyarakat
benar – beanar berperan aktif dalam mengelola
dan mengembangkan wisata kulinernya. Jadi,
semua yang ada di Pantai Blimbingsari
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020 termasuk wisata kuliner ikan bakar di
Blimbingsari sendiri dikelola oleh pihak Desa
2. Keindahan Alam Pantai Dan Budaya Petik Blimbingsari dengan melibatkan masyarakat
Laut yang Memperkuat Adanya Wisata setempat, serta dukungan dari pemerintah
Kuliner 5. Tersedianya Fasilitas Wisata
Wisatawan yang datang ke blimbingsari Fasilitas merupakan hal yang perlu
bisa menikmati kendahan pantai sambil mencicipi diperhatikan karena berhubungan dengan
kuliner ikan bakar yang khas.. Wisatawan yang kenyamanan wisatawan. Fasilitas yang tersedia
datang di pagi hari juga bisa melihat indahnya di Blimbingsari seperti warung maakan dan
sunrise. Selain itu juga terdapat atraksi budaya di akomodasi sendiri sudah ada.
pantai ini yaitu festival petik laut yang diadakan tiap Selain itu terdapat fasilitas lainnya yang ada di
1 tahun sekali sebagai wujud syukur atas hasil laut Pantai Blimbingsari yaitu toilet, gazebo, toko
yang melimpah dan untuk keselamatan kerja.
souvenir/oleh-oleh, tempat parkir, Pos AL
Blimbingsari.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.6 Nopember 2020 1215
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
B. Kelemahan Gambar 3. Prosesn Pengolahan Ikan Bakar
1. Belum Ada Standarisasi Harga di Warung Blimbingsari
– Warung Lesehan Ikan Bakar
Blimbingsari
Berdasarkan data dari narasumber tidak
ada patokan/standar harga sama yang
diterapkan oleh seluruh warung lesehan ikan
bakar Blimbingsari. Salah seorang pelaku
usaha sekaligus perintis wisata kuliner ikan
bakar, Pak Buang mengatakan bahwa:

“Selama ini belum ada standarisasi harga


antar warung lesehan, tarif yang harus
dibayarkan untuk menikmati ikan bakar
dengan kualitas super seperti ikan kakap Sumber: (Dokumentasi Peneliti, 2020)
merah, bawal, kerapu dan dorang berkisar C. Matriks IFE
antara Rp 100.000 – Rp 120.000, Matriks IFE (Internal Factor
sedangkan untuk ikan biasa seperti ikan Evaluation) digunakan peneliti untuk
menganti, putihan, dan jenggotan harganya menganalisis faktor internal yang bertujuan
berkisar antara Rp 70.000 – Rp 90.0000”. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang
(Wawancara Dengan Pelaku Usaha Buang, dimiliki Wisata Kuliner Ikan Bakar
2020) Blimbingsari Banyuwangi.
2. Pengelolaan Jam Operasional Tiket Masuk Berikut merupakan hasil dari analisis
Kurang Maksimal matriks IFE Wisata Kuliner Ikan Bakar
Dalam hal ini tiket masuk hanya Blimbingsari yang dapat dilihat pada tabel 4.1
diberlakukan dihari sabtu dan minggu saja berikut ini.
mulai pukul 7 pagi sampai pukul 5 sore. Tabel 1. Matriks IFE Wisata Kuliner Ikan
3. Masih Kurangnya Pengelolaan Terkait Bakar Blimbingsari
INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Food Hygiene
Pengelolaan terkait food hygiene bahan Kekuatan

makanan mulai dari tahap persiapan, proses A. Wisata kuliner ikan 0,125 4 0,499
bakar yang khas di
pengolahan dan penyajian makanan adalah hal Banyuwangi
yang paling penting dalam pencegahan B. Keimdahan alam pantai 0,125 3 0,374
dan budaya petik laut
keracunan makanan. yang memperkuat
Berdasarkan observasi dan wawancara, adanya wisata kuliner
C. Adanya aksesbilitas 0,164 4 0,655
sebenarnya seluruh warung lesehan ikan bakar yang menunjang Wisata
sudah melewati standar hygiene dari Kuline Ikan Bakar
Blimbingsari
puskesmas Badean. Hanya saja taraf hygiene D. Adanya keterlibatan 0,125 4 0,499
dari warung – warung lesehan berdasarkan hasil masyarakat dalam
pengelolaan wisata
dari pemeriksaan yang dilakukan pihak Blimbingsari
puskemas masih di taraf cukup E. Tersedianya fasilitas 0,190 3 0,571
wisata

Total Kekuatan 2,597

Kelemahan

F. Belum ada standarisasi 0,149 2 0,298


harga di warung –
warung lesehan ikan
bakar Blimbingsari

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1216 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
G. Pengelolaan jam 0,123 2 0,245 3. Adanya dukungan pemerintah untuk
operasional tiket masuk
kurang maksimal mengembangkan wisata kuliner
H. Masih kurangnya 0,180 2 0,360 Dukungan pemerintah sangatlah
pengelolaan terkait food
hygiene (pengolahan,
penting sehingga potensi yang ada dapat
peralatan, dan dikelola secara maksimal. Diblimbingsari
penyimpanan)
sendiri pengelolaan wisata kuliner tidak lepas
Total Kelemahan 0,904 dari peran pemerintah seperti, pembangunan
infrastruktur, adanya tebing tepi pantai
Total Skor Tertimbang 3,501 blimbingsari.
B. Ancaman
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2020
1. Tersedianya Wisata Kuliner yang Beragam
di Daerah Lain
4. Evaluasi Faktor Eksternal
Pada saat ini kuliner di daerah – daerah
A. Peluang
Banyuwangi semakin menghadapi persaingan
1. Tersedianya Bandara Internasional
yang tajam. Banyak bermunculan wisata
Banyuwangi
kuliner dari daerah lain, misalnya Wisata
Keberadaan bandara yang dekat dengan
Kuliner Pasar Wit – Witan, Arabian Street
wisata kuliner yaitu hanya berjarak sekitar 1
Food,Kawasan Kuliner Ikan Bakar Pantai
km, memberikan peluang tersendiribagi
Cacalan. Belum lagi bermunculan kuliner-
wisatawan yang baru mendarat di Banyuwangi
kuliner francise seperti Pizza Hut dan KFC.
untuk sejenak istirahat melihat pantai dan
2. Adanya Potensi Bencana Alam
mencicipi kuliner ikan bakar khas
Banyuwangi menjadi wilayah yang
Blimbingsari.
rawan gempa karena letaknya yang berdekatan
Gambar 4. Banyuwangi International
dengan jalur lintasan gempa. Apalagi
Airport
Banyuwangi memiliki garis pantai paling
panjang di Jawa Timur.
3. Adanya Wabah Covid-19
Adanya wabah COVID-19,
mengakibatkan penurunan wisatawan yang
datang. Bahkan saat peneliti beberapa kali
melakukan observasi dan wawancara hanya
terlihat 2-4 warung yang dikunjungi wisatawan,
padahal saat itu adalah weekend.
C. Matriks EFE
Matriks EFE (External Factor
Evaluation) digunakan peneliti untuk
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020
menganalisis faktor ekternal yang bertujuan
mengidentifikasi peluang dan ancaman dari
2. Kemajuan Teknologi yang Memudahkan
luar terhadap Wisata Kuliner Ikan Bakar
Wisata Kuliner Ikan Bakar Semakin
Blimbingsari Banyuwangi. Berikut merupakan
Dikenal
hasil dari analisis matriks EFE Wisata Kuliner
Kemajuan teknologi memudahkan
Ikan Bakar Blimbingsari dapat dilihat pada
wisata kuliner semakin dikenal. Dengan
tabel 2 berikut.
kemajuan teknologi terkait penggunaan media
sosial bisa memberikan kesempatan
mengenalkan wisata kuliner ikan bakar
blimbingsari secara lebih luas dan lebih cepat.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.6 Nopember 2020 1217
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 2. Matriks EFE Wisata Kuliner Ikan di bulan Suro.” (Wawancara Dengan
Bakar Blimbingsari Pengelola Ulfa, 2020)
EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR
Peluang
A. Tersedianya 0,139 4 0,556 Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner
bandara
internasional
kepada wisatawan terkait dengan kepuasan
banyuwangi wisatawan terhadap wisata kuliner juga
B. Kemajuan 0,203 3 0,608 didapatkan bahwa wisata kuliner di
teknologi yang
memudahkan Blimbingsari memiliki potensi yang bisa di
wisata kuliner kelola lagi sehingga menjadi daya tarik wisata
semakin dikenal
C. Adanya dukungan 0,133 4 0,533 di Pantai Blimbingsari dari segi rasa, porsi,
pemerintah untuk harga, unik, menarik, menggugah selera, dan
mengembangkan
wisata kuliner variasinya sehingga wisatawan yang datang
Total Peluang 1,697
merasa puas dan ingin datang kembali ke wisata
kuliner ikan bakar tersebut.
Ancaman
B. Pengelolaan Wisata Kuliner Ikan Bakar
D. Banyaknya wisata 0,164 2 0,328
kuliner yang Di Blimbingsari
beragam di daerah Wisata kuliner ikan bakar di
Banyuwangi
E. Adanya potensi 0,203 2 0,406 Blimbingsari dikelola oleh pihak Desa
bencana alam Blimbingsari dengan melibatkan masyarakat
tsunami (tsunami,
gempa) setempat, serta dukungan dari Dinas Pariwisata
F. Adanya wabah 0,158 3 0,475 Kabupaten Banyuwangi. Menurut Pengelola
Covid-19
Wisata Kuliner Ikan Bakar di Blimbingsari
Total Ancaman 1,208 menjelaskan bahwa:

TOTAL 2,906 “Dalam mengelola wisata kuliner di


Sumber : Data Diolah Peneliti, 2020 Blimbingsari, pihak desa senantiasa
5. Reduksi Data mendukung dan terlibat langsung untuk
Disini peneliti menggunakan analisis mengawasi, merencanakan, dan
reduksi untuk merangkum dan memilah hal – mengarahkan masyarakat dalam hal
hal pokok sehingga data yang telah didapatkan kebersihan lingkungan dan Food
dapat memberikan gambaran yang jelas. Fokus Hygiene, serta penyediaan sarana dan
data yang direduksi disini adalah potensi wisata prasarana di kawasan wiata tersebut”.
kuliner, pengelolaan wisata kuliner, dan (Wawancara Dengan Pengelola Ulfa,
dampak wisata kuliner bagi masyarakat. 2020)
A. Potensi Wisata Kuliner Ikan Bakar Di Sementara itu unsur-unsur yang harus
Blimbingsari ada pada wisata kuliner adalah akses, kualitas
Menurut Sekretaris Desa Blimbingsari kuliner, keberagaman kuliner baik makanan
Siti Ikromul Ulfa, menyebutkan beberapa maupun minuman, layanan, suasana,
potensi wisata yang ada di Pantai Blimbingsari kebersihan, keamanan, dekorasi, harga, dan
sebagai berikut: fasilitas pendukung.
Pengelolaan wisata kuliner terebut tidak lepas
1. Potensi wisata kuliner ikan bakarnya dari peran aktif masyarakat Blimbingsari.
yang khas Terdapat tiga prinsip dalam strategi
2. Potensi wisata alam berupa keindahan perencanaan pembangunan kepariwisatan yang
pantainya berbasis pada masyarakat atau CBT, yaitu:
3. Potensi wisata budaya berupa event 1. Mengikutsertakan anggota masyarakat
petik laut yang diadakan setahun sekali dalam pengambilan keputusan.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1218 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Adanya kepastian masyarakat lokal pelaku usaha warung lesehan ikan bakar,
menerima manfaat dari kegiatan mengatakan bahwa:
kepariwisataan.
3. Pendidikan kepariwisataan bagi masyarakat “Sebenarnya wisata kuliner di
lokal. Blimbingsari ini dari tahun ketahun sudah
C. Dampak Wisata Kuliner mulai ramai wisatawan apalagi di hari libur
a. Dampak Positif sabtu dan minggu, tapi karena wabah Corona
Aktivitas dari kegiatan pariwisata pendapatan saya menurun drastis”
memberikan dampak yang besar untuk
meningkatkan kemampuan finansial kawasan PENUTUP
destinasi, meningkatkan peluang lapangan Kesimpulan
kerja bagi masyarakat sekitar kawasan Hasil temuan mengenai analisis potensi
pariwisata, serta meningkatkan kepedulian Wisata Kuliner Ikan Bakar di Pantai
masyarakat dalam menjaga destinasi wisata. Blimbingsari Banyuwangi beserta pengelolaan
Menurut pendapat Kepala Bidang Pemasaran wisata kuliner dan dampak bagi masyarakat
dari DISPAR mengatakan bahwa: sekitar, maka dapat disimpulkan sebagai
berkut:
“ Keberadan suatu destinasi khususnya 1. Potensi yang dimilliki Wisata Kuliner Ikan
wisata kuliner ikan bakar di Bakar Blimbingsari adalah ikan bakar
Blimbingsari, tentu saja memberikan dengan bumbunya yang khas, keindahan
dampak yang besar bagi masyarakat alam pantai dan budaya petik laut yang
sekitar destinasi dan memberikan memperkuat adanya wisata kuliner,
peningkatan pendapatan daerah, serta aksesbilitas yang menunjang, adanya
devisa negara.” (Wawancara Dengan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
Kepala Bidang Pemasaran wisata kuliner, dan tersedianya fasilitas
DISBUDPAR Rofiq, 2020) wisata.
2. Hasil analisis IFE menunjukkan bahwa
Kemudian, salah satu pelaku usaha lesehan aksesbilitas yang menunjang merupakan
warung ikan bakar di Blimbingsari mengatakan kekuatan terbesar untuk memperkuat
bahwa: adanya Wisata Kuliner Ikan Bakar
Blimbingsari dan faktor kelemahan
“ Dengan adanya wisata kuliner di utamanya adalah masih kurangnya
Blimbingsari saat ini kehidupan saya pengelolaan terkait food hygiene.
dan keluarga menjadi lebih baik, karena Sedangkan hasil analisis EFE yang
secara langsung dapat menambah menjadi faktor peluang terbesar adalah
penghasilan saya sehari – hari dengan tersedianya akomodasi yang dikelola
menjual ikan bakar bagi wisatawan”. masyarakat sehingga memunculkan
(Wawancara Dengan Pelaku Usaha kenyamanan bagi wisatawan yang ingin
Siswanto, 2020) menikmati ikan bakar dengan suasana
pantainya lebih lama dan untuk faktor
b. Dampak Negatif ancaman utamanua adalah adanya wabah
Dampak negatifnya berupa adanya Covid-19 yang menurunkan kunjungan
ketergantungan terlalu besar pada pariwisata wisatawan ke Wisata Kulilner Ikan Bakar
tersebut. Ketika ada penyakit seperti yang Blimbingsari.
terjadi saat ini yaitu adanya wabah Covid-19. 3. Hasil Reduksi
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu - Wisata kuliner ikan bakar di
Blimbingsari memiliki potensi yang

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.6 Nopember 2020 1219
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
besar untuk menarik wisatawan, namun menyarakan pengadaan event di
masih banyak potensi yang belum Blimbingsari kepada DISBUDPAR agar
dikelola dengan baik sehingga potensi wisata kuliner semakin dikenal.
tersebut belum bisa dikembangkan 2. Pelaku Usaha Wisata Kuliner Ikan Bakar
dengan maksimal. Blimbingsari. Bagi pelaku usaha Wisata
- Unsur-unsur yang harus ada pada wisata Kuliner Ikan Bakar Blimbingsari harus
kuliner adalah akses, kualitas kuliner, meningkatkan pormosi di media sosial.
keberagaman kuliner baik makanan Menambahkan ide untuk mendesain
maupun minuman, layanan, suasana, ruangan semenarik mungkin agar
kebersihan, keamanan, dekorasi, harga, wisatawan mau mengabadikan moment
dan fasilitas pendukung. ketika menikmati kuliner disana.
Selain itu dalam pengelolaan wisata 3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kuliner tidak lepas dari peran aktif Banyuwangi. Diharapkan adanya
masyarakat Blimbingsari. Terdapat tiga dukungan terkait pengelolaan food hygiene
prinsip dalam strategi perencanaan pembinaan atau pelatihan mengenai
pembangunan kepariwisatan yang standar pengolahan dan penyajian
berbasis pada masyarakat, yaitu; makanan. Diharapakan juga adanya
mengikutsertakan anggota masyarakat dukungan pengadaan event di
dalam pengambilan keputusan, adanya Blimbingsari.
kepastian masyarakat lokal menerima 4. Peneliti Selanjutnya. Diharapkan dapat
manfaat dari kegiatan kepariwisataan, mengembangkan penelitian ini dengan
dan pendidikan kepariwisataan bagi membahas lebih dalam terkait Food
masyarakat lokal. Hygiene sebagai bahan masukan bagi
- Dampak Wisata Kuliner wisata kuliner Blimbingsari.
Dampak Positif keberadan Wisata
Kuliner Ikan Bakar di Blimbingsari bagi DAFTAR PUSTAKA
masyarakat sangatlah besar. Dampak tersebut [1] Agustina, L. (2012). Studi Potensi Wisata
dirasakan oleh pelaku usaha warung ikan bakar, Kuliner Di Kabupaten Kota Waringin
warung-warung biasa, toko souvenir, dan Barat Provinsi Kalimantan Tengah.
pengelola wisata di Blimbingsari karena (Skripsi). Yogyakarta. Universitas Negeri
memberikan pendapatan bagi mereka. Yogyakarta.
Sedangkan dampak negatifnya berupa [2] Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
ketergantungan terlalu besar pada pariwisata Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
tersebut. Ketika ada penyakit seperti yang Rineka Cipta.
terjadi saat ini yaitu adanya wabah Covid-19 , [3] Departemen Kesehatan Republik
secara otomatis mempengaruhi minat Indonesia. (2004). Higiene Sanitasi
wisatawan untuk datang ke Wisata Kuliner Ikan makanan dan Minuman. Jakarta: Depkes
Bakar di Blimbingsari. Sehingga masyarakat RI
pendapatannya juga mengalami penurunan [4] Gaman, P.M. & Sherrington, K.B. (2006).
yang drastis juga. The science of food (4th ed.). United States
Saran of America: Bath Press.
Sebagaimana hasil temuan dalam [5] Harsana, M., Baiquni, M., Harmayani, E.,
penelitian ini diharapkan bagi; & Widyaningsih, Y. A. (2018). Potensi
1. Pihak Pengelola Wisata Kuliner Ikan Makanan Tradisional Kue Kelombeng
Bakar Blimbingsari. Diharapkan adanya Sebagai Daya Tarik Wisata Di Daerah
peran aktif dari pengelola untuk melakukan Istimewa Yogyakarta. Home Economics
promosi melaui media sosial. Diperlukan Journal , 40-47.
juga peran aktif pengelola untuk

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1220 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[6] Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. fundamentals. New Jersey: Pearson
Jakarta: PT Grasindo. Education.
[7] Kanom, & Darmawan, R. N. (2020). [17] Parastiwi, F. D., & Farida, N. (2017).
Pengembangan Taman Wisata Alam Pengaruh Daya Tarik Dan Word-Of-
Gunung Tunak Sebagai Destinasi Mouth Terhadap Kunjungan Ulang
Pariwisata Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Melalui Kepuasan. Jurnal Administrasi
Pariwisata , 25 (2), 84-98. Bisnis 72-79
[8] Kanom, & Zazilah, A. N. (2019). Strategi [18] Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Pengembangan Pariwisata Berbasis Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Rencana
Masyarakat Di The Mandalika Kuta Induk Pembangunan Kepariwisataan
Lombok. MEDIA BINA ILMIAH , 14 (4), Provinsi Jawa Timur Tahun 2017-2032.
2509-2524. [19] Peraturan Presiden Republik Indonesia
[9] Kanom, Darmawan, R. N., & Nurhalimah. Nomor 2 Tahun 2015. Tentang Rencana
(2020). Sosialisasi Penerapan Sapta Pesona Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Dalam Perencanaan Dan Pengembangan 2015-2019
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Di [20] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lider Desa Sumberarum Kecamatan Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana
Songgon Kabupaten Banyuwangi. Induk Pembangunan Kepariwisataan
Cendekia: Jurnal Pengabdian Nasional Tahun 2010-2025.
Masyarakat , 2 (1), 24-32. [21] Prabudi, M, A. (2015). Kajian Keberadaan
[10] Kartika, T., & Harahap, Z. (2019). The Spot Wisata Kuliner Di Kota Medan.
Culinary Development Of Pempek As A Sumatera:Universitas Sumatera Utara.
Gastronomic Tourist Attraction In [22] Rangkuti, F. (2018). Teknik Membedah
Palembang Sumatra Selatan. Tourism Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta:
Scientific Journal, 211-233. Gramedia Pustaka Utama.
[11] Kristiana, Y., Suryadi, M. T., & Sunarya, [23] Samuel, H. (2007). Pengaruh Stimulus
S. R. (2018). Eksplorasi Potensi Wisata Media Iklan, Uang Saku, Usia dan Gender
Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Terhadap Perilaku Impulsif (Studi Kasus
Di Kota Tangerang. Jurnal Khasanah Produk Wisata). Jurnal Manajemen
Ilmu , 18-23. Pemasaran .
[12] Lampiran Peraturan Menteri Pariwisata [24] Senna, A. M. (2014). Analisis Potensi
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun Pariwisata Dalam Pelaksanaan Otonomi
2018. Tentang Rencana Strategis Daerah Di Kota Palopo. Makassar:
Kementerian Pariwisata Tahun 2018-2019. Universitas Hasanudin.
[13] Lupiyoadi. (2016). Manajemen Pemasaran [25] Spillane, J. (1994). Pariwisata Indonesia
Jasa Berbasis Kompetensi. Jakarta: (Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Salemba Empat Kebudayaan). Yogyakarta: Kanisius.
[14] Michael Hall, et. al. 2003. Food Tourism [26] Suansri, P. 2003. Comunity Based
Around The World: Development, TourismHandbook. Bangkok, Thailand:
management, and markets. Amsterdam: Responsible Ecological Social Tours
Butterworth-Heinemann (REST) Project.
[15] Moleong, L. J. (2016). Metodologi [27] Suartha, N., & Sudartha, I. G. (2017).
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Industri Pariwisata Bali. Jakarta: PT Raja
Rosdakarya. Grafindo Persada.
[16] McSwane, D., Rue, N.R., Linton, R.., [28] Sugiyono. (2020). Metode Penelitian
Williams, A. G. (2003). Food safety Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.6 Nopember 2020 1221
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[29] Sunaryo, B. (2013). Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata
Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia.
Yogyakarta: Gava Media.
[30] Suwena, I. K., & Widyatmaja I. (2017).
Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar: Pustaka Larasan.
[31] Tin, M.A Cannarozzo & Duarte, L Ribeiro.
2012. The main attributes of quality and
price perception for Restaurant la Carte.
Paulo Gama: Federal University of Rio
Grande do Sul.
[32] Ulfatin, N. (2017). Metode Penelitian
Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori
Dan Aplikasinya. Malang: Media Nusa
Creative.
[33] Undang-undang Republik Indonesia No.
10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan.
[34] Yoeti, O. A. (2014).Pengantar Ilmu
Pariwisata. Bandung: Angkasa.
[35] Virna, E. N. (2007). Wisata Kuliner, Bukan
SekedarWisata Pemuas Nafsu Perut.
Bandung: Warta Pariwisata.
[36]

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1222 Vol.1 No.6 Nopember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai