Anda di halaman 1dari 17

EMOSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian

Dosen Pengampu : Muhammad Nurcholis, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 2 PAI 4A :

Aditya Mns

Dina Maya

Shatria Wirayuda Bakhtiar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS – JAWA BARAT
2021
Jln. Kyai Haji Ahmad Fadlil 1 Cijeungjing Dewasari Kec.Ciamis Kab. Ciamis Jawa Barat 4627
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah segala puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kita telah dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
"EMOSI"

Makalah yang membahas tentang emosi dalam psikologi dasar ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Bagi penulis untuk meneliti
permasalahan yang dimaksud dan menuangkannya ke dalam bentuk Karya tulis semacam ini,
bukanlah hal yang mudah, untuk menyelesaikannya penulis membutuhkan banyak pertolongan
dari berbagai pihak.

Dengan selesainya karya tulis ini izinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis, baik berupa moral maupun material kepada:

 Bapak Muhammad Nurcholis, S.Pd.I., M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Pengembangan
Kepribadian yang banyak membantu penulis dan memberikan kesempatan pada penulis
untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

 Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan izin dan ridhonya agar penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

 Ketiga, anggota kelompok yang telah berkerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.

 Serta, teman-teman yang senantiasa memahami dan mendukung penulis.

Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan Rahmat-Nya kepada kita
agar dapat berkarya bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa.

Ciamis, 04 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
1. Konsep Dasar Emosi......................................................................................................................3
2. Pembagian Emosi..........................................................................................................................3
3. Proses Terjadinya Emosi...............................................................................................................5
4. Teori-Teori Emosi..........................................................................................................................6
5. Dampak emosi..............................................................................................................................11
6. Faktor Penyebab Emosi Pada Seseorang...................................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................13
B. SARAN............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif.
Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang cakap secara
emosi akan mampu mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, kecakapan
mengelola emosi akan mempunyai andil yang lebih besar dalam kesuksesan seseorang lebih dari
mengandalkan kecerdasan interlektual. Hubungan personal membutuhkan pengelolaan emosi
yang baik, pengelolaan emosi disini menyangkut bagaimana individu mampu memahami
perasaan orang lain dan mampu mengatur diri sendiri sehingga bisa menempatkan diri dalam
posisi yang tepat dan bersikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain.

Menurut Walton (Islamia, 2005) masalah-masalah yang menjadi sumber konflik dapat
bersifat emosional, yaitu yang berkaitan dengan perasaan seperti kemarahan, ejekan, penolakan,
atau perasaan takut. Individu yang stabil emosinya tentu dapat mengendalikan emosinya dengan
efektif dan mampu mengontrol emosi serta mampu menyeimbangkan perasaan negatif dalam
dirinya. Individu juga dapat mengelola emosinya lebih obyektif dan realistis dalam menganalisis
permasalahannya. Kemampuan menganalisis permasalahan secara obyektif dan realistis ini akan
mendorong individu mampu menyelesaikan dengan baik.

Dengan mempelajari emosi kita dapat mengenali emosi diri sendiri, sehingga dapat
meningkatkan emosi positif dalam diri sendiri dan orang-orang sekitar, dan meminimalkan atau
mengendalikan emosi-emosi individu yang perlu dikembangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar emosi?

2. Apa sajakah pembagian emosi?

3. Bagaimana proses terjadinya emosi?

4. Sebutkan teori emosi?

5. Apa dampak emosi

iv
6. Apa faktor yang mempengaruhi emosi

C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep dasar emosi

2. Untuk memahami pembagian emosi.

3. Untuk mengetahui proses terjadinya emosi

4. Untuk mengetahui teori-teori emosi

5. Untuk mengetahui dampak emosi

6.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi emosi

v
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Emosi
Emosi dapat dikatakan semacam gangguan emosional dan emosi tidak akan timbul
apabila keadaan seseorang tersebut sepenuhnya santai. Pengertian emosi menurut para ahli,
menurut William James (dalam Wedge, 1995), emosi adalah kecenderungan untuk memiliki
perasaan tertentu apabila berhadapan dengan objek yang dituju dalam lingkungan. Menurut
Crow & Crow (1962), emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada masing-masing
individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan
untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.

Dari definisi tersebut, bahwa emosi bukan hanya sifat jelek saja namun terdapat hal
positif yang menggambarkannya. Jalaludin Rakhmat mengungkapkan (1994), “memberikan
bumbu kepada kehidupan yaitu, tanpa emosi, hidup ini kering dan gersang”.

Coleman dan Hammen (1974, dalam Rakhmat, 1994) menyebutkan bahwa setidaknya
ada empat fungsi emosi. Pertama, emosi adalah pembangkit energi. Kedua, emosi adalah
pembawa informasi. Ketiga, pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Keempat, sumber
informasi tentang keberhasilan kita. Semua emosi pada dasarnya melibatkan berbagai perubahan
tubuh yang tampak dan tersembunyi, baik yang diketahui maupun tidak diketahui, contohnya
perubahan denyut jantung, tekanan darah, dan lain-lain.

2. Pembagian Emosi
Secara garis besarnya Emosi ada dua macam yaitu emosi positif dan emosi negatif.Emosi positif
(emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang
mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya.Emosi
negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada
orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.Emosi
positif adalah emosi yang harus dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi negatif hendaklah
diminimalkan atau dikendalikan sehingga ekspresinya tidak meledak-ledak.

vi
o Emosi marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai
tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan
bertambah untuk menyalurkan ketegangan itu seseorang mengekpresikannya dengan marah
karena tujuannya tidak tercapai dan tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
o Emosi Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat
mungkin menghindari kontak dengan hal itu.
o Emosi Cinta
Emosi ini merupakan gambaran kesenangan bagi si pelaku, tentunya mereka akan mendekatinya.
Lalu apa itu definisi cinta sendiri? Tentunya sama halnya jika kita dsisuruh untuk mendefinisikan
ihwal dalam kebahagiaan. Dalam bukunya The Art of Loving, erich Fromm sedemikian jauh
telah berbicara mengenai cinta sebagai alat untk mengatasi keterpisahan manusia, sebagai
pemenuhan kerinduan akan kesatuan.
o Emosi Depresi
Seseorang mulai menutup ekspresi terbuka daripada emosi-emosinya, dan akan
meluapkandalamdirinyasaja.
o Emosi Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kalangan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya
kegembiran itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba(surprise) dan kegembiraan
biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain disekitar orang yang gembira tersebut.
o Emosi cemburu
Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan
terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih [2]sayang dari seseorang. Seseorang
yang mempunyai rasa cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya.
o Emosi khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau atau tidak
ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang,gelisah,tidak
tenang,tidak aman.
Bila dilihat dari sebab dan reaksi yang ditimbulkannya, emosi dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu berikut ini:

vii
o Emosi yang berkaitan dengan perasaan
misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini
lebih banyak dirasakan karena faktor fisik di luar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan, dan
tempat dimana individu itu berbeda.
o Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis
misalnya sakit, meriang, dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan
karena faktor kesehatan.
o Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis
misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya.
3. Proses Terjadinya Emosi
bagaimana sih mekanisme terjadinya emosi pada seseorang? Nah seperti halnya paparan dari
Lewis dan Rosenblun. Tahapan terjadinya emosi terdapat 5 langkah, diantaranya
Elicitors, sebuah dorongan dalam mengekspresikan emosi yang berupa suatu peristiwa. Misalnya
peristiwa perpisahan sekolah.
Receptors, sebuah aktivitas yang terjadi pada pusat sistem syaraf. Setelah mata menerima
stimulus, rangsangan akan diteruskan ke otak sebagai pusat sistem syaraf.
State, perubahan fisiologis yang didapati setelah rangsangan selesai di proses dalam pusat sitem
syaraf. Perubahan spesifik tersebut biasanya berupa detakan jantung yang berdebar keras,
ataupun badan menjadi tegang.
Expression, perubahan yang terjadi pada daerah yang dapat diamati. Seperti pada wajah, suara,
ataupun tindakan dari seseorang.
Experience, dimana kondisi emosional seseorang muncul dari hasil penerjemahan pengalaman
pribadinya.
Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi perubahan – perubahan pada tubuh kita,antara
lain:
Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona
Peredaran darah : bertambah cepat ketika sedang marah
Denyut jantung : bertambah cepat bila sedang terkejut
Pupil mata : membesar bila marah
Liur : mengering bila takut dan tegang
Bulu roma : berdiri bila takut

viii
Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar (tremor)
Komposisi darah : komposisi darah akan pucatberubah dalam keadaan emosional karena kelenjar
– kelenjar lebih aktif.
Suatu contoh yang sederhana menggambarkan apa yang terjadi selama emosi ketika seekor
kucing yang sedang makan dengan tenang, tiba-tiba didatangi anjing yang menyalak. Kita dapat
melihat adanya perubahan fisiologis yang terjadi, yaitu: Gerakan pencernaan dalam lambung
berhenti, naiknya tekanan darah, meningginya detak jantung, adrenalin masuk aliran darah.
Masing-masing reaksi itu diatur bagian simpatetik dari susunan saraf otonom. Akibat dari
pengeluaran adrenalin adalah: Meningginya tekanan darah, menaikkan gula dalam darah
sehingga memungkinkan beraksi, pembekuan darah lebih cepat terjadi. Akhirnya terlihat kucing
itu menaikkan punggung dan berdesis, bulu berdiri dan siap tempur. Tambahan gula dalam darah
memberinya kekuatan dan menambah ketahanan. Jika luka, darah akan membeku lebih cepat.
Jika kucing digigit, kemungkinan anjing hanya mendapat bulu saja.

4. Teori-Teori Emosi
Emosi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal, kemudian
diwariskan secara genetis kepada penerusnya dan terus diperkaya oleh pengalaman-pengalaman
dalam interaksinya dengan lingkungan. Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan
ekspresinya telah dipelajari oleh para ilmuan, khususnya yang berkecimpung di bidang tingkah
laku manusia. Beberapa diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini ialah teori
James-Lange, teori Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya.

 Teori James-Lange

Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86) mengemukakan bahwa emosi identik


dengan perubahan-perubahan dalam sistem peredaran darah. Pendapat ini kemudian
dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi
seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap
rangsangan-rangsangan yang dating dari luar.

Teori ini menekankan emosi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada
dirinya. Ketika menyaksikan harimau lepas dari kandangnya, kita pun langsung berlari
tunggang-langgang dengan jantung berdebar-debar, dan karena lari disertai debaran
ix
jantung itu maka timbul rasa takut. Dengan perkataan lain bahwa kita menjadi takut karena
lari dan debaran jantung itu, bukan sebaliknya, lari dan jantung yang berdebar-debar akibat
dari rasa takut. Teori ini biasa diumpamakan sebagai pedati mendahului kuda.

Dapat disimpulkan bahwa teori James-Lange menempatkan aspek persepsi


terhadap respons fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan dating sebagai pemicu
emosi yang dialami oleh manusia. Perubahan fisiologis itu diterjemahkan menjadi emosi.
Pertanyaan mendasar terhadap teori ini adalah bahwa dalam kenyataan sehari-hari terjadi
perubahan fisiologis yang sama, tapi emosi yang dialami berbeda. Teori ini ditentang oleh
W. B. Cannon yang kemudian menyusun teori baru yang sama sekali bertolak belakang
dengan teori James-Lange.

 Teori Cannon-Bard

Walter Bradford Cannon, psikolog Amerika Serikat menolak teori James-Lange


yang lebih dahulu popular. Kembali pada contoh harimau lepas tadi. Pda saat berpapasan
dengan raja hutan itu, maka hypothalamus yang ada di dalam otak melakukan dua hal
secara simultan. Pertama, ia menstimulasi sistem syaraf otonom (autonomic nervous
system) untuk memproduksi atau mengaktifkan perubahan-perubabhan fisiologis, seperti
meningkatnya degup jantung, napas yang cepat, dan sebagainya. Kedua, hypothalamus
mengirim pesan ke celebral cortex dimana pengalaman emosi dirasakan. Philip Bard yang
dating kemudian, mendukung teoti ini melalui penelitian-penelitiannya lebih lanjut,
sehingga teori ini disebut Teori Cannon-Bard (Santrocok, 1988:405-406; Morgan et al. ,
1986:330-331)

Teori ini menjelaskan bahwa persepsi terhadap obyek yang dapat menimbulkan
emosi diproses secara stimultan oleh dua tingkatan, yakni sistem saraf otonom dan
celebral cortex. Emosi dengan perubahan fisiologis terjadi karena adanya dorongan.
Menurut teori ini, tidak mungkin terjadi perubahan secara otomatis yang menyebabkan
kemunculan emosi sebagaimana deskripsi teori James-Lange.

Diantara kedua teori yang bertolak belakang yaitu Teori James-Lange dan
Cannon-Bard, tampaknya Atkinson et al. (1991:84-85) memiliki jawaban untuk
menyelesaikan masalah pertentangan ini, yaitu pengalaman sadar seseorang tentang emosi

x
melibatkan integrasi informasi tentang keadaan fisiologis tubuh dan informasi tentang
situasi yang membangkitkan emosi. Kedua informasi tersebut berkesnambungan dalam
waktu, dan bergabung menentukan intensitas serta sifat keadaan emosional yang dirasakan.
Pada suatu saat ketika tiba-tiba orang berada dalam keadaan bahaya, tanda awal
pengalaman emosional dapat didahului oleh aktivitas otonom (dalam hal ini, James-Lange
yang benar); pada kesempatan lain, kesadaran adanya emosi jelas mendahului aktivtas
otonom (dalam hal ini Cannon-Bard yang benar)

Dapat diambil kesimpulan bahwa kedua teori ini sebenarnya tidak perlu
dipertentangkan, karena sama-sama bisa terjadi di dalam kehidupan manusia. Faktor lain
yang dapat menyebabkan terjadinya emosi adalah factor kognitif. Teori yang banyak
membicarakan tentang factor kognitif ini adalah teori Schachter-Singer.

 Teori Schachter-Singer

Schachter-Singer meyakini bahwa emosi merupakan fungsi interaksi antara factor


kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis. Teori ini sering disebut sebagai two-factor
theory of emoticon, karena teori ini didasarkan pada dua hal yang terjadi, yaitu perubahan
fisiologis dan interpretasi kognitif. Teoti emosi two-factor menyebutkan bahwa penamaan
emosi didasarkan pada perubahan fisiologis berikut interpretasi kognitif dari perubahan itu.
( Bootzin et al. 1986:296)

Teori ini menggunakan sistem labeling, yaitu setiap pengalaman yang


membangkitkan emosi akan diberi label di dalam peta kognitif. Kemudian label itu
dijadikan pola bagi pengalaman baru. Setiap stimulus yang diterima akan dinilai
berdasarkan label yang telah tersimpan. Sistem labeling ini menunjukkan bahwa teori ini
berbasis pada kognisi.

Schachter dan Singer (dalam Morgan, 1986:331) menjelaskan gambaran tentang


teorinya ini untuk meyakinkan bahwa factor kognitif sangat berpengaruh dalam
membangkitkan emosi, yaitu:

Bayangkan ketika seorang pria yang berjalan sendiri di satu lorong yang gelap;
satu sosok bersenjata tiba-tiba muncul. Persepsi-kognisi sosok bersenjata itu dalam

xi
beberapa hal menyulut hadirnya keadaan fisiologis ini disebut takut. Hal yang sama,
seorang siswa yang tidak menduga mengetahui bahwa ia ternyata diterima menjadi anggota
kelompok Phi Beta Kappa mungkin mengalami hadirnya keadaan fisiologis yang disebut
gembira.

Begitu kuatnya faktor kognisi dalam mekanisme emosi menurut teori ini,
sehingga manusia dapat diyakinkan untuk merasakan suatu emosi tertentu. Penelitian yang
dilakukan Schachter dan Singer menunjukkan hal tersebut. Subyek yang diberi suntikan
epinephrine (adrenalin) lalu diberi informasi manipulative dengan mengatakan bahwa
suntikan itu dapat menyebabkan euphoria (rasa girang berlebihan). Ketika teman peneliti
bertingkah laku kegirangan dengan bermain kapal-kapalan dari kertas, ternyata subyek ikut
pula kegirangan. (informasi efek obat dapat dimanipulasikan pada hal-hal lain). Padahal
adrenalin secara spesifik meningkatkan denyut jantung da pernapasan, getaran otot, da
perasaan gelisah. Sementara kepada subyek yang lain diberitahu tentang efek sebenarnya
yang dapat ditimbukan oleh obat tersebut, dan ternyata subyek tidak terpancing dengan
tingkah laku yang diperagakan oleh teman peneliti tersebut (Morgan et al., 1986:331;
Santrock, 1988:408; Atkinson et al., 1991:84-85; Bootzin et al., 1986:331).

Teori Lain-Lain

Selain dari tiga teori yang telah dipaparkakan diatas, ada beberapa teori lain yang perlu
juga untuk dibahas, yaitu:

 Teori Proses-Berlawanan

Teori ini dikembangkan oleh Richard Solomon. Ia berpendapat bahwa otak manusia
berfungsi memicu emosi. Dua emosi yang berlawanan, seperti senang dan tidak senang,
yang akan selalu muncul dalam beberapa peristiwa. Agar dapat memahami teori ini,
berikut ini contoh yang perlu di cermati:

Para penerjun payung amatiran akan merasa senang (euphoria) ketika berhasil mendarat
dengan selamat. Euforia merupakan lawan dari emosi takut yang dialaminya sebelum
terjun hingga parasut mengembang. Setelah beberapa kali terjun, rasa takut itu pun
berkurang, tetapi rasa senang masih cukup kuat sehingga aksi penerjunan masih tetap

xii
dilakukan. Emosi takut adalah emosi primer dan euphoria adalah emosi sekunder.

Yang dimaksud dari emosi primer dan emosi sekunder diatas diumpamakan jika emosi A
terjadi maka emosi B yang menjadi lawannya. Dari perumpamaan tersebut dapat dijelaskan
bahwa emosi A disebut sebagai emosi primer dan emosi B disebut emosi sekunder. Teori
ini menekankan pada keseimbangan hidup manusia melalui mekanisme homeostatis.
Keseimbangan yang terus dipelihara sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
yang dapat memicu emosi untuk mengembalikan keseimbangan itu semula.

 Teori Emosi-Motivasi

Emosi dan motivasi memiliki keterkaitan yang erat, bahkan salah satu teori emosi
menempatkan emosi sebagai rangkaian dari motivasi. Leeper berpendapat bahwa emosi
dan motif adalah sama dan beragumen bahwa emosi dapat dianggap sebagai bentuk dari
motif. Kenyataannya, dia bahkan menunjukkan adanya proses kognitif yang jelas, baik
dalam emosi dan motif, dengan mencoba menunjukkan bahwa dikotomi antara kognisi dan
emosi adalah tidak valid (John Jung; 1978:310)

Dalam banyak kasus, emosi diikuti langsung oleh tindakan. Kecenderungan bertindak atau
melakukan tindakan setelah emosi, dalam teori ini dianggap sebagai rangkaian peristiwa
pada organism, tanpa melihatnya sebagai emosi dan motivasi secara terpisah.

 Teori Kognitif-Penilaian

Teori kognitif-penilaian adalah teori emosi yang berbasis pada teori kognitif seperti pada
teori Schachter-Singer. Perbedaannya terletak pada penekananya. Teori Schachter-Singer
menekankan pada kognisi, sedang teori ini lebih menekankan pada hasil penilaian atau
evaluasi terhadap informasi yang datang dari situasi lingkungan yang terjadi pada saat itu
dan penilaian dari diri sendiri.

Morgan et al. (1986:332), menjelaskan bahwa teori ini menyatakan bahwa apa yang kita
rasakan merupakan hasil dari penilaian atau evaluasi terhadap informasi yang dating dari
situasi lingkungan dan dari dalam tubuh itu sendiri. Teori ini dikembangakn oleh Richard
S. Lazarus. Contoh dari teori ini adalah :

xiii
Jika suatu saat Anda didatangi satpam kampus dan diberi tahu bahwa Anda dipanggil oleh
dekan fakultas sekarang juga, sementara satpam tidak tahu maksud dari panggilan, maka
yang pertama terjadi adalah Anda akan bertanya pada diri sendiri apa gerangan maksud
dari panggilan tersebut. Boleh jadi disertai emosi takut karena beberapa hari lalu ada
mahasiswa yang diskors akibat melakukan perilaku yang dianggap melanggar aturan.
Dengan penuh tanda Tanya dan mungkin sedikit keringat dingin, Anda melangkah ke
ruang dekan. Akan tetapi ternyata Anda mendapatkan penghargaan karena prestasi Anda
dinilai menonjol dank arena itu ditawari beasiswa. Boleh jadi, kecemasan akan maksud
panggilan yang tiba-tiba tadi berubah menjadi kegirangan.

5. Dampak emosi
Emosi bisa mempengaruhi kesehatan tubuh, jika dibiarkan terus berlarut-larut.
Karen Lawson, MD, asisten profesor di University of Minnesota mengatakan bahwa
gagasan tentang tubuh dan emosi itu terpisah adalah salah kaprah. Bahkan mungkin tanpa
di sadari, rasa sakit di punggung orang yang emosi ada hubungannya dengan masalah
depresi yang sedang ia alami.
Terdapat beberapa ulasan mengenai tentang dampak dari emosi :
1.kemarahan
Kemarahan yang dirasakan orang yang emosi bisa memicu rasa sakit di bagian punggung.
Sebuah studi terbaru yang dilansir dalam jurnal Pain mengungkapkan bahwa amarah dapat
mengaktifkan jalur saraf yang mentransfer ketegangan mental ke otot-otot yang
mengelilingi tulang belakang.
2.kesepian
orang yang kesepian sering mengalami tekanan darah tinggi, yang cukup signifikan
meningkatkan risiko serangan jantung.
3. Depresi
Orang-orang yang mengalami serangan depresi memiliki risiko 69 persen lebih besar
terkena kanker dibandingkan mereka yang tidak. Seiring berjalannya waktu, depresi dapat
mengganggu hormon stres yang terlibat dalam pertumbuhan sel dan regulasi siklus sel. Hal
ini berpotensi memicu munculnya kanker.
4. Pesimisme

xiv
Sikap pesimis dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Pikiran-pikiran negatif
dapat merusak pembuluh darah dan mengganggu bagian dari sistem saraf yang
mengendalikan detak jantung Anda. Hal ini membuat Anda lebih berisiko mengalami
stroke.
5. Kecemasan
Sebuah penelitian di inggris mengungkapkan bahwa kecemasan dapat meningkatkan risiko
demensia. Hal disebabkan ketegangan mental dapat meningkatkan glukokortikoid -
kelebihan hormon ini dapat membunuh sel-sel otak dan menciutkan pusat memori Anda.
6. Faktor Penyebab Emosi Pada Seseorang
Mengacu pada pengertian emosi diatas, terdapat 2 faktor yang terjadi penyebab emosi pada
seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari perasaan diri sendiri. Ada
beberapa gangguan emosi dari faktor internal sebagai berikut:
Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
Perasaan kecewa terhadap diri sendiri.
Perasaan tidak percaya diri pada diri seseorang.
Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil karena pilih kasih.
2. Faktor Eksternal
penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari luar sebagai berikut:
Lingkungan sekitar maupun sekolah yang sering terdapat menyalahkan seseorang.
Perlakuan seseorang di lingkungan sekitar kepada anak-anak dibawah umur
Orang tua terkadang sering memberi tahu anaknya untuk tidak menjalin hubungan
percintaan.
Tuntutan dari keluarga maupun dari bos terlalu banyak resiko kepada seseorang yang gagal
melaksanakannya.

xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa emosi adalah
kecenderungan untuk memiliki perasaan tertentu apabila berhadapan dengan objek yang
dituju dalam lingkungan, dengan beberapa pencetus emosi seperti rasa senang. ketakutan,
dan marah.

Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan ekspresinya telah dipelajari oleh para
ilmuan, khususnya yang berkecimpung di bidang tingkah laku manusia. Beberapa
diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini ialah teori James-Lange, teori
Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya.

Juga perubahan fisilogis dalam emosi pada tubuh manusia ada 5, yaitu galvanic skin
response, peredaran darah, ekspresi fisilogis, gerakan dan isyarat tubuh, dan juga tinakan-
tindakan emosional.

B. SARAN
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat terbuka untuk makalah ini dan Kami harapkan Kritik dan saran
yang membangun untuk pembuatan makalah kedepannya.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Sarlito W, PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,


hal.135

Atkinson, R.L, dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga

https://www.kompasiana.com/ayuninaqaeta/5b901510c112fe0a383db614/bagaimana-proses-
terjadinya-emosi-seseorang?page=all#section1

https://nurlathifah14.wordpress.com/2015/06/22/makalah-emosi/

https://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2015/05/16/konsep-dasar-emosi/

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-emosi/

https://m.merdeka.com/sehat/5-dampak-emosi-pada-kesehatan-tubuh.html

https://pendidikan.co.id/pengertian-ciri-jenis-dan-faktor-penyebab-emosi-menurut-para-ahli/
Faktor

xvii

Anda mungkin juga menyukai