Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

I. Latar Belakang
Citra fundus retina merupakan salah satu fitur yang dapat memberikan
informasi tentang adanya kelainan pada pembuluh retina. Oleh karena itu citra
fundus retina seringkali digunakan para peneliti untuk melakukan deteksi awal
penyakit retina. Salah satu penyakit yang dapat terdeteksi melalui citra fundus retina
ialah Diabetic Retinopathy. Diabetic Retinopathy merupakan salah satu komplikasi
penyakit diabetes. Diabetic Retinopathy mempunyai tingkat keparahan yang dapat
teridentifikasi dengan menggunakan citra retina [1]. Diabetik Retinopathy
mempunyai dua tingkatan yaitu Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR) dan
Proliferatif Diabetik Retinopati (PDR). NPDR merupakan stadium awal dari
Diabetic Retinopathy [2]. Sedangkan PDR merupakan stadium lanjut yang secara
umum ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah abnormal yang baru
[3]. Dengan bantuan komputer, ahli medis akan menjadi lebih mudah dalam
mengidentifikasi tingkat keparahan penyakit retinopati diabetik tersebut [4].

Kelainan pada fundus retina yang menjadi ciri awal Non Proliferatif Diabetic
Retinopathy (NPDR) adalah microaneurysm dan hard exudates. Microaneurysm
adalah titik-titik merah kecil yang terdapat pada gambar pembuluh retina. Sedangkan
hard exudates adalah suatu titik yang terlihat berwarna putih kekuning-kuningan dan
memiliki kontras tertinggi dibandingkan bagian retina yang lainnya. Microaneurysm
maupun hard exudates dapat dideteksi secara otomatis dengan menggunakan teknik
pembelajaran mesin [5]. Untuk dapat mendeteksi microaneurysm dan hard exudates
perlu dilakukan penghapusan optic disk dan pembuluh retina terlebih dahulu.
Pendeteksian optic disk dan segmentasi pembuluh retina adalah langkah mendasar
yang harus dilakukan sebelum mendeteksi kelainan pada pembuluh retina [6]. Salah
satu metode yang dapat diterapkan ialah menggunakan analisis bagian profil lintas
piksel maksimum [7]. Hanya saja, pada hasil penelitian [7] tidak terdapat persentase
keberhasilan. Selain pendeteksian dan penghilangan optic disk, daerah bukan
eksudat lainnya juga perlu dihilangkan karena dapat dianggap sebagai noise.

Penelitian tentang identifikasi Diabetic Retinopathy dengan menggunakan


teknik klasifikasi pernah dilakukan oleh R.S Mangrulkar [8], namun akurasi yang

1
dihasilkan masih rendah yakni hanya berkisar 88%. Penelitian serupa juga pernah
dilakukan oleh A. Thammastitkul, dkk [1], yang membedakan hanya penggunaan
data mining sehingga mendapatkan hasil akurasi hampir sama rendah yaitu hanya
87%. Deteksi eksudat juga pernah diteliti oleh Usman et al [9] Mixture Model
(GMM). Meskipun mendapatkan akurasi yang cukup tinggi, akan tetapi penggunaan
GMM membutuhkan fase pelatihan yang lebih luas secara komputasi, karena harus
menggunakan EM (Expectation Maximally) untuk pencarian nilai yang optimal.

Dari penjelasan di atas maka pada tugas akhir ini akan membahas tentang
bagaimana teknik pendeteksian automatis microaneurysm dan exudates sebagai ciri
awal Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR), yang diberi judul “Teknik
Pendeteksian Automatis Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR) Dengan
Menggunakan Ekstraksi Ciri Morfologi”.

II. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Proposal Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui kelainan dari penyakit retina Non-Proliferatif Diabetic
Retinopathy (NPDR).
2. Dapat melakukan pendeteksian microaneurysm dan hard exudates sebagai ciri
awal penyakit Non-Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR).
3. Menganalisa hasil keakurasian metode yang digunakan untuk mendeteksi
penyakit retina Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR).

III. Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini, yaitu :
1. Dapat mempermudah para dokter untuk mendeteksi stadium awal penyakit
Diabetic Retinopathy tanpa membutuhkan waktu yang lama dengan hasil yang
akurat.
2. Menghasilkan deteksi kelainan pada fundus retina yakni microaneurysm dan hard
exudates.
3. Memberikan informasi mengenai keakurasian metode yang digunakan untuk
mendeteksi penyakit retina Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR).

2
IV. Perumusan Dan Batasan Masalah
4.1 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mendeteksi penyakit retina Non Proliferatif Diabetic
Retinopathy menggunakan ekstraksi ciri morfologi?
2. Apa saja kelainan yang menjadi ciri awal penyakit retina Non Proliferatif
Diabetic Retinopathy?
3. Apa saja output yang dihasilkan dari deteksi penyakit retina Non Proliferatif
Diabetic Retinopathy menggunakan ekstraksi ciri morfologi?
4. Apa software atau tools yang digunakan untuk mendeteksi penyakit retina Non
Proliferatif Diabetic Retinopathy menggunakan ekstraksi ciri morfologi?
4.2 Batasan Masalah
Berikut batasan masalah dari tugas akhir ini, yaitu :
1. Penyakit yang di analisa pada penelitian ini hanya mengenai penyakit retina
yakni Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR).
2. Ciri penyakit retina Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR) yang
dideteksi hanya microaneurysm dan hard exudates.
3. Output yang dihasilkan dari penelitian ini hanya berupa nilai akurasi dari
metode yang digunakan untuk mendeteksi Non Proliferatif Diabetic Retinopathy
(NPDR).
4. Penelitian ini hanya sebatas simulasi program dengan bahasa pemograman
Matlab.

V. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini akan melalui
tahapan sebagai berikut :
1. Metode Studi Pustaka
Dalam tahap ini penulis mencari informasi tentang pendeteksian Non
Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) melalui media pembelajaran seperti
jurnal ilmiah, buku, internet, serta artikel-artikel terkait yang mendukung
penulisan Pra Proposal Tugas Akhir ini.
2. Metode Konsultasi
Pada metode ini, peneliti melakukan konsultasi kepada orang-orang yang
dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai Pra Proposal Tugas
Akhir ini.

3
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, dilakukan pengambilan dataset citra retina pada STARE
database.
4. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, dan menganalisa
terhadap data yang diperoleh.
5. Metode Perancanngan Software
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan serta pembuatan sistem
(software) yang dapat dilakukan untuk mendeteksi secara otomatis penyakit retina
Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR) dengan bahasa matlab.

5.1 Dataset yang digunakan


Data yang digunakan untuk penelitian tugas akhir ini di dapatkan dari
website cecac clemson yang berasal dari University of California, San Diego yang
disediakan oleh Shiley Eye Center. Sebelum menggunakan data tersebut, penulis
dan pembimbing telah meminta izin dengan mengirimkan email kepada kepada
Dr.Michael Goldbaum, M.D. lalu, Dr.Gold.baum membalas email dan
mengizinan penulis untuk menggunakan dataset retina tersebut. Terdapat 407
retina mata dalam dataset tersebut. Akan tetapi penulis hanya akan menggunakan
35 dataset yang terdiri atas citra retina normal dan non proliferative diabetic
retinopathy untuk melakukan pendeteksian dini secara otomatis terhadap
beberapa kelainan yang terdapat pada citra retina. Data yang digunakan dalam
benetuk format JPEG (jpg).

5.2 Lingkungan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak


Adapun system yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini ialah:
Processor: Intel® Core™ i3-4005U CPU @ 1.70GHz 1.70 GHz
Memory: Memory 4,00 GB.
System type: 64-bit Operating System, x64-based processor

5.3 Tahapan Penelitian


Adapun beberapa tahapan yang dilakukan penulis untuk melakukan
pendeteksian secara otomatis penyakit Non Proliferatif Diabetic Retinopathy

4
dengan menerapkan metode ekstraksi ciri morfologi sehingga sistem yang dibuat
dapat mendeteksi otomatis kelainan pada citra retina:

1. Penulis mencari data penelitan yang dapat dilakukan untuk melakukan


pengujian terhadap sistem yang akan dibuat

2. Mendapatkan data penelitian yang disediakan oleh Shiley Eye Center dari
University Of California

3. Melakukan tahapan pra pengolahan citra

4. Melakukan proses pengujian terhadap perangkat lunak yang telah di bangun

5. Mencatat dan mengalisis hasil yang telah didapatkan dari hasil percobaan
perangkat lunak

6. Membuat kesimpulan dan saran serta melengkapi laporan akhir penelitian.

VI. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam Proposal Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab I akan berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat serta
metodologi penelitian dan sistemaika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab II akan berisi dasar teori struktur mata, proses pengolahan citra,
penyakit retina Diabetic Retinopathy dan tingkat keparahannya serta metode
ekstraksi ciri morfologi.
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada Bab III akan membahas analisis dan perancangan sistem
pendeteksian ciri awal penyakit retina Non Proliferatif Diabetic Retinopathy
(NPDR) yaitu microaneurysm dan hard exudate.
BAB IV. IMPLEMENTASI PENGUJIAN
Pada Bab IV membahas proses implementasi perangkat lunak dari hasil
pendeteksian ciri awal penyakit retina Non Proliferatif Diabetic Retinopathy
(NPDR) yaitu microaneurysm dan hard exudate.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5
Pada bab V berisi kesimpulan dari bab-bab yang sudah dicantumkan
mengenai hasil dari pendeteksian ciri awal penyakit retina Non Proliferatif
Diabetic Retinopathy (NPDR). Pada bab ini juga akan berisi saran yang diharapkan
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

VII. Tinjauan Pustaka


7.1 Retina
Retina adalah lapisan sel-sel yang sensitif terhadap cahaya di bagian belakang
mata. Jaringan pembuluh-pembuluh darah kecil menyuplai darah ke retina dan
dapat rusak jika pembuluh darah bocor, terhalang, atau bertumbuh secara
sembarangan akibat gula darah yang tinggi [8]. Pada citra retina terdapat berbagai
macam penyakit yang dapat membahayakan penglihatan manusia.

7.2 Diabetik Retinopati


Diabetic Retinopati merupakan komplikasi mikro vaskuler yang menyerang
mata pada penderita diabetes. Komplikasi tersebut berupa kerusakan pada bagian
retina mata yang akan berdampak langsung pada terganggunya penglihatan
penderita dan apabila terlambat ditangani akan menyebabkan penderita mengalami
kebutaan permanen [10].
Gejala yang ditunjukkan oleh penderita Diabetik Retinopati antara lain
microaneurysm, eksudat, hemorrhages, dan pertumbuhan pembuluh darah
abnormal yang baru. Gejala-gejala tersebut pada suatu intensitas tertentu dapat
menjadi indikator fase (tingkat keparahan) retinopati diabetes. Secara umum fase
tersebut dibagi dalam dua fase, yaitu Non-Proliferatif Diabetic Retinopathy
(NPDR) dan Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR).
Tingkat Keparahan Diabetic Retinopathy, terbagi menjadi :
7.2.1 Non Proliferatif Diabetic Retinopathy
Non Proliferatif Retinopati Diabetic merupakan stadium awal dari retinopati
diabetic yang ditandai dengan munculnya microaneurysm setelah itu akan
membentuk gumpalan-gumpalan atau eksudat [2]. Karakteristik lainnya ialah
ditandai dengan terdapat area kapiler nonperfusi, nerve fibre layer infark,
intraretinal microvascular abnormality (IRMA), arterior abnormalitas, edema
retina dan pendarahan dot [11].

6
7.2.2 Proliferatif Diabetic Retinopathy
Proliferatif Diabetic Retinopathy merupakan stadium lanjut yang secara
umum ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah abnormal yang baru
[3]. Selain itu jaringan neovaskularisasi yang meninggi ini akan menyebabkan
fibrosis dan membentuk pita-pita fibrovaskular rapat yang akan menarik retina
setelah itu akan menimbulkan kontraksi terus menerus pada korpus vitreum [11].

Gambar 1. Bagian-bagian pada mata penderita Retinopati Diabetik [1]

Kelainan pada mata penderita Diabetik Retinopati:


 Microaneurysm: titik-titik merah kecil yang terdapat pada gambar pembuluh
retina. Microaneurisma, merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah
vena dengan berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah
terutama polus posterior [11].
 Eksudat: suatu titik yang terlihat berwarna kekuning-kuningan disekitar Eksudat
dapat ditemukan dengan beragam ukuran [2].
 Haemorrhage: kerusakan akibat diabetik retinopati berupa bercak-bercak merah
darah akibat pecahnya microaneurysm, kerusakan ini terus berlanjut dan
semakin meluas bila tidak segera ditangani secara baik bisa mengakibatkan
eksudat

7.3 Operasi Morfologi


Morfologi merupakan teknik pengolahan citra berdasarkan bentuk segmen
citra. Yang bertujuan untuk memperbaiki hasil segmentasi. Teknik  morfologi
biasanya digunakan pada citra biner atau untuk beberapa kasus juga bisa diterapkan
pada citra keabuan (grayscale) [10]. Hasil operasi morfologi dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan dengan analisis lebih lanjut. Operasi ini antara lain:

7
pengikisan (erode), penebalan (dilate), penutupan (closing), pembukaan (opening),
pengerangkaan (skeletonization), penipisan (thinning), penyusutan (shrinking).
 Erosi: Operasi pengurangan piksel pada pinggiran tiap obyek biner yaitu daerah
yang memiliki nilai satu.
 Dilasi: Operasi penambahan piksel pada pinggiran tiap obyek biner yaitu daerah
yang memiliki nilai satu.
 Opening: Kombinasi operasi erosi yang diikuti dengan operasi dilasi dengan
struktur elemen yang sama
 Closing: Operasi kebalikan dari opening yaitu kombinasi operasi dilasi yang
diikuti dengan operasi erosi dengan struktur elemen yang sama
 Skeletonisasi: Operasi pembentukan kerangka objek
 Thinning: Operasi mengerosi obyek ingga berbentuk garis-garis
 Shrinking: Operasi menghilangkan obyek sampai menjadi berbentuk titik-titik.

8
8. Jadwal Penelitian
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
No Uraian Tugas 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
Studi Literatur /
2 Analisa
Permasalahan
Alternatif-
alternatif
3
Permasalahan
yang Ditemui
Analisa
4 Pemecahan
Masalah
Metodologi
5 Pemecahan
Permasalahan
6 Penelitian
Analisa &
Perancangan
7
Pemecahan
Masalah
8 Bab I
9 Bab II
10 Bab III
11 Bab IV

DAFTAR PUSTAKA

9
[1] A. Thammastitkul and B. Uyyanonvara, “Diabetic Retinopathy Stages
Identification Using Retinal Images,” pp. 20–23, 2016.

[2] S. Aulia, S. Hadiyoso, and D. N. U. R. Ramadan, “Analisis Perbandingan


KNN dengan SVM untuk Klasifikasi Penyakit Diabetes Retinopati
berdasarkan Citra Eksudat dan Mikroaneurisma,” vol. 3, no. 1, pp. 75–90,
2015.

[3] R. Sahebrao, “Automated Diagnosis Non-proliferative Diabetic Retinopathy


in Fundus Images using Support Vector Machine,” vol. 125, no. 15, pp. 7–10,
2015.

[4] G. Gupta, S. Kulasekaran, K. Ram, N. Joshi, M. Sivaprakasam, and R.


Gandhi, “Computer-assisted identification of proliferative diabetic retinopathy
in color retinal images,” Proc. Annu. Int. Conf. IEEE Eng. Med. Biol. Soc.
EMBS, vol. 2015–Novem, pp. 5642–5645, 2015.

[5] S. Gupta and R. Jadhav, “Diabetic Retinopathy using Morphological


Operations and Machine Learning,” pp. 617–622, 2015.

[6] A. Sharma and S. Rani, “An Automatic Segmentation & Detection of Blood
Vessels and Optic Disc in Retinal Images,” pp. 1674–1678, 2016.

[7] G. N. Reddy, “Microaneurysm Identification using Cross Sectional Profile


Analysis with Optic Disc Removal,” pp. 1–5, 2016.

[8] R. S. Mangrulkar, “Retinal Image Classification Technique For Diabetes


Identification,” 2017.

[9] M. U. Akram, A. Tariq, M. A. Anjum, and M. Y. Javed, “Automated


detection of exudates in colored retinal images for diagnosis of diabetic
retinopathy,” 2012.

[10] N. S. R. Harini, “Feature Extraction and Classification of Retinal Images for


Automated Detection of Diabetic Retinopathy,” IEEE, pp. 7–10, 2016.

[11] H. Saiyar, “Klasifikasi Retinopati Diabetes Dengan Metode Neural Network,”


vol. 19, no. 2, pp. 92–101, 2017.

10

Anda mungkin juga menyukai