Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan


Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada
satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam upaya pelaksanaan kegiatan Puskesmas Lameuru, senantiasa
berusaha mewujudkan visi dan misi puskesmas yang selaras dengan
Renstra (Rencana Strategi) kementrian kesehatan RI, dinas kesehatan
provinsi dan dinas kesehatan kabupaten. Selain itu perlu pula
mempertimbangkan RPJMD (Rencana Pembangunan Menengah Daerah)
kabupaten konsel. Visi Puskesmas Lameuru sebagai upaya mendukung
target bersama mulai dari dinas kesehatan kabupaten, provinsi dan
kementerian kesehatan adalah terwujudnya Indonesia sehat. Salah satu
strategi dalam mewujudkan lameuru sehat guna mendukung terwujudnya
Indonesia sehat adalah upaya meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan puskesmas.
Dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat maka perlu untuk
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat. Dalam upaya mengidentifikasi
kebutuhan masyarakat bisa dilakukan lewat media:
1. Survey Mawas Diri
2. Musyawarah Masyarakat Desa
3. Musrembang Desa
4. Musrembang Kecamatan
5. Lokakarya Lintas Sektor di bidang Kesehatan
6. Pendataan PIS-PK
7. Media umpan balik masyarakat misalnya lewat kotak saran
Survey Mawas Diri (SMD) adalah merupakan kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader
dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala desa/lurah dan
petugas kesehatan. SMD dilaksanakan untuk mengetahui masalah apa yang
terjadi disuatu wilayah. Hasil analisis dari SMD ini akan di bawa Ke
Musyawarah Desa untuk membicarakan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan dari
analisa SMD.

B. TUJUAN

Untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan mengidentifikasi


masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar dapat merumuskan
kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat yang rasional
sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGUMPULAN DATA

Secara umum dalam pelaksanaan survey mawas diri adalah


Wawancara, penyebaran kuisioner dan Observasi. Pelaksanaan SMD
dilaksanakan setiap tahun yaitu pada awal bulan januari di desa/kelurahan
dalam wilayah kerja. Detail pelaksanaan SMD tahun 2020 sebagai berikut:
1. Tempat pelaksanaan: Seluruh Desa/Kelurahan di Kecamatan Lameuru
2. Pelaksana : Kader di bantu tenaga kesehatan di desa (Bidan desa)
3. Waktu pelaksanaan : Januari 2020
4. Pihat terkait : Kepala desa, aparat desa dan tokoh masyarakat
5. Sasaran : Masyarakat
6. Metode survey : Kuesioner dibuat dengan bantuan tim puskesmas.
Kuesiner diisi dengan cara metode wawancara langsung oleh kader
dengan pengawasan/ bimbingan dari petugas kesehatan desa. Jumlah
kuisioner adalah kurang lebih 10% KK dari total jumlah KK setiap desa
masing-masing.
7. Keluaran : Analisis SMD yang di bawa ke MMD
Instrumen SMD disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi
dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun
mencakup format pendataan yang dilakukan kader kesehatan yang dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi
informasi tentang:
1. Akses Pelayanan dan pembiayaan kesehatan
2. Kesehatan ibu dan anak, KB, Gizi, dan Imunisasi
3. Surveilans P2M
4. Kondisi rumah dan Lingkungan
5. Perilaku anggota keluarga dalam ber PHBS
B. ANALISIS MASALAH

Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Analisis Data
2. Identifikasi Masalah
3. Penetapan Prioritas Masalah
4. Analisis Penyebab Masalah (fish bone)
5. Cara pemecahan Masalah
6. Rencana usulan kegiatan

1. Analisis Data

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil SMD

DESA
JENIS ABEKO LAMEURU OPAASI BBL LKD TUNDUNO JATI BALI SINDANG K AMOKUNI
NO
KEGIATAN Jm Jml % Jml % Jm
% Jml % Jml % % Jml % Jml % Jml %
l l
Penderita
hipertensi
1 yang tdk 3 11 25 37 2 1 .8 5 1 4 23 31 9
berobat
secara teratur
2 Masyarakat 43 80 88 94 88 92 88 98
yang
mengetahui
makanan
pantangan
hipertensi
Masyarakat
yang
3 mengetahui 43 80 88 94 88 92 88 98
bahaya
hipertensi
Masyarakat
yang bayinya
mengetahui
4 88 75 75 40 75 67 75 78
mengerti
tentang Asi
Eklusif
Balita yang
dipantau
5 64 60 60 63 60 60 93 61 60
perkembanga
nnya
Masyarakat
yang anggota
keluarganya
6 18 28 63 35 25 16 59 41 28
tidak ada
yang
merokok
Anggota
keluarga yang
7 batuk lebih 0 0 0 0 4 0 0 0 0
dari tiga
minggu
8 Penderita TB 1 11 7 0 0 0 6 3 2
yang
mendapatkan
pengobatan
secara teratur
PUS yang
9 mengikuti 48 87 174 54 83 58 227 42
KB
Masyarakat
yang
10 91 77 84 97 99 66 51 100 64 64
memiliki
jamban sehat
Persalihan
11 ditolong di 100 89 53 91 79 100 100 100
Faskes
Masyarakat
yang bayinya
12 100 100 93 73 93 100 100 100
mendapatkan
imunisasi
Masyarakat
mengetahui
gangguan
13 90 95 82 89 82 95 81 97 95
jiwa berat dan
pengobatanny
a
penderita
gangguan
jiwa tidak
14 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dalam
pengobatan

15 Masyarakat 99 78 77 97 136 90 52 100 100 73


yang
memiliki
sarana air
bersih
Yang
mengetahui
tentang
16 89 85 90 90 90 98 89 98 85
pemberantasa
n sarang
nyamuk
Yang makan
buah dan
sayur dalam
17 83 100 100 100 100 100 100 100 100
seminggu
2. Identifikasi Masalah

Target Capaian
No Masalah Kesenjangan Masalah
(%) (%)
Masyarakat yang tidak
Masih ada Keluarga terbiasa menggunakan
tidak mengikuti KB dan dalam
1 100 56,92 43,08
program Keluarga penggunaannya
Berencana (KB banyak yang tidak
cocok
Masih ada Ibu yang Masih terdapat
tidak melakukan masyarakat yang
2 100 96,64 3,36
persalinan di fasilitas persalinannya ditolong
kesehatan oleh tenaga dukun
Masih ada Bayi yang
Karena bayi yang akan
tidak mendapat
3 100 99,22 0,78 di imunisasi dalam
imunisasi dasar
keadaan sakit
lengkap
Masih ada Bayi tidak Masih terdapat ibu
4 mendapat air susu ibu 100 89,02 10,98 yang memberikan
(ASI) eksklusif susu formula
Masih ada Balita yang Masih terdapat ibu
tidak melakukan yang tidak
5 100 89,85 10,15
pemantauan menggunakan Kartu
pertumbuhan Menuju Sehat (KMS)
6 Penderita tuberkulosis 100 27,42 72,58 Masih banyak
paru tidak penderita yang tidak
mendapatkan melakukan
pengobatan sesuai pengobatan secara
standar teratur
Penderita hipertensi Banyak penderita yang
tidak melakukan tidak melakukan
7 100 7,61 92,39
pengobatan secara pengobatan secara
teratur teratur
Masih ada Penderita
Kurangnya kerjasama
gangguan jiwa tidak
8 100 20.00 80 antar petugas dengan
mendapatkan
keluarga penderita
pengobatan
Kurangnya kesadaran
Masih ada Anggota
dan pengetahuan
keluarga yang
9 100 39,51 60,49 masyarakat akan
merokok
dampak yang
ditimbulkan oleh rokok
Masih banyak
masyarakat yang
Masih ada desa yang
menganggap JKN
10 di jumpai ada jentik 100 95 5
tidak penting, dan JKN
nyamuk
tersebut hanya
digunakan disaat sakit
Masih terdapat
beberapa masyarakat
Masih ada Keluarga yang tidak memiliki
tidak mempunyai akses sarana air
11 100 93,08 6,92
akses sarana air bersih karena faktor
bersih ekonomi
Masih terdapat
beberapa masyarakat
yang masih
Masih ada Keluarga menggunakan kebun
yang tidak belakang rumah
12 100 83,19 16,81
menggunakan jamban mereka untuk BAB dan
sehat kurangnya
pengetahuan tentang
pentingnya jamban
sehat keluarga

3. Penetapan Prioritas Masalah


Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di Puskesmas Lameuru baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan maka, didapatlah 12 Prioritas masalah yaitu :

No Prioritas Masalah U S G TOTAL


Penderita hipertensi
tidak melakukan
1 4 5 4 13
pengobatan secara
teratur
2 Penderita tuberkulosis 3 4 4 11
paru tidak
mendapatkan
pengobatan sesuai
standar
Masih ada Anggota
keluarga yang
3 4 4 3 11
merokok

Masih ada Penderita


gangguan jiwa tidak
4 4 3 3 10
mendapatkan
pengobatan
Masih ada Keluarga
yang tidak
5 3 3 3 9
menggunakan jamban
sehat
Masih ada Keluarga
tidak mempunyai
6 3 2 3 8
akses sarana air
bersih
Masih ada Keluarga
tidak mengikuti
7 3 2 3 8
program Keluarga
Berencana (KB)
Masih ada Bayi tidak
8 mendapat air susu ibu 2 2 3 7
(ASI) eksklusif
Masih ada Ibu yang
tidak melakukan
9 persalinan di fasilitas 2 2 1 5
kesehatan
Masih ada Balita yang
tidak melakukan
10 2 2 1 5
pemantauan
pertumbuhan
Masih ada Bayi yang
tidak mendapat
11 2 1 1 4
imunisasi dasar
lengkap
Masih ada desa yang
12 di jumpai ada jentik 1 1 1 3
nyamuk
4. Analisis Penyebab Masalah (fish bone)

1. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) penderita hipertensi yang berobat teratur

Man Metodh

Kurangnya publikasi
kesehatan mengenai
Pengetahuan dan kesadaran penyakit hipertensi
masyarakat kurang
Gaya hidup tidak sehat: Metode penyluhan Kerjasama lintas
merokok, alkohol yang kurang menarik program dan lintas
sektor kurang optimal
Deteksi dini dan tatalaksana
Tidak patuh dan jarang hipertensi dari petugas
kontrol berobat kurang optimal Angka
Penderita
hipertensi yang
berobat tidak
Kurangnya kader teratur (92,38%)
POSBINDU PTM
Ekonomi masyarakat rendah
Budaya makan
asin
Tenaga kesehatan yang
belum mencukupi
Transportasi petugas
kurang memadai Mobilisasi tinggi,
pendataan kurang

Material Money Enveronmental


2. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) penderita TB paru yang berobat sesuai standar

Man Metodh

Kurang optimal
penyuluhan mengenai
Ketidakseimbangan jumlah pengobatan TB
Petugas TB paru di Puskesmas
petugas dengan wilayah kerja
merangkap tugas lain
puskesmas
Waktu penyuluhan
Jumlah petugas Jadwal program penyuluhan sangat terbatas
kesehatan yang kurang kurang terjadwal dengan
Angka
baik
penderita TB
paru yang
berobat sesuai
standar(72,58%)
Rendahnya kepatuhan Pendistribusian dana
yang tidak tepat waktu Lamanya pengobatan serta
pasien dalam memahami
banyaknya obat obatan
obat paru
dalam pengobatan TB paru Pasien malas berobat
ke puskesmas
Kurangnya edukasi
Alokasi dana untuk program
mengenai prinsip dan tata
TB paru tidak profesional
cara pengobatan TB paru

Material Money Enveronmental


3. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Man Metodh

Rendahnya Tingkat Tidak ditanamkannya


pengetahuan bahaya
pengetahuan akan bahaya
rokok sejak dini
rokok untuk perokok pasif Kurangnya informasi akan
bahaya rokok bagi
kesehatan
Kurang kesadaran Rendahnya latar Anggota
untuk berhenti belakang pendidikan keluarga
merokok tidak ada
yang
merokok
(60,49%)

Belum adanya media Belum adanya


Kurangnya dana untuk
sarana/prasarana untuk kawasan anti rokok
kegiatan penyuluhan
kegiatan lapangan

Material Money Enveronmenta


l
4. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan

Metodh Money

Penjaringan pasien
ODGJ belum optimal Tidak adanya dana khusus
Hari khusus pelayanan untuk pasien ODGJ dari
poli jiwa masih terbatas pemerintah

Skrining pasien ODGJ luar Kurangnya sosialisasi Angka


gedung masih kurang poli jiwa di masyarakat penderita
gangguan jiwa
berat, diobati
dan tidak
Petugas yang kompeten ditelantarkan
terbatas Belum semua petugas (81,82%)
kesehatan mendapat
pelatihan kesehatan jiwa
Belum adanya buku pedoman
skrining gangguan jiwa bagi
petugas kesehatan maupun Kurangnya kerja
Kurangnya
kader sama lintas
pegetahuan keluarga
sektor

Man Material Enveronmental


5.

Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) Masih adanya persalinan ditolong Dukun

Metodh Kurangnya Konseling


Man Petugas pada BUMIL
tentang bahaya bersalin
ke DUKUN
Petugas Kurang Aktif
melakukan Kunjungan
KN4 Metode penyuluhan
kelompok yang
digunakan masih belum
Petugas Kurang Aktif memadai
melakukan Kunjungan Masih
KN4
adanya
persalinan
ditolong
Masih ada Desa yang
Akses Jalan yang Dukun
Masih adanya PUSTU yang Kurang Baik
kurang Aktif melakukan
pelayanan kesehatan

Terbatasnya Dana
Transportasi untuk melakukan
Kunjungan ke Desa Kurangnya kerja
khususnya Kunjungan K4 sama lintas
Material
Money sektor

Enveronmental
Alternatif pemecahan
No Prioritas Masalah Penyebab masalah Pemecahan masalah terpilih keterangan
masalah
1 Penderita hipertensi 1. Gaya hidup tidak sehat, 1. Membentuk dan 1. Membentuk dan
tidak melakukan merokok , alcohol mengembangkan Posbindu mengembangkan Posbindu
pengobatan secara 2. Tidak patuh dan jarang PTM (Penyakit tidak PTM (Penyakit tidak Menular)
Menular) 2. Deteksi dini dan Kongseling/
teratur control berobat
2. Deteksi dini dan Kongseling/ edukasi kesehatan melalui
3. Pengetahun dan edukasi kesehatan melalui pemantauan faktor risiko PTM
kesadaran masyarakat pemantauan faktor risiko terintegrasi secara rutin dan
kurang PTM terintegrasi secara periodik
4. Deteksi dini dan rutin dan periodik 3. Melakukan penyuluhan/ KIE
tatalaksana hipertensi dari 3. Melakukan penyuluhan/ KIE tentang PTM di posbindu PTM
petugas kurang optimal tentang PTM di posbindu 4. Selalu mendengunkan program
PTM PATUH bagi yang sudah
5. Metode penyuluhan yang
4. Selalu mendengunkan menyandang PTM yang
kurang menarik program PATUH bagi yang bertujuan agar mereka selalu
6. Kurangnya publikasi sudah menyandang PTM rajin control dan minum obat
kesehatan mengenai yang bertujuan agar mereka
penyakit hipertensi selalu rajin control dan
7. Kejasama lintas program minum obat
dan linsek kurang oktimal
8. Kurangnya kader posbindu
PTM
9. Tenaga kesehatan yang
kurang mencukupi
10. Ekonomi masyarakat
rendah
11. Transportasi petugas
kurang memadai
12. Budaya makan asin
13. Mobilisasi tinggi pendataan
kurang
2 Penderita tuberkulosis 1. Petugas TB paru di 1. Pelacakan TB 1. Pelacakan TB
paru tidak puskesmas merangkap 2. Pemeriksaan Kontak 2. Pemeriksaan Kontak serumah
mendapatkan tugas lain serumah pada TB Paru pada TB Paru
2. Jumlah petugas kesehatan 3. Pengiriman sampel dahak 3. Pengiriman sampel dahak TB ke
pengobatan sesuai
yang kurang TB ke PRM PRM
standar 3. Ketidakseimbangan jumlah 4. Penyuluhan TB 4. Penyuluhan TB
petugas dengan wilayah 5. Pengadaan Pamflet TB 5. Pengadaan Pamflet TB
kerja puskesmas 2. 6. PMO Pasien (+) TB 6. PMO Pasien (+) TB
4. Jadwal program 7. Pelacakan TB mangkir 7. Pelacakan TB mangkir
penyuluhan kurang 8 Kunjungan rumah pada 8. Kunjungan rumah pada pasien
terjadwal dengan baik pasien positif TB untuk positif TB untuk memberikan
5. Kurang optimal memberikan edukasi dan edukasi dan control kepatuhan
penyuluhan mengenai control kepatuhan minum minum obat
pengobatan TB obat 9. Pertemuan Refresing atau
6. Waktu penyuluhan sangat 9. Pertemuan Refresing atau pembekalan Kader TB
terbatas pembekalan Kader TB 10.Kunjungan rumah pada pasien
7. Rendahnya kepatuhan 10. Kunjungan rumah pada suspek TB dengan membawa
pasien dalam memahami pasien suspek TB dengan Pot dahak untuk mengambil
obat Paru membawa Pot dahak untuk dahak pasien
8. Kurangnya edukasi mengambil dahak pasien 11. Pemantauan balita yang 2 T
mengenai prinsip dan tata 11. Pemantauan balita yang 2 T 12.Jebol TB
cara pengobatan TB paru 12. Jebol TB
9. Lamanya pengobatan
serta banyaknya obat
obatan dalam pengobatan
TB paru
10. Alokasi dana untuk
program TB paru tidak
Profesional
11. Pasien malas berobat ke
puskesmas

3 Masih ada Anggota 1. Kebiasaan merokok bukan 1. Menerapkan gerakan Sadar 1. Menerapkan gerakan Sadar
keluarga yang Bahaya Merokok Bahaya Merokok
saja merugikan siperokok
merokok 2. Proses pemberdayaan 2. Proses pemberdayaan warga
tetapi juga bagi orang warga desa tanpa asap desa tanpa asap rokok
rokok 3. Memberi pemahaman dan
disekitarnya
3. Memberi pemahaman dan penyuluhan pada warga tentang
2. Merokok dapat penyuluhan pada warga upaya untuk berhenti merokok
tentang upaya untuk 4. Membuat kawasan tanpa rokok
menurunkan IQ
berhenti merokok dan kawasan terbatas merokok
3. Jumlah kematian dan klaim 4. Membuat kawasan tanpa 5. Kerja sama lintas sektor dalam
rokok dan kawasan terbatas hal ini pihak kecamatan untuk
perokok menurut WHO,
merokok membuat aturan di LARANG
setiap perokok satu jam, 5. Kerja sama lintas sektor MEROKOK DALAM RUMAH
dalam hal ini pihak
tembakau rokok
kecamatan untuk membuat
membunuh 560 orang di aturan di LARANG
MEROKOK DALAM
seluruh dunia
RUMAH
4. Adanya penyuluhan
mengenai bahaya merokok
5. Kesadaran masyarakat
yang masih rendah
6. Gaya hidup
7. Iklan rokok yang bayak
beredar
8. Penjualan rokokyang
mudah di akses dan
terjangkau harganya

4 Masih ada Penderita 1. Faktor fisikologis 1. Membuat puskesmas 1. Membuat puskesmas


gangguan jiwa tidak 2. Strees rasa takut dan pembantu kesehatan jiwa pembantu kesehatan jiwa atau
mendapatkan khawatir atau poskesdes jiwa poskesdes jiwa
3. Ganguan mental 2. Melakukan sosialisasi 2. Melakukan sosialisasi tentang
pengobatan
4. Faktor keturunan tentang gangguan kejiwaan gangguan kejiwaan kemudian
kemudian melakukan melakukan pengobatan
pengobatan 3. Melakukan kerjasama lintas
3. Melakukan kerjasama lintas sektor dalam hal ini dinas
sektor dalam hal ini dinas social, bersama-sama
social, bersama-sama melakukan sweeping ODGJ
melakukan sweeping ODGJ
5 Masih ada Keluarga 1. Factor ekonomi 1. Membuat arisan 1. Membuat arisan pembuatan
yang tidak 2. Prilaku yang belum pembuatan jamban pada jamban pada masyarakat
menggunakan jamban berubah masih suka BAB masyarakat 2. Kerjasama dengan tokoh/
di sungai 2. Kerjasama dengan pemuka/ Aparat desa untuk
sehat
3. Ketergantungan tokoh/ pemuka/ Aparat menghimbau agar semua
masyarakat terhadap desa untuk menghimbau warga menggunakan dan
bantuan agar semua warga memiliki jamban sehat
menggunakan dan 3. Sosialisasi ODF dan
memiliki jamban sehat penyuluhan akan pentingnya
3. Sosialisasi ODF dan jamban pada masing-masing
penyuluhan akan keluarga
pentingnya jamban pada 4. Penerapan sanksi atau
masing-masing keluarga peraturan atau upaya lain oleh
4. Penerapan sanksi atau masyarakat untuk mencegah
peraturan atau upaya kejadian BAB di sembarang
lain oleh masyarakat tempat
untuk mencegah
kejadian BAB di
sembarang tempat
6 Masih ada Keluarga 1. Faktor ekonomi 1. Program penyediaan 3. Program penyediaan
tidak mempunyai 2. Sarana air bersih yang sarana air sarana air
akses sarana air tidak memadai 2. Mengadakan teknologi Mengadakan teknologi penyediaan
penyediaan air bersih air bersih seperti Metode Reverse
bersih
seperti Metode Reverse Osmosis (RO)
Osmosis (RO)
7 Masih ada Keluarga 1. Kurangnya Pengetahuan 1. Mendengunkan kembali 1. Mendengunkan kembali 8
tidak mengikuti ibu tentang KB program KAMPUNG KB progMendengunkan kembali
program Keluarga 2. Akses yang susah 2. Selalu mengajak program KAMPUNG KB
3. Ingin menambah pasangan usia subur
Berencana (KB) 2. Selalu mengajak pasangan
keturunan (PUS) untuk ber-KB dan
4. Efek samping dari KB menjaga PUS tersebut usia subur (PUS) untuk ber-KB
untuk teus aktif ber-KB dan menjaga PUS tersebut
3. Kegiatan demand untuk teus aktif ber-KB
creation yang mencakup 3. Kegiatan demand creation yang
promosi KIE mencakup promosi KIE
( komunikasi, informasi ( komunikasi, informasi dan
dan edukasi ) serta
edukasi ) serta penyediaan alat
penyediaan alat dan
sarana prasanana serta dan sarana prasanana serta
obat kontrasepsi yang obat kontrasepsi yang
berkesinambungan berkesinambungan
4. Selalu melakukan 4. Selalu melakukan penyuluhan
penyuluhan kepada
aksepstor terkait factor- kepada aksepstor terkait factor-
faktor yng faktor yng memungkinkan
memungkinkan kegagalan menggunakan alat
kegagalan
kontrasepsi
menggunakan alat
kontrasepsi
8 Masih ada Bayi tidak 1. Kurangnya pengetahun ibu 1. Membuat kegiatan 1. Membuat kegiatan
mendapat air susu ibu tentang asi ekslusif pemdampingan bagi ibu pemdampingan bagi ibu
(ASI) eksklusif 2. Kurangnya produksi asi dengan KELOMPOK dengan KELOMPOK
PENDUKUNG ASI yang PENDUKUNG ASI yang
bertujuan berbagi bertujuan berbagi
pengalaman antara ibu pengalaman antara ibu satu
satu ke ibu yang lainnya ke ibu yang lainnya tentang
tentang manfaat ASI manfaat ASI Ekslusif
Ekslusif 2. Membuat kegiatan pelatihan
2. Membuat kegiatan pendampingan untuk
pelatihan pendampingan mrningkatkan kualitas
untuk mrningkatkan terhadap ibu yang menyusui
kualitas terhadap ibu 3. Selalu melakukan edukasi/
yang menyusui penyuluhan pada ibu tentang
3. Selalu melakukan pentingnya ASI Ekslusif untuk
edukasi/ penyuluhan bayi serta fasilitas yang di
pada ibu tentang butuhkan untuk menyusui
pentingnya ASI Ekslusif seperti pompa ASI
untuk bayi serta fasilitas
yang di butuhkan untuk
menyusui seperti pompa
ASI

9 Masih ada Ibu yang 1. Petugas kurang aktif 1. Melakukan edukasi 1. Melakukan edukasi tentang
tidak melakukan melakukan kunjuan K4 tentang pentingnya ibu pentingnya ibu melakukan
persalinan di fasilitas 2. Metode penyuluhan melakukan persalinan di persalinan di fasilitas
kesehatan kelompok yang digunakan fasilitas kesehatan, kesehatan, memberi
masih belum memadai memberi gambaran gambaran kepada masyarakat
3. Kurangnya konseling kepada masyarakat tentang segala resiko yang
petugas pada BUMIL tentang segala resiko berkaitan dengan ibu
tentang bahaya bersalin yang berkaitan dengan melakukan persalinan pada
kedukun ibu melakukan dukun.
4. Masih adanya pustu yang persalinan pada dukun. 2. Memberi penjelasan kepada
kurang aktif melakukan 2. Memberi penjelasan keluarga dalam hal ini suami,
pelayanan kesehatan kepada keluarga dalam agar memberi dukungan
5. Terbatasnya dana hal ini suami, agar kepada istri agar
trasportasi untuk memberi dukungan memeriksakan dan melakukan
melakukan kunjungan ke kepada istri agar persalinan di Fasyankes
desa khususnya kunjungan memeriksakan dan Selalu menjangkau ibu hamil yang
K4 melakukan persalinan di bermasalah tentang akses /
6. Masih ada desa yang Fasyankes jarak ke Fasyankes dan
akses jalannya kurang baik 3. Selalu menjangkau ibu memberikan nomor telepon
7. Kurangnya kerjasama hamil yang bermasalah cellular (HP) agar ibu hamil
lintas sector tentang akses / jarak ke dengan mudah dapat
Fasyankes dan menghubungi bidan ketika
memberikan nomor akan bersalin
telepon cellular (HP)
agar ibu hamil dengan
mudah dapat
menghubungi bidan
ketika akan bersalin

10 Masih ada Balita yang 1. petugas kurang melakukan 1. melakukan pelatihan 1. melakukan pelatihan kader
tidak melakukan sweeping pada balita yang kader untuk deteksi untuk deteksi perkermbangan
pemantauan tidak berkunjung di perkermbangan anak anak usia dini
pertumbuhan posyandu usia dini 2. peningkatan cakupan melalui
2. kurangnya pemahaman 2. peningkatan cakupan deteksi dini untuk mengetahui
ortu balita tentang melalui deteksi dini hambatan perkembangan
pentingnya memantau untuk mengetahui anak melalui kegiatan
pertumbuhan balita hambatan posyandu
3. media promosiyang kurang perkembangan anak 3. membuat makanan yang
menarik melalui kegiatan mempunyai nilai gizi yang
4. kurang edukasi kepada posyandu tinggi bagi tumbuh kembang
orang tua balita 3. membuat makanan yang anak di posyandu untuk
5. belum adanya alat bantu mempunyai nilai gizi memotivasi ibu agar ke
penyuluhan yang optimal yang tinggi bagi tumbuh posyandu
6. terbatasnya dana untuk kembang anak di
kegiatan pemantauan posyandu untuk
balita memotivasi ibu agar ke
7. jarak tempuh dari rumah posyandu
ke posyandu masih jauh
8. kurangnya dukungan lintas
sektor

11 Masih ada Bayi yang 1. Masih ada masyarakat 1. mengaktifkan RUMAH 1. mengaktifkan RUMAH
tidak mendapat yang tidak mau anaknya di IMUNISASI pada setiap IMUNISASI pada setiap desa .
imunisasi dasar imunisasi karena adat dan desa . 2. memberikan edukasi pada
kepercayaan 2. memberikan edukasi kader agar selalu
lengkap
2. petugas jurim merangkap pada kader agar selalu melaksanakan posyandu
tugas melaksanakan posyandu setiap bulannya untuk
3. konseling penyuluhan setiap bulannya untuk mendapatkan cakupan
imunisasi kurang menarik mendapatkan cakupan kesehatan ibu dan anak
4. tidak ada kendaraan dines kesehatan ibu dan anak 3. selalu melakukan kegiatan
5. kuranganya alat penunjang 3. selalu melakukan sweeping dalam upaya aktif
untuk konseling kegiatan sweeping mencari dan melengkapi
6. masih kurangnya dana dalam upaya aktif imunisasi
trasporetasi mencari dan melengkapi
7. akses dari rumah ke imunisasi
posyandu masih jauh
12 Masih ada desa yang 1. kurang aktifnya kader 1. meningkatkan 1. meningkatkan pemahaman
di jumpai ada jentik jumantik pemahaman dan dan kesadaran masyarakat
nyamuk 2. petugas merangkap tugas kesadaran masyarakat tentang masalah
3. pengetahun masyarakat tentang masalah 2. meningkatkan pengetahuan
masih kurang 2. meningkatkan masyarakat tentang penyakit
4. masih di temukan jentik pengetahuan DBD
nyamuk masyarakat tentang 3. mencegah penyebaran kasus
5. masyarakat masih buang penyakit DBD DBD
sampah sembarangan 3. mencegah penyebaran 4. memantau kinerja kader
6. lingkungan kumuh kasus DBD jumantik
7. kurangnya peran serta 4. memantau kinerja kader 5. mendeteksi tempat yang
linsek jumantik beresiko menyebabkan
5. mendeteksi tempat yang terjadinya kasus DBD
beresiko menyebabkan 6. Memberantas jentik nyamuk di
terjadinya kasus DBD rumah warga yang beresiko
6. Memberantas jentik terjadi kasus DBD.
nyamuk di rumah warga
yang beresiko terjadi
kasus DBD.

1) UPAYA KESEHATAN WAJIB


Tabel 2
Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Wajib
Di Puskesmas Lameuru Tahun 2019

TARGE
NO PROGRAM  CAKUPAN KESENJANGAN
T

Promosi Kesehatan :

1 Cakupan rumah tangga ber PHBS 80% 35,1% Trend ↓ dan tidak sesuai dengan target

Penyuluhan Masyarakat 100% 100% Trend ↓ dan tidak sesuai dengan target
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga

2 Berencana :

Persalinan NAKES 100% 94,2% Masih ada Persalinan di tolong DUKUN

Kesehatan Lingkungan :
Cakupan kepemilikan sarana air bersih Terjadi penurunan persentase dibanding
3 68% 65,1%
Cakupan penduduk yang memiliki akses SAB tahun 2018
berkualitas

Perbaikan Gizi Masyarakat : D/S Belum Mencapai


4 80% 65,11 % Tidak ada kesenjangan
Target
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit : − ─ Cakupan imunisai dasar tercapai

1. Imunisasi

Imunisasi Campak tidak mencapai Target 100% 31 % Terjadi Penurunan cakupan imunisasi

2. DBD
 Penyelidikan Epidemiologi 100% 78,57 %
Tidak mencapai Target
 Pemeriksaan angka Bebas jentik 95% 67,7 %

3. Surveillans
5  Ketepatan dan kelengkapan Laporan SKDR
100% 73,1 % Tidak Mencapai Target
 Ketepatan dan Kelengkapan laporan
100% 91,7 %

4. Diare 100% 100% Tidak ada kesenjangan

5. ISPA Pneumonia 29% 1,03% Tidak mencapai target

6. TB 100% 143 % Semua Pasien TB sudah tertangani dan


1. Penanganan dan Penemuan Kasus TB melakukan pengobatan tetapi Kasus terjadi
peningkatan dari tahun 2018
  
2) UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Upaya kesehatan pengembangan tidak ada kesenjangan antara sasaran
dengan hasil kegiatan

A.  PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di Puskesmas
Lameuru baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan maka, didapatlah 6 ( enam) masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan rumah tangga ber PHBS
2. Meningkatnya Kasus TB setiap Bulan
3. Masih adanya persalinan ditolong Dukun
4. Rendahnya Cakupan kepemilikan sarana air bersih
5. Tidak tercapainya Balita ditimbang atau D/S
6. Booster Campak masih belum mencapai Target
Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan
masalah kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari
masalah kesehatan lainnya.Untuk penentuan prioritas masalah kesehatan
yang ada, dilakukan menggunakan Analisis USG dengan
mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)
Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk
S :
penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada
G :
saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas
masalah kesehatan.

ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH


 NO MASALAH POKOK U S G TOTAL
Rendahnya Cakupan rumah tangga
1 3 4 4 11
ber PHBS
2 Meningkatnya Kasus TB setiap Bulan 4 5 4 13
Masih adanya persalinan ditolong
3 4 4 4 12
Dukun
Rendahnya Cakupan kepemilikan
4 3 3 3 9
sarana air bersih
Persentase Balita ditimbang Berat
5 Badan atau D/S tidak mencapai 3 3 4 10
target
Booster Campak masih belum 3 3 3
6 9
mencapai Target
 
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai
prioritas masalah kesehatan. Dengan demikian pioritas masalah yang
ada di Puskesmas Lameuru adalah “Meningkatnya Kasus TB setiap
Bulan”

B. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di
wilayah kerja Puskesmas Lameuru dilakukan dengan menganalisa data-data
hasil cakupan program Puskesmas Lameuru dalam kurun satu tahu yaitu
pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2019. Dari hasil analisa
data-data cakupan program tersebut, kemudian didapatkan beberapa
prioritas masalah yang muncul, yang pada akhirnya didapatkan 3 (tiga)
pokok masalah yang akan menjadi prioritas utama dalam pemecahan
masalah kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Lameuru.
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap 4 masalah tersebut, siapa
yang terkena dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang
ditimbulkan, dimana terjadi masalah tersebut, kapan masalah tersebut
terjadi.
YANG DIMANA KAPAN MASALAH
MASALAH
NO TERKENA BESARNYA MASALAH TERJADINYA TERSEBUT
KESEHATAN
MASALAH MASALAH TERJADI
Jika Penanganan/ Pengobatan tidak dilakukan
Wilayah Kerja
Meningkatnya Kasus secara Cepat dan Tepat dapat mengakibatkan Kurun waktu 1
1 Masyarakat Puskesmas
TB setiap Bulan Penularan secara meluas kemasyarakat dan tahun
Lameuru
anggota keluarga
Masih adanya Wilayah Kerja
Kurun waktu 1
2 persalinan ditolong Ibu Hamil Bisa Terjadi Kematian Ibu Hamil Puskesmas
tahun
Dukun Lameuru

Rendahnya Cakupan Masalah berdampak pada anggota rumah tangga Wilayah Kerja
Anggota rumah Kurun waktu 1
3 rumah tangga ber Puskesmas
Tangga Kemungkinan terjadinya berbagai penyakit akibat tahun
PHBS Lameuru
rendahnya PHBS

Persentase Balita
Tidak terpantaunya Perkembangan Berat Badan
ditimbang Berat Wilayah Kerja Kurun waktu 1
4 Bayi Dan Balita Bayi dan Balita sehingga tidak dapat diukur Status
Badan atau D/S Puskesmas Poasia tahun
Gizinya
tidak mencapai target
C. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah tersebut dianalisa lagi
terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.

Masalah Faktor Resiko (Determinan)


No
Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kependudukan
Lambatnya Penemuan Sebagian masyarakat   status
Kondisi
Meningkatnya Kurangnya Menjaga Kasus disebabkan masih sosial ekonomi masih rendah
Lingkungan /
 1 Kasus TB Kebersihan diri dan adanya beberapa desa sehingga mereka tidak
Rumah yang
setiap Bulan lingkungan yang jarak tempuhnya ke memiliki Akses transportasi ke
Kurang Bersih
Fasyankes Masih jauh Puskesmas
Keadaan
lingkungan
keluarga yang
Kurangnya pengetahuan
masih kurang Sebagian masyarakat   status
Masih adanya BUMIL dan keluarga Kurang Aktifnya Bidan
memahami sosial ekonomi masih rendah
persalinan terhadap dampak buruk Desa dalam melakukan
2 pentingnya sehingga mereka tidak
ditolong persalinan ditolong Dukun Kunjungan dan
pelayanan memiliki Akses transportasi ke
Dukun Sehingga BUMIL lebih Pemantauan K4
persalinan di Puskesmas
Memilih Bersalin di DUKUN
Fasyankes
3 Masih   Sebagian besar
Rendahnya rendahnya masyarakat masih
Cakupan perhatian menganut Paradigma Promosi Kesehatan Sebagian status sosial
rumah tangga masyarakat sakit-   Kurangnya kurang ekonomi masih rendah-
ber PHBS terhadap pengetahuan ttg pentingnya
PHBS PHBS
Presentase
Balita Kurangnya Kurangnya pengetahuan Kurangnya Edukasi dari
Ditimbang minat orang Orang Tua Balita mengenai Petugas Kesehatan
4 Berat Badan ( balita untuk pentingnya memantau tentang pentingnya
D/S) tidak berkunjung ke pertumbuhan / memantau pertumbuhan
mencapai Posyandu perkembangan Balita anak Balita
Target
1. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) Meningkatnya Kasus TB tiap Bulan

Man
Metodh

Kurang menjaga
kebersihan Media Penyuluhan
kurang Menarik
Lambatnya penemuan Kurang Optimal
Kasus oleh Petugas penyuluhan Mengenai
Pencegahan TB

Meningkat
nya Kasus
Kondisi Lingkungan TB setiap
Rumah yang kurang Bulan
Kendaraan Petugas bersih
yang tidak ada

Pembayaran Dana DAK tidak Kurangnya


tepat waktu kerja sama
Material lintas sektor
Money
Enveronmental
2. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) Masih adanya persalinan ditolong Dukun

Metodh Kurangnya Konseling


Man Petugas pada BUMIL
tentang bahaya bersalin
ke DUKUN
Petugas Kurang Aktif
melakukan Kunjungan
KN4 Metode penyuluhan
kelompok yang
digunakan masih belum
Petugas Kurang Aktif memadai
melakukan Kunjungan Masih
KN4
adanya
persalinan
ditolong
Masih ada Desa yang
Akses Jalan yang Dukun
Masih adanya PUSTU yang Kurang Baik
kurang Aktif melakukan
pelayanan kesehatan

Terbatasnya Dana
Transportasi untuk melakukan
Kunjungan ke Desa Kurangnya kerja
khususnya Kunjungan K4 sama lintas
Material
Money sektor

Enveronmental
3. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) Rendahnya Cakupan PHBS

Metodh
Man
Kurangnya Edukasi di
Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang PHBS
Masyarakat tentang Media Promosi
PHBS yang kurang
Petugas yang kompeten menarik
terbatas

Rendah
nya
Cakupan
Belum adanya alat bantu Belum PHBS
Dana Desa 10 % untuk
penyuluhan yang optimal/ terbentuknya
Kesehatan belum
Promkes KIT Kampung PHBS
tersalurkan pada kegiatan
kesehatan
Kurangnya
dukungan
Terbatasnya Dana untuk lintas sektor
Kegiatan Promkes dalam
mengajak
masyarakat
Material Money untuk ber PHBS
Enveronmental

4. Diagram analisis penyebab masalah (fishbone) Presentase penimbangan Berat badan Balita ( D/S) tidak
mencapai Target
Metodh
Man
Kurang Edukasi Kepada
Kurangnya Pemahaman orang tua balita
Petugas Kurang Orang Tua Balita
melakukan Swiping Tentang pentingnya
pada Balita yang tidak memantau Media Promosi yang
berkunjung di Posyandu pertumbuhan balita kurang menarik
Presentase
penimbangan
Berat badan
Balita ( D/S)
tidak
mencapai
Belum adanya alat bantu Jarak tempuh dari Rumah
Dana Desa 10 % untuk Target
penyuluhan yang optimal ke Posyandu masih jauh
Kesehatan belum
tersalurkan pada kegiatan
kesehatan
Kurangnya
dukungan
Terbatasnya Dana untuk lintas sektor
Kegiatan Program Gizi dalam
mengajak
masyarakat
Material Money
Enveronmental untuk ke
Posyandu

D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah Terpilih
 Kurangnya Pengetahuan  Meningkatkan Frekuensi Meningkatkan
Masyarakat tentang Dampak TB Penyuluhan Tentang TB pada Frekuensi
Meningkatnya Kasus  Kurangnya Koordinasi atau kerja masyarakat
1
TB setiap Bulan sama lintas program dan lintas  Meningkatkan Koordinasi atau Penyuluhan Tentang
sektoral kerja sama lintas program dan TB pada masyarakat
lintas sektoral
 Kurangnya Pengetahuan Ibu  Meningkatkan Konseling Meningkatkan
Masih adanya Hamil tentang resiko bersalin Pada Ibu Hamil Frekuensi Kunjungan
2 persalinan ditolong oleh Dukun  Meningkatkan Frekuensi
Dukun  Kurangnya Kunjungan K4 Kunjungan K4 K4
Petugas pada BUMIL
Membentuk
 Meningkatkan Koordinasi
  Kurangnya Koordinasi lintas
Rendahnya Cakupan Lintas Sektor Kampung PHBS
program dan lintas sektoral
3 rumah tangga ber  Membentuk Kampung PHBS
 Belum Terbentuknya Kampung sebagai Percontohan
PHBS sebagai Percontohan Desa
PHBS
lain Desa lain
Presentase  Kurangnya Koordinasi lintas  Meningkatkan Koordinasi Melakukan Sweping
penimbangan Berat program dan lintas sektoral- Lintas Sektor pada Balita Yang
4 badan Balita ( D/S)  Kurangnya Minat Orang tua  Melakukan Sweping pada
tidak mencapai untuk membawa Anaknya ke Balita Yang tidak ke tidak ke Posyandu
Target Posyandu Posyandu

C. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


1. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
2. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode sebelumnya dan memperbaiki program yang bermasalah.
3. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan
kemampuan puskesmas.
4. Penyusunan rencana usulan kegiatan meliputi : upaya kesehatan perorangan (UKP), Upaya kesehatan
Masyarakat (UKM) Esesnsial, UKM Pengembangan dan Administrasi (pendukung), yang meliputi :
5. Kegiatan tahunan yang akan datang (kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis
masalah.
6. Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun sekarang.
7. Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK Puskesmas.
 RUK ( Lampiran 1. )
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil SMD di atas ditemuakn 12 indikator masalah yaitu: Penderita
hipertensi tidak melakukan pengobatan secara teratur, Penderita tuberkulosis
paru tidak mendapatkan pengobatan sesuai standa, masih ada anggota keluarga
yang merokok, masih ada penderita gangguan jiwa tidak mendapatkan
pengobatan, masih ada keluarga yang tidak menggunakan jamban sehat, masih
ada keluarga tidak mempunyai akses sarana air bersih, masih ada keluarga tidak
mengikuti program keluarga keluarga berencana (KB), masih ada bayi tidak
mendapat air susu (ASI) Ekslusif, masih ada ibu yang tidak melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan, masih ada balita yang tidak melakukan
pemantauan pertumbuhan, masih ada bayi yang tidak mendapat imunisasi dasar
lengkap dan masih ada desa yang di jumpai ada jentik nyamuk.

B. SARAN
Melihat dari hasil pencapaian semua program, analisa masalah, prioritas
masalah yang ada di puskesmas dimana dalam program itu, dalam
pelaksanaannya masih ada kesenjangan (belum tercapainya hasil kegiatan
sesuai dengan target yang ditentukan) sehingga berdasarkan hal tersebut diatas
perlunya dilaksanakan hal –hal sebagai berikut :

 Meningkatkan kerjasama lintas program.


 Meningkatkan kerjasama lintas sektoral.
 Pertemuan atau rapat sebagai evaluasi pelaksanaan program tiap bulan/ tri
bulan.
 Saran ke Dinas Kesehatan, mohon untuk diperhatikan dan dipertimbangkan
hal-hal apa yang menjadi masalah puskesmas seperti yang tercantum pada
data ketenagaan, analisa masalah, prioritas masalah.

Anda mungkin juga menyukai