Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS II

“KANKER SERVIKS”

DISUSUN OLEH :

1. RARA ARTA ANJELINA PUTRI (21120038)


2. REKA TAMARA DWIPUTRI (21120039)
3. RISMA WATI (21120040)
4. SALSA BILLA FIRDAUSAH (21120041)

DOSEN PEMBIMBING :MURBIAH,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan nikmat, taufik,
serta hidayah-nya yang snagat besar sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas II dengan judul “kanker
serviks”

Makalah ini disusun dengan mengambil sumber bacaan dari akses internet seperti
tercantum dalam daftar pustaka. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman para pembaca serta bermanfaat baik bagi kami maupun
pembaca

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan
ituhanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu, kami mengharapkan saran serta masukan yang
bersifat membangun dari pembaca sekalian demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

Palembang 10 Februari 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................1

DAFTAR ISI .................................................................................................................2

A. Definisi ......................................................................................................................3
B. Etiologi ......................................................................................................................3
C. Anatomi fisiologi ......................................................................................................4
D. Patoflow ....................................................................................................................7
E. Manifestasi klinik ......................................................................................................7
F. Pemeriksaan penunjang .............................................................................................7
G. Penatalaksaan medis dan keperawatan.......................................................................8
H. Pengkajian..................................................................................................................8
I. Diagnosa.....................................................................................................................9
J. Intervensi ...................................................................................................................9
K. Implementasi keperawatan ........................................................................................13
L. Evaluasi keperawatan ................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15

2
A. Definisi
Kanker serviks/kanker leher rahim termasuk dalam kategori tumor ganas yang timbul di
leher rahim wanita. Kanker ini dapat meluas ke vagina, rahim hingga indung telur
(Shadine, 2012).
Kanker Cerviks yaitu keganasan pada leher rahim yang merupakan keganasan pada
bagian terendah rahim yang menonjol ke liang sanggama / vagina ( Depkes RI, 2006) .
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kanker serviks/kanker
leher rahim adalah tumor ganas atau neoplasma yang berkembang di daerah leher rahim
wanita.
Kanker serviks atau yang biasa dikenal dengan kanker leher rahim merupakan
keganasan yang berasal dari sel serviks. Kanker serviks terjadi ketika sel pada serviks
mengalami pertumbuhan yang tidak normal serta menginvasi jaringan atau organ-organ
lain disekitar serviks seperti pada vagina bagian dalam, kandung kemih, rektum, dinding
panggul, ginjal, hati, paru-paru dan tulang (Arisusilo, 2012).
Serviks merupakan bagian dari organ reproduksi internal wanita tepatnya sepertiga
bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan terletak diantara rahim (uterus)
dengan vagina (Kemenkes RI, 2015).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu:
1. HPV (Human papilloma virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangatberbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45,
dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah
18 tahun, berganti-berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang
menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian Pil KB.
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan papsmear secara rutin).
(Nurarif, 2016).

3
C. Anatomi fisiologi
Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita yang
terdapat di luar dan di dalam tubuh.

1. Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam


a) Ovarium
Merupakan organ utama pada wanita. Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang,
berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di
daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari.
Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daera pinggang sebelah
kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti:
Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta
juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi
dalam memelihara masa kehamilan.
b) Fimbriae
Merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan
dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
c) Infundibulum
Merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan
dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
d) Tuba fallopi
Merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
e) Oviduct
Merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
f) Uterus
Merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe
uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk
satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu : Perimetrium (lapisan

4
yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus), Miometrium (lapisan yang
kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar
dan kembalike bentuk semula setiap bulannya), Endometrium (lapisan terdalam yang
kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium
inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang).
g) Fimbriae
Merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan
dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
h) Infundibulum
Merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan
dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
i) Tuba fallopi
Merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
j) Oviduct
Merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
k) Uterus
Merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe
uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk
satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu : Perimetrium (lapisan
yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus), Miometrium (lapisan yang
kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar
dan kembalike bentuk semula setiap bulannya), Endometrium (lapisan terdalam yang
kaya akan seldarah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium
inilah yang akan meluruh bersamaan dengan selovum matang).
l) Cervix
Merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai
jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
m)Saluran vagina
Merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
n) Klitoris
Merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.
2. Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar
a) Vagina
Merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar.
Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga
sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
b) Vulva
Merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar. Vulva terbagi atas sepertiga
bagian bawah vagina, klitoris, dan labia. Hanya mons dan labia mayora yang dapat
terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda interna mengalirkan darah ke
vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna bagian posterior, sedangkan aliran
limfatik dari vulva mengalir ke nodus inguinalis.

5
3. Alat genetalia luar terdiri dari :
a) Mons veneris/pubis (Tundun)
Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas simfisis
pubis. Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
b) Labia Mayora (bibir besar)
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak
mengandung urat syaraf. Labia mayora merupakan struktur terbesar genetalia eksterna
wanita dan mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons pubis
c) Labia Minora (bibir kecil)
Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia minora, harus
membuka labia mayora terlebih dahulu.
d) Klitoris (Kelentit)
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang dapat
mengeras dan tegang (erectil) yang mengandung urat saraf, jadi homolog dengan
penis dan merupakan organ perangsang seksual pada wanita.
e) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang
dibatasi oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara-muara dari :
liang senggama (introitus vagina), urethra, kelenjar bartolini, dan kelenjar skene kiri
dan kanan.
f) Himen (selaput dara)
Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama,
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya
mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit.
Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari,
ada yang dapat dilalui satu jari. Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat
hubungan seksual pertama kali.
g) Perineum (kerampang)
Merupakan bagian terendah dari badan berupa sebuah garis yang menyambung kedua
tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian belakang segitiga anal,
titik tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah
depan anus

6
D. Patoflow

Kanker Serviks

Terjadinya penyebaran sel Penurunan enzim pencernaan Perubahan status kesehatan

Penekanan syaraf iseral Abnormalitas metabolism Kurang pengetahuan

Lukosa dan trigliserida


Tosiseptor Beban psikologis meningkat

Rangsangan reseptor volume


Ornu dorsalis medulla spinalis
Kecemasan
lambung berkepanjangan

Serabut erifer

Nutrisi kurang dari kebutuhan


Ortex erebri

Nyeri

E. Manifestasi klinik
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang kanker serviks meliputi inspeksi,
kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi, rektoskopi, ultrasonography (USG), BNO-IVP, foto
toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, PET scan. Kecurigaan metastasis ke kandung
kemih atau rektum harus dikonfirmasi dengan biopsi dan histologik. Konisasi dan amputasi

7
serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik. Khusus pemeriksaan sistoskopi dan
rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan stadium IB2 atau lebih (Kemenkes RI,
2016). Stadium kanker serviks didasarkan atas pemeriksaan klinik oleh karena itu
pemeriksaan harus cermat bila perlu dilakukan dalam narkose. Stadium klinik ini tidak
berubah bila kemudian ada penemuan baru. Keraguan dalam penentuan diagnose maka
dipilih stadium yang lebih rendah (Kemenkes RI, 2016)
G. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut hanya
dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa
digunakan adalah angka harapanhidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung
dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup
untuk kanker leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada
penderita kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitistatika dalam ginekologi.
Penggolongan obat sitostatika antara lain :
a. Golongan yang terdiri atas obat-obatan yang mematikan semua sel pada siklus
termasuk obat-obatan non spesifik.
b. Golongan obat-obatan yang memastikan pada fase tertentu dari mana proliferasi
termasuk obat fase spesifik.
c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,
termasuk obat-obatan siklus spesifik.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara
lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi
yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan
deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara lain
hindari infeksi, laporkan tanda-tanda infeksi, monitor intake cairan,beri tahu efek radiasi
persisten 10-14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.
Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum
adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi
antara lain menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa
hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskan
pada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu
monior tanda-tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan
berserat dan cairan parenteral sampai 300 ml dan memberikan support mental. Perawatan
post pengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan (tromboplebitis,
emboli pulmonal dan pneumonia), monitor intake dan output cairan. (Bambang sarwiji,
2011)

H. Pengkajian
a. Faranheit (Suhu tubuh) : kaji suhu tubuh, dan suhu lingkungan
b. Exposure : kaji tekanan darah, irama dan kekuatan nadi, saturasi oksigen
c. Head to toe assement (pengkajian dari kepala hingga kaki) meliputi pengkajian riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat penyakit
keluarga.
Berikut pengkajian keperawatan pada pasien kanker serviks (Prabowo E & Eka, 2014):
a. Biodata
b. Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder yang menyertai.
c. Riwayat Keluhan Utama

8
d. Riwayat Kesehatan Lalu
e. Riwayat Keluarga, Seorang ibu yang mempunyai riwayat ca serviks
f. Riwayat Reproduksi,siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi perdarahan
diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker leher rahim.
g. Riwayat Obstetric
h. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan-makanan cepat saji dapat memicu sel
kanker untuk tumbuh dengan cepat, pada orang-orang dengan gemar berganti-ganti
pasangan dengan mengesampingkan efek negatifnya kemungkinan besar dapat timbul
gejala-gejala tersebut sehingga mengarah pada terjadinya kanker leher rahim.
i. Perilaku seks berganti-ganti pasangan. Dengan perilaku tersebut kemungkinan virus
penyebab terjadinya kanker serviks dapat ditularkan dengan mudah
j. Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif yang baik.
Pada klien kanker serviks, biasanya perubahan psikososial terjadi pada waktu pasien
mengalami perubahan struktur fungsi tubuh. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh
biaya yang dikeluarkan selama proses pengobatan, sehingga pasien mengalami
kecemasan.

I. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga, dan
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan ataupun kerentanan
respon.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Polanafas tidak efektif
3. Perfusi perifer tidak efektif
4. Nyeri akut

J. Intervensi
Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang di dasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI,2018).

K. Implementasi keperawatan
Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
disesuaikan (Potter & Perry, 2005). Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan
adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi memberikan mekanisme bagi
perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawataan yang diusulkan masih sesuai.
b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai
perawatan.
Perawat menelah rencana asuhan dan membandingkannya dengan data pengkajian untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi
keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status pasien telah
berubah dan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan harus dimodifikasi.

9
L. Evaluasi keperawatan
Evaluasi menurut Potter & Perry (2005) yaitu membandingkan data subjek dan objek yang
dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk menentukan tingkat keberhasilan
dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang ditetapkan selama perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon pasien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan
untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan
dari masalah potensial dan mempertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan
menetukan apakah tujuan ini telah terlaksana. Aspek lain dari evaluasi mencakup
pengukuran kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan
kesehatan (Potter &Perry, 2005).

10
DAFTAR PUSTAKA

Nur, Kholidia. "Laporan Pendahuluan CA Serviks",


https://www.academia.edu/34692741/LAPORAN_PENDAHULUAN_CA_SERVIKS,
diakses pada 10 Februari 2022 pukul 11.37 WIB.

"Layanan Askep Kanker", https://www.scribd.com/doc/302546038/ASKEP-KANKER-


SERVIKS, diakses pada 10 Februari 2022 pukul 11.53 WIB.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan. Badan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan. Badan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
Badan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

2019. "Kanker Serviks", https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-serviks, diakses pada


10 Februari 2022 pukul 12.23 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai