Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH FAKTOR- FAKTOR POINT OF PURCHASE

DISPLAY DAN GENERAL INTERIOR TERHADAP MINAT


BELI KONSUMEN

(Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB Unika Soegijapranata Yang Pernah Berkunjung
Dan Berbelanja Di Toko H&M Di Dp Mall Semarang)

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana (S1)


pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Katolik Soegijapranata

FADHIL SATRIO NUGROHO


16.D1.0231

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Fadhil Satrio Nugroho


NIM : 16.D1.0231
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen

Judul : “Pengaruh Faktor-Faktor Point of Purchase


Display dan General Interior Terhadap Minat
Beli Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa
FEB UNIKA Soegijapranata yang pernah
berkunjung dan berbelanja di Toko H&M di
DP Mall Semarang)”

Dosen Pembimbing : Posmaria Setiasiwi Sitohang. S.E., M. Si.

Disetujui di Semarang, 2021


Dosen Pembimbing

(Posmaria Setiasiwi Sitohang. S.E., M.Si.)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Pengaruh Faktor-Faktor Point of Purchase Display dan General
Interior Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus: Mahasiswa FEB
UNIKA yang pernah berkunjung dan berbelanja di Toko H&M di DP
Mall Semarang)”. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Skripsi
ini berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Posmaria Setiasiwi Sitohang. S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan waktunya secara penuh untuk membimbing, mengarahkan dan
membuka pikiran saya dengan penuh rasa sabar.
2. Bapak Drs. A. Sentot Suciarto, MP., PhD selaku dosen wali yang senantiasa
memberikan nasihat dan arahan selama masa perkuliahan di Jurusan
Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik
Soegijapranata.
3. Dosen Penguji saya yang sudah memberikan pengarahan, saran yang sangat
baik untuk saya yaitu Bapak A. Haryo Perwito, SE., MA-TRM dan Ibu MG.
Westri K. Susilowati, SE, MSI.
4. Kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa membantu baik secara
materi, motivasi, doa, semangat baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Kepada teman-teman Chicken Kemul, Geli-geli, Risbis, Evan, Jody, Jane, dan
teman- teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu- persatu, yang
memberikan semangat dan hiburan dikala tidak bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusunan proposal ini.
Akhir kata saya selaku peneliti menyadari bahwa proposal skripsi yang
saya tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti memohon saran
dan kritik membangun untuk menyempurnakan proposal skripsi ini dan
harapannya dapat bermanfaat bagi kita semua dikemudian hari.
Semarang, 2021
Fadhil Satrio Nugroho

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI

Sebagai sivitas akademik Universitas Katolik Soegijapranata, saya yang


bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fadhil Satrio Nugroho

NIM : 16.D1.0231

Program Studi : Ekonomi dan Bisnis

Fakultas : Manajemen

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Katolik Soegijapranata Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi yang berjudul:

Pengaruh Faktor-Faktor Point of Purchase Display dan General


Interior Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus: Mahasiswa FEB
UNIKA yang pernah berkunjung dan berbelanja di Toko H&M di DP
Mall Semarang)”. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas
Katolik Soegijapranata berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan skripsi di atas dengan mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, 2020
(Marcella Retno Airin)

ABSTRAK
Penelitian ini
ABSTRACT
DAFTAR ISI
PENGARUH FAKTOR- FAKTOR POINT OF PURCHASE DISPLAY
DAN GENERAL INTERIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN 1
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Feb Unika Soegijapranata Yang Pernah
Berkunjung Dan Berbelanja Di Toko H&M Di Dp Mall Semarang) 1
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Perumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 11
BAB II 13
LANDASAN TEORI 13
2.1 Landasan Teori 13
A. General Interior 13
B. Interior (Point- of- Purchase) Display 14
C. Minat Beli Konsumen 15
2.2 Penelitian Terdahulu 16
2.3 Kerangka Pikir Penelitian 20
2.4 Hipotesis Penelitian 21
2.5 Definisi Operasional Variabel 21
BAB III 23
METODE PENELITIAN 23
3.3 Metode Pengumpulan Data 25
3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian 25
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data 25
3.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 26
3.4 Alat Analisis Data 26
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif 26
3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda 27
3.5 Pengujian Hipotesis 28
3.5.1 Uji t (Uji Parsial) 28
3.5.2 Uji f (Uji Simultan) 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 31
LAMPIRAN FOTO 34
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah perusahaan selesai membuat produk langkah yang harus
dilakukan selanjutnya yaitu memasarkan produk, agar produk yang telah
diproduksi dapat sampai di tangan konsumen. Cara yang paling mudah
untuk dilakukan yaitu melalui pasar. Pasar merupakan sekumpulan orang
yang memiliki keinginan untuk puas dengan cara menggunakan uang yang
mereka miliki untuk berbelanja, dan orang-orang tersebut memiliki
kemauan untuk membelanjakan uang yang dimilikinya. Pada era modern
masyarakat di perkotaan pada umumnya akan membelanjakan uangnya
pada shopping centre atau pusat perbelanjaan yang biasa disebut dengan
mall.
Shopping centre atau mall merupakan sebuah tempat yang dimana
berisi bermacam toko dari beragam kategori produk, dan setiap kategori
produk memiliki bermacam-macam alternative merek (brand) dengan
keunggulannya masing-masing, salah satunya pada produk kategori
fashion. Terdapat berbagai macam merek fashion pada pusat perbelanjaan
seperti, H&M, UNIQLO, GIORDANO, THE EXECUTIVE, ZARA, dan
sebagainya. Dengan adanya banyak pilihan merek ini, membuat persaingan
pasar semakin ketat, sehingga para manajer pemasaran atau store
merchandiser perlu menata toko dengan sedemikian rupa agar dapat
memperlihatkan produk apa saja yang dimiliki kepada pengunjung mall,
selain itu juga membangun suasana toko yang baik dapat menarik
pengunjung mall untuk berkunjung, dan meningkatkan hasrat berbelanja
pelanggan toko. Setiap toko perlu membangun suasana toko guna dapat
memberikan kenyaman, kemudahan, dan membangun citra toko.
Suasana toko juga dapat menjadi identitas dalam benak pengunjung,
dengan demikian dapat menarik konsumen untuk berkunjung kembali ke
toko untuk melihat kembali produk apa yang ada atau promo apa yang
ditawarkan di dalam toko, dan melakukan pembelian di toko. Suasana toko
yang sengaja dibangun oleh store merchandiser atau pemasar disebut
dengan Store Atmosphere. Store Atmosphere dapat dijadikan pilihan strategi
pemasaran oleh para store merchandiser atau manajer pemasaran untuk
membangun suasana toko agar lebih menarik untuk dikunjungi dan
memiliki suasana yang berbeda dengan store lainnya. Menurut (Berman &
Evans, 2018, p. 464) suasana toko adalah kombinasi dari berbagai macam
karakteristik fisik toko seperti bentuk toko, tata letak, pencahayaan,
pemajangan, warna, temperature, music, aroma yang nanti secara
keseluruhan akan membangun citra dalam pikiran pengunjung toko.
Untuk menarik perhatian pengunjung agar melihat, lalu berkunjung,
kemudian muncul perasaan nyaman dan senang saat masuk kedalam toko,
dan akhirnya memunculkan minat beli pada konsumen, para store
merchandiser perlu memperhatikan beberapa elemen dari store atmosphere
beberapa diantaranya yaitu general interior (bagian dalam toko secara
umum) dan interior (Point of Purchase) Display. Menurut (Berman &
Evans, 2018, p. 468) General Interior (bagian dalam toko secara umum)
merupakan desain interior toko yang dimana dipikirkan dengan matang agar
dapat memaksimalkan visual toko. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan
dalam merancang General Interior toko yaitu, Flooring (jenis lantai),
Lighting (pencahayaan), Scent (aroma), Store temperature (suhu udara
toko), Cleanness (kebersihan toko), Fixtures (peralatan dan fasilitas toko),
Wall coverings (dinding toko), dan Cash Register Placement (penempatan
kasir).
Penataan Interior (Point of Purchase) Display yang baik akan dapat
menarik perhatian pengunjung toko untuk memperhatikan, melihat,
mengamati, memilih, mencoba, dan akhirnya melakukan pembelian pada
produk dan dapat meningkatkan penjualan produk dan laba toko. (Ioan
Plăiaş, Meda Roxana Olahut, 2012). (Berman & Evans, 2018, p. 474)
menyatakan dalam menyusun Interior Display terdapat elemen-elemen yang
perlu diperhatikan seperti, Assortment Display (display produk), interior
display yang digunakan untuk menampilkan keragaman produk dan
memancing konsumen untuk melihat produk. Theme-setting Display, tema
yang diusung oleh toko untuk menunjukkan suasana atau hari special, dapat
disesuaikan dengan tema yang diusung misalnya hari natal, hari puasa, hari
valentine, dan sebagainya. Ensemble Display, memperlihatkan produk
secara utuh dan lengkap pada kategori-kategori produk yang telah di
tentukan dengan menggunakan mannequin yang di make over dengan
kombinasi warna produk dan bentuk dari kaki hingga kepala, baik dari
pakaian hingga aksesoris yang sesuai dapat menarik perhatian konsumen
dan akhirnya memutuskan untuk membeli. Rack Display, banyaknya rak
dengan berbagai macam ukuran yang berada di dalam toko berguna untuk
membantu meletakkan berbagai macam produk yang dimiliki toko sesuai
dengan kategorinya. Cute Case, merupakan sebuah kemasan yang
digunakan untuk membungkus dan membawa produk yang telah dibeli.
Pengunjung toko tidak hanya fokus pada produk dan harga yang
diberikan retailer, tetapi juga akan menilai lingkungan toko yang dibuat
oleh retailer melalui Interior Display, General Interior, Exterior, Store
Layout, dan Human Variables (Turley & Milliman, 2000). Store
Atmosphere (suasana toko) merupakan sebuah media komunikasi
pemasaran yang dirancang dengan sedemikian rupa supaya dapat
mencukupi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen, dan juga sebagai
upaya untuk memahami perilaku yang menarik perhatian konsumen dan
meningkatkan minat beli konsumen. Jika, suasana toko (store atmosphere)
ditata dengan baik dan matang dapat membuat konsumen menjadi nyaman
dan menimbulkan perasaan senang ketika berada di dalam toko, dengan
nyamannya dan munculnya perasaan senang pada diri konsumen saat
berkunjung ke dalam toko akan membuat konsumen menjadi betah untuk
bertahan lebih lama di dalam toko, sehingga secara tidak langsung dapat
memicu minat beli konsumen.
H&M DP Mall Semarang merupakan sebuah merek fast retailing
yang dimana menjual pakaian pria dan wanita dari semua kalangan usia
yang digemari oleh warga Semarang. H&M juga memiliki rentang harga
yang dapat dikatakan cukup terjangkau kira-kira sekitar Rp 70.000,00
sampai dengan Rp 900.000,00.
Toko H&M yang berada di DP Mall Semarang merupakan toko
pertama mereka yang dimana memiliki ukuran yang relatif besar, ambience
toko yang bisa dikatakan cukup nyaman untuk dikunjungi dan dilihat.
Penataan General Interior dan (Point of Purchase) Display toko H&M DP
Mall Semarang sebagai berikut
VARIABEL H&M

- Menggunakan lampu sorot yang digantung pada


plafon yang menyoroti berbagai macam titik pad rak
yang berada di dalam toko guna untuk meng-
Pencahayaan
highlight produk yang ditawarkan

- Warna lampu yang dipilih memiliki tone warna yang


dingin (cold).
General
- Volume lagu cukup keras
Interior
- memutarkan lagu-lagu yang sedang trending di
Sound/ Musik kalangan masyarakat.

- Cenderung upbeat dan berkesan energetic dan


bergairah

Penempatan mesin - memiliki dua mesin kasir yang berada di tengah men
kasir & women section toko.

Interior Product Display - Sebagian besar produk pakaian digantung pada rak
(Point of gantung, dan sebagainnya lagi dilipat diatas meja
Purchase) kecil atau rak dinding.
Display
Rack dan Cases - Di dalam toko terdapat banyak rak gantung dan rak
dinding yang diletakkan secara berdekatan.
Sign, Poster, Cards - Memiliki sign harga yang cukup besar untuk dibaca
pada setiap rak gantung pakaiannya

- memiliki poster yang cukup besar di beberapa titik di


dalam toko sebagai informasi tambahan mengenai
produk.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka


peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Store
Atmosphere dan Minat Beli Konsumen. Oleh karena itu ditulis skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Point of Purchase Display dan
General Interior Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus:
Mahasiswa FEB UNIKA yang pernah berkunjung dan berbelanja di
Toko H&M di DP Mall Semarang)”.
1.2 Perumusan Masalah
H&M merupakan merek baju fast retailing yang dimana mereka
menjualkan produk pakaian dan aksesoris dari pria, wanita, sampai dengan
anak-anak. H&M baru saja membuka gerai pertamanya di Kota Semarang
tepatnya di ground floor (GF) DP Mall Semarang.
Penciptaan store atmosphere pada toko H&M perlu dilakukan
terlebih lagi letak toko H&M yang cukup berdekatan dengan kompetitor-
kompetitornya. Store merchandiser atau store manager perlu membangun
suasana toko (Store Atmosphere) dengan baik agar konsumen yang
berkunjung merasa nyaman dan betah berada di dalam toko yang kemudian
akhirnya memutuskan untuk membelanjakan uangnya pada produk tertentu
yang berada di dalam toko tersebut.
Store atmosphere merupakan komponen utama dalam mebangun citra
toko dan dapat diartikan juga sebagai dominan efek sensorik yang
diciptakan oleh desain dan penataan toko, karakter fisik, dan aktivitas
barang dagangan yang dimana dapat memberikan pengalaman dalam
berbelanja konsumen (Ioan Plăiaş, Meda Roxana Olahut, 2012). General
Interior dan Interior (Point of Purchase) Display yang merupakan dua dari
lima elemen pembentuk store atmosphere. Elemen-elemen dari store
atmosphere ini memiliki peran dalam menciptakan suasana yang ada di
dalam toko.
General Interior merupakan interior umum yang berada di dalam toko,
yang dimana persepsi interior umum pada toko akan mempengaruhi belanja
tidaknya konsumen, penjualan, dan durasi waktu konsumen berada di dalam
toko, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga elemen atau
indikator yang mendukung general interior untuk diteliti, diantaranya
yaitu Sound/ Music, lighting, dan cash register placement. Yang dimana
Sound/ music dapat mempengaruhi penjualan, gairah dan perasaan
konsumen saat berada di dalam toko. Lighting, mempengaruhi jumlah
produk barang yang dilihat dan disentuh oleh konsumen, dapat meng-
highlight detail material dan warna produk yang berada di rak dan
gantungan toko, membantu konsumen untuk mempertimbangkan produk
pakaian tersebut cocok untuk mereka beli atau tidak. Cash Register
Placement, penempatan mesin kasir yang tepat akan membantu konsumen
untuk dapat melihat seluruh produk yang berada di dalam toko, selain itu
jumlah mesin kasir juga mempengaruhi panjang dan lama antrian
pembelian. (Turley & Milliman, 2000)
Interior (Point of Purchase) Display memberikan informasi pada
konsumen mengenai produk dan promo yang ada di dalam toko, dalam
penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga elemen atau indikator
yang mendukung interior (point of purchase) display untuk diteliti,
diantaranya yaitu product display, rack and cases¸dan sign, poster, cards.
Product display atau An Assortment Display, mempengaruhi penjualan, dan
menarik konsumen untuk masuk dan melihat produk yang dipajang dalam
toko. A Rack and Case Display, dapat membantu untuk melihat opsi-opsi
produk yang ditawarkan. Rak dan case perlu diatur dengan baik agar
konsumen nyaman ketika melihat produk. An Ensemble Display (Sign,
Poster, Cards), dapat membantu untuk meningkatkan penjualan. Dengan
menggunakan sign, poster, cards konsumen dapat mengetahui produk baru
apa yang ada di dalam toko, dan promo apa yang sedang ditawarkan
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan dua
elemen dari pembentuk store atmosphere diantaranya yaitu Interior
Display (pada aspek indicator product display, rack and cases, dan sign,
poster, cards), dan General Interior (pada aspek indicator lighting,
music/ sounds, dan cash register position).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti dihadapkan oleh
situasi dimana setiap toko memiliki display interior dan general interior
yang berbeda di setiap mall, maka dari situasi tersebut rumusan masalah
dalam penelitian ini:
a. Bagaimana pengaruh General Interior dan (Point of Purchase)
Display dan keputusan pembelian konsumen?
b. Apakah general interior berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen?
c. Apakah Point of Purchase Display berpengaruh positif terhadap
minat beli konsumen?
d. Apakah faktor-faktor (Point of Purchase) Display berpengaruh
positif terhadap minat beli konsumen?
e. Apakah faktor faktor (point of purchase) display dan general
interior sama-sama berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:
1. Mengetahui bagaimana (Point of Purchase) Display dan
General Interior pada toko H&M di DP Mall Semarang dalam
mempengaruhi minat beli konsumen.
2. Mengetahui pengaruh general interior terhadap minat beli
konsumen.
3. Mengetahui pengaruh faktor-faktor (point of purchase) display
terhadap minat beli konsumen
4. Mengetahui faktor dan indikator mana yang paling memberikan
pengaruh secara bersama-sama pada minat beli konsumen di
toko H&M DP Mall Semarang.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi akademisi:
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan dalam penelitian sejenis di bidang Manajemen
Pemasaran. Khususnya pada tim pemasar guna untuk mempelajari
efektivitas store atmosphere dalam perilaku berbelanja konsumen.
2. Bagi pelaku usaha di fashion industry:
Harapannya dengan melakukan penelitian ini dapat membantu
manajer atau pengelola fashion industry untuk meningkatkan
jumlah konsumen dengan cara membangun suasana toko yang
menarik sehingga konsumen tertarik untuk menghabiskan waktunya
dan berbelanja di dalam toko.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


A. General Interior
Menurut (Berman & Evans, 2018) General Interior (Interior Umum)
Interior Umum, elemen-elemen yang berada di dalam toko dapat
mempengaruhi persepsi konsumen mengenai toko yang mereka datangi,
oleh karena itu interior dalam toko perlu ditata dan direncanakan dengan
sangat baik. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik
pengunjung untuk datang dan mendorong minat berbelanja pengunjung
toko dengan cara memperhatikan interior umum toko. Sub elemen dari
general interior sebagai berikut:
● Flooring, lantai merupakan sesuatu yang benar-benar dapat
membantu untuk memberikan kesan yang baik di depan
pelanggan, selain itu juga pemilihan lantai yang tepat akan
dapat berpengaruh pada tema dan suasana yang ingin
diangkat pada suatu toko.
● Lighting, pencahayaan yang terang cukup berkontribusi
dalam menciptakan mood pada pengunjung. Penempatan
yang tepat dan pemilihan jenis warna lampu yang hangat
atau dingin akan membantu untuk meng-highlight pada
produk yang ditawarkan (Hussain & Ali, 2015).
● Scent, adanya aroma suasana yang menyenangkan pada toko
dapat mempengaruhi reaksi perilaku berbelanja pada
pengunjung. Aroma yang menyenangkan dan memberikan
kenyamanan pada pengunjung akan mempengaruhi suasana
hati konsumen, yang dimana dapat membuat konsumen
bertahan lebih lama di dalam toko dan dapat menarik minat
berbelanja konsumen. (Hussain & Ali, 2015).
● Music, dapat didefinisikan sebagai suara yang
menyenangkan yang dapat mempengaruhi keputusan sadar
dan tidak sadar pada konsumen (Hussain & Ali, 2015).
● Temperature, udara toko yang terlalu panas atau terlalu
dingin dapat membuat konsumen menjadi tidak nyaman dan
tidak puas, dampaknya konsumen akan tergesa-gesa untuk
keluar dan tidak mau menghabiskan waktunya di dalam toko
untuk melihat-lihat lebih lama.(Hussain & Ali, 2015).
● Cleanliness, kebersihan toko akan meningkatan suasana toko
yang dimana pelanggan akan memberikan respon pada
ketertarikan konsumen untuk datang dan berbelanja (Hussain
& Ali, 2015).
● Store fixture, peletakan dan penataan detail toko harus
direncanakan sebaik mungkin dengan memikirkan estetika
ruang di dalam toko.
● Wall coverings, pemilihan tekstur dinding pada toko juga
akan mempengaruhi kesan konsumen pada toko.
● Cash Register Placement, kasir pada toko, area mesin kasir
pada toko bisa digunakan untuk menjual produk-produk yang
memiliki harga lebih rendah atau dapat meletakkan produk
sale yang dimana dapat menarik konsumen untuk membeli
produk tersebut. Tempatkan mesin kasir pada tengah toko
atau endpoint toko.
B. Interior (Point- of- Purchase) Display
Menurut (Berman & Evans, 2018) Interior (Point Of Purchase)
Display berguna untuk memberikan informasi pada pengunjung toko,
sebagai media promosi untuk meningkatkan penjualan dan
meningkatkan suasana di dalam toko. Terdapat lima bagian dalam point
of purchase sebuah toko yang dapat digunakan store merchandiser
untuk meningkatkan penjualan:
● An Assortment Display, berfungsi untuk memajang produk
yang dijual, yang dimana konsumen dapat melihat,
merasakan material bahan, dan mencoba produk yang
dipajang.
● A Theme Setting Display, store merchandiser dapat
mendekorasi display toko sesuai dengan peringatan hari
spesial tertentu untuk memberikan pengalaman berbelanja
yang berbeda, mengesankan dan menyenangkan pada
konsumen.
● An Ensemble Display, mannequin dapat menjadi alternatif
untuk menampilkan semua produk secara lengkap, dengan
demikian konsumen dapat melihat secara keseluruhan semua
produk dalam satu tubuh (head to toe).
● A Rack and Case Display, rak memiliki fungsi untuk melipat
atau menggantung pakaian yang ringan dan case memiliki
fungsi untuk menggantung pakaian yang lebih berat dan
besar. Rak dan case dapat membantu konsumen untuk
melihat opsi-opsi produk yang ditawarkan. Rak dan case
perlu diatur dengan baik agar konsumen nyaman ketika
melihat produk. Selain rak dan case, toko juga harus
memiliki cut case dan dump bin. Cut case dapat digunakan
untuk membawa dan membungkus barang yang kecil.
Sedangkan dumb bin, merupakan sebuah tempat yang
berisikan tumpukan pakaian diskon.
C. Minat Beli Konsumen
Minat beli konsumen merupakan sebuah hubungan antara perilaku
konsumen dengan ketertarikannya pada suatu produk, yang dimana hal ini
merupakan suatu aspek yang penting bagi pemasar untuk melihat pola
berbelanja konsumen pada suatu produk dan jasa tertentu (Curvelo et al.,
2019). Dengan melihat intensi atau ketertarikan konsumen pada suatu
produk dapat digunakan perusahaan untuk memperkirakan penjualan
produk atau repeat order pada produk yang sudah ada (Diallo, 2012), dan
dengan ini dapat menunjukkan tren apa yang sedang diminati oleh
konsumen, dan konsumen dapat memberitahukan pengalamannya
berbelanja dengan teman, dan keluarga pada toko yang dikunjunginya
(Cronin et al., 2000).
Minat beli konsumen dapat terjadi jika persepsi yang dipikirkan oleh
konsumen sesuai dengan apa yang dilihatnya pada toko (Chang & Wildt,
1994). Banyak faktor yang mempengaruhi minat berbelanja konsumen
seperti:
- Pengetahuan pelanggan terhadap suatu produk
- Persepsi konsumen
- Suasana toko yang diberikan pada konsumen,
- Kualitas produk
- Penataan toko, dsb
Minat beli konsumen merupakan sebuah respon yang terjadi karena
adanya stimulus (store atmosphere) (Sherman et al., 1997). Minat beli
konsumen dapat memberikan respon yang berbeda-beda pada konsumen
ada yang langsung membeli dan ada juga yang menunda, faktor konsumen
untuk langsung membeli dan menunda pembelian karena (1) banyak jumlah
produk yang dibeli, (2) lama waktu yang dihabiskan didalam toko, (3)
berapa banyak uang yang ingin digunakan dalam sebuah toko, (4)
mendukung tidaknya suasana toko untuk memicu konsumen untuk
berbelanja. Faktor tersebut mempengaruhi kesenangan dan gairah
konsumen untuk berbelanja (Sherman et al., 1997).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Variabel Hasil

(Penn, 2018) The influence of in-store Dependent: Penelitian ini menemukan bahwa
lighting on consumers pencahayaan yang cukup terang
- Penjualan
examination of dan cerah di dalam toko dapat
Independent: mempengaruhi pembeli untuk
merchandise in a wine
memeriksa dan melihat lebih
store Charles - Lighting banyak barang dagangan di dalam
toko. Dampak dari pencahayaan
- Tipe
ini sangat menonjol untuk produk
Pengunjung
yang berada di “eye level” atau
produk yang berada dalam
jangkauan mata. Hasil ini sesuai
dengan interpretasi ketajaman
visual yang meningkat dari
manipulasi pencahayaan.
Penelitian di masa yang akan
diharapkan dapat lebih langsung
meneliti dari reaksi internal (yaitu
suasana hati, gairah, ketajaman
visual) yang memediasi efek
pencahayaan di dalam toko dan
variabel atmosfer lainnya pada
aspek perilaku konsumen.

(Areni & Miller, 2012) Sales effects of in-store Dependent: Konsumen menanggapi iklan
radio advertising POS (Point-of-Sale) dengan
- Produk
membeli lebih banyak unit
Terjual
daripada yang mereka lakukan
Independent: ketika pengurangan harga

- Tanda Harga digunakan. Dalam penelitian ini


juga ditemukan interaksi harga
dan iklan yang signifikan.

(Yalch & Spangenberg, Effects of Store Music on Dependent: Secara keseluruhan efek dari jenis
1990) Shopping Behavior musik yang dimainkan dapat
- Persepsi
diabaikan. Namun, efek musik
Musik
cenderung bervariasi menurut
- Mood jenis pembelanja dan departemen.
- Perilaku Laki-laki yang lebih muda
Berbelanja menyukai musik latar depan,
perempuan yang lebih tua
- Persepsi
menyukai musik latar.
Merchandise

- Persepsi toko

Independent:

- Musik

- Toko

- Umur

- Usia

- Preferensi
Musik

- Jumlah
pengunjung

(Milliman, 1982) Using Background Music Dependent: Tempo irama music latar dapat
to Affect the Behavior of memepngaruhi secara signfikan
- Penjualan
Supermarket Shoppers baik arus lalu lintas di dalam toko
Independent: dan volume penjualan kotor

- Kategori harian yang dibeli konsumen

Produk setidaknya dalam beberapa


situasi. Marketing manager dapat
- Jarak Rak
mempengaruhi perilaku
konsumen dengan music, akan
tetapi pengaruh ini dapat
berkontribusi pada proses dari
mencapai tujuan bisnis atau
tercampur dengan yang lainnya.
Dengan kata lain music yang
dipilih dengan benar agar sesuai
dengan tujuan yang dimaksudkan.

(Frank & Massy, 1970) Shelf Position and Space Dependent: Menambahkan baris rak
Effects on Sales tambahan di dalam toko
- Penjualan
umumnya lebih efektif daripada
- Unit mengubah tingkat, cara ini juga
Penjualan akan dapat memudahkan

Independent: konsumen untuk melihat


keseluruhan opsi produk di dalam
- Baris Rak
toko.
- Ketinggian
Rak

- Jarak Rak

- Volume
Toko

(Cox, 1970) The Effect Branded of Dependent: Dalam penelitian ini


Shelf Products Space menunjukkan bahwa ruang rak
- Penjualan
Upon Sales dapat mempengaruhi penjualan
Independent: produk tetapi tidak

- Kategori mempengaruhi barang tersebut.

Produk

- Jarak Rak
2.3 Kerangka Pikir Penelitian
Minat beli konsumen dapat terjadi karena adanya pemicu dari
suasana toko yang diberikan pada konsumen yang memberikan respon
senang dan bergairah untuk membelanjakan uangnya pada suatu toko.
Konsumen dapat melihat, merasakan, dan memperkirakan terkait produk
yang dijual pada suatu toko.
Konsumen akan melihat product display suatu toko, bagaimana
suatu toko dapat memperlihatkan produk yang dimilikinya dengan
meletakkan produknya pada rack dan cases pada toko, namun dengan
menata dan meletakkan produk pada rak dan case pada toko tidaklah cukup,
toko juga perlu memiliki lighting atau pencahayaan yang cukup dan
meletakkan pencahayaannya secara tepat dan menarik guna untuk meng-
highlight produk yang dijual, selain itu lighting juga dapat membantu store
merchandiser untuk memberitahukan pada pengunjung mengenai promo
apa saja yang ada di tok tersebut. Music yang dinamis dan sesuai akan
menambah gairah konsumen semakin aktif untuk berbelanja.
Setelah perasaan dan pengalamannya telah terjadi pada toko,
konsumen akan dengan segera untuk melakukan pembelian pada produk
tersebut, peletakan mesin kasir pada bagian tengah toko atau ujung toko
akan memberikan waktu yang cukup pada konsumen untuk melihat produk
secara keseluruhan, dan membuat konsumen bertahan lebih lama di dalam
toko yang dimana output-nya konsumen akan membeli beberapa produk di
toko tersebut.
Dengan demikian dapat dilakukan analisis untuk mengetahui apa
yang membuat konsumen menjadi tertarik untuk berkunjung ke toko, dan
melakukan pembelian pada suatu produk, aspek apa yang sebenarnya yang
menjadi pemicu konsumen untuk berbelanja, dan apakah interior display
dan general interior dapat menarik minat berbelanja konsumen pada suatu
toko.
GAMBAR 1: Kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini yaitu general interior dan (point of
purchase) display memberikan pengaruh secara positif dan signifikan pada
minat beli konsumen baik secara bersama-sama maupun secara parsial.
2.5 Definisi Operasional Variabel
Dalam definisi operasional variabel terdapat variabel dependen dan
variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel independen atau variabel
bebas. Sedangkan variabel independen merupakan sebuah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya variabel dependen. Pada
penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Variabel independen yang pertama yaitu Interior Display. Menurut
(Berman & Evans, 2018) Interior (Point Of Purchase) Display berguna
untuk memberikan informasi pada pengunjung toko, sebagai media promosi
untuk meningkatkan penjualan dan suasana di dalam toko. Indikator yang
menjadi parameter penelitian ini yaitu:
a. Product display suatu toko yang menarik minat konsumen untuk
berkunjung dan melihat.
b. Signane, poster, dan card yang menarik bagi konsumen.
c. Jumlah rak dan cases pada suatu toko untuk memajang produk
yang ditawarkan di toko.
Variabel independen yang kedua yaitu General Interior, merupakan
interior umum yang berada di dalam toko yang dapat mempengaruhi
persepsi konsumen mengenai toko yang mereka datangi. Tujuan utama dari
Display Interior untuk menarik konsumen dan meningkatan penjualan dan
laba toko. Indikator yang menjadi parameter penelitian ini yaitu:
a. Penempatan lighting suatu toko dimana dapat membantu untuk
mempengaruhi suasana hati konsumen pada suatu tempat atau
produk tertentu.
b. Pemilihan music pada toko yang dapat mendorong gairah
konsumen untuk berbelanja
c. Peletakan kasir pada suatu toko
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu, minat beli konsumen.
Minat berbelanja konsumen merupakan sebuah hubungan antara perilaku
konsumen dengan ketertarikannya pada suatu produk, yang dimana
merupakan suatu aspek yang penting bagi pemasar untuk melihat pola
berbelanja konsumen pada produk dan jasa tertentu ((Ioan Plăiaş, Meda
Roxana Olahut, 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif


dengan menggunakan pendekatan survey. Menurut Kerlinger penelitian
survey merupakan sebuah penelitian yang dilakukan pada populasi kecil
maupun besar, tetapi data yang dianalisis adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relative, distribusi dan hubungan antar variabel (Sugiyono, 2017). Dalam
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dilakukan menggunakan
survei.
Sedangkan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai
dari orang , objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2017 :38). Variabel -variabel yang terdapat dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Variabel Independen, General Interior dan (Point of
Purchase) Display
b. Variabel Dependen, Minat Beli Konsumen

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian


Objek penelitian ini adalah konsumen yang pernah berkunjung atau
berbelanja di toko H&M DP Mall Semarang dalam kurun waktu 3 bulan
terakhir. Dengan rentang usia 18-25 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan. Lokasi tempat untuk melakukan penelitian ini yaitu pada
toko H&M DP Mall Semarang.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Penelitian kuantitatif, mengenal istilah populasi. Menurut (Sugiyono,
2017 :80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan
oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi konsumen yang berkunjung ke dalam toko H&M di DP Mall
Semarang tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut baik populasi kecil ataupun besar, dan peneliti tidak
mungkin untuk mengambil seluruh populasi yang ada, dikarenakan
keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan faktor-faktor lainnya (Sugiyono, 2017
:81). Menurut Sekaran (2006), ukuran sampel dalam penelitian lebih dari 30
responden dan kurang dari 500 responden adalah angka yang tepat untuk
kebanyakan penelitian. Menurut Roscoe (1975) dalam (Sugiyono, 2017),
Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak
100 responden agar data yang diperoleh lebih valid.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik purposive sampling, yang dimana pemilihan sampel
dilakukan dengan peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu
(Sugiyono, 2017). Adapun kriteria-kriteria yang dipilih sebagai berikut:
1. Responden adalah konsumen laki-laki dan perempuan yang berusia
18-25 tahun yang bersedia untuk dijadikan responden
2. Pernah berkunjung lebih dari 3 kali dan pernah berbelanja di toko
H&M DP Mall Semarang
3. Kurun waktu berkunjung dan berbelanja di toko H&M DP Mall
Semarang paling tidak 3 bulan terakhir.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui sumber aslinya.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari menyebarkan kuesioner
menggunakan google form kepada konsumen atau pengunjung yang pernah
melakukan pembelian di toko H&M di DP Mall Semarang dalam kurun
waktu 3 bulan terakhir.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sebuah langkah yang memiliki peranan
penting dalam proses penelitian, tujuan dari pengumpulan data yaitu untuk
mendapatkan informasi dan data dasar untuk menguji kevalidan sebuah
informasi dari sebuah permasalahan yang telah dirumuskan. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian yaitu:
1. Kuesioner/ Angket
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini pengumpulan data yang
didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada konsumen di toko H&M DP
Mall Semarang setidaknya lebih dari 3 kali dalam kurun waktu 6 bulan
terakhir.
Penelitian ini menggunakan empat point untuk dipilih oleh
responden. Empat point titik panduan (anchor) tersebut sebagai berikut:
- Jawaban SS (Sangat Setuju) :4
- Jawaban S (Setuju) :3
- Jawaban TS (Tidak Setuju) :2
- Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) :1
Setelah kuesioner dijawab oleh responden, baru dapat dilakukan
analisis penelitian dari hasil tersebut dengan menentukan skor dari setiap
poin pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

3.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sesuai atau
sah, rill. Uji validitas merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui
berfungsi tidaknya alat ukur yang digunakan (valid atau tidak valid) (Ismail
& Ghozali, 2015 : 53). Alat ukur yang dimaksud merupakan pertanyaan
yang ada dalam kuesioner. (Ismail & Ghozali, 2015)gh mengatakan suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut dapat
mengungkapkan sesuatu yang diukur dalam kuesioner. Validitas penelitian
yang diuji dikatakan valid jika:
- r hitung > r tabel, kuesioner yang digunakan peneliti valid
- r hitung < r tabel, kuesioner yang digunakan peneliti tidak valid
Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau yang dapat diartikan reliabel (bersifat andal).
Menurut (Sugiyono, 2017), kuesioner yang reliabel apabila jawaban dari
responden atas pertanyaan yang ada di kuesioner konsisten atau tidak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kuesioner dikatakan reliabel
atau stabil apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ismail & Ghozali, 2015).
3.4 Alat Analisis Data
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu sebuah statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan
secara general (Sugiyono, 2017: 147). Para peneliti biasanya menggunakan
statistic deskriptif bila hanya ingin mendeskripsikan data sampel penelitian
dan tidak melakukan penarikan kesimpulan. Rumus yang digunakan sebagai
rentang skala sebagai berikut
NILAI TERBESAR −NILAI TERENDAH
RS:
J UMLAH KATEGORI
4−1
RS:
3
RS: 1
Skala pengukuran merupakan sebuah acuan yang digunakan untuk
menentukan panjang pendek suatu interval yang ada pada alat ukur, yang
dimana alat ukur tersebut jika digunakan dalam suatu pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran dalam penelitian ini akan
menggunakan skala pengukuran likert. Skala likert dapat digunakan dalam
pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sebuah kelompok
terhadap suatu fenomena sosial yang telah ditentukan secara spesifik oleh
peneliti (Sugiyono, 2017:134). Data yang akan didapat oleh peneliti dalam
penelitian ini akan berupa data interval.
Rentang Skala KATEGORI

1,00 - 2,00 Rendah Rendah Rendah


2,00 - 3,00 Sedang Sedang Sedang
3,00 - 4,00 Tinggi Tinggi Tinggi
Tabel 3.2: Tabel Penilaian Rentang Skala General Interior
3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda biasanya digunakan untuk menguji
pengaruh suatu variabel bebas atau variabel independen pada variabel
terikat atau variabel dependen. Uji regresi linier berganda bersumber pada
satu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Pada penelitian ini
variabel dependen (Y), yaitu minat beli konsumen. sedangkan variabel
independen dalam penelitian ini ada dua, yaitu Point of Purchase Display
(X1) dan General Interior (X2). Penghitungan regresi linear berganda akan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Dengan persamaan uji regresi linear berganda yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
Y= a+ b 1 X 1 +b 2 X 2+ b3 X 3 +b4 X 4 +b5 X 5 +b 6 X 6 +e
Keterangan:
Y = Minat Beli Konsumen
a = Kostanta
b = Koefisien regresi
X1 = Lighting
X2 = Music
X3 = Cash Register Placement
X4 = Product Display
X5 = Rack and Cases
X6 = Sign, Poster, and Cards
e = error term
3.5 Pengujian Hipotesis
3.5.1 Uji t (Uji Parsial)
Uji statistic t yaitu uji parsial yang digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel bebas pada variasi variabel
terikat (Kuncoro, 2013)
a. Jika x < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima, artinya adanya
pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat. Maka
hipotesis dapat diterima/ terbukti
b. Jika x > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
adanya pengaruh antar variabel bebas dan terikat. Maka hipotesis
tidak dapat diterima/ tidak terbukti
3.5.2 Uji f (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menentukan pengujian variabel independen
secara bersamaan memberikan pengaruh terhadap variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, T., & Ghozali, I. (2015). Control system, strategy and learning. Academy of
Strategic Management Journal, 14(1), 58–72.
Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian.
Astuti, D. M. (2012). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian.
Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 14.
Berman, B., & Evans, J. R. (2018). Retail management : A Strategic Approach. In
Retail management : A Strategic Approach. 1995: Prentice Hall.
Chang, T. Z., & Wildt, A. R. (1994). Price, product information, and purchase
intention: An empirical study. Journal of the Academy of Marketing Science:
Official Publication of the Academy of Marketing Science, 22(1), 16–27.
https://doi.org/10.1177/0092070394221002
Cronin, J. J., Brady, M. K., & Hult, G. T. M. (2000). Assessing the effects of
quality, value, and customer satisfaction on consumer behavioral intentions in
service environments. Journal of Retailing, 76(2), 193–218.
https://doi.org/10.1016/S0022-4359(00)00028-2
Curvelo, I. C. G., Watanabe, E. A. de M., & Alfinito, S. (2019). Purchase intention
of organic food under the influence of attributes, consumer trust and
perceived value. Revista de Gestão, 26(3), 198–211.
https://doi.org/10.1108/rege-01-2018-0010
Diallo, M. F. (2012). Effects of store image and store brand price-image on store
brand purchase intention: Application to an emerging market. Journal of
Retailing and Consumer Services, 19(3), 360–367.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2012.03.010
Hussain, R., & Ali, M. (2015). Effect of Store Atmosphere on Consumer Purchase
Intention. International Journal of Marketing Studies, 7(2).
https://doi.org/10.5539/ijms.v7n2p35
Ioan Plăiaş, Meda Roxana Olahut, J. E.-M. (2012). Store Atmosphere: Conceptual
Issues and It’s Impact on Shopping Behavior. Marketing From Information
to Decision, 5, 317–343.
Nurdiansyah, R., & Reza, Y. F. (2015). PENGARUH STORE ATMOSPHERE
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Distro
UNK347 di Kota Bandung). Jurnal Llmu Manajemen & Bisnis, 05(2), 238.
Pribadi, J. D., Sukma, E. A., & Santoso, E. B. (2017). Pengaruh Eksterior Dan
General Interior Terhadap. Pengaruh Eksterior Dan General Interior
Terhadap, 11, 201–212.
Sherman, E., Mathur, A., & Smith, R. B. (1997). Store environment and consumer
purchase behavior: Mediating role of consumer emotions. Psychology and
Marketing, 14(4), 361–378. https://doi.org/10.1002/(SICI)1520-
6793(199707)14:4<361::AID-MAR4>3.0.CO;2-7
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian.
Turley, L. W., & Milliman, R. E. (2000). Atmospheric effects on shopping
behavior: A review of the experimental evidence. Journal of Business
Research, 49(2), 193–211. https://doi.org/10.1016/S0148-2963(99)00010-7
Areni, C. S., & Miller, R. (2012). Sales effects of in-store radio advertising.
Journal of Marketing Communications, 18(4), 285–295.
https://doi.org/10.1080/13527266.2010.528208
Berman, B., & Evans, J. R. (2018). Retail management : A Strategic Approach. In
Retail management : A Strategic Approach. 1995: Prentice Hall.
Cox, K. K. (1970). The Effect Branded of Shelf Products Space Upon Sales.
Journal of Marketing Research, 7(1), 55–58.
Frank, R. E., & Massy, W. F. (1970). Shelf Position and Space Effects on Sales.
Journal of Marketing Research, 7(1), 59. https://doi.org/10.2307/3149508
Ioan Plăiaş, Meda Roxana Olahut, J. E.-M. (2012). Store Atmosphere: Conceptual
Issues and It’s Impact on Shopping Behavior. Marketing From Information
to Decision, 5, 317–343.
Milliman, R. E. (1982). Using Background Music to Affect the Behavior of
Supermarket Shoppers. Journal of Marketing, 46(3), 86.
https://doi.org/10.2307/1251706
Penn, W. S. (2018). The influence of in-store lighting on consumers’ examination
of merchandise in a wine store Charles. Journal of Marketing, 20(1), 66–73.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian.
Turley, L. W., & Milliman, R. E. (2000). Atmospheric effects on shopping
behavior: A review of the experimental evidence. Journal of Business
Research, 49(2), 193–211. https://doi.org/10.1016/S0148-2963(99)00010-7
Yalch, R., & Spangenberg, E. (1990). Effects of Store Music on Shopping
Behavior. Journal of Services Marketing, 4(1), 31–39.
https://doi.org/10.1108/EUM0000000002502
LAMPIRAN
A. IDENTITAS DIRI RESPONDEN
NAMA :
JENIS KELAMIN :
USIA :
PEKERJAAN :
Apakah anda berkunjung dan berbelanja ke H&M DP Mall Semarang dalam
kurun waktu 3 bulan terakhir?
□ YA
□ TIDAK
B. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Baca setiap butir pertanyaan dengan cermat
2. Setiap butir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih satu alternative
3. Jawab semua pertanyaan tanpa ada satupun pertanyaan yang terlewat

C. KETERANGAN PETUNJUK
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
D. LAMPIRAN KUESIONER
N PERTANYAAN SS S KS TS STS
O

PERTANYAAN VARIABEL GENERAL INTERIOR

A. Indikator lighting
1. Pencahayaan yang ada didalam toko cukup terang
2. Warna lampu dalam toko tidak membuat mata sakit
3. Pencahayaan dalam toko membuat baju yang dipajang terlihat
menarik
4 Setiap rak, ruangan dan sudut toko memiliki pencahayaan yang
baik (terang secara keseluruhan)L
5. Pemilihan warna lampu yang warm membuat anda nyaman untuk
melihat-lihat didalam toko lebih lama
B. Indikator Music
1. Suara/ music di dalam toko cukup tenang (tidak bising/ berisik)
2. Lagu yang diputar membuat anda secara tidak langsung menjadi
lebih bersemangat untuk berbelanja
3. Lagu yang diputar membuat mood anda saat berbelanja menjadi
senang
4. Lagu yang familiar membuat anda nyaman untuk berbelanja dan
membuat anda betah untuk berada didalam toko lebih lama
C. Indikator cash register placement
1. Jumlah kasir yang cukup membuat waktu anda mengantri leih
singkat untuk melakukan pembayaran
2. Letak kasir yang berada ditengah toko memudahkan anda untuk
mencarinya dan melakukan pembayaran
3. Anda merasa terbantu dalam menghemat waktu anda mengantri,
karena kecepatan karyawan untuk membantu anda melakukan
transaksi pembayaran

PERTANYAAN VARIABEL (POINT OF PURCHASE) DISPLAY

A. Indikator Product Display


1. Display product yang ditata memudahkan anda untuk melakukan
pembelian
2. Pengelompokkan produk pakaian sesuai dengan gender
memudahkan anda untuk melihat produk apa saja yang dimiliki
H&M
3. Penataan produk didalam toko sangat rapih (tidak membuat anda
pusing atau kebingungan)
4. Penataan produk yang menarik membuat anda tertarik untuk
membeli produk H&M
B. Indikator Rack and cases
1. Memiliki rak baju yang cukup banyak sehingga memudahkan
anda untuk mencari produk yang anda cari
2. Banyak nya rak gantung memudahkan anda untuk melihat pola
potongan baju yang anda suka
3. Produk di gantung secara rapi pada rak-rak yang ada di dalam
toko.
C. Indikator Poster, Sign,& Cards
1. Papan promosi (seperti SALE, DISKON, NEW PRODUCT)
menarik anda untuk membeli produk tersebut
2. Anda mudah mencari produk yang anda inginkan karena adanya
petunjuk mengenai produk yang anda inginkan
3. Poster model yang mengenakan produk yang anda inginkan dan di
mix and match dengan menarik, membantu anda untuk mencari
refrensi dan juga membantu anda utnuk melakukan pembelian
PERTANYAAN MINAT BELI KONSUMEN
1. Produk yang dijual di H&M memiliki kualitas yang baik
2. Anda memutuskan untuk membeli produk pakaian di H&M
karena cocok dengan anda (selera, model, warna, material bahan)
3. Anda berbelanja di H&M karena memiliki penataan toko yang
baik dan memudahkan anda untuk mencari produk pakaian yang
anda cari
4. Produk pakaian yang dijual memiliki desain yang menarik
5. H&M Memliki alternative desain yang lengkap
LAMPIRAN FOTO

Gambar 1: Bagian depan toko H&M di DP Mall Semarang

Gambar 2: Window Display toko H&M di DP Mall Semarang

Gambar 3: Bagian Dalam Toko H&M DP Mall Semarang


(pemilihan Rak dan cases, pencahayaan, dan peletakan mesin kasir)
Gambar 4: Pengkategorian produk berdasarkan gender
dan usia di DP Mall Semarang

Anda mungkin juga menyukai