Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES


MELLITUS

Disusun Oleh

Nama : Selvina

Nim : E20.05.001

Kelas : A / Tk 2

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AKADEMK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Diabetes Melitus

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas makalah individu dari PKK II
di RSUD Haji Makassar . selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan untuk Praktikum selanjutnya
serta untuk meluaskan wawasan dan dapat menambah ilmu pengetahuan saya dan teman-teman.

Dalam pembuatan makalah saya ini, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
didalamnya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus...............................................................................................5
2. Analisis Hubungan jenis kelamin dengan Diabetes Meliitus...........................................................5
3. Analisis Hubungan Riwayat Keluarga dengan Diabetes Mellitus....................................................6
4. Analisis Hubungan Pola Makan Dengan Diabetes Mellitus.............................................................7
5. Analisis Hubungan Kebiasaan olahraga dengan diabetes mellitus...................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia
dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi
insulin secara adekuat yang atau karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif atau kedua-duanya. Diabetes merupakan penyakit kronis yang
membutuhkan terapi dan perawatan dengan waktu yang cukup lama serta dapat
menimbulkan kejenuhan pada pasien. Oleh karena itu, motivasi internal maupun
eksternal sangat diperlukan untuk mengontrol status glikemik. Motivasi eksternal tersebut
salah satunya yaitu dukungan keluarga.

Pengendalian pada kadar gula darah pasien merupakan salah satu hal penting yang perlu
dilakukan untuk mengurangi kejadian komplikasi pada pasien diabetes, tetapi hal ini
perlu di iringi dengan dukugan keluarga yang kuat agar pasien diabetes dapat melakukan
self care dengan baik. Kendala utama pada penanganan diet DM adalah kejenuhan pasien
dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan.
Meskipun diperlukan pola makan atau diet yang sesuai dengan perintah dokter, namun
kenyataannya tingkat kepatuhan penderita dalam menjalankan program manajemen
penyakit tidak cukup baik. Permasalahan seperti ini menjadi tantangan dalam
penanggulangan penyakit diabetes mellitus. Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan
empat pilar utama yaitu penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau
aktivitas fisik dan intervensi farmakologis. Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat
diterapkan pada semua jenis tipe DM termasuk DM tipe II. Untuk mencapai fokus
pengelolaan DM yang optimal maka perlu adanya keteraturan terhadap keempat pilar
utama tersebut

Konsumsi obat antidiabetik dapat mengendalikan kadar gula darah pasien. Ada hubungan antara
kepatuhan konsumsi obat antidiabetik dengan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 dengan
nilai p = 0,012 (p < 0,05) (23). Hal ini sejalan dengan penelitian lain yaitu responden yang tidak
patuh minum obat anti diabetik berisiko 14 kali mengalami regulasi gula darah yang tidak
terkontrol dibandingkan dengan responden yang patuh minum obat antidiabetik (24). Jika
penderita semakin patuh mengkonsumsi obat antidiabetik maka kadar gula darah akan terkontrol,
dan sebaliknya jika penderita tidak patuh terhadap jumlah kalori maka kadar gula darahnya sulit
dikontrol
Dari studi pendahuluan didapatkan bahwa tingkat kepatuhan pasien diabetes belum dapat
dikatakan baik, ditandai dengan frekuensi kedatangan pasien untuk melakukan pengobatan DM
yang tidak mengalami penurunan. Selain itu petugas juga menjelaskan program-program yang
dilakukan dalam penanggulangan diabetes melitus di puskesmas Tlogosari Wetan meliputi
penemuan kasus, pengobatan dan perawatan penderita, dan penyuluhan langsung pada penderita
yang berkunjung ke puskesmas dengan pengelolaan meliputi diet, olahraga, dan obat.

Kendala utama pada penanganan diet DM adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet
yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Meskipun diperlukan pola makan atau diet
yang sesuai dengan perintah dokter, namun kenyataannya tingkat kepatuhan penderita dalam
menjalankan program manajemen penyakit tidak cukup baik. Permasalahan seperti ini menjadi
tantangan dalam penanggulangan penyakit diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam pengelolaan diet pada
penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang.

B. Rumusan masalah
1. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
2. Analisis Hubungan jenis kelamin dengan Diabetes Meliitus
3. Analisis Hubungan Riwayat Keluarga dengan Diabetes Mellitus
4. Analisis Hubungan Pola Makan Dengan Diabetes Mellitus
5. Analisis Hubungan Kebiasaan olahraga dengan diabetes mellitus

C. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran pasien diabetes mellitus dari segi pola
hidup, jenis kelaminn kebiasaan olahragan dan riwayat keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

Menurut Smeltzer penurunan berat badan dapat menjadi gambaran awal pada pasien DM
khususnya DM tipe 2, namun penurunan berat badan tersebut tidak signifikan dan tidak terlalu
diperhatikan. Sebagian besar penderita DM tipe 2 yang baru terdiagnosis memiliki berat badan
yang berlebih. Gejala lain yang biasa muncul pada pasien DM yaitu,

a) polyuria, (peningkatan pengeluaran urine) terjadi apabila peningkatan glukosa melebihi nilai
ambang ginjal untuk reabsorpsi glukosa, maka akan terjadi glukossuria. Hal ini menyebabkan
diuresis osmotic yang secara klinis bermanifestasi sebagai poliuria.
b) Polydipsia (peningkatan rasa haus) terjadi karena tingginya kadar glukosa darah yang
menyebabkan dehidrasi berat pada sel di seluruh tubuh. Hal ini terjadi karena glukosa tidak
dapat dengan mudah berdifusi melewati pori-pori membran sel. Rasa lelah dan kelemahan otot
akibat katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan
glukosa sebagai energi. Aliran darah yang buruk pada pasien diabetes kronis juga berperan
menyebabkan kelelahan.
c) Polyfagia (peningkatan rasa lapar) terjadi karena penurunan aktivitas kenyang di hipotalamus.
Glukosa sebagai hasil metabolisme karbohidrat tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga
menyebabkan terjadinya kelaparan sel.

2. Analisis Hubungan jenis kelamin dengan Diabetes Meliitus

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan penyakit diabetes mellitius,
jenis kelamin perempuan yang menderita penyakit diabetes sebanyak 69,8%. Hal ini
disebabkan karena pola makananya yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi
makanan yang berlemak dan mengandung glukosa yang tinggi. adalah perempuan
sebanyak 84,4% dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 15,6%, Perempuan lebih berisiko
untuk menderita DM dibanding laki-laki. Hal ini dipicu oleh adanya persentase timbunan
lemak badan pada wanita yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki yang menjadi
salah satu faktor yang dapat menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot dan
hati . Selain itu, hormone esterogen pada perempuan berkoordinasi dalam sensitivitas
insulin dan peningkatan ambilan glukosa dalam darah. Dengan berjalannya usia hormon
estrogen akan mengalami penurunan dalam tubuh yang menyebabkan sensitivitas insulin
dan pengambilan gula juga akan turun, sehingga gula akan menumpuk dalam bentuk
lemak dalam tubuh yang dapat mengakibatkan obesita.

Sedangkan Jenis kelamin perempuan yang tidak menderita diabetes sebanyak 30,2 Jenis
kelamin laki – laki yang menderita penyakit diabete sebanyak 40,6%.
Hal ini disebabkan karena pola gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum
alcohol, kafein, dan tidak pernah berolahraga. Sedangkan Jenis kelamin yang tidak
menderita diabetes sebanyak 59,6%. Hal ini disebakan karena mengonsumsi makanan
yang sehat seperti sering mengonsumsi sayur – sayuran dan makanan yang tidak terlalu
banyak mengandung glukosa.

Hubungan Jenis Kelamin Dengan Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Haji
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Diabetes melitus Jumlah


Jenis kelamin X2
Menderita Tidak menderita (p)

N % N % N

Perempuan 44 69,8 19 30,2 63

Laki-laki 19 40,4 28 59,6 47 9,518


(0,002)

Jumlah 63 57,3 47 42,7 110

Tabel ini menunjukkan bahwa dari 63 responden Perempuan yang menderita diabetes
sebanyak 69,8% dan Tidak menderita sebanyak 30,2%. Sedangkan dari 47 responden laki-
laki yang menderita diabetes sebanyak 40,4% dan yang tidak menderita sebanyak 59,6%.
Hasil uji square antara Jenis Kelamin dengan Diabetes Mellitus dapat di ketahui nilai p <
a, dimana p= (9,518) < a =0,002 artinya ada hubungan Jenis Kelamin dengan Diabetes
Mellitius dengan demikian hipotesis diterima.

3. Analisis Hubungan Riwayat Keluarga dengan Diabetes Mellitus

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara Riwayat keluarga dengan penyakit diabetes
mellitius, yang memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit diabetes sebanyak
56,,8%. Orang yang memiliki salah satu atau lebih anggota keluarga baik orang tua,
saudara, atau anak yang menderita diabetes,memiliki kemungkinan 2 sampai 6 kali lebih
besar untuk menderita diabetes dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki
anggota keluarga yang menderita diabetes. Sedangkan responden yang memiliki riwayat
keluarga tetapi tidak menderita penyakit diabetes sebanyak 43,2%. Hasil uji statistik
dengan menggunakan analisis uji chisquare diperoleh nilai X2 hitung (0,006) < X2 Tabel
(3,841) dan nilai p (0,938) > α (0,05), artinya tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan
diabetess meliitius.
Pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga dan menderita penyakit diabetes sebanyak
57,5%. Hal ini karena dipengaruhi oleh kebiasaan hidup, status sosial keluarga dan
lingkungan hidup. Sedankan pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga dan tidak
menderita penyakit diabetes sebanyak 42,5%.

Hubungan Riwayat Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD
Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Riwayat Diabetes mellitus Jumlah X2


keluarga (p)
Menderita Tidak menderita

N % N % N

Ada 21 56,8 16 43,2 37


riwayat

Tidak ada 42 57,5 31 42,5 73 0.006


(0,938)
Jumlah 63 57,3 47 42,7 110

Tabel ini menunjukkan bahwa dari 37 responden yang menyatakan ada riwayat keluarga
yang menderita diabetes sebanyak 56,8% dan tidak menderita sebanyak 43,2%. Sedangkan
dari 73 responden yang menyatakan tidak ada riwayat keluarga yang menderita diabetes
sebanyak 57,5% dan tidak menderita sebanyak 42,5%. Hasil uji square antara Riwayat
Keluarga dengan Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat Volume 2 Nomor 1, Juli 2020 19
Diabetes Mellitus dapat di ketahui nilai p > a, dimana p = (0,006) < a = (0,938) artinya
Tidak ada hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Diabetes Mellitius dengan demikian
hipotesis ditolak

4. Analisis Hubungan Pola Makan Dengan Diabetes Mellitus

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara Pola Makan dengan penyakit diabetes mellitius,
yang memiliki pola makan tidak sehat yang menderita penyakit diabetes sebanyak 77,,3%.
Pola makan yang tidak sehat menyebabkan tidak adanya keseimbangan antara karbohidrat
dan kandungan lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya kandungan gula di dalam tubuh
menjadi tinggi melebihi kapasitas kerja pankreas dan mengakibatkan terjadinya diabetes
mellitus. Sedangkan pasien yang yang pola makanya tidak sehat tetapi tidak menderita
penyakit diabetes sebanyak 22,7%. Hal ini disebabkan karena pasien melakukan aktifitas
fisik seperti jogging, berenang, dan jalan-jalan pagi. Hasil uji statistik dengan menggunakan
analisis uji chi-square diperoleh nilai X2 hitung (26,971) > X2 Tabel (3,841) dan nilai p
(0,000) < α (0,05), artinya ada hubungan Pola makan dengan diabetess meliitius pada pasien
Di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dwi Suprapti Hubungan Pola Makan, Kondisi Psikologis, Dan Aktivitas Fisik Dengan
Diabetes Mellitus Pada Lansia Di Puskesmas Kumai yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara Pola makan dengan penyakit diabetes mellitius.
Pasien yang pola makan sehat dan menderita penyakit diabetes sebanyak 27,3% Hal ini
karena memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes. Sedangkan pasien yang
pola makan sehat dan tidak menderita penyakit diabetes sebanyak 72,7%.Hal ini disebabkan
karna waktu makanya teratur, dan tidak sering mengonsumsi makanan yang siap saji.

Hubungan Pola Makan Dengan Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Haji
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Diabetes melitus Jumlah


Jenis kelamin X2
Menderita Tidak menderita (p)

N % N % N

Tidak Sehat 51 77,3 15 22,7 66

Sehat 12 27,3 32 72,7 44 26.971


(0,000)

Jumlah 63 57,3 47 42,7 110

Tabel ini menunjukkan bahwa dari 66 responden yang Pola makan tidak sehat yang
menderita diabetes sebanyak 77,3% dan tidak menderita diabetes sebanyak 22,7%.
Sedangkan dari 44 responden yang pola makan sehat yang menderita diabetes sebanyak
27,3% dan tidak menderita diabetes sebanyak 72,7%. Hasil uji square antara Pola makan
dengan Diabetes Mellitus dapat di ketahui nilai p < a, dimana p = (26,971) < a = (0,000)
artinya ada hubungan antara Pola makan dengan Diabetes Mellitius Pada Pasien Rawat Jalan
Di RSUD Haji Makassar dengan demikian hipotesis diterima.

5. Analisis Hubungan Kebiasaan olahraga dengan diabetes mellitus

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara Kebiasaan olahraga dengan penyakit diabetes
mellitius, yang memiliki kebiasaan olahraga tidak teratur yang menderita penyakit diabetes
sebanyak 76,,7%. kurangnya aktivitas fisik membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat,
akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan
menjadi berlebih dan mengarah ke timbulnya diabetes melitus. Sedangkan pasien yang
kebiasaan olahraganya tidak teratur tetapi tidak menderita penyakit diabetes sebanyak
23,3%. Hal ini disebabkan karena pasien tidak mengalami kelebihan berat badan (Obesitas).
Hasil uji statistik dengan menggunkan analisis uji chi-square diperoleh nilai X2 hitung
(20,289) > X2 Tabel (3,841) dan nilai p (0,000) < α (0,05), artinya ada hubungan Kebiasaan
Olahraga dengan diabetess meliitius pada pasien Di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ikhtiyarotul,Dkk (2015) pada Hubungan
Olahraga Dengan Kejadian Diabetes Melitustipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari
Surakarta yang menyatakan ada hubungan kebiasaan olahraga dengan diabetes mellitus
dengan nilai p=0,004.
Pasien yang Kebiasaan olahraganya teratur dan menderita penyakit diabetes sebanyak 34,0%
hal ini disebabkan karena faktor keturunannya ada yang menderita diabetes. Sedangkan
pasien yang Kebiasaan olahraganya teratur dan tidak menderita penyakit diabetes sebanyak
66,0% hal ini disebabkan pola hidupnya sudah benar dan keluarganya tidak ada yang
menderita diabetes. Kebiasaan olah raga tidak begitu besar mempengaruhi penurunan gula
darah namun dapat meningkatkan oksidasi glukosa yang dapat menurunkan insulin penderita
DM, Olah raga yang baik akan bermanfaat dalam pengaturan kadarglukosa darah pada
penderita DM yang akan mempengaruhi dalam pengendalian kadar gula darah mereka.

Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Haji
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Diabetes melitus Jumlah


Jenis kelamin X2
Menderita Tidak menderita (p)

N % N % N

Tidak Teratur 46 76,7 14 23,3 60

Teratur 17 34,0 33 66,0 50 20.289


(0,000)

Jumlah 63 57,3 47 42,7 110

Tabel ini menunjukkan bahwa dari 60 responden yang Kebiasaan Olahraga tidak teratur yang
menderita diabetes sebanyak 76,7% dan tidak menderita diabetes sebanyak 23,3%.
Sedangkan dari 50 responden yang mempunyai kebiasaan olahraga teratur yang menderita
diabetes sebanyak 34,0% dan tidak menderita diabetes sebanyak 66,0%. Hasil uji square
antara Riwayat Kebiasaan olahraga dengan Diabetes Mellitus dapat di ketahui nilai p < a,
dimana p = (20,289) < a = (0,000) artinya ada hubungan antara Kebiasaan olahraga dengan
Diabetes Mellitius dengan demikian hipotesis di terima.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara jenis kelamin dengan diabetes mellitus pada pasien dan
tidak ada hubungan antara riwayat keluarga, ada hubungan antara pola
makan dan ada hubungan pada kebiasaan olahraga dengan diabetes mellitus
pada pasien. Penelitian ini menyarankan untuk pasien menghindari penyakit
diabetes mellitus.
B. Saran
Jika kita sudah didiagnosis penyakit diabetes mellitus dan belum ada
komplikasi ada baiknya pola hidup, seperti berolahraga, mengatur pola
makan baru terakhir obat.
DAFTAR PUSTAKA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA PASIEN


DI RSUD HAJI MAKASSAR, Jusman Usman, Dkk, Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat
Volume 2 Nomor 1, Juli 2020

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PENGELOLAAN


DIET PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA SEMARANG,
Dita Wahyu Hestiana, 2017

Mengidentifikasi Faktor Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Depok 1019, Isti Istianah
Dkk, Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. X, No. 2, Maret 2020

EFEKTIVITAS MEMORDOCA CARANTIA (PARE) TERHADAP PENURUNAN KADAR


GLUKOSA DARAH, Ikrima Rahmasari, Dkk, INFOKES, VOL 9 NO 1, Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai