Anda di halaman 1dari 124
Reaksi Hipersensitivitas’ Reaksi hipersensitivitas adalah respon imun yang berlebihan dan yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan Gell dan Combs membagi reaksi hipersensit tubuh. itas ke dalam 4 tipe menurut kecepatannya dan mekanisme imun yang terjadi. _ denis | Keterangan Tipe! Disebut juga sebagaireaksicepat / anafilaksis. Timbul segera setelah alergen masukke dalam tubuh. Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel Th. IgE dikat oleh sel yang memiliki reseptor untuk IGE seperti sel mast, basofil, dan eosinofil. Jika tubuh terpajan ulang dengan alergen yang sama maka alergen akan dikat oleh IgE spesifik pada permukaan sel mast yang menimbulkan degranulasi sel mast sehingga mengelvarkan mediatorradang —+ menimbulkan gejala. Contoh : Asma bronkial, rhinitis, urtikaria, dematitis atopik. Tipe Il Disebut juga sebagaireaksisitotoksik. Terjadi karena dibentuk jenis antibodi IgG / IgM terhadap antigen yang merupakan bagian sel penjamu. kkatan antibodi dengan antigen dapat mengaktifkan komplemen dan menimbulkan iiss. Contoh:: anemia hemolitik pada bayi baru |ahir. Tipe Ill Disebut juga reaksi kompleks imun yang terjadi okibat endapan kompleks antigen-antibodi dalam jaringan atau pembuluh darah. Jenis antibodi adalah IgG ataulgM. Antigen-antibodi bersatu membentuk kompleks imun dan mengendap pada organ tubuh tertentu. Tipe Iv Disebut sebagai reaksi hipersensitivitas tipe lambat, timbul >24jam setelah tubuh terpapar dengan antigen. — Reaksitipe lV terbagi dalam Delayed type hipersensitivity dan Tcell Mediated Cytolisis. ~ Delayed type hipersensitivity (DTH): reaksi dapat terjadi sebagai respons tethadap bahan yang tidak berbahaya dalam lingkungan seperti nikel yang dapat menimbulkan dematitis kontak. ~ Contoh DTH: dermatitis kontak, reaksi tuberkulin, reaksi granuloma, Scanned with CamScanner TY FE 0 1 ¥) i Pt it . n AL | ee ed mmm om mm ) “N f bb Kelainan Kulit Akibat Infeksi Bakteri —| b Definisi Merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnyal adalah Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit, dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke ‘organ lain kecuali susunan saraf pusat. Etiologi sa 9 bb | Mycobacterium leprae —+ basil tahan asam, gram positif. Penularan terjadi melalui inhalasi atau kontak langsung antar| kulit dalam waktu yanglama dengan penderita. Masainkubasi 40 hari- 40 tahun, rata-rata 3-5 tahun. Epidemiologi fr Ww Dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentan’ daripada orang dewasa. Frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok umurantara 25-35 tahun. = h nnn rm wy i Kriteria Diagnosis kusta » TUDDM® wo & wt Cardinal Sign: 1. Lesi(kelainan) kulit yang matirasa = Kelainan kuiit: bercak hipopigmentasi atau eritematous. = Mati rasa dapat berupa kurang rasa (hipoestesi) atau tidak merasa sama sekali(anestesi). 2. Penebalan saraftepi disertai gangguan fungsi sarat = Gangguan fungsi saraf berupa: sensoris (anestesi), motors (parese/paralisis), otonom (kulit kering, retak, edema, pertumbuhanrambut yang terganggu). 3. Basil Tahan Asam (BTA) positif (sediaan diperoleh dar apusan kulit cuping telinga /lesikulit pada bagian aktif). Diagnosis Kusta= minimal 1 Cardinal Sign (+) Anamnesis: 1. Terdapat tanda kardinal kusta 2. Riwayat kontak dengan pasienkusta, 3. Latar belakang keluarga dengan riwayat tinggal di daerah endemis, dan keadaan sosial ekonomi, 4, Riwayat pengobatan kusta. Pemeriksaan Fisik: 1. Inspeksilesikulit (lokasi dan mortologi) 2. Palpasi = Kelainan kulil: nodus, infiltrat, jaringan parut, vlkus. khususnya pacia tangan clan kaki, = Kelainan sarat: pemeriksacn sarat tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri lekan, clan nyerispontan). Gs © MasicaI Mini Note =Dermatovencrooiogy Ealon Scanned with CamScanner 3. Tes fungsisaraf ~ Tes sensoris:rasaraba, nyeri, dan suhu - Tesotonom ~ Tesmotoris: voluntary muscle test (VMT) Lokas! pemeriksaan saraf tepl: N. facialis, N. auricularis magnus, N. radialis, N. ulnaris, N. medianus, N. cutaneus radialis, N. peroneus communis (poplitea lateralis), N. tibialis posterior. Catatan: Pemeriksaan saraf tepi: perhatikan pembesaran saraf, konsistensi, ada tidaknya nyeri spontan/dan atau nyeri tekan. Gejala-gejala kerusakan saraf: 1. Nervus Ulnaris ~ Anestesia pada ujungjari anteriorkelingking & jarimanis. ~ Clawing kelingking dan jari manis. — Atrofi_hipotenar dan otot interosseus serta kedua otot lumbrikalis medial. 2.Nervus Medianus — Anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, teluniuk, danjaritengah. ~ Tidakmampu adduksiibu jar. = Clawing ibu jari, telunjuk, dan jaritengah. — Ibu jarikontraktur. — Atrofiotot tenardan kedua ototlumbrikalis lateral. 3.Nervus Radialis ~ Anestesia dorsum manus & ujung proksimal jaritelunjuk. ~ Wrist drop, ~ Takmampv ekstensijari-jari atau pergelangan tangan. 4. Nervus Poplitea Lateralis ~ Anestesia tungkai bawah, bagian|ateral & dorsum pedis, - Foot drop. ~ Kelemahan otot peroneus. 5. Nervus Tibialis posterior — Anestesia telapak kaki. — Claw toes, — Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis. 6. Nervus Fasialis ~ Gangguan pada cabang temporal & zigomatik menyebabkanlagoftalmus. ~ Gangguan pada cabang bukal, mandibular, dan servikal menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir 7. Nervus Trigeminus ~_Anestesia kulit wajah, kornea, dankonjungtiva mata Scanned with CamScanner Jumiah bercak Penebalan sarat Histopato ‘& gangguan Fungsi, eee Pemeriksaan BTA Sarat >t BTA (+) Bila terdapat reaksi Scanned with CamScanner Gambearan Klinis, Bakteriologik, dan Imunologik Kusta Multibasilar Makula; Makula; Plakat : Dome Bentuk Infiltrat difus: Plakat; shaped (kubah): _|__ Paput: Nodus Papul Punched out Jumiah Tidak terhitung, tidak [Sulit dihitung, masih/Dapat dihitung, kuilit] - ada kulit sehat ada kulit sehat_|_sehat jelas ada Distribusi Simetris Hampir Simetris Asimetris a ; 7 : Agak kasar, agak Permukaan Halus berkilat Halus berkilat 9 eaaaat Batas Tidak jelos + Agak jelas ‘Agak jelas Anestesia ee Tak jelas Lebih jelas BIA Lesi Kult [Banyak (ada globus) Banyak ‘Agak Banyak Sekret Hidung|Banyak (ada globus)| Biasanya negatif Negatif Tes Lepromin Negatif Negatit Biasanya negatif Gamberan Klinis, Bakteriologik, dan Imunologik Kusta Pausibasilar Lesi Makule soja: Makula] ~Makula dibatast didotosi infiltrat__[infitrat; infitrat saja|_Fenve mekvia Satu, dapat Beberapa atau Satu atau beberapa satu dengan satel! _ beberapa Asimetris Masih asimetris Variasi Kering bersisik Kering bersisik_ [Halus, agak berkilat Dapat jelas atau Jelas Jelas dapat tidak jelas Tidak ada s: i | Jelos Jelas | tidak jes BIA Lesi Kutt Hompir Negatit atau selalu negatit hanya +1 Horanya negait Tes Lepromin| Positif kuat (+3) Bapat posit leman Positif lemah, ‘atau negatit (oe wwe ls Scanned with CamScanner ——— _malam © Lesimakviar:villigo, pitiriasis verskolor, pitiiasis alba Diagnosis | © Lesi meninggi: granuloma annulare, tinea circinata, di soriasis : oe | Cesinoduler;penyakit Von Recklinghausen Terapi Kusta PB : Minum didepan petugas: Minumdirumah: ~ Rifampicin 600mg /bulan - DDS 100mg /hari = DDS 100mg /bulan 1 blister = 1 dosis = 28 hari Jumlah pengobatan= 6 dosis Jangka waktu pengobatan: 6-9 bulan Tera! | Terapi Kusta MB Minum didepan, Jas: Minum dirumah: ~ Rifampicin 600 mg/bulan = DDS 100mg/hari 7 ~ DDS 100mg/bulan - Clofazimine 50mg/ hari ~ Clofazimine 300 mg /bulan 1 blister = 1 dosis = 28 hari Jumiah pengobatan= 12 dosis Jangka waktu pengobatan: 12-18 bulan © Rifampicin: sindroma kulit (rasa panas, gatal), sindroma perut (nyeri, mual, muntah, diare), sindroma flu (demam, menggigil, sakit tulang), sindroma pemapasan (sesak), Efek hepatotoksik, perubahan warna kencing, feses, ludah, air Samping ‘mata dan keringat menjadi berwarna merah. Obat © Clofazimine: rangsangan & obstruksi saluran cerna, hiperpigmentasi kulit dan mukosa, kulit dan mukosa kering. © DDS (diaminodifenil sulfon) : reaksi_ alergi (dermatitis eksfoliativa, fixed drug eruption), hepatitis, nefritis, anemia hemolitik, neuritis perifer. © RFT (Release from Treatment): telah selesoi Pengobatan MDT O) blister dalam waktu 6-9 bulan untuk PB atau telah selesai pengobatan MDT 12 blister dalam waktu 12-18 Evaluasi | _ bulanuntukmB, Terapi © Default: penderita PB selama > 3 bulan tidak mengambil obat atau penderita MB selama > 6 bulan tidak mengambilobat. © Relaps: telah selesai Pengobatan dan muncul lesi baru Padakulit. Komplikasi| Uiserasi, ™utilasi, deformitas, Quo ad vilam:bonam P Quo ad functionam : dubia ad bonam hingga dubia ad Tognosls malam é Quo ad sanactionam : dubia ad bonam hingga dubia ad Scanned with CamScanner Reaksi Kusta”" Definisi : Adalah suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yang Merupakan suatu reaksi kekebalan (respon seluler) atau reaksi antigen- ‘antibodi (respon humoral). Reaksi dapat terjadi pada penderita sebelum pengobatan, saat pengobatan, dan sesudah pengobatan. Namun sering terjadi pada 6 bulan sampaisetahunsetelah mulaipengobatan. Faktor predisposisi: — Pasien dalam kondisilemah = Stres isi dan mental - Kehamilan = Infeksi ~ Sesudahmendapatimunisasi = Gizikurang Reaksikusta terdiri atasreaksitipe 1 (reaksireversal) dan reaksitipe 2 (eritema nodosumleprosum). No] Gejala Reaksifipe 1 Reaksi fipe 2 Itanda (Reaksi Reversal) (Eritema Nodosum Leprosum) 1 | Tipe | Dapat teriaci pada kusta | Hanya pada kusta tipe Kusta tipe PB maupun MB. MB. 2| Waktu | Biasanya dalam 6 buian | Biasanya setelah mendapat limbuinya| pertama pengobatan. | pengobatan yang lama, umumnya lebih dari 6 bulan. 3 |Keadaan| Umumnya baik, demam _| Ringan hingga berat disertai umum | ringan (subfebris) atau kelemahan umum dan tanpa demam. demam tinggi 4 | Radang | Bercak kulit lama menjadi | Timbul nodul kemerahan, dikulit | lebih meradang (merah), lunak dan nyeri tekan. bengkak, berkilat, hangat. | Biasanya pada lengan dan Kadang-kadang hanya tungkai. Nodus dapat pada sebagian lesi. Dapat pecah (ulserasi). timbul bercak baru. 5 | Neuritis | Sering terjadi, berupa nyeri Dapat terjaci. tekan saraf dan atau gangguan fungsi saraf. Silent neuritis (+). 6 |Radang |_Anestesi kornea dan Tis, hidosiklis, glavkoma, mata lagoftaimus karena katarak, al keterlibatan N. V dan N. Vil Edema 4) 0 Exstremitas @ | Radong Hompir tidak ada. Terjadi pada testis. sendi. pada ginjal, kelenjar getah lorgan lain| bening. al. TTS Scanned with CamScanner KLASIFIKASI REAKSI No] Gejala Reaksitipe | Reaksi ip 2 ftanda Ringan Berat Ringan Berat Bercak: Bercak| Bercak :Bercak | Nodul: — |Nodul: merah, pulih menjadi | _putih menjadi merah, _| tebal, panas, ve ror merah; merah, panas, nyeri.| dan nyeri Sedangkan Sedangkan dapat |Sering menjadi bercakmerah | bercak yang |menjadi uikus) —_ulkus. menjadi makin | merah menjadi | Jumiah secikitlJumlah banyak| merah. makin merah. Bercak Timbul bercak meninggi | baru, kadang- kadang disertai demam & malaise Ulserasi (-) Ulserasi (+) Edema tangan| Edema tangan & | kaki (-) kaki (+) Membesar, Membesar, | Membesar, | Membesar, Nyeri pada Nyeri pada Nyeri pada | Nyeri pada 2 | Saraf tepi | Perabaan (-) perabaan (+) | perabaan (-)| perabaan (+) Gangguan | Gangguan fungsi| Gangguan | Gangguan fungsi (-) (+) fungsi (-) fungsi (+) 3 | Seadaan | a emam (-) Demam (+/-) | Demam (+/-)] Demam (+) lridosikits, 4 0 0 ( orchitis, nephritis, | limfadenitis * Bila ada reaksi ringan pada lesi kulit yang dekat dengan lokasi saraf, x dikategorikan sebagai reaksi berat. Reaksi berat ditandai dengan salah satu dari gejala berikut, yaitu adanya: 1.Lagoftalmos baru terjadidalam3bulan 4, Makulapecah atau nodul pecah terakhir 2.Nyerirabassaraf tepi 3.Kekuatan otot yang berkurang dalam 6 bulan terakhir Diagnosis banding: 1, Reaksireversal: Diagnosis bandingnya adalah relaps, selu dan gigitan serangga 2. Eritema nodosum leprosum: Diagnosis bandingnya adalah Eritema nodosum yang disebabkan oleh tuberkulosis, infeksi Sraptococcus dan obat, Infeksi kul * 5.Makula aktif (meradang). diatas lokasisarat tepi 6.Gangguan pada organiain urtikaria, etisipetas, karena Streptococcus fs hemolylicus, Alergi obat sistemik, Demam reumatik. danilain-lain; ~ Penyakit kuli! bulosa (bullous disease} (untuk ENLbulosa) ~ Pioderma gangrenosum (untuk ENL dengan ulserasi) Epencian (ENL kronis) way Y Scanned with CamScanner \A\ wa \ HAN & 1 ® & | & 8 ® a, eeeus Penatalaksanaan Nonmedikamentosa 1.Istirahat dan imobilsasi 2.Perbaikan gizi dan keadaan umum 3. Mengobatipenyakit penyerta dan menghilangkan faktor pencetus Medikamentosa 1, Penanganan Reaksi Prinsip pengobatan reaksiringan: * Berobat jalan, istirahat dirumah » Pemberian analgetik/antipiretik, obat penenang bila perlu » Menghindari/menghilangkan faktor pencetus. Prinsip pengobatanreaksiberat: © Imobilisasi lokal organ tubuh yang terkena neuritis/istirahat di rumah © Pemberian analgetik/antipiretik, obat penenang bila perlu » Menghindori/menghilangkan faktor pencetus » Memberikan obat anti reaksi: prednison, la tersedia) * Bila ada indikasirawat inap pasien dikirim keru 2 Reaksitipe 2 berat dan berulang diberikan pre Catatan: MDT hanya diberikan pada reaksi yans mprene, talidomid (bila mah sakit . dnison dan clofazimine. .g timbulsebelum dan selama pengobatan. Bila telah RFT, MDT tidak diberikan lagi. [= ]= MDTharus segera dimulai (bila ip Penanganan ReaksiTipe Reaksi Tipe 2 | Prinsip Penanganan ||prinsi pasien belum mendapat terapi kusta) atau tetap dilanjutkan (bila pasien sedang dalam terapikusta). Terapireaksitipe | sesuai dengan tingkat keporahan: Iringan: aspirin atau paracetamol. + Terapireaksireversa I berat & neuritis akut: Kortikosteroid (prednison) + Terapireaksireversal kema _pemb« rednison pada orang dewasa: - 2minggu! mg / hari minggulV :15mg/hari = 2minggu ll :30mg / hari -2mingguV :10mg/hari = 2minggu lll : 20 mg / hari - 2minggu VI. : 5 mg / hari Diminum pagihari sesudah makan. Bila diperlukan dapat digunakan korfikosteroid jenis lain dengan dosis yang setara dan penurunan dosis secara bertahap juga. Identifikasi tingkat keparahan reaksi tipe 2. (Apakah ringan ] sedang/beral). Melanjutkan pemberian MDT. Pemberian MDT bila terjadi reaksi harus tetap dilanjutkan, dan bila MDT belum diberikan saat terjadi reaksi, harus segera diberikan bersamaan dengan terapi spesifik ENL, terutama pada pasien LL/BL. Penatalaksanaan manifestasi ENL reaksi tipe 2: neuritis, iridosikltis cakut, epididimo-orkilis akut. Scanned with CamScanner | Terapireaksitipe 2 sesval dengan tingkat keparahan: + Terapi reaksi tipe 2 ringan: obat analgetik dan obat antiinflamasi misalnya aspirin dan OAINS Iainnya. i + Terapireaksitipe 2berat: Reaksi tipe 2 berat terdiri atas reaksi tipe 2 episode pertama ENL berat dan reaksitipe 2 episode ulangan atau ENL kronik. Terapireaksitipe 2 episode pertama ENL berat Piihan pertama: prednison Pemberian prednison jangka pendek, tetapi dengan dos's awal tinggi, 40-60 mg sampai ada perbaikan kiinis kemudian tapering 5- minggu atau lebih. Dosis rumatan 10 mg setiap minggu selama 6-8 5-10 mg diperlukan selama beberapa minggu untuk mencegah rekurensiEN han kedua: kombinasi predinisolon dan clofazimine. Kombinasi precnisolon (dosis seperti di atas) dan clofazimine (lampren) diberikan dengan dosis sebagai benkut: =300 mg/hariselama 1 bulan -200 mg/hariselama 3-6 bulan -100mg/hariselama gejala masih ada PT TT Terapireaksitipe 2 episode ulangan atau ENL kronik Piiinan pertama: prednisolon + clofazimine (lampren) Dosis clofazimine: -300mg selama 3 bulan, kemudian dilanjutkan - 200mg selama 3 bulan, kemudian dilanjutkan | - 100mg selama gejala dan tanda masih ada. | Dosis prednison: | Prednisolon30mg/hariselama2minggu, kemudian dilanjutkan: -25mg/hari selama 2minggu -20mg/hari selama 2minggu -15mg/hari selama2minggu -10mg/hari selama 2minggu -5mg/hariselama 2minggu. kemudian dihentikan. nv ‘ { Prinsip Penanganan Reaksi Tipe 2 ' A y tl wa mmm Gejaia dan | Reaksitipe 1 (Reversal) Relaps = Tfahun atau lebih setelal intenay [Lmumnye dalam 4 minggu- nrerval/ — lbulan pengobatan atau dalam 6\P8 ; 3 tahun pada non lbulan setelah RFI. Pada reaksijepramatosa lberulang sampai 3 tahun selelah Borderline :5 tahun — RFT. IMB: tahun = Lambat, bertahap Timbuinyo Gala Mendadak, cepat Tipe busta BI nua tipe : , BB, BL | Semua tip Medical Mini NOt spaimatovenerstoon eae Scanned with CamScanner Beberapa / seluruh lesi_ menjadilEritema dan plak di tepi lesi, Lesilama | berkilap, eritematosa, & bengkak;| Lesibertambah dan melvas nyeri tekan (+), konsistensi lunak. Terjadi perubahan tipe ke arah yang} lebih baik; edema tangan & kaki (+) Lesibarw | Jumiah beberapa, morfologi sama Jumlahnya banyak Ulserasi (+) pada reaksi berat () : Neuritis akut yang nyeri; ada nyeri| Terjadi_keterlibatan saraf’ Keterlibatan |spontan; abses saraf; tiba-tiba ada| baru; tanpa nyeri spontan; sarat_—Iparalisis oto disertai_meluasnya|nyeri tekan positit: Igangguan sensoris gangguan motorik & sensoris terjadilambat/periahan Gangguan Mungkin (+) ‘Mungkin (-) sistemik Terjadi penurunan 61. Peningkatan|Bi_mungkin positif pada BIA bentuk granuler pasien dengan 8! yang! sebelumnyanegatif —_ |Reaksi Femandez posilif pada fipe BL| Hasil tes tergantung fipe saat! Teslepromin |dan BB yang mungkin menjadilrelaps secaraberurutan menjadi 88 & BT Respon Lesimembak dalam 2-4 minggu | Respon tidak ada atau terhadap steroid} sedikit Klasifikasi cacat menurut WHO dibagi atas 3 tingkatan: Tingkat) Tidak ada kelainan / 0 kerusakan pada mata (termasuk visus) akibat kusta Mata Tangan/Kaki Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan atau deformitas yang terlihat. men Anestesi pada korea, fetapi gangguan visus tidak berat 1 (visus >6/60); masih dapat ghitung jari dari jarak 6 meter Anestesi, kelemahan otot. (tidak ada cacat/kerusakan yang kelinatan akibat kusta) Ada opasitas pada kornea serta gangguan visus berat (visus < 6/60): tidak mampu menghitung jari dari jaralk 6 lagoftalmus, iridosiklitis, Ada meter cacat/kerusakan yang kelihatan akibat kusta misalnya ulkus, jari kiting, kaki semper perawatan| Pencegahan Cacat — Diagnosis dinikusta, — Berikan MDT yangcepat dan tepat. — Mengenalitanda dan gejalareaksikusta yang disertai gangguan sarat, — Memulaipengobatan dengan kortikosteroid sesegera mungkin, = Jika ada gangguan sensibiliias, beri pelindung diti dan. lakukan kulil, Scanned with CamScanner -_ a Skrofuloderma Definisi Suatu penyakit yang disebabkan penjalaran infeksi secara perkontinuitatum dari organ di bawah kulit (tersering dari kelenjar getah bening) yang telah diserang oleh penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, predileksinya pada tempat yang banyak didapati KGB superfisial contohnyaleher. Etiologi Mycobacterium tuberculosis Gejala Klinis “[® Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenitis T8). * Perlekatan kelenjar getah bening dengan jaringan di sekitarnya (periadenitis TB). Kelenjar geiah bening mengalami perlunakan }——+ tidak serentak Konsistensi kenyal dan lunak (cold abscess) pecah Ulkus (bentuk memanjang dan fidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dinding bergaung, tertutup oleh pus seropurulen) mengering Krusta berwarna kuning Predileksi | Tersering padaleher, lalu disusul ketiak, & lipat paha. Skrofuloderma pada regio B 4 clavicula. Tampak i pembentukan abses, Gambar | uberasi, dan ekstrusi pus dan debris, Pemeriksaan |~ Pemeriksaan darah tepi: LED meningkat Penunjang | ~ Pemeriksaan tuberkulin: PPD-STU positif kuat — Pemeriksaan bekteriologik: BTA, PCR, atau kultur ~ Pemeriksaan Histopatologis: bagian tengah lesi tampak Nekrosis masit dan gambaran tepi abses/dermis terditi tas granuloma tuberkuloid Medical Mini Note - Dermatovenereology Edition” Scanned with CamScanner ’ yyy 1 i , — Tata Laksana | * Nonmedikamentosa: perbaikikeadaan umum. il Medikamentosa: Terapi_topikal: pada bentuk ulkus: kompres dengan larutan antiseptik (povidoniodin 1%) | ' Terapi sistemik: Obat anti tuberkulosis (OAT). Prinsip terapi | sama dengan terapi pada tuberkulosis paru. | \.Tahap intensif Pengobatan tahap intensif dilakukan selama 2 bulan pertama, menggunakan kombinasi 4 jenis antibiotik (isoniazid, rifampicin, ethambutol, dan pyrazinamide). Isoniazid [Dewasa: 5 mg/kgBB/hari oral, dosis tunggal (SNCS: 2 OO eee Rifampicin [Dewasa: 10 mg/kgBB/haf, oral, dosis tunggal saat lambung kosong (sebelum makan pagi) [ Ethambuto! |Dewasa: 15-25mg7kg88/hari oral, dosis tunggal pyrazinamide |Dewasa: 20-30 mg/kgBB/hari, oral, dosis terbagi i ® a I. Tahap lanjutan: Tahap lanjut diberikan hingga 2 bulan setelah lesi kulit vty menyembuh. Durasi total pengobatan (tahap intensif + = jahap lanjutan) minimal | tahun. Jenis obat yang diberikan adalah rifampicin dan isoniazid. Prognosis | Prognosis baik jika pengobatan dilakukan sesuai dengan prosedurpengobatan. — Pioderma™ | za. Pioderma adalah infeksi Kult dan jaringan lunak yang disebabkan oleh 48% —bokteri piogenik, yang tersering adalah Staphylococcus aureus dan fee Sireptokokus B-hemoliik grup A (antaralain Streptococcus pyogenes). Pioderma E | Ploderma Superfisialis Ploderma Profunda - a) \(lesi terbatas pada epidermis)| (lesi pada epidermis & dermis) 4 oy 1. Impetigo nonbulosa 1. Erisipelas ] | | impetigo bulosa 12. Selulitis Ektima 13. Flegmon | cy \4. Folikuliis 4. Hiclracenitis = \5. Furunkel 5. Abses multipelkelenjar \6. Karbunkel keringat _—_Calatan: Pioderma supertisials liclak disertal gejala konstitusl, Sedangkan pioderma protunda blasanya disertai dengan gejala konstitusi. Scanned with CamScanner mpetigo Impetigo Krustosa Impetigo Bullosa | Streptococcus beta Diagnosis Banding Tata Laksana Etiologi hemalviicus GHup A Staphylococcus aureus Impetigo kontangiosa, ; ; Sinonim impetigo vulgaris, impetigo Impetigo vesikobulosa, Tilloury Fox cacar monyet Terutama terdapat pada Terdapat pada anak dan Epidemiolog canak-anak. orang dewasa Tidak disertai gejala umum eer Eritema & veskel yang cepat | , Tok dsertai geiole umm. pecah menjadi kusta tebal_| Frteme, bull Bulle Meer on. Gambaran Dn on penderta dotong berobat, Klinis nangak paish Aibavennial vesikel/bulla telah memecah Sering krusta menyebar ke. sehingga yang tampak hanya tifer & sembuh di bagian koleret dan dasarnya masih es tangoh 9 eritematosa. Predileksi_| Wajah (sekitar lubang hidung | Daerah intertriginosa (aksila, dan mulut) inguinal), dada, punggung. Nee. \ ang Gambar Ektima, dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotik. Antibiotik sistemik diberikan bila krusta banyak. Dermatitis kontal Staphylococcal scalded skin syndrome, pemfigoid bulos Vesikel / bulla seciktt - dipecahkan + salep antiviotik. Vesikel / bulla banyak* diberi juga antibiotik sistemik. Besser scemeiams somutcsennaine nee ntavanaraaloay Scanned with CamScanner ammo mM n aa Tabel: Penanganan Impetigo Akibat Staphylococcus aureus (Sumber: Fitzpatick Dermatology In General Medicine 8th ediion hot 2133) Mupirocin (2x sehari) Dicloxacilin 250-500 mg (4x sean) Retapamulin (2x sehari) selama $7 hari ‘Amonicllin + Asam Klavulanat 250-500 mg ax sehari: anak-anak 25 mg/kg88/hari (3x sehari) Aaithromycin dosis awal S00 ma/han (1x sehari) lanjut 250 mg/hari selama 4 hari Clindamycin 15 mg/kgBB/han (3x sear) Eryinromycin 250-500 mg [4x sehr) selama 5-7 hari Mupirocin (&xsehan) | Wmetoprm- sulfamethoxazole 160/600 ma (2x sehari) selama 7 hari Clindamycin 15 mg/kg88/har (3x sehari Tetracycline 250-500 mg (4x sehari] selama 7 hari Doxyeyeine, Minocyciine 100 mag (2x shan) - selama 7 hi _ Tatatan: Kebersinan Tubuh / higiené juga periy dipernafikan = = a) Definisi | Ulkus superficial dengan krusta di atasnya. i Efiologi |S. aureus dan atau Streptococcus grup A Epidemiologi | Dapat terjadipada anakmaupun dewasa. [Asam Fusidat (2x sehari) Gambar Gejala Klinis_| Krusia tebal wama kuning . dasarnya berupa ulkus. Tungkai bawah © tempat yang relatif banyak trauma. Predilekst | tempat iainnya adalah bokong & paha. Diagnosis : seegpa | Impetigo kustosa Tota |Seditikangkat krusta salep anfibionk Laleana | Banyak: angkat krusta + antibiotik sistemik. Terapi oral & sistemik pada ektima sama dengan impetigo. Dapat membaik setelah beberapa minggu namun meninggalkan skar. Prognosis | Medical Mini Note - Dermatovenereology Edition ue AE Scanned with CamScanner Tabel: Penanganan Ploderma Akibat Streptococcus (Sumber: Fitspahick Dermatology In General Medicl Ce | aT 20 | Penicillin V 250-500 mg (4x sehari) op. tion hal 2145) uni Mupirocin selama 5-7 hari . pertama (2x sehari) Dicloxacillin (Jika dicurigai terdapat infeksi $. -_ ‘aureus} 250-500 mg (4x sehari) ; selama 5-7 hati Ms ) Y ‘Azithromycin dosis awal 500 mg/hani {Ix 1 rane Retopamutn sehati) lanjut 250 mg/hari selama 4 hari {oleroi (2xsehar) ‘Clindamycin 15 mg/kg88/hari (ax sehariy penisilin) Erythromycin 250-500 mg (4x sehari) selama 5-7 hari Catatan: kebersihan tubuh /higiene juga perlu diperhatikan Definisi__ | Peradangan dari folikel rambut Bfiologi | Staphylococcus aureus ~ Folikulis superfisial (ferbatas pada epidermis) Klasiikas! | “ sinonim: impetigo Bockhart/impetigo folkuicr ~ Folikuitis profunda (mencapai subkutan) Sinonim: sycosis barbae Folikuliis Superfisial Folkulis Profunda Gejaia Papul aiau pustul yang | Papul atau pustul yang Kini. | &fitematosa & di tengahnya| eritematosa dan teraba terdapat rambut, biasanya | __ infilrat disubkutan. LL multipel. Contohnya: Sycosis barbae ‘Anak: kult kepala Predileksi | _Dewasc: daerah kumis/ | Sycosis barbae: pada bibir janggut, aksila, ekstremitas, ats dan dagu bokong Gambar Folikulitis superfisial pada daerah janggut Scanned with CamScanner Diagnosa ea barbae, berlokasi di mandibula, submandibula, Banding _| unilateral. Pada tinea barbae pemeriksaan KOH positif. ‘© Terapi umum: antibiotik sistemik /topikal. © Tatalaksana folikulitis profunda: = Kompres dengan larutan salin hangat = Antibiotik lokal (mupirocin / clindamycin topikal) = Jika lesi luas, berikan antibiotik sisternik. a | 32 GSES a A Al Furunkel merupakan radang folikel rambut dan sekitarnya. Definisi_ | Jika lebih dari satu buah disebut furunkulosis. Karbunkel = kumpulan furunkel. Tata Laksana Efiologi__| Staphylococcus aureus © Nyeri Gejala | * Nodus eritematosa berbentuk kerucut, di tengchnya idinis terdapat pustul —> Nodus melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu pecah membentuk fistel. Karbunkel timbul bila yang terkena beberapa folikel rambut. Karbunkel lebih besar, diameter dapat mencapai 3-10 cm, dasar lebih dalam. Nyeri dan sering disertai gejalakonstitusi. Pecah lebih lambat, bila sembuh dapat meninggalkanjaringan parut. Gambar Furunkel Karbunkel Frediieks! | Daerah berambul yang sering mengalami gesekan. oklusit, berkeringat, misalnya leher, wajah, aksila, dan bokong. Tota Lesi sedikit — antibiotik topikal . Laksona | Les! banyak —* antibiotik topikal + antibiotik sistermik, Jika kelainan sering berulang —* cari faktor predisposist, _ Medical Mini Note - Dermatovei Scanned with CamScanner teu kate me xe Ue ks Erisipelas Selulitis Peradangan akut yang lebih Peradangan akut terutama superfisial dori seluiltis menyerang dermis dan Definisi_ | (menyerang epidermis & joringan subkutis, biasanya dermis} serta mengenci didahului luka atau trauma, kelenjar imfe dermis. Etiologi Streptococcus beta Streptococcus beta hemoiitikus iologi hemolitikus Staphylococcus aureus. (© Terdapat gejala konslitusi: | Gejala konstitusi sama demam,menggigi,malaise.| dengan erisipelas. © Kelainan kui utama yang|o Lesi eritema, hangat, . fampak adalah eritema| bengkak & terdapat nyeri Gejala | berwarna merah cerah,| tekan. Lesi difus, tidak Klinis berbatas tegas, nyeri tekan berbatas tegas, disertai dan pinggirannya meninggi| _tandaradang akut. disertai_ dengan tanda- tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bulla. Gambar Selulitis, Erisipelas | Umumnya seluliis & eriipelas mengenai ekstremitas bawah Predileksi | (tungkai bawah), tetapi erisipelas juga dapat mengenaidaerah wojah (sekitar2,5- 10%kasus). > Isfirahat Tata | - Tungkai bawah dan kaki yang diserang ditinggikan Laksana |- Antibiotik sistemnik ~ Topikal: kompres terbuka dengan larutan antiseptik. Info |Selulitis biasanya muncul pada daerah yang sebelumnya Tambahan|P2"neh terdapat ulkus, luka traumatik (abrasi, laserasi, Iuka gigitan, daerah bekas operasi, dl) Lb oe ed ; on ay Medical Mini Note - Dermatovenereoioay Edition ied Scanned with CamScanner Definisi Merupakan inflamasi lokal akut atau kronik yang ditandai dengan akumulasi pus dalam jaringan. Etiologi © Abses yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi pada kelompok infeksi folikulosentrik (yaitu fotikultis, furunkel, dan karbunkel). © Abses juga dapat terjadi pada daerah trauma, benda asing, Iuka bakar, atau daerah insersikateterintravena. Gambaran Klinis Lesi awal berupa nodul eritematosa. Jika tidak diterapi, lesi membesar dan membentuk kavitas berisi pus. Gambar: abses pada pedis + Tata Laksana — Terapi awal & utama : insisi dan drainase abses. —_Antibiotik. Staphylococcal Scalded S| Definisi ‘Adalah infeksi kulit oleh Staphylococcus aureus tipe tertentu dengan ciri khas berupa terdapatnya epidermolisis. Efiologi Staphylococcus aureus grup Il faga 52, 55, dan/atau faga 71 Epidemiologi Terutama pada anak < § tahun, pria > wanita Gambaran Klints ;—————| pa _demam dengan ram . pucat, makula eksantema, dolamben tet ke bagian tubuh lain ~ Medical Mini * Keluhan disk | _makan” “8°! Intabiites, malaise, pruritus, dan sult a een Note Permatovenereoiogy Eaition Scanned with CamScanner Fisik | aks ei yang pertama fimbul : eritema yang timbul ° Wendedak pada wajah, leher, ketiak, & lipat paha, jemudian menyeluruh dalam waktu 24 jam. : © Gejala ini disertai dengan demam dan rhinorrhea purulen atau konjungtivitis, atau otitis media, © Dalam waktu 24-48 jam, akan timbul bulla-bulla besar berdinding kendur. Jika kulit yang tampaknya normal ditekan dan digeser kulit tersebut akan terkelupas (Nikolsky Sign positif). ; Setelah 24 jam, bula tersebut pecah meninggalkan krusta_berkilat, lembab, dan memiliki permukaan berwarna merah. Pada tahap ini pasien akan iritabel, sakit, demam dengan sad man facies, dan edema wajah ringan, dan gambaran khas krusta radier di perioral serta fisura bibir. Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan disertai pengelupasan lembaran-lembaran_ kulit sehingga tampak daerah erosif. Daerah erosif tersebut akan mengering dalam beberapa hari dan terjadi deskuamasi. Penyembuhan penyakit terjadi setelah 10-14 hari tanpa disertai sikatriks. 2. Seringmengenaibibir, tetapimukosajarang diserang, S.8.S.8 di diagnosis banding dengan NET. ~ Gambaran kinis: 5.8. umumnya menyerang anak < 5 tahun, mulainya kelainan kulit pada wajah, leher, aksil, pat paha. Mukosa umumnya tidak dikenai, organ f Diagnosis dalam tidak diserang, angka kematiannyalebihrendan, & Banding — Pemeriksaan frozen section : Pada SSSS, letak celah terdapat di stratum granulosur Im sedangkan pada NET letak celah terdapat di subepidermal, Pada NET & terdapat sel-sel nekrosis di sekitar celah dan banyak terdapat selradang, ° ° Pemeriksaan| | : Penunjang | Histopatologi & Bakteriologis, '* Sistemik: Antibiotik derivat penisilin yang efektit bagi S. aureus * Cloxacillin: 3 x 250 mg untuk dewasa, Pada neonatus (penyakit Ritter), dosis 3x50 mg sehati Ceo * Clindamycin ' * Cephalosporin generasi 1 2 Foie: softatulio atau ktm antibiotik -————__ ‘ethatikan keselmbangan calran dan elektrollt ~l Kemation eee mbangan calran dan elektrolit___ Prognosis_| Kematian dapat terjadi terulama pada bayi< | tahun akibal tidak adanya keseimbangan cairan/elektrolit dan sepsis. 32 meer rapa cacn/elektrolt en soe a = — ~~ Medical Mini Note - Dermatovenere Scanned with CamScanner Ue Se) V Definisi Merupakan infeksi kulit superfisial, ditandai oleh makula eritematosa hingga kecoklatan, berbatas tegas, di daerah lipatan ({intertriginosa), atau berbentuk fissura dengan maserasi putih disela-selajari. Etiologi Corynebacterium minutissimum Faktor Predisposisi Predileksi imunosupresi. Umumnya dijumpai di daerah lipatan yang tertutup misalnya Ikiim lembab dan hangat, higiene yang buruk, hiperhidrosis, obesitas, diabetes melitus, usia lanjut, dan keadaan inguinal, aksila, lipatan intergluteal, infra-mammae, umbilikus, dan sela-selajari. ~ | © Lesiberupa makula eritematosa hingga coklat, berbatas tegas, dengan skuama halus diatasnya. * Lesi biasanya bersifat asimptomatik, kecuali di daerah selangkangan yang bisa terasa gatal dan menyengat. Koeksistensi eritrasma dengan kelainan kulit akibat dermatofita dan kandida sering ditemukan terutama padalesiinterdigital. Gejala klinis Eritrasma pada aksila Eritrasma pada inguinal Pemeriksaan ey dengan lampu Wood: fluoresensi berwama penunjang Sediaan langsung kerokan kulit dengan pewarnaan gram Tota Laksana| ° T€!OPi topikal: Clindamycin atau erythromycin (2% solution) © Untuk eritrasma yang terlokalisir, khususnya pada sela-sela’ jari kaki,terapi dengan sabun dan gel benzoil peroksida 5% efektif pada sebagian besarkasus. atau krim azol atau asam fusidat. © Untuk eritrasma yang luas, erythromycin oral merupakan terapi yang efeklif. Dosis erythromycin adalah 4 x 250 mg. Clarithromycin | g dosis tunggaljuga dapat digunakan. as =) Prognosis “Penyakit ini dapat bersifat asimptomatik selama bertahun- tahun, atau dapat juga tetjadi eksaserbasiperiodk, Scanned with CamScanner Kelainan Kulit Akibat Gangguan Pada Glandula Sebasea, Ekrin, & Apokrin RA elite Acne sedong bea Akne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea, ditandai dengan adanya lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul, nodus, dan kista di tempat predileksi. 1791118 au ‘Akne yang sembuh dapat meninggalkan sekuele berupa makula hiper/hipopigmentasi atau jaringan parut hiper/hipotrofi. © Produksi sebum yang meningkat Etio- © Hiperproliferasi folikel pilosebasea Patogenesis | © Kolonisasi Propionilbacterium acnes © Proses inflamasi Terufama mengenal usta remaja [Puncak Terbesar umur 16-19 tahun pada pria atau 14-17 tahun pada wanita), namun| Epidemiologi| dapat juga terjadi pada usia prepubertal (neonatus, bayi, anak) atau pasca pubertas (dewasa). Wajah, leher, Bahu, lengan atas, dada atas dan ry Predileksi |atas. Akne juga dapat timbul di daerah Iain yang| mengandung kelenjar sebasea misainya paha dan bokong. AKNE VULGARIS: yang terjadi pada masa remaja akibal| berbagai faktor pencetus. Misalnya akne tropikalis, akne| mekanik Akne | kimiawi. Misalnya akne kosmetik, akne pomade, akne deterjen, AKNE FISIK: yang terjadi akibat agen fisik sinar matahari, sinar X, — Lesi kulit polimorfik, berupa komedo, papul, pustul, nodus. kista pada daerah predileksi. - Gejala patognomonik = komedo (papul miliar yang Gi tengahnya_mengandung sumbatan sebum). Bila berwarna hitam akibat mengandung unsur_ melanin disebut komedo terbuka, sedangkan bila benwarna putih Gambaran | karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung Klinis unsurmelanin disebut komedo tertutup. = Kulit akne vulgaris cenderung|ebih berminyak, — ~ Bila akne sudah membaik akan meninggakan sisa lesi berupa hiperpigmentasipasca akne & scarpasca akne. = Galatan; Lesi non inflamatotik ; komedo terbuka (evack head). [ komedo lerlulup (white head), Les! inflamatorik: papul, pustul, nodul, kista, Medical Minit Scanned with CamScanner ¢ Klasifikas! | AKNE VENENATA: yang terjadi akibat kontaktan ekstenall = Misalnya komedo solaris. = S eww oe : 2 a KLASIFIKASI AKNE MENURUT LEHMANN DKK (2002): at | wooo ww ww nies Komedo] | Pustul Kista | | Total Lesi beratnya Ringan | <20 |a[ <15 jal 0 [af <30 Akne Sedang | 20-100|s| 15-50 |si <5 |e] 30-125 Berat | > 100 >50 Sele alas) > Pemeriksaaan ekskohleasi sebum = pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok una). + Pemeriksaan histopatologis: sebukan sel radang kronis di Pemeriksaan| Sekitar folkel pilosebasea dengan massa sebum di dalam Penunjang |_ folkel. ' + Pemeriksaan mikrobiologi: terutama ditemukan bakteri P. acnes +» Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kul. + Pemeriksaan laboratorium: androgen pada pasien dengan kecurigaan menderita hiperandrogen. Diagnosis | Erupsi aknelformis, folikulilis gram negatif, dermatitis perioral, Banding | rosasea, dermalitis seborolk, adenoma sebaseum, Medical Mini Note - Dermatovenereology Edition SB bw w & ANON TANT Scanned with CamScanner Tata Laksana Tata Laksana Umum: Mencuci wajah minimal 2x sehari. Tata Laksana Medikamentosa: lihat algoritme tatalaksana akne pada tabel dibawah.! ‘* Berdasarkan gradasi / berat - ringannya akne * Diikuti dengan terapi pemeliharaan / pencegahan Beberapa Jenls obat topikal yang digunakan pada acne + Benzoyl peroxide: memilki efek antimikroba + Asam Azelalc : memilki efek antimikroba, komedolitik, dan menurunkan hiperpigmentasi post-inflamasi. + Asam Salisilat: menyebabkan eksfoliasi stratum comeum. bersifat komedolilik (sifat komedolitiknya lebih lemah daripada retinoid topikal). + Sulfur: menghambat pembentukan asam lemak bebas dan menmillkiefekkeratoliik. + Resorsinol: memilikiefek antimikroba. * Antiblotik topikal: tersering digunakan adalah eritromisin dan Klindamisin, + Retinold topikal: memilikiefek komedolitik dan antiinflamasi Retinoid topikal terdiri atas tretinoin, adapalene, tazarotene. Beberapa Jenis obat sistemik yang digunakan pada acne + Antibiotik sistemik = Tetracycline = Golongan Makrolid: Erythromycin atau Azithromycin = Trimetoprim - Suitamethoxazole — Cephalexin — Clindamycin dan dapsone + Isotretinoin oral: menghambat aktivitas kelenjarsebasea, Digunakan untuk mengatasi akne nodulokistik, akne berat, akne yang tidak merespon pengobatan antibakteri sistemik, maupun| ‘akne yang terkait dengan gangguan psikologis. + Terapi Hormonal: berfungsi menghambat efek androgen pada kelenjar sebasea, Terapi hormonal yang dapat diberikan antara lain: kontrasepsi oral, GnRH agonis, glukokortikoid oral, anti ‘androgen. Terap| lainny. + Perawatan kulit termasuk — * Injeksi korlikosteroid_intralesi ekstraksi komedo dan —_untukuntuknodus/kista. Penggunaan kosmetik Electrosurgery + Chemicalpeeling krioterapi + Fototerapidan terapilaser + Diet rendah glukosa. Komplikas| * Hiperpigmentasi post inflamas (lerutama pada ras berkullt 1] hitam) * Pembentukan skar/ jaringan parut, Prognosis Umumnya prognosis penyakil baik, Umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40an, Scanned with CamScanner @ Saran penggunaan Welinoin lopikal untuk pasien: Tretinoin = Into digunakan saat malam hari sebelumn fidur. Hindari paparan fameanan:| sitar matahati (Karena penipisan slraturn komeurn atibat . penggunaan tretinoin), Pasien dianjurkan untuk c~) menggunakan tabirsuryasecara teratur. 7 Algoritme Tata Laksana Akne 3 Ringon Sedang Berar Komedo |Papuler/ pustular) Papular? | Nodulor [~ Nodular? 7 _pustular Konglobata 2 Pinan | Retinoid |Retinoid fopikal + | Aniibiofik oral [Antibiotik oral +] Isotretinoin Pertama | topikal | antimikroba | +retinoid |refinoid topikal] oral \ fopikal | topikal+BPO| — +8PO { = Airemant | Relinord [Agen antimikroba| Antibiot oral] isotretinoin oral] Anfibiofik oral Yopikal |lopikal+ Retinoid] + refinoid | atau antibiotik}| dosis tinggi + atau As. | topikal atau As. | topikal + BPO | oral + retinoid |refinoid topical Azelaic Azelaic fopkal+BPO/| +8PO atau As. As. azelaic Solislat Alteratif Lihat Lihat piihan [Anti androgen} ‘Anti androgen Antiandrogen| untuk | pilihan pertama | oral+topikal | oral + topikal oral dosis tingg} warita | pertama felincid /As. | retinoid + | +refinoid azelaic + anti |antibiotik oral +] topikal + mikroba antimikroba antimikroba topikal topikal Terapi Retinoid Topikal Refinoid topikal + BPO. Rumaton BPO = Benail Peroksida Rosasea Penyaki Kult kronis pada daerch seniral wajah (yang| pefnsi | menonio/cembung) yang ditandai dengan kemerahan| pada kul dan telangiektasis disertai episode peradangan yang memuncukan erupsi papul, pustul, dan edema. Tidak diketahui past. Eiolog! | Beberapa hipotesis mengenai etiologi rosasea:_ makanan, psikis, obat, infeksi, musim, imunologik, dll Worifa > pria, usia 30-40, remaja atau orang Tua. Ras Kaukasia Epidemiotogl| 1 i+ putih) > negro (kul hitam) Sentraiwajah: hidung, pipi, dagu, Kening, als. Predileks|_ | Dapat meluaske leher, pergelangan, tangan dan kaki. Lesiumumnya simetris. Gejala_| ~ Etllema, telangieklasis(gejalakhasrosasea) = Papul,edema, pustul. = Papulkemerahan tidak nyert Scanned with CamScanner Stadium Rosasea Stadium 1 = eritema tanpa s ‘ matahari. Eritemamenet ai ebb atau akibat sengatan ° ma menetap diikutitimbulnya telangiekta: Stadium 2 = eritema persisten, papul, pustul, ed eee telangiektasis. : |, edema, banyak Stadium 3 = eritema_ persis : persisten yang dalam, ban\ felangiektasis, papul, pustul, nodus, edema. ee Gambar Diagnosis : ragtng._ | Akne vulgar dermatitis seboroik, dermatitis perioral, SLE Topikal: «° nibiotik: Tetracycline, clindamycin, erythromycin 0,5-2%. metronidazole 0,75% © imidazole o [sotretinoin krim 0,2% e Antiparasit:lindane, krotamiton, benzoilbenzoat © Kortikosteroidlemah Tota Sistemik: ' Laksana © Antibiotik: Tetracycline. erythrommycin, doxycycline, minocycline o Isotretinoin o Metronidazole Lainnya © Sunblok SPF 15ataulebin ' ® Diet rokok, alkohol, kopi pedas. dianjurkan untuk mengurand! eritem a doh oeeah Kull: skalpel atau dermabras! untuk rinofima, be fist. untuk telangiektasls -| Komplikasl |Rinofima. Inflamasi okular, rosased) jimfedema. Prognosis _|Persisten, borangsut porlambah beral. Namunada |vga Jane mengaiarniromisisPOnter Scanned with CamScanner W \\ | QO omg x . Miliaria’ a aL jampuan, Keiainan Kult berupa_erupsi papulovesikular mulipel non folkular 1-3 mm yang disebabkan oleh keluarnya keringat ke epidermis atau dermis akibat pecahnya duktus kelenjar keringat ekrin yang tersumbat. Definist | Penyakit ini sering terjadi pada kondisi panas serta kelembapan yang tinggi, serta kondisi yang menyebabkan keringat berlebihan. Sinonim: Biang keringatt, liken tropikus, prickly heat Predileksi Daerah yang tertutup, pakaian, tempat tekanan, atau gesekon dengan pakaian. 1. Miliaria Kristalina * Obstruksi sangat supertisial dalam stratum komeum dan vesikel terletak subkorneal. * Vesikel berukuran 1-2mm terutama pada badan setelah banyak berkeringat. * Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada daerah yang tertutup pakaian. * Umumnya tidak memberi keluhan dan sembuh dengan sisik yang halus. * Gambaran histopatologik: vesikelintra/subkoreal 2. Miliaria Rubra * Sumbatan terjadi di lapisan dalam epidermis, keringat bermigrasi ke lapisan epidermis atau dermis sehingga menimbulkan reaksiinflamasi. + Lesiditandai dengan makula atau papul eritematosa (1- 4 mm) dengan vesikel punktata di atasnya, dan Gejala ekstrafolikuler. Klinis * Disertaikeluhan rasa panas atau perih dan gatal. * Lebih berat dibanding miliaria kristalina, terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan /gesekan pakaian. * Gambaran histopatologik: spongiosis dan vesikel spongiotik dalam stratum malpigi yang berhubungan dengan duktus kelenjar ekrin, Ditemukan_ inflamasi periduktal, 3. Miliaria Profunda * Sumbatan terletak dalam sehingga kebocoran keringat terjadi di papila dermis, Akibatnya timbul lesi papul yang “flesh colored" mitip goose-flesh. * Lesiterdapat didaerah badan, leher, & daerahlipatan * Eupsi dapat menghilang atau berkurang setelah Penderita berada kemballi dilingkungan yang sejUk. * Lebih sering terjadi pada usia dewasa dibandingkan bayidan anak. on Scanned with CamScanner Gambar \. Miliaria Kristalina Miliaria Rubra Miliaria Profunda eabuoue Miliaria kristalina didia vesikobulosa. j ; Doaneds | aria rubra didiagnosis banding dengan eritema toksikum Sn2ing | neonatorum, folikulfis, akne infanta, Miliaria profunda didiagnosis banding dengan papular musinosis, gnosis banding dengan impetigo ‘, 5 a Prinsip utama penanganan miliaria: mengonirol panas dan kelembapan, pembatasan aktivitas terutama pada udara Panes sehingga tidak merangsang keluamya keringat, mandi teratur, mema is lak timbul keringat berlebih, hindar pemakaian obat topikal dengan heavy ¢feam atau powder. Dapat diberi losio yang mengandung [ kalamin, asam borat, atau menthol. Tata i + * Milloria kristalina: asimptomatik & dapat sembuh sendiri, Se = taksana Tidak perlu diberipengobatan, 7 " I * Millatia rubra: krim atau losio klorheksidin dengan atau fonpa asidum salisikum 1% 3 kali sehori Untuk kasus a) dengan gatal berat dapat diberi kortikosteroid topikal L (betametason 0.1% diberi a cold packs, antihistamin, berupaimpetigo atau ab: Komplikas | distrat Petigi ‘abses multipel yang ~_Heatintolerance. Kebanyakan pasien den beberapa min sejuk, Prognosis I rc) ~ Infeksisekunder I = I gan miliaria” membaik dalam 'g9U setelah berada dalam lingkungan yang Scanned with CamScanner Kelainan Kulit Akibat Infeksi Virus Tingkat van 4A Infeksi virus yang terjadi pada masa kanak-kanak, sangat menular, ditandai dengan adanya demam, coryza, cough Definisi (batuk), eksantema, konjungftivitis, dan enantem patognomonik (Koplik's spo!).. Namalain: measles, campak, rubeola. Virus Measles, kelompok RNA virus genus Morbillivirus dan family Paramyxoviridae. Penyebaran secara langsung atau melalui paparan droplet di udara. Masa Inkubasi 8-12 hari. Etiologi Gambar Koplik Spot Gejala prodromal : demam hingga 40,5°C, malaise, coryza, cough, conjungtivitis (3C). Gejala tersebut dapat berlangsung hingga 4 hari. Tanda patognomonik: Koplik spot, yaitu makula kemerahan kecil yang biasanya terlihat pada mukosa bukkal dekat molar 2. Biasanya muncul 1-2 hari sebelum hingga 2 hari setelah onset lesi. Eksantema: Kelainan kulit berupa makula & papula eritematosa yang tidak gatal. Lesi awalnya dimulai dari dahi dan belakang telinga lalu kemudian menyebar cepat mengenai leher, badan, dan ekstremitas. Lesi mencapai puncaknya dalam tiga hari dan mulai menghilang dalam 45 hari. Pasien yang ferinfeksi dapat menularkan virus morbili (menjadi infeksius) mulai dari 1-2 harisebelum onset gejala hingga 4hari setelahlesitimbul, Diagnosis |Reaksi hipersensitivitas akibat obat Banding {Rubella Niadiaal Mini Nate - Dermatavenereoioay Edition REESE AE Scanned with CamScanner Gejala Klinis Tata Laksana = Yerapi suporlil: Injake makanan dan hidrasi adekuai = Terapi simptomatik: antipiratik ~ Alasi inteksi sekunder egahan: vaksinasl campak. Prognosis npak tanpa komplikasi = self limited ~ Prognosis buuk pada pasien malnutiisi, imunosupresi, dll, Definisi Btiologi Infeksi yang disebabkan oleh virus rubella: Sinonim: campakjerman, 3 days measles. Virus Rubella, kelompok RNA togavirus Transmisi virus melalul inhalasi droplet. Gejala Klinis * Gejala prodromal: demam yang tidak terlalu tinggi. miaigia sakit kepala, konjungtivitis, rhinitis, batuk, radang tenggorokan, dan limfadenopati. Gejala prodromal biasanya berlangsung hingga 4 hari dan biasanya menghilang saat timbullesi pada kulit. Hingga 50% anak dengan infeksi rubella primer mungkin Mengalami_infeksi subklinis atau hanya mengalami limfadenopati atau lesipada kulit tanpa gejala prodromal. Pada dewasa: gejala prodromal lebih berat dibanding pada anak. Pasien terinfeksi dapat menularkan virus rubella 5-7 hari sebelum hingga 14 harisetelahlesimuncul. * Lesi kulit: eksantema muncul 14- 17 hari setelah terpapar virus dan ditandai_ dengan makula dan papula berwama merah muda hingga merah yang dimulai pada daerah wajah dan menyebar dengan cepat ke leher, badan, dan ekstremitas. Lesi biasanya mulai menghilang dalam 2-3hari. Diagnosis Banding Reaksihipersensitivitas akibat obat Campak/rubeola, Tata Laksana Rubela tanpa komplikasi: terapi suporlif dan terapi simptomatik, Pencegahan: imunisasi. Prognosis Merupakan selflimited disease Jika mengenaiibu hamil-» congenitalrubella syndrome pada |janin. Scanned with CamScanner Nonmedikamentosa + Isolasi orang yang sedang sakit. Tata | * Asupancairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi Laksana_ | Medikamentosa Prinsip: pengobatan bersifat suportif dan bila perlu diberikan pengobatan simlomatik (bila demam atau nyeri dapat diberikan antipiretik / analgetik). ‘| {)_Prognosts Self limiting disease. Membaik dalam 7-10 hari. Tingkat Variceltay Forman 4A Penyakit infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus varicella - zoster yang menyerang kulit dan mukosa, Definisi | manifestasi kiinis didahului gejala konstitusi, kelainan kulit yang f polimorfik, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Sinonim: cacar air, chicken pox. Virus Varicella zoster, transmisi aerogen Etiologh | Masa inkubasi 14 - 21 hari Masa penularan + 7 hari sejak timbuinya gejala kulit. Tersebar kosmopolit Terutama pada anak tetapi dapat menyerang dewasa. Epidemiologi Gejala prodromal: demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala, disusul timbulnyaruam kulit. Ruam kulit muncul mulai dari wajah, skalp dan menyebar ke Gejala | tubuh. Lesi menyebar sentrifugal (dari sentral ke periter) Klinis sehingga dapat ditemukan lesi baru di ekstremitas, sedangkan di badan lesisudah berkrusta. Erupsi kulit: papul eritematosa yang dalam beberapa jam kemudian menjadi vesikel (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi keruh menyerupai pustul kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfik. Biasanya disertai rasa gatal . ee ~ Medical Mini ae a Scanned with CamScanner emai! vf ee rn ee n nh not v Jumiah lesi bervariasi, mulai dari beberapa sampai ratusan. Umumnya pada anak-anak lesi lebih sedikit, biasanya lebih banyak pada bayi (usia <1 tahun), pubertas dan dewasa. Kadang-kadang|lesi dapat berbentuk bula atau hemoragik. Selaput lendir sering terkena, terutama mulut, dapat juga konjungtiva palpebra, dan vulva. s Pemeriksaan tzank diperoleh sel datia berinti banyak, emeriksaan| Kujtur virus dari cairan vesikel seringkali positif pada 3 hari Tambahan Diagnosis Banding papular dengan titik ditengahnya. pertama. * Hand, foot and mouth disease: pola penyebaran lebih akral, mukosa lebih banyak terkena, sel datia berinti banyak tidak ditemukan pada pemeriksaan dengan Tzank test. * Reaksi vesikular tethadap gigitan serangga: seringkali berkelompok, pola penyebaran akral, berupa urtikaria + Erupsi obat variseliformis: biasanya tanpa demam, timbul serentak dan tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening. « Lainnya: Dermatitis kontak, skabies impetigenisata, dermatitisherpetiformis, impetigo. Tata Laksana Edukas! Pasien Topikal © Bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (menthol /| camphora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini| dan menghilangkan rasa gatal. * Vesikel yang sudah pecah/krusta: salep antibiotik Sistemik = Antipiretik : diberikan bila demam, hindari saiisilat karena dapat menimbulkan sindrom Reye. = Antipruritus: Antihistamin yang memiliki efek sedatif ~ Antivirus (Dosis & cara pemberian lihat pada halaman 48) Indikasi antivirus: bila sebelumnya telah ada anggote keluarga serumah yang menderita varisela, atay pada pasien immunocompromise (pasien dengan keganasan. infeksi HIV / AIDS, sedang mendapat pengodatan imunosupresan). ~ VIG (Varicella Zoster Imunoglobulin) ~ Antibiotik oral —* bila timbul infeksi sekunder 1. Bila mandi, harushali-hatiagarvesikellidak pecan. 2. Jangan menggaruk dan dijaga agar vesikel tidak pecah. biarkan mengering danlepas senctit, 3. biiahal pada masa aklit sampal semua lesi suctahy Scanned with CamScanner Edukasi | 4: Rawat bila berat, bayi, usia lanjut dan dengan komplikasi. Pasien. 5. Makanan lunak, terutama bila terdapat banyak lesi di mulut. Perawatan yang bak & memperhatikan higiene memberi Prognosis | Fognosis yang baik & dapat mencegah timbuljaringan parut.! Pada anak yang normal, jarang ferjadikomplikasi. Komplikasi yang sering adalah infeksi sekunder pada lesi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus atau streptococcus. Komplikasi Terapi antivirus untuk varicella pada pasien normal dan pasien imunosupresi Dikutip dari Fitzpatrick Dermatology in General Medicine 8th ed, hal 239 Kelompok Pasien i Regimen Pasien Normal T Neonatus [Acyclovir 10 mg/kgBB atau 500 mg/m? setiap 8 [jamselame 10hari. Anak (umur 2 hingga < 18 | Berikan terapisimptomatik saja, atau tahun) [Valacyclovir 20 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 ‘nari (dosis tidak melebihi3 gr/hari). atau } Acyclovir 20 mg/kgBB peroral 4 kali sehari selama | Shar (dosis tidak melebihi3200mg/hari). Remaja (> 40 kg) atau dewasa, | Valacyclovir 1 gr per oral tiap 8jam selama 7 hari, khususnya dengan imuno- latau supresi ringan (mis;penggunacn | Famciclovir 500 mg peroral tiap 8 jam selama 7 glukokortikoid inhalasi) ari, atau .cyclovir 800 mg peroral 5 kali sehari selama 7 ar. Pneumonia [Acyclovir 10 mg/kgBB intravena setiap 8 jam |selama 7-10har Kehamilan |Penggunaan rutin acyclovir tidak dianjurkan. [Bila terdapat komplikasi (mis: pneumonia) obat neumonia sesuairekomendasidiatas. Pasien Imunosuprest I Varicella ringan atau | Valacyclovir 1 gr peroral setiap 8 jam, selana 7- imunosypresi ringan Ohari, atau | Famciclovir 500 mg peroral setiap 8 jam selama ?- 1Ohari, atau Acyclovir 800 mg peroral 5x sehari selama 7-10 hari, Yoricella berat atau Acyclovir 10 mg/kgBB intravena setiap 8 jan) imunosupresi berat selama7-10har. Resisten tethadap acyclovir Foscamet 40 mg/kgBB intravena setiap 8 jam UAIDS lanjut) hingga sembuh, J @ kk 4 tr tt tt —— mS citi is °Seyyungnauagaas,. (Oh ON ee eH s Scanned with CamScanner Definisi Etiologi Merupakan penyakit neurokutan dengan manifestasi erups| dank He Toste [HSFESZOSCSEN 254A inpa Komplikasi vesikular berkelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri radikular unilateral yang umumnya terbatas di satu dermatom. Herpes zoster merupakan manifestasi reaktivasi infeksi laten endogen virus varisela zoster di dalam neuron ganglion sensoris radiks dorsalis, ganglion saraf kranialis, atau ganglion saraf autonomik yang menyebar ke jaringan saraf dengan segmen yang sama. Virus Varicella zoster = Masa inkubasi 7-12 hari = Masa aktif #1 minggu ~_Masa resolusi 1-2 minggu Tebih sering terjadi pada orang tua, Jarang pada anak dan Epidemiologl| sewasa muda. Patofisiologi Setelah infeks! primer oleh virus Varcella-zoster (Varela), partikel virus dapat tetap tinggal dalam ganglion sensoris saraf spinalis, kranialis, atau ofonom selama bertahun-tahun. Pada saat respon imunitas seluler dan titer antibodi spesifik terhadap virus Varicella-zoster menurun (misainya karena mur atau penyakit imunosupresif) sampai tidak lagi efektif mencegah infeksi virus, maka partikel virus Varicella-zoster yang laten tersebut mengalami reaktivasi dan menimbulkan ¢,¥ v0 Gambar: Varicella dan Herpes Zoster. A. Selama infeksi primer dari varicella, virus menginteksi ganglia sensoris 8, Virus Varicella zoster menetap pada tase laten dalam ganglia C. Ketika sistem imun menurun, virus mengalam! reaktivasi dalam ganglia sensotis. menyebar melalui sarat sensoris, can bereplikast ci kulit, Scanned with CamScanner = Gejala prodromal: sensasi abnormal afau nyeri ofot loka, nyeri tulang, pegal, parestesia sepanjang dermatorn, gatal, rasa’ terbakar ringan hingga berat. Gejala prodromal berlangsung beberapa hari (1-10 hari, rata-rata 2hari). + Gejalakonstitusi: nyerikepala, malaise, demam. © Erupsikulit:! Makula —* Papul—+ Vesikel jerih —* _ |si vesikel kemerahan berkelompok — menjadi keruh terbatas dalam J Gejala 1 dermatom Klinis Involusi -— Krusta +— Vesikel pecah Bila mengenai N.fasialis & N. auditorius menyebabkan Sindrom Ramsay Hunt yaitu erupsikulit timbul diliang telinga luar atay membran timpani disertai paresis fasialis, gangguan lakrimasi, gangguan pengecap 2/3 lidah bagian depan; tinitus, vertigo & tull * Bila mengenai cabang pertama N. trigeminus — herpes zoster oftalmikus. Zoster sine herpete: nyeri segmental tidak diikuti erups! kulit. © Herpes zoster abortif: erupsi kui hanya berupa eritema dengan atau tanpa vesikel yang langsung mengalami resolusi (perjalanan penyakit singkat).. * Herpes zoster aberans: erupsikuiit melalui garis tengah. Gambar Herpes Zoster Oftalmikus Herpes Zoster Regio Thoracal Diagnosis [Heres Zoster awal: dermaiilis venenata, dermatitis Kontak Herpes Zoster di daerah genital: herpes simpleks Banding oo Herpes Zoster diseminata: varisela Neuralgia pasca herpes yailu nyeri menelap pada dermatom Komptikast |YONd ferkena setelah erupsi herpes zoster (H2) menghitana. Batasan waktunya adalah nyeri yang menetap hingga3bulan setelah erupsikulil menyembuh, 280 Mate mi Note = Dermatovenereology Edition mn Scanned with CamScanner Tata Laksana Edukasi Prognosis Prinsip: menghilangkan nyeri secepat mungkin dengan cara membatasi replikasi virus sehingga mengurangi kerusakan saraf lebih lanjut. Topikal: 1. Stadium vesikular: bedak salisil 2% untuk mencegah vesikel pecah atau bedak kocok kalamin untuk mengurangi nyeri dan gatal, 2. Bila vesikel pecoh dan basoh dapat diberkan kompres| terbuka dengan larutan antiseptik dan krim antiseptik Fantibiotik, 3. Jika timbul Iuka dengan tanda infeksi sekunder dapat diberikan krim/salep antibiotik. Sistemik:!-4 1. Obat antivirus: + Famciclovir 3x500 mg / hari + Valacyclovir 3x1000 mg / hari * Acyclovir 5 x 800 mg / hari Diberikan 72 jam sebelum awitan lesi, selama 7 hari, 2. Analgeti ~ Nyeriringan: paracetamol 3x500mg/hari atau NSAID. ~ Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau opioidringan. ~ Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya Neuralgia pasca herpes zoster selain diberi acyclovir pada fase akut, dapat diberikan: * Antidepresan trisiklik (amitiptilin dosis awal 10 mg/har ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari hingga 150 mg. Pemberian hingga 3 bulan, diberikan setiap malam sebelum tidur. + Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu * Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu. 1. Memulal pengobatan sesegera mungkin 2. Istirahat hingga stadium krustasi 3. Tidak menggaruk lesi 4, Tidak ada pantangan makanan 5. Tetap mandi 6. Mengurangi kecemasan dan ketidakpahaman pasion Lesi kulll blasanya menyembuh dalam 2-4 minggo tetapi Penyembuhan sempurna membutuhkan waktu >4 minggu, Pasion usia lanjut_ dan imunocompromise membutuhkan waktu yang lebih lama untuk resolusi. Scanned with CamScanner Penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk, dapat Definist |menyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomort terutama terdapat di perifer tubuh. Virus pox. Ada 2 tipe: variola mayor dan variola minor. Masa inkubasi2-3minggu, terdapat datam 4 stadium. Stadium inkubasi erupsi (prodromal): © Nyeri kepala, nyeri tulang, dan nyerisendi © Demam tinggi, menggigil, lemas, muntah © Berlangsung3-4hari Stadium makulopapular: ‘© Makula eritematosa yang cepat menjadi papul terutama di muka dan ekstremitas ® Suhutubuhkembalinormal © Penderita merasa sehat, tidak timbul lesi baru Stadium vesikulo-pustulosa: © Dalam waktu 5-10 hari timbul vesikel-vesikel yang kemudian menjadi pustu-pustul & saat ini suhu tubuh meningkat lagi Stadium resolusi © Berlangsung dalam waktu 2minggu © Timbulkrusta-krusta dan suhu tubuh menurun Krustalepas dan timbul sikatriks yang atrofi Tnokulasi pada Korioalantoik, pemeriksaan virus dengan| mikroskop elektron, deteksi antigen virus pada agar sel, /pemeriksaan histopatologik dan tes serologik. Diagnosis | Varicella zoster Banding Etiologi Okeke ee © Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang ‘* Harus dikarantina * Teropi sistemik: Terapi simptomatik (antipiretik, analgetik): Terapl Antivirus (Acyclovir atau Valacyclovir), Isoprinosin, Interferon, Globulin gamma. (Be * Terapi fopikal: kompres dengan antiseptik, salep antibiotik PUD NW BD DD We WWW A FF A OF HF Fl 6 me | mm YUuYNeNdNnuUude Scanned with CamScanner Tingkat WEPERAIVGIGATS I Coon 4A Definisi jadi ia, jc jada bayi dan anak Epidemiologi| 0° teriadi pada semua usia, jarang p vi Papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus Hurnan Papilloma Virus (HPV). kecil. Kelainan meningkat selama usia sekolah dan menurun setelah usia 20 tahun. * Papul padat verukosa, keratotik, dengan ukuran beberapa mm hingga 1 cm, bila berkonfluensi dapat menjadi lebih Gejala besar. Klinis * Biasanya asimptomatik, tetapi dapat nyeri bila tumbuh di palmar atau plantar. * Dapat merusak kuku bila tumbuh pada lipatan atau bawah kuku. Dapat terjadi dimana saja, tetapi sering di punggung, tangan, Predileksi Gambar i i tologis: t it is, hi i Pamanienan Pemeriksaan Histopatologis: terdapat akantosis, hiperkeratosis, Penunjang Diagnosis Banding Tata Laksana Prognosis ‘Medical Mini Note = Detmatovanaraniaeu Rettian = ___|Wajah dan leher (pada anak). danjaritangan. Gambar: Veruka vulgaris pada tangan dan jari papilomatosis, dan rete ridges yang memanjang ke arah| medi Keratosis seboroik, nevus verukosus. kontaklangsung. ~ Bedah: bedah listrik, bedah beku, bedah laser. ~ Medikamentosa: destruksi dengan bahan keratolitik kaustik, atau bahan lainnya secara topikal (misalnya; as, salisilat 25> 50%, trikloroasetal 25%, fenol likvetaktum), Bahan topikallainnya: kantaridin, imiquimad, §-tuoraurasil Terapiintralesi: bleomycin daninterferon, Bila destruks! balk, lidak lerjadi rekurensi, Dapat terjadh infeks| ~ Non Medikamentosa: Menjaga higiene perorangan, nea W@5i spontan. Scanned with CamScanner kat MONGSKORTRORLSIOSUAP” 4A in ini a papul Penyakit yang disebabkan oleh virus Pox, Racnive tee SEbenti kubah, berkilat, pada os den oko a Kukan, berisi massa yang mengandung e se Etiologi__| Virus moluskum koniagiosum (termasuk kelomp * Terutama pada es * Pada orang dewasa te: pee * Transmisi melalui kontal melalui benda yang t rjadi karena hubungan seksual. k kulit langsung, autoinokulasi, atau lerkontaminasi. Gambar | > Masainkobosi 2-8 minggu. * Papul berbentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar hingga lentikular, berwarna Putih seperti lilin, Gejala Fopulmembesar & ditengann Klinis ij va terdapat lekukai Jika dipijat akan 4 n (delle). lampak keluar Massa yang berwarna putih sepertinasi= badan Moluskum, * Kadang-kadang dapat timp, UI infeksi sekunder 5, timbul supurasi, ‘ehingga Wajah, leher, ketiak, badan dan ekstremitas Predileksi Swasa: pubis & genitalia okey Pemeriksaan Pemeriksaan histopatologi ca ™mukan badan Moluskum Penunjang yang mengandung Partikel virus, Mengeluarkan ssa yan, men dun. badai Tata Moluskum q Oa ROMEO eksiraktor, jarum sunti laksana |° Flektrokauterisasi, bedal . UNIS d tera ° Terapi fopikal; kantariain 0,7-0,99%, Odofilin 10-259 10%, 59M saiisiat t994. Adapalene ts on 2%, KOH » benzoil Peroksida Prognosis Dengan Menghilangk lorangresigit, ere semua Tesi yan, Medical Mini Note *PSIMGtovenTBOISGY Enon SS Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai