Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Evaluasi Kinerja Automatic Weather Station Berdasarkan Pengamatan


Paralel di Stasiun Meteorologi Kemayoran
Haryas Subyantara Wicaksana1, Maulana Putra2, Dyah Prihartini Djenal3

Pusat Instrumentasi, Kalibrasi dan Rekayasa, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jl. Angkasa I No.2,
Kemayoran, Jakarta, 17221, Indonesia

E-mail: haryas.wicaksana@bmkg.go.id1, maulanaputrassi@gmail.com2, dyah.djenal@bmkg.go.id3

Abstrak

Program pengamatan parameter cuaca secara internasional telah memasuki era digitalisasi. Salah satu instrumen
pengukur parameter cuaca yaitu Automatic Weather Station (AWS). Peralihan peralatan pengamatan cuaca
konvensional menjadi digital memerlukan tinjauan dalam bentuk pengamatan paralel. Penelitian ini membahas dan
mengkomparasi sistem pengamatan cuaca konvensional dan otomatis. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa
kinerja sistem pengamatan cuaca otomatis berupa AWS di Stasiun Meteorologi Sinoptik Kemayoran melalui
pengamatan paralel. Data AWS Kemayoran dikomparasi terhadap data pengamatan peralatan konvensional dalam
periode Januari 2019 hingga Desember 2019. Berdasarkan hasil pengamatan paralel AWS terhadap peralatan
pengamatan cuaca konvensional di Stasiun Meteorologi Kemayoran tahun 2019, korelasi pengukuran parameter suhu,
kelembapan relatif, kecepatan angin, arah angin dan curah hujan berturut-turut bernilai 0,991; 0,9949;0,9311;0,9034;
dan 0,9858. Hasil pengamatan paralel menunjukkan AWS Kemayoran memiliki selisih rata-rata 2,3°C untuk parameter
suhu; 11,3% untuk kelembapan relatif; 1,6 m/s untuk kecepatan angin, 58,90 untuk arah angin, 1,8 mm untuk total
curah hujan. Ketersediaan data AWS Kemayoran sebesar 39,84%.

Kata kunci: AWS, sinoptik, digitalisasi, parallel

Abstract
The international weather parameter observation program has entered the era of digitization. One of the weather
parameter measuring instruments is the Automatic Weather Station (AWS). The transition of conventional weather
observation equipment to digital requires review in the form of parallel observations. This study discusses and
compiles conventional and automated weather observation systems. This study aimed to analyze the performance of
automated weather observation systems in the form of AWS at the Kemayoran Synoptic Meteorological Station
through parallel observations. AWS Kemayoran data is compensated for conventional equipment observation data in
the period of January 2019 to December 2019. Based on AWS parallel observations of conventional weather
observation equipment at the Kemayoran Meteorological Station in 2019, the correlation of measurement of
temperature parameters, relative humidity, wind speed, wind direction, and rainfall was 0.991;
0,9949;0,9311;0,9034; and 0.9858. Parallel observations show AWS Kemayoran has an average difference of 2.3°C
for temperature parameters, 11.3% for relative humidity, 1.6 m/s for wind speed, 58.90 for wind direction, 1.8 mm for
total rainfall. AWS Kemayoran data availability is 39.84%.

Keywords: AWS, sinoptik, digitalisasi, parallel

1. Pendahuluan Parameter cuaca yang diamati meliputi suhu,


kelembapan relatif, tekanan udara, curah hujan, radiasi
Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2009 telah matahari, kecepatan dan arah angin. Pengamatan
mengamanatkan Badan Meteorologi Klimatologi dan parameter cuaca sinoptik dilakukan per jam sesuai
Geofisika sebagai instansi yang bertanggung jawab ketentuan World Meteorological Organization (WMO).
terhadap informasi cuaca di wilayah Indonesia [1].
59
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Saat ini, pengamatan cuaca menggunakan dua tipe Perubahan besar kelembapan relative udara akan
peralatan yaitu konvensional dan digital. Digitalisasi mempengaruhi perubahan ketegangan rambut yang
merupakan perubahan sistem kinerja instrumen observasi terpasang sebagai transduser higrograph. Ujung
parameter cuaca secara bertahap dari teknologi manual rambut dihubungkan secara mekanis ke lengan pena
menjadi teknologi otomatis [2]. Salah satu tahap untuk merekam data kelembapan relatif pada kertas
digitalisasi adalah evaluasi terhadap pengamatan paralel pias higrograph.
antara peralatan konvensional dan peralatan digital. c. Anemometer Analog
Pengamatan paralel yaitu pengamatan yang dilakukan Anemometer analog mengukur kecepatan angin
oleh dua jenis peralatan terhadap parameter tertentu di menggunakan skala melingkar. Nilai skala akan
waktu dan lokasi yang relatif sama. Hasil pengamatan berputar dan menunjukkan angka yang semakin besar
paralel bertujuan untuk mengetahui tingkat korelasi saat kecepatan angin meningkat. Anemometer analog
kedua jenis peralatan sebagai bahan pertimbangan mengukur kecepatan angin dalam satuan knot.
implementasi digitalisasi selanjutnya. Sementara itu, pengukuran arah angin dilakukan
dengan mengamati wind vane secara visual.
2. Metode Penelitian d. Penakar Hujan Tipe Hellman
Penakar hujan adalah instrumen yang digunakan
2.1. Kegiatan Operasional Meteorologi untuk mendapatkan dan mengukur jumlah curah
hujan pada satuan waktu tertentu. Penakar hujan
Serangkaian kegiatan yang dilandasi oleh studi tentang Hellman memanfaatkan floating gauge yang
cuaca baik dari segi ilmu maupun penerapannya meliputi terhubung ke lengan pena dengan mekanisme
pengamatan, pengumpuan dan analisis data hasil pembuangan air melalui tabung syphon. Penakar ini
pengamatan serta pembuatan kesimpulan dari hasil memiliki luas corong 200 cm2. Data curah hujan
analisis yang diformulasikan dalam bentuk informasi terekam oleh kertas pias yang dipasang pada drum
disebut dengan kegiatan operasional meteorologi. Salah jam di bawah corong penakar hujan Hellman.
satu kegiatan operasional meteorologi adalah Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah
pengamatan cuaca. Pengamatan cuaca adalah kegiatan volume air yang masuk ke dalam tabung, Jika pena
yang dilakukan untuk mengamati perubahan parameter telah menunjuk angka 10 mm, maka air dalam tabung
cuaca pada suatu wilayah dan waktu tertentu. akan keluar melalui tabung syphon, kembali ke 0 mm,
demikian seterusnya.
2.2. Peralatan Pengamatan Cuaca Konvensional

Pengamatan konvensional menggunakan alat-alat


konvensional. Sebagian besar instrumen yang digunakan
berupa mekanik dan non-elektrik [3]. Data pengamatan
konvensional dikumpulkan secara manual. Peralatan
pengamatan cuaca secara konvensional terdiri dari :
a. Termometer Bola Kering
Termometer bola kering memanfaatkan sifat
pemuaian merkuri. Jika suhu meningkat, maka
volume merkuri juga meningkat dan mengisi tabung
termometer yang berskala.
Termometer bola kering dipasang di dalam sangkar
Stevenson dengan ketinggian 1,2 meter di atas Gambar 1. Skema Taman Alat Stasiun Meteorologi
permukaan tanah. Suhu udara yang diukur oleh Kemayoran
termometer bola kering disebut sebagai suhu udara
atmosfer. Resolusi thermometer bola kering yaitu 2.3. Peralatan Pengamatan Cuaca Digital
0,1°C. Automatic Weather Station (AWS), yaitu alat pengukur
b. Higrograph cuaca otomatis, yang merekam parameter cuaca dengan
Tekanan uap air pada permukaan bahan ditentukan sensor elektrik. Alat pengukur cuaca otomatis adalah unit
oleh suhu dan jumlah air yang terikat oleh bahan. peralatan yang mampu melakukan pengukuran unsur-
Perbedaan antara tekanan uap air pada permukaan unsur cuaca yang meliputi radiasi matahari, suhu udara,
bahan dan tekanan uap air dari udara di sekitarnya tekanan udara, arah dan kecepatan angin, kelembapan
akan sebanding dengan pertukaran molekul air. udara dan curah hujan secara otomatis [5]. Gambar 1
Perubahan pada panjang rambut dapat mendeteksi menunjukkan skema penempatan peralatan konvensional
perubahan kelembaban relatif terhadap molekul air dan digital di taman alat Stasiun Meteorologi
tersebut [4]. Sifat rambut ini dimanfaatkan oleh Kemayoran. Sementara itu, Gambar 2 menunjukkan
higrograph untuk merekam kelembapan relatif udara. diagram AWS Stasiun Meteorologi Kemayoran. Sistem

60
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

AWS yang terpasang di taman alat Stasiun Meteorologi logger untuk dihitung kembali menjadi nilai curah
Kemayoran terdiri dari : hujan.
a. Pencatu Daya
Pencatu daya berfungsi menyediakan energi listrik ke
data logger dan sensor AWS. Pencatu daya AWS
Kemayoran terdiri dari solar panel 60 Wp, solar
charge controller dan baterai aki 7 Ah.
b. Data Logger
Data logger merupakan sebuah perangkat elektronik
yang digunakan untuk mengumpulkan, merekam dan
menyimpan data dari sensor. Data logger umumnya
terdiri dari RTC, memori, port input serta port output.
Data logger yang terpasang di AWS Kemayoran
adalah tipe CR1000.
c. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi menggunakan kabel serial RS-
232 yaitu salah satu protokol komunikasi serial yang
digunakan untuk transmisi data antara perangkat
dengan jarak maksimal 15 meter.
d. Grounding
Grounding atau sistem pentanahan berfungsi untuk
memproteksi komponen AWS dari surja hubung dan
surja petir. Sistem grounding berdasarkan persyaratan
Perka BMKG Nomor 7 Tahun 2014 maksimal Gambar 2. Diagram AWS Stasiun Meteorologi
memiliki nilai 1 ohm untuk pemasangan AWS. Kemayoran
e. Sensor-sensor
1) Thermohygormeter HMP155A 3. Hasil dan Pembahasan
Sensor HMP155A berfungsi untuk mengukur
nilai suhu dan kelembapan relatif udara. Elemen 3.1. Pengamatan Paralel
sensor suhu HMP155A bekerja berdasarkan
perubahan resistansi dengan resolusi 0,01°C. Pengamatan paralel AWS terhadap peralatan
Sementara elemen sensor RH HMP155A bekerja konvensional dilakukan di Stasiun Meteorologi
berdasarkan perubahan kapasitansi dengan Kemayoran selama satu tahun dalam periode bulan
resolusi 0,01%. Januari 2019 sampai dengan bulan Desember 2019.
2) Anemometer Wind Sentry RMYoung 03002 Stasiun Meteorologi Kemayoran terletak di Jakarta Pusat
Anemometer Wind Sentry RMYoung 03002 dengan koordinat -6.1560261,106.8422545,21.
memiliki dua bagian sensor yaitu cup counter dan Data pengamatan peralatan konvensional di Stasiun
wind vane. Cup counter berfungsi mengukur nilai Meteorologi Kemayoran yang dibandingkan hanya
kecepatan angin. Cup counter memiliki transduser mencakup data suhu, kelembapan udara, curah hujan,
berupa optocoupler yang menghasilkan kecepatan dan arah angin. Parameter tekanan udara dan
gelombang pulse. Perubahan nilai kecepatan radiasi matahari tidak diamati secara paralel, karena
angin dihitung berdasarkan perubahan nilai RPM barometer air raksa dan actinograph tidak terpasang di
cup counter. Stasiun Meteorologi Kemayoran. Data suhu, RH,
Wind vane berfungsi mengukur nilai arah angin kecepatan dan arah angin dibandingkan per jam,
dan memiliki transduser berupa potensiometer sementara data total curah hujan dibandingkan per hari.
yang terhubung melalui rangkaian jembatan
Wheatstone. Perubahan nilai arah angin dihitung a. Perbandingan data suhu dan kelembapan udara relatif
berdasarkan perubahan nilai arus output jembatan Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa
Wheatstone. perbandingan data suhu dan kelembapan udara relatif
3) Tipping Bucket memiliki nilai output yang berhimpit dengan selisih
Tipping bucket berfungsi mengukur nilai curah rata-rata bernilai 2,3°C dan 11,3%. Perbedaan nilai
hujan. Memiliki transduser berupa reed switch suhu dan kelembapan udara relatif yang diukur oleh
dengan resolusi 0,1 mm. Setiap terjadi curah HMP155A disebabkan oleh tegangan drop
hujan 0,1 mm, bucket berjungkit dan reed switch penghantar dan perbedaan sirkulasi udara enclosure
mendeteksi medan magnet yang terpasang pada jika dibandingkan terhadap sirkulasi udara dalam
bucket. Deteksi reed switch berupa gelombang sangkar Stevenson. Adanya beberapa lonjakan nilai
pulse yang selanjutnya diinput ke port pulse data suhu termometer bola kering pada Gambar 3
disebabkan oleh kesalahan paralaks saat pengamatan.
61
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

anemometer digital RMYoung oleh data logger tepat


saat waktu pengamatan.
Gambar 5 menunjukkan korelasi hasil pengukuran
kecepatan angin mendekati nilai 1, yaitu 0,9311.

Gambar 3. Perbandingan Data Suhu

Nilai koefisien determinasi pengukuran suhu adalah


0,991 sedangkan untuk pengukuran kelembapan adalah
0,9949. Nilai ini membuktikan bahwa pengukuran
memiliki korelasi erat.
Gambar 5. Grafik Korelasi Pengukuran Kecepatan
Angin

Selisih rata-rata kedua jenis pengukuran arah angin


bernilai 58,90. Nilai pengukuran arah angin sangat
dipengaruhi oleh keberadaan objek-objek penghalang
di sekitar anemometer. Perbedaan posisi anemometer
menyebabkan perbedaan posisi objek penghalang
tersebut, sehingga menyebabkan perbedaan arah
angin yang melalui kedua jenis anemometer tersebut.
Arah angin merupakan parameter cuaca yang dapat
berfluktuasi dalam waktu yang relatif singkat,
sehingga perbedaan waktu pengamatan anemometer
Gambar 4. Grafik Korelasi Pengukuran Kelembapan konvensional dan waktu penyimpanan data
anemometer digital RMYoung kemungkinan juga
b. Komparasi data kecepatan dan arah angin menimbulkan selisih nilai pengukuran.
Selisih rata-rata kedua jenis pengukuran kecepatan Nilai koefisien determinasi pengukuran arah angin
angin bernilai 1,6 m/s. Perbedaan pengukuran mendekati nilai 1, yaitu 0,9034. Nilai ini
disebabkan oleh perbedaan panjang poros cup membuktikan bahwa pengukuran arah angin
anemometer, perbedaan resolusi dan perbedaan posisi menggunakan anemometer konvensional dan digital
anemometer. tetap berkorelasi secara linier.
Poros cup anemometer konvensional berukuran lebih
panjang dibanding poros cup anemometer digital c. Komparasi data total curah hujan harian
RMYoung. Panjang poros cup anemometer Data total curah hujan harian memiliki output yang
mempengaruhi nilai torsi dan kecepatan rotasi cup lebih rendah dibanding penakar hujan tipe Hellman.
anemometer. Semakin panjang poros cup Selisih rata-rata kedua jenis pengukuran curah hujan
anemometer, maka semakin besar nilai torsi, tersebut bernilai 1,8 mm. Perbedaan nilai curah hujan
sehingga semakin kecil nilai gaya friksi angin yang yang diukur oleh tipping bucket terhadap penakar
dibutuhkan untuk berotasi. Hal tersebut hujan tipe Hellman kemungkinan disebabkan oleh
menyebabkan perbedaan jumlah putaran cup antara penurunan performa resolusi bucket. Saat terjadi
kedua jenis anemometer yang selanjutnya dikalkulasi hujan lebat dengan intensitas curah hujan tinggi,
menjadi nilai kecepatan angin. Kecepatan angin bucket rawan tidak berjungkit sesuai nilai
adalah parameter cuaca yang dapat berfluktuasi resolusinya, sehingga air hujan tertampung terus-
dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding menerus di satu sisi bucket. Sementara, mekanisme
suhu dan kelembapan, sehingga perbedaan waktu tabung syphon dan floating gauge penakar Hellman
pengamatan anemometer konvensional dan waktu masih dapat mengurangi volume air hujan secara
penyimpanan data anemometer digital RMYoung kontinyu per 10 mm curah hujan, meskipun terjadi
kemungkinan juga menimbulkan selisih nilai hujan lebat, kecuali apabila saluran tabung syphon
pengukuran. Pengamatan observer memiliki waktu tersumbat. Sebaliknya, kesalahan pengukuran
toleransi 10 menit, baik sebelum maupun sesudah jam kemungkinan juga disebabkan oleh penakar hujan
pengamatan, sementara pengambilan data Hellman, karena ketidaksesuaian setting titik 0 mm
62
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

dan titik 10 mm untuk kertas pias pada leher syphon. Perbaikan AWS Kemayoran mampu menghasilkan
Nilai koefisien determinasi pengukuran curah hujan jumlah data yang mendekati dengan jumlah data ideal.
adalah 0,9858. Tabel 2 menunjukkan ketersediaan data AWS
Kemayoran pasca perbaikan hingga bulan Februari 2020.
3.2. Evaluasi Kinerja Automatic Weather Station Peningkatan ketersediaan data terjadi secara signifikan
Kemayoran setelah dilakukan perbaikan.

Kondisi awal AWS Kemayoran beroperasi dengan baik Tabel 2. Ketersediaan Data AWS Kemayoran Pasca
dengan memperhatikan jumlah data yang tersedia Perbaikan
dibandingkan dengan data ideal dari bulan Januari hingga 7/1/2020-18/1/2020 15728
bulan April 2019. Memasuki bulan Mei tahun 2019 AWS PERIODE 19/1/2020-28/1/2020 14288
Kemayoran mengalami kendala yang mempengaruhi 29/1/2020-6/2/2020 11820
jumlah data yang dihasilkan. Tabel 1 menunjukkan JUMLAH DATA AKTUAL 41836
ketersediaan data AWS Kemayoran pada tahun 2019. JUMLAH DATA IDEAL 43200
Adapun kendala utama yang dialami oleh AWS KETERSEDIAAN DATA (%) 96.84
Kemayoran adalah adanya induksi listrik pada jalur
komunikasi dari data logger ke server sehingga 4. Kesimpulan
menimbulkan permasalahan pada port logger. Induksi
listrik juga mengakibatkan kerusakan pada modem
sehingga mempengaruhi proses pengiriman data. Selain 1. Berdasarkan hasil pengamatan paralel AWS terhadap
permasalahan utama tersebut, ditemukan juga kerusakan peralatan pengamatan cuaca konvensional di Stasiun
pada pengkabelan sensor tipping bucket. Kabel dari data Meteorologi Kemayoran tahun 2019, korelasi
logger ke sensor terputus sehingga hasil pengukuran dari pengukuran parameter suhu, kelembapan relatif,
sensor tidak dapat ditampilkan. kecepatan angin, arah angin dan curah hujan berturut-
turut bernilai 0,991; 0,9949;0,9311;0,9034; dan
Tabel 1. Ketersediaan Data AWS Kemayoran 0,9858. Nilai ini membuktikan bahwa pengukuran
Tahun 2019 AWS dan peralatan pengamatan cuaca konvensional
berkorelasi erat.
Jumlah Jumlah Prosentase
2. Hasil pengamatan paralel menunjukkan AWS
Bulan Data Data Ketersediaan
Kemayoran memiliki selisih rata-rata 2,3 °C untuk
Aktual Ideal Data (%)
parameter suhu; 11,3% untuk kelembapan relatif; 1,6
Januari 4322 4464 96.82
m/s untuk kecepatan angin, 58,90 untuk arah angin,
Februari 3953 4032 98.04
1,8 mm untuk total curah hujan.
Maret 4423 4464 99.08 3. Permasalahan operasional AWS Kemayoran
April 4278 4320 99.03 disebabkan oleh induksi listrik yang dapat
Mei 3113 4464 69.74 menimbulkan masalah pada data logger, server,
Juni 273 4320 6.32 modem dan sensor-sensor pada AWS, serta
Juli 31 4464 0.69 pengkabelan pada AWS Kemayoran yang rentan
Agustus 85 4464 1.90 mengalami permasalahan seperti putus akibat digigit
September 141 4320 3.26 hewan ataupun sebab lain. Namun setelah dilakukan
Oktober 141 4464 3.16 perbaikan, ketersediaan data AWS Kemayoran
November 45 4320 1.04 sebesar 96,84%.
Desember 137 4464 3.07 4. Peralatan konvensional memiliki beberapa
TOTAL 20942 52560 39.84 kelemahan jika dibandingkan dengan AWS, antara
lain keterbatasan spesifikasi teknis yang masih
Setelah mengetahui permasalahan pada AWS mekanik dan kemungkinan kesalahan paralaks.
Kemayoran, maka dilakukan tindakan perbaikan berupa 5. Korelasi data antara AWS dan peralatan
: konvensional di Stasiun Meteorologi Kemayoran
1. Melakukan pengukuran grounding untuk mengetahui disimpulkan bahwa AWS Kemayoran dapat
besarnya hambatan pentanahan pada area taman Alat menggantikan pengamatan secara konvensional di
Stasiun Meteorologi Kemayoran kemudian Stasiun Meteorologi Kemayoran karena memiliki
memperbaiki sistem groundingnya untuk antisipasi korelasi yang erat dan dapat meminimalisir kesalahan
adanya sambaran petir yang mengakibatkan induksi paralaks dari observer.
petir.
2. Melakukan pengkabelan ulang (re-wiring) pada jalur Daftar Acuan
kabel yang terputus atau mengalami kerusakan
[1] Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2009.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang
63
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta:


Sekretariat Negara RI.
[2] Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG. 2014.
Perbandingan Data Pengamatan Parameter
Meteorologi Antara Metode Manual dan Otomatis
Melalui Otomasi Instrumen Cuaca dan Iklim
Menggunakan Agroclimate Automatic Weather
Station. Jakarta: Puslitbang BMKG.
[3] World Meteorological Organization. 2017. WMO-
No.8: Guide to Meteorological Instruments and
Methods of Observation updated edition 2017.
Davos: WMO.
[4] Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG. 2013.
Meteorologi Sinoptik. Analisis dan Penaksiran
Hasil Analisis Cuaca Sinoptik. Jakarta: Puslitbang
BMKG.
[5] Presiden Republik Indonesia. 2012. Penjelasan Atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pengamatan Dan Pengelolaan Data Meteorologi,
Klimatologi, Dan Geofisika. Jakarta: Presiden RI.
[6] Zukhrufina, Firsta dkk. 2019. “Analisis Bias Data
Observasi Paralel di Stasiun Klimatologi
Mempawah-Kalimantan Barat.” Puslitbang
BMKG. Jurnal Meteorologi dan Geofiska Vol. 20.
No. 1.
[7] Apriliana Kharisma, dkk. 2017. “Kajian Awal Uji
Statistik perbandingan Suhu Udara dari Peralatan
Otomatis dan Manual.” Puslitbang BMKG. Jurnal
Meterologi dan Geofisika Vol.18, No. 1.
[8] L. Zheng, X. Li, L. Shi, S. Qi, "D. Hu and Z. Chen,
"Study on Automatic and Manual Observation of
Precipitation Weather Phenomenon," 2019
International Conference on Meteorology
Observations (ICMO), Chengdu, China, 2019, pp.
1-3, doi: 10.1109/ICMO49322.2019.9026156.

64

Anda mungkin juga menyukai