Anda di halaman 1dari 21

Peradaban Islam Pada Masa Al-Khulafaur Ar-Rosyidin

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu :
Shidqi Ahyani. M.Ag.

Oleh :
Rizki Reza Agustina
NIM.200101110120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahnya dan memberikan beribu-
ribu nikmat kepada kita hambanya. Shalawat dengan salam juga senantiasa
tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Shallalahu ‘alaihi wassalam.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah berjudul “Peradaban
Islam Pada Masa Al-Khulafaur Ar-Rosyidin”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam prodi Pendidikan Agama Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang
di ampu oleh beliau Shidqi Ahyani, M.Ag.
Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yang juga memberikan
pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada sesorang yang menciptakan alat canggih
bernama internet yang sangat membantu kami terutama dikala pendemi COVID-
19 sekarang ini, juga penulis berterima kasih kepada teman-teman yang akan
membuat makalah ini semakin baik kedepannya dengan saran-saran yang
membangun.
Penulis menyadari makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dari teman-teman yang semakin
membuat makalah ini menjadi berharga.

Malang, 10 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………….

DAFTAR ISI…………………………………..

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………….1


1.2 Rumusan Masalah…………………..…...………2
1.3 Tujuan Masalah………………………..…………2

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Al-Khulafaur Ar-Rosyidin……………....3

2.2 Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq………………….…4

2.3 Khalifah Umar Bin Khattab………………………....8

2.4 Khalifah Ali Bin Abi Thalib..………………………13

2.5 Khalifah Ustman Bin Affan…………...……………15

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………….………..17

3.2 Saran…………………………………………….…17

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Islam merupakan agama yang rahmah lil alamin atau agama yang
yang membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia. Pada
masa pra Islam mengalami degradasi aqidah dan moral yang liar biasa.
Disisi aqidahnya, mereka menyembah berhala (patung) yang berdasarkan
pada sentimen kabilah. Berhala yang disembah itu simbol dari tiap-tiap
kabilah, sehingga kabilah yang ada pada masa itupun juga mempunyai
berhala masing-masing.
Kerusakan moral pada zaman itu sangatlah parah. Perampokan,
pembunuhan, mabuk-mabukkan, serta tidak adanya penghargaan bagi
kaum wanita. Setelah wafatnya Nabi Muhammad yang mana dahulu beliau
lah yang diutus oleh Allah SWT menjadi pemimpin pembimbing serta
petunjuk jalan yang benar bagi orang orang yang tersesat. Pada saat Nabi
Muhammad wafat (63) kondisi masyarakat Makkah itu layaknya anak
ayam yang kehilangan induknya, mereka tidak tahu harus berbuat apa,
harus bagaimana, Nabi Muhammad tidak memberi wasiat pada siapapun
untuk kepemimpinan umat Islam akan diteruskan oleh siapa.
Kemudian, dengan proses pemilihan yang berdasakan pada
musyawarah akhirnya ditentunkan Abu Bakar menjadi pengganti
Rasulullah. Beliau menjadi salah satu khulafaur Rosyidin yang terdiri dari
orang orang yang dekat dengan Nabi pada saat Nabi masih hidup, Abu
Bakar Ash-Shidiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan, dan Ali Bin Abi
Thalib.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi dari Al-Khulafaur Ar-Rosyidin?


2. Bagaimana Peradaban Islama Masa Abu Bakar Ash-Shidqi?
3. Bagaimana Peradabana Islam Masa Umar Bin Khattab?
4. Bagaimana Peradaban Islam Masa Ali Bin Abi Thalib?
5. Bagaimana Peradaban Islam Masa Ustman Bin Affan?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui pengertian dari Al-Khulafaur Ar-Rosyidin


2. Mengetahui Peradaban Islam Masa Abu Bakar Ash-Shidiq
3. Mengetahui Peradaban Islam Masa Umar Bin Khattab
4. Mengetahui Peradaban Islam Masa Ali Bin Abi Thalib
5. Mengetahui Peradaban Islam Masa Ustman Bin Affan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Al-Khulafa Ar-Rosyidin


Al-Khulafaur Ar-Rosyidin, terdiri dari kata Khulafa dan Rosyidin.
Khulafa berarti jama’ dari khalifah yang memiliki makna “pengganti”,
sedangkan kata ar-Rosyidin yaitu “mendapat petunjuk”. Jadi Khulafaur
Rosyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk.1
Pada zaman dahulu Allah mengutus Muhammad SAW untuk ,e,benahi
moral mereka. Tugas Utama Muhammad ialah Makarimal Akhlak bangsa
Arab dan menyebarkan ajaran Islam sebagai Rahmatall lil ‘alamin.
Muhammad lahir pada hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, bertepatan
dengan 20 April 571.
Allah SWT. Berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 40.
‫ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﺑﺎ ﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺭﺟﺎﻟﻜﻢ ﻭﻟﻜﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺧﺎﺗﻢ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﻞ ﺷﻲء ﻋﻠﻴﻤﺎ‬
Yang Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
para nabi, Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Khulafaur Rosyidin adalah pemimpin yang menggantikan tugas-tugas
Rasulullah SAW sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan pemimpin
umat. Adapun tugas kenabiannya tidak bisa digantikan.
Khulafaur Rosyidin tersebut adalah pemimpin atau khalifah yang
sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat Nabi yang terpilih
menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

1
Khulafaur Rasyidin, “Ar- Rasyidin .,” 2015, 5–14.

3
2.2 Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq (11-13 M/ 632-634 H)
Khalifah yang pertama kali meneruskan perjuangan Rasulullah setelah
wafat yakni Abu Bakar Ash-Shidiq. Beliau terpilih menjadi khalifah lewat jalan
musyawarah dewan pemilihan yang dibentuk oleh kaum muslimin.
Menurut pendapat yang shahih adalah Abdullah Bin ‘Usman Bin Amir
Bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad Bin Taym Bin Murrah Bin Ka’ab Bin Lu’ay Al
Quraisy At Taimi. Beliau dari suku Taim Bin Murrah Bin Ka’ab. Jika dilihat
terdahulu, pertautan asal keturunan nya akan bertemu dengan Rasulullah, yakni
bersatu dalam darah Adnan. Sehingga antara beliau dengan Nabi Muhammad
masih memiliki tali persaudaraan.
Keluarga Abu Bakar dan Rasulullah merupakan keluarga yang
terhormat dikalangan kaum Quraisy. Memiliki amanah untuk menjaga Ka’bah
yang dibangun Nabi Ibrahim, serta segala hal mengenai denda ganti rugi.
Abu Bakar dikenal sebagai sosok yang sederhana, setelah ia menjadi
khalifah ia beserta istrinya tinggal dipinggir kota Madinah, Sunnuh namanya.
Rumahnya kecil selayaknya orang orang badui disana, selama 6 bulan masa
khalifahnya ia pulang pergi dari Sunnuh ke Madinah dengan berjalan kaki atau
kadang juga menaiki seekor keledai. Beliau awalnya berjualan kain untuk
mencukupi kebutuhan, namun karena semakin sibuk mengurusi tugas-
tugasnya akhirnya beliau meninggalkan pekerjaan semula itu.2

1. Kebijakan strategi Abu Bakar


Sebagai khalifah pertama, beliau sudah dihadapkan dengan berbagai
keadaan masyarakat. Munculnya pembangkangan, orang yang tidak mau
membayar zakat, bahkan muncul nabi palsu. Untuk mengatasi hal hal tersebut,
beliau memusyawarahkan nya dengan para sahabat untuk menentukan
tindakan apa baiknya yang harus dilakukan.

2
Moh. Ahyar Maarif, “Baitul Mal Pada Masa Rasulullah Saw Dan Khulafaur Al-Rashidin,” Asy-Syari’ah : Jurnal
Hukum Islam, 2019, https://doi.org/10.36835/assyariah.v5i2.118.

4
A. Mengirim Pasukan Usamah
Pada saat Nabi Muhammad masih hidup, beliau pernah memerintahkan
Usamah untuk pergi perang melawan Romawi, Namun ketika waktu itu menuju
romawi, ditengah perjalanan mereka mendengar kabar bahwa Rasulullah wafat,
langsung kembali sekaligus mengurungkan niat untuk berperang.
Setelah Abu Bakar menjadi khalifah inilah, beliau ingin meneruskan
rencana Rasul untuk mengirim, pasukannya ke Romawi untuk berperang. Meski
hal ini sempat di tolak oleh Umar Bin Khattab dengan alasan kestabilan
keamanan kota Madinah. Tapi Abu Bakar tetap tegas dan yakin untuk mengirim
pasukan itu ke Romawi.
Pasukan Yang dipimpin Usamah ini akhirnya mencapai kemenangan
gemilang. Jumlah pasukan yang terbunuh juga tak banyak. Rampasan perang
yang tersita juga tak sedikit sekaligus jumlah tawanan.

B. Memerangi Kaum Riddah, Nabi Palsu dan Orang Yang Menolak


Membayar Zakat
Awal masa kekhalifahan Abu Bakar muncullah Nabi Palsu, kemusrtadan
dan orang yang enggan membayar zakat. Sejak Rasulullah masih hidup adanya
Nabi palsu memang sudah ada, namun tak ada perlawanan yang cukup berarti
kepada Rasul. Setelah Rasul wafat hal ini semakin menjadi-jadi dan mudah
mempengaruhi kepada kaum muslimin yang belum mempunyai iman kokoh.
Tokoh seperti Thulaihah di Bani Asad, Musailamah di Bani Hanifah dan di
Yaman ada Al-Ansi Dzil Khimar.
Adanya kaum muslimin yang tak sungguh sungguh masuk islam, akhirnya
banyak kemurtadan. Mereka masuk Islam hanya karena dahulu Islam paling
berkuasa disini, akhirnya keimanan tak begitu tertanam penuh dalam hati mereka
dan dengan mudahnya mereka keluar dari Agama Islam.

5
Enggan nya masyarakat untuk membayar zakat juga merupakan persoalan
yang cukup rumit. Menurut mereka tidak ada dalam kitabullah untutk patuh
kepada Abu Bakar atau yang lainnya, pun Rasulullah tidak mengutus atau
berwasiat siapa untuk menggantikan kedudukan beliau. Karena hal itu kaum
Muhajirin dan Ashor berselisih paham mengenai kedudukan Khalifah sebagai
pengganti Rasulullah.
Meskipun terjadi perbedaan di kalangan para sahabat, Abu Bakar dengan
kebesaran jiwa dan ketabahan hati nya bersumpah dengan tegas beliau
menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran
termasuk kaum muslimin yang murtad. Abu bakar sosok yang lemah lembut
namun juga mempunyai prinsip kuat dalam mempertahankan Islam dan dia tetap
berpegang teguh pada prinsipnya walaupun terjadi perdebatan di kalangan
sahabat.
Strategi peperangan Abu Bakar terbagi serta tersusun menjadi sebelas
divisi yang masing-masing nya di pimpin seorang komandan atau panglima
perang. Diperbolehkan bagi tiap divisi untuk memilih anggota yang kiranya
cukup kuat serta tangkas dalam mengemban tugas yang diberi.
Dengan adanya hal tersebut (strategi) akhirnya kaum yang ingin
memisahkan diri dengan Islam dapat ditumpas, persatuan Islam dapat dibangun
kembali. Pondasi inilah pertama kali nya di bangun oleh Abu Bakar untuk
mengembangkan Islam untuk masa berikutnya.
Bentuk pemerintahan masa Khalifah Abu Bakar ini masiih meneruskan
seperti yang Rasulullah lakukan yakni kekuasaan bersifat sentral (eksekutif,
legislatif, dan yudikatif terpusat pada pemimpin tertinggi).

6
C. Pembukuan Al Quran
Adanya ide pembukuan al-Quran ini disampaikan oleh Umar bin Khattab.
Ide itu muncul karena beliau prihatin karena banyaknya penghafal Al-Quran yang
meninggal dunia dalam perang Yamamah. Akhirnya, untuk mewujudkan ide
tersebut Umar melakukan diskusi dengan Abu Bakar sebagai pemimpin tertinggi
Islam masa itu. Pada awalnya Abu Bakar tak setuju karena Rasulullah tak pernah
memerintahkan Al-Quran untuk dibukukan, dan Abu Bakar tak mau melakukan
karena itu bukan perintah Rasulullah. Namun, pada akhirnya Abu Bakar setuju
setelah percakapan panjangan dengan Umar.
Untuk menindak lanjuti ide dari Umar, Khalifah Abu Bakar memanggil
Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Quran. Feedback atau tanggapan dari
Zaid pun sama seperti Umar, ia enggan melakukannya. Namun pada akhirnya
setelah perbincangan panjang ia memutuskan menerima tugas untuk
membukukan Al-Quran.

2. Dinamika Pemikiran
Dengan banyaknya permasalahan-permasalahan internal yang muncul
pada masa kekhalifahan dan perluasan wilayah yang masih sangat sedikit
menjadikan belum banyaknya dinamika pemikiran baru yang muncul mengenai
masalah-masalah ilmu pengetahuan. Ilmu yang tersebar masa ini masih di
dominasi oleh perkembangan ilmu naqliyah yakni ilmu yang bersumber pada Al-
Quran atau dalil naql saja.

7
2.3 Khalifah Umar Bin Khattab (13-23 H/634-644 M)3
Lahir di Makkah dari Bani Adi salah satu rumpun suku Quraisy dengan
nama lengkap Umar Bin Khattab Bin Nafiel Bin Abdul Uzza. Keluarganya
termasuk kalangan menengah, beliau suka membaca dan menulis yang pada masa
itu bukanlah hal yang biasa. Umar adalah sosok yang kuat terbukti ia menjadi
juara gulat di Makkah. Keturunan Bani Adi juga identik dengan kecerdasan diatas
rata-rata atau pada zaman ini memiliki IQ diatas rata-rata daripada masyarakat
lain pada saat itu, karena hal ini lah yang menjadikan terkenal di kalangan kaum
Quraisy.
Dikenal berani, gagah dan tegas bukan berarti ia juga serakah atau tamak. Ia
bukanlah sosok orang yang ingin berkuasa dan memperbanyak kemegahan atau
berkuasa jika tidak ada alasan yang benar dan mendorongnya ke arah itu. Karena
ia memiliki fitrah adil, menyampaikan hak-hak kepada yang seharusnya, dan
tetap menjauhi hal-hal yang dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Disisi lain dari sifat kerasnya Umar ini, beliau juga sosok yang adil,
penyayang, antusias, cerdas, teguh iman, dan selalu siap membela agamanya.
Selalu siap membela Rasul saat diserang oleh musuh-musuh Islam.
Khalifah Umar dimakamkan di samping nabi Muhammad dan Abu Bakar,
beliau wafat sekitar usia 63 tahun.4

1. Kebijakan Strategi Umar


Kekhalifahan umar terjadi ketika Abu Bakar sakit menjelang wafatnya,
Umar disetujui menjadi penerus Abu Bakar oleh kaum muslimin. Abu Bakar
berfikir bahwa situasi negara kini sedang tidak stabil dan pasukan yang sedang
bertempur di medan perang tidak boleh terpecah akibat perbedaan keinginan
tentang siapa yang akan mejadi calon penggantinya, Abu Bakar memilih Umar.

3
Moh. Ahyar Maarif.
4
Ely Zainudin, “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin,” Jurnal Intelegensia 03, no. 01 (2015): 50–58.

8
Pilihannya tlah di tentukan dan tlah mendapat pendapat dari para pemuka agama
yang kala itu menjenguk nya.
Ketika Umar sudah memimpin, ia berusaha untuk memperluasan daerah
atau wilayah dengan melakukan penyerangan ke negeri yang belum banyak
muslimnya (mayoritas nonmuslim). Di masa pemerintahannya, keadaan bala
tentara Islam jauh lebih kuat daripada laskar bangsa Romawi yakni setelah
mendapat kemenangan yang gemilang pada pertempuran Ajnadan. Panglima
Sa’ad Abi Waqash memimpin penyerbuan ke Persia yang dikirim oleh Umar.
Pada akhirnya, pasukan ini berhasil merebut Persia dari tangan kerajaan keluarga
Sasan yang sudah berkuasa sekitar 4 abad. Setelah peperangan ini, Islam terus
berjalan hingga dapat menguasai Mesir, Iskandariah, Akka, Yaffa, Kizzah, dan
lainnya.
Kekhalifahan Umar terkenal dengan Negara modern atau Daulah
Islamiyah. Umar membagi daerah dengan otonom daerah (provinsi) penuh.
Kepala pemerintahan provinsi bergelar Amir, disetiap provinsi tetap berlaku adat
kebiasaan setempat selama tidak bertentangan dengan aturan pusat. Para Amir
(gubernur) provinsi dan para pejabat distrik sering diangkat melalui pemilihan.
Ada beberapa organisasi Negara Islam yang mendukung mekanisme
berjalannya pemerintahan agar lancar, seperti:
a) An Nidham as Siyasi (organisasi politik) yang mencakup :
1) Al Khilafat, terkait cara memilih khilafah
2) Al Witariat, terkait cara memilih khilafah
3) Al Kitabat, terkait dengan pengangkatan pejabat negara
b) An Nidham Al Idasy, organisasi Tata Usaha atau administrasi Negara.
c) An Nidham Al Harby, organisasi ketentaraan (pertahanan negara).
d) An Nidham Al Maly, organisasi keuangan Negara.
e) An Nidham Al Qadla’I, organisasi kehakiman yang meliputi masalah-
masalah pengadilan banding dan pengadilan damai.

9
2. Ijtihad
Khalifah Umar Bin Khattab telah mencontohkan masalah ini di beberapa
Ijtihad hukum yang mencakup :
a) Tidak melaksanakan hukuman potong tangan terhadap pencuri demi
membebaskan dirinya dari kelaparan.
b) Menghapus bagian zakat bagi para mualaf (orang yang dibujuk hatinya
karena baru masuk islam).
c) Menghapus hukum Mut’ah (kawin sementara) yang sebelumnya
diperbolehkan.
Intinya semua perubahan peraturan pemerintahan itu adalah untuk
kepentingan dan kemaslahatan umat Islam sendiri. Khalifah Umar benar-benar
telah mengajarkan bahwa hukun Islam tidak kaku dan harus dimaknai sama
dalam setiap zaman. Hukum Islam itu fleksibel, artinya tiap zaman dapat
melakukan Ijtihad, asalkan Ijtihad yang dilakukan itu tidak menyalahi Al-Quran
dan Hadist.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Dalam perihal ini, bertambah luasnya daerah kekuasaan Islam pasti ada
permasalahan yang mulai bermunculan. Mengenai cara pembacaan Al-Quran,
penafsiran, dan dialeknya. Berdasarkan permasalahan tersebut Khalifah Umar
dan para sahabat lain mulai memikirkan bagaiaman soludi untuk memecahkan
hal tersebut.
Munculnya ilmu Qira’at erat kaitannya denga membaca dan mempelajari
Al-Quran. Ada lebih dari satu dialek bahasa dalam membaca Al-Quran,
dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam memahami dan membacanya. Sebab
itulah perlu adanya standarisasi dengan kaidah-kaidah tersendiri. Apalagi bahasa
Arab yang tidak bersyakal tentu menimbulkan kesulitan dalam membacanya.
Khalifah Umar mengutus Mu’adz ibn Jabal ke Palestina, Ibadah ibn As Shamit

10
ke Hims, Abu Darda’ ke Damaskus, Ubai ibn Ka’ab untuk mempelajari dan
memahami Al-Quran, sedangkan Abu Ayub tetap di madinah.
Perkembangan Ilmu lain juga sedikit banyak mulai bermunculan dan
terlihat jelas pada masa ini. Ilmu hadist masih mulai bermunculan namun hanya
sekedar isu yang berkembang di kalangan para sahabat. 5
Untuk perihal Al-Quran yang sudah dikumpulkan atau dibukukan
disimpan di rumah Hafsah binti Umar, isteri Rasulullah.6

4. Perkembangan Sastra
Sebelum masa ini (pra Islam), sastra sudah dikenal, maju dan sangat dekat
dengan masyarakat Arab. Dikarenakan masyarakat Arab sangat menyukai sastra,
Al-Quran tidak hanya berisi firman Allah yang bersifat formal namun juga
tersisip karya sastra yang mengagumkan didalamnya. Masa Khalifah Umar puisi
tidak bisa lepas dari masa Rasul dan masa Jahiliyah. Prosa tertuang dalam bentuk
khitobah dan Kitabah (bahasa pidato dan bahasa korespondensi).

5. Perkembangan Arsitektur
Pertama kali membangun masjid adalah bentuk perkembangan arsitektur
di masa Khalifah Umar. Disamping membangun nya untuk keperluan ibadah,
masjid juga di pakai untuk proses pebelajaran serta pusat kegiatan kaum
muslimin. Masjid yang terbangun pada masa Umar diantaranya Masjidil Haram,
Masjid Nabawi, dan Masjid Al Atiq. Khalifah Umar melakukan perbaikan dan
pembangunan masjid masjid ini.
a) Masjidil Haram, Khalifah Umar mulai memperluas masjid yang pada masa
Rasulullah masih sangat sederhana

5
Nina Aminah, “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin,” Jurnal Tarbiya, 2015.
6
Aminah.

11
b) Masjid Madinah (Nabawi). Diperluas pada tahun 17 Hijriyah, dengan
menambah bagian selatan 5 meter dan bagian utara ditambah 15 meter, pintu
menjadi 3 buah.
c) Masjid Al Atiq, masjid pertama di Mesir, dibangun sekitar tahun 21 Hijriyah
yang terletak di Babylon, berukuran 50x30 hasta. Masjid ini tidak bermihrab,
memiliki 3 buah pintu, dan dilengkapi dengan tempat berteduh bagi para
musafir.
Selain itu, dibangun juga kota-kota, antara lain :
a. Basrah, dibangun pada tahun 14-15 Hijriyah dengan arsiteknya Utbah Ibn
Ghazwah, dibantu 800 pekerja. Khalifah Umar sendiri yang menentukan
lokasinya, sekitar 10 mil dari sungai Tigris. Sekaligus dibangun aliran air yang
menuju kota untuk kebutuhan air masyarakat.
b. Kufah, dibangun di daerah yang dulunya adalah Ibu kota kerajaan Arab
sebelum Islam, Manadzir, sekitar 2 mil dari sungai Efhart (17 H).
pembangunan kota ini dipercayakan kepada Salman Al Farizi dan kawan
kawan. Arsitek Persia ini memperoleh pensiunan selama hidupnya.
c. Fushat, dibangun pada tahun 21 Hijriyah. Kota ini dibangun karena Khalifah
Umar tidak setuju dengan Amr bin Ash yang mengusulkan Iskandariyah
menjadi ibu kota provinsi Mesir dengan alasannya yakni sungai Nil membatasi
kota tersebut dengan Madinah seakan menyulitkan hubungan pemerintah
pusat. Dibangun di sebelah timur sunga Nil sekaigus dengan bangunan-
bangunan utama sebuah kota.7

7
Rasyidin, “Ar- Rasyidin .”

12
2.4 Khalifah Ustman Bin Affan (23-35 H/644-655 M)8
Usman Bin Affan terpilih dan diangkat dari enam orang calon yang
ditunjuk oleh Khalifah Umar Bin Khattab saat menjelang ajalnya karena
pembunuhan. Melalui pertimbangan dan keenam calon pengganti kaum
Muslimin yang sudah diamati oleh Kalifah Umar, akhirnya Usman yang terpilih.
Nama lengkap nya yakni Usman bin Affan ibnu Abil Ibnu Umayyah, lahir
di saat Nabi Muhammad berusia 5 tahun. Atas ajakan Abu Bakar Ash-Shidiq ia
akhirnya masuk Islam. Usman merupakan saudagar besar sekaligus kaya,
terkenal karena kemurahan hatinya, ia menafkahkan dan mewakafkan
kekayaannya demi kepentingan dakwah. Dahulu Usman dan Rasulullah sangat
akrab, sampai-sampai Rasulullah menikahkan Usman dengan putrinya, Ruqayah.
Dan ketika Ruqayah wafat Rasulullah menikahkan lagi dengan putrinya yani
Ummu Kulstum. Rasulullah juga pernah mengutus Usman Bin Affan pada kaum
Quraisy pada detik-detik peristiwa Hudaibiyah, dan berakhir berhasil
menjalankan tugasnya itu.9

1. Kebijakan Strategis Usman


Awal masa pemerintahannya mengalami kejayaan. Beliau hanya
melanjutkan prohgram-program yang direncanakan oleh Khalifah Umar bin
Khattab karena pada saat itu usia Usman pun sudah senja.
Di awal kekhalifahannya pun muncul pemberontakan yang meminta
kembali ke masa sebelum Islam berkuasa. Dan pada masa kekhalifahannya ini,
diperluaslah sampai laut sehingga ada angkatan laut juga, bagi masyarakat ini
adalah sebuah beban baru.
Hal-hal yang dilakukan oleh Khalifah Usman yakni membangun sebuah
bendungan besar untuk Madinah dari bahaya banjir dan mengatur persediaan air

8
Moh. Ahyar Maarif, “Baitul Mal Pada Masa Rasulullah Saw Dan Khulafaur Al-Rashidin.”
9
Suranto. Nurmala Rahmawati, Sugiyanto, “SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM DI BAWAH
KEPEMIMPINAN KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN TAHUN 644-656,” ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA,
2015.

13
untuk kota itu. Dibangun juga jalan, masjid, jembatan, dan rumah tamu
diberbagai wilayah. Khalifah Usman tergolong orang yang dermawan, sehingga
tipe kepemimpinan yang diperlihatkan terkesan longgar. Sehingga korupsi cukup
bisa dilakukan dan pertama kali terjadi pada masa itu yakni penggunaan dana
Baitul Mal yang tidak sesuai dengan ketentuannya dan akhirnya mengalami
kerugian. Praktek nepotisme pun juga mulai dilakukan pada masa ini, Usman
memilih kerabatnya untuk menangani beberapa tugas padahal yang diangkat
tidak memiliki kapasitas untuk menjalankannya atau tidak dalam bidangnya. Hal
ini lah awal terjadinya perpecahan dan penyerangan oleh orang-orang yang tidak
menyetujui akan kebijakan Usman. Pemerintahannya ini menyebabkan ilmu
pengetahuan tidak begitu berkembang dan bidang ijtihad pun begitu. Sehingga
menyebabkan kemunduran pemerintahan Khulafaur Rasyidin.10

2. Pembukuan Al-Quran
Pada hal ini, qira’ah atau cara membaca Al-Quran mulai timbul perbedaan.
Meskipun dahulu oleh Rasulullah memang diberi kelonggaran dalam menghafal
atau membaca Al-Quran sesuai dialeknya, justru hal ini terjadi semakin parah,
sehingga Usman membuat keputusan untuk membukukan Al-Quran. Usman
membentuk kepanitiaan (lajnah) yang dipimpin atau diketuai oleh Zaid Bin
Tsabit. Tuganya para panitia adalah menyalisn mushaf yang tersimpan dirumah
Hafsah dan menyeragamkan dialeknya, yakni dialek Quraisy. Zaid menyalis 6
buah dan Usman memerintahkan untuk menyebar ke beberapa wilayah Islam,
Mushaf yang sudah di seragamkan dialeknya dinamai dengan Mushaf Usmani.
Salah satunya juga disimpan sendiri oleh Khalifah Usman dan dinamakan Mushaf
Imam, yang dikirim ke Makkah, Madinah, Basrah, Kufah dan Syam atau Syiria.

10
Nurmala Rahmawati, Sugiyanto.

14
2.5 Khalifah Ali Bin Abi Thalib (655-660 M)
Kejadian terbunuhnya Usman secara menyedihkan membuat Ali terpilih
untuk meneurskan perjuangannya menjadi Khulafaur Rosyidin. Ali dipilih oleh
mayoritas kaum Muslimin, meskipun ada beberapa sahabat yang tidak setuju.
Dan karena hal ini juga, terjadilah banyak perselisihan dimasa kekhalifahannya.
Ali Bin Abi Thalib atau Ali Ibnu Thalib Ibnu Abdul Muthalib dilahirkan
10 tahun sebelum Rasulullah diutus menjadi rasul. Ali memiliki sifat atau watak
dan budi pekerti yang sholih, adil, dan memiliki kebersihan jiwa. Dia juga salah
satu dari tiga orang yang menimba ilmu dari Rasulullah.
Ali Bin Abi Thalib lahir di Makkah , daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada
tanggal 13 Rajab. Dicetuhkan oleh para sejarawan Ali lahir sekitar 600 Masehi
dan 10 tahun sebelum Rasulullah di utus menjadi nabi. Sebenarnya nama nya
bukan Ali namun Haydar bin Abu Thalib, dikarenakan Rasulullah tidak menyukai
nama tersebut akhirnya diganti dan yang berarti memiliki derajat yang tinggi
disisi Allah.

1. Kebijakan Strategis Ali Bin Abi Thalib


Pada pemerintahan Ali ini, pasti ada perselisihan. Ada yang mendukung
dan ada yang membangkang. Bani Umayah contohnya, kaum ini tida mendukung
terhapad Khalifah Ali dengan alasan mereka takut jika mendukung Ali mereka
akan diberangus dan tidak mendapat jabatan lagi sebab Ali adalah sosok yang
tegas. Sebagai Khalifah ke empat, Ali berusaha untuk meneruskan cita-cita
Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq. Juga berusaha mengikuti aturan-aturan Baitul
Mal dan memutuskan mengembalikan tanah yang sudah dirampas Bani Umayyah
ke dalam perbendaharaan negara. Kemudian Ali membuat kebijakan antara lain :
A. Memecat kepala-kepala negara yang diangkat oleh Usman dan
mengangkat pengganti sesuai dengan pilihannya.

15
B. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagikan kepada kerabat Usman
tanpa jalan sah, dan juga hibah atau pemberian Usman kepada siapapun
yang tidak beralasan.
Tak hanya itu, Ali dituduh terlibat konspirasi pembunuhan Usman
sehingga terjadilah peperangan yang pertama yakni perang Jamal yakni perang
antara Aisyah, Thalhah, dan Az Zubair, dan itu kali pertama perang antar sesama
muslim. Dilanjut dengan adanya perang Shiffin di pinggir sungai Tigris yang
membuat posisi Khalifah Ali semakin terpojok. Bala tentara terpecah menjadi
dua dalam perang ini, golongan yang keluar dari Khalifah disebut Khawarij dan
timbullah perang segitiga antara kelompok Ali, Mu’awiyah, dan Khawarij.
Akhirnya Khalifah Ali meninggal dalam pertempuran ini, dan ini merupakan
akhir dari Khulafaur Rosyidin.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari sejarah Khulafaur Rosyidin, dapat ditafsirkan bahwa proses
perkembangan Islam setelah wafatnya Rasulullah. Pada masa ini peradaban Islam
mengalami perkembangan yang sangat pesat.11 Dimulai dengan diletakkan nya
pondasi pemerintahan oleh sahabat Abu Bakar, dilanjutkan sahabat Umar Bin
Khattab dengan membentuk Daulah Islamiyah. Diteruskan oleh Usman yang
awalnya masih dipuncak kemasan namun pada pertengaham terjadi
pemberontakan, masa Ali yang merupakan masa kelam Khulafaur Rosyidin
dengan adanya peperangan antar kaum Muslimin.
Meskipun pembahasan ini terlihat sisi baik dan buruk, positif ataupun
negatif, akan tetapi tidak mengurangi keshalehan dan integritas dari para sahabat
Nabi dan mereka terjamin menghuni surga.

3.2 Saran
Demikianlah susunan makalah yang kami buat, semoga apa yang telah
kami uraikan diatas perihal Peradaban Islam masa Khulafaur Rosyidin dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis memberikan pesan terhadap pembaca makalah ini agar dapat
mengetahui sejarah dan kondisi Islam pada masa Khulafaur Rosyidin, dengan
harapan dapat mengambil teladan dari sikap sikap para sahabat (Khulafaur
Rosyidin). Dan dengan ditulisnya makalah ini diharap dapat sedikit banyak
membantu menambah wawasan bagi para pembaca yang mungkin belum
sepenuhnya tahu dan mengerti akan materi yang dibahas ini.

11
Zainudin, “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin.”

17
Daftar Pustaka

Aminah, Nina. “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin.” Jurnal


Tarbiya, 2015.
Moh. Ahyar Maarif. “Baitul Mal Pada Masa Rasulullah Saw Dan Khulafaur Al-
Rashidin.” Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam, 2019.
https://doi.org/10.36835/assyariah.v5i2.118.
Nurmala Rahmawati, Sugiyanto, Suranto. “SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM
DI BAWAH KEPEMIMPINAN KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN
TAHUN 644-656.” ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015.
Rasyidin, Khulafaur. “Ar- Rasyidin .,” 2015, 5–14.
Zainudin, Ely. “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin.” Jurnal
Intelegensia 03, no. 01 (2015): 50–58.

18

Anda mungkin juga menyukai