Anda di halaman 1dari 8

SURVEI HARGA

PROPERTI RESIDENSIAL

‰ Kenaikan Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial Pada Triwulan


Triwulan III - 2010 III-2010 Mengalami Perlambatan.
‰ Indeks Harga Properti Residensial menunjukkan kenaikan yang melambat
secara triwulanan sebesar 0,48%(qtq). Namun demikian secara tahunan
indeks meningkat sebesar 2,93%(yoy). Kenaikan harga properti
residensial yang melambat diperkirakan masih akan berlanjut pada
triwulan IV-2010. Sebagian besar responden mengungkapkan penyebab
utama kenaikan harga properti residensial berasal dari kenaikan harga
bahan bangunan dan upah pekerja.
‰ Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe
menengah (0,59%,qtq). Sementara itu, dari 14 kota besar yang tercakup
dalam survei, kenaikan harga properti residensial paling tinggi terjadi di
wilayah Manado (2,10%,qtq).
‰ Sejalan dengan perlambatan kenaikan harga, volume penjualan properti
residensial mengalami penurunan sebesar -12,58%(qtq) terutama untuk
rumah tipe menengah (-26,69%,qtq).
‰ Responden masih berpendapat bahwa tingginya suku bunga KPR,
kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak serta sulitnya
perijinan/birokrasi merupakan berbagai faktor penghambat bisnis
properti.
‰ Dana internal perusahaan khususnya yang berasal dari laba ditahan
masih menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti
residensial. Sementara dari sisi konsumen, Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
dengan tingkat suku bunga rata-rata antara 9% s.d. 12% menjadi pilihan
utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial.

Perkembangan Harga Properti Residensial


Kenaikan harga properti Tekanan kenaikan harga properti residensial melemah. Survei Harga
residensial pada triwulan
III-2010 lebih rendah
Properti Residensial triwulan III-2010 di 14 kota besar mengindikasikan kenaikan
dibandingkan triwulan harga properti residensial yang melambat secara triwulanan. Indeks harga
sebelumnya. properti residensial hanya mengalami kenaikan sebesar 0,48%, lebih rendah
dibandingkan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya (1,04%).
Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa kenaikan harga bahan
bangunan dan tingginya upah pekerja menjadi faktor penyebab kenaikan harga.

Metodologi

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap sampel pengembang proyek
perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin,
Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2002. Dan
pada triwulan 1-2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Sejak tahun 2007, SHPR di wilayah Jabotabek diperluas dengan
mencakup daerah Banten (Serang dan Cilegon). Jumlah responden mencakup 45 pengembang utama di wilayah Jabodebek-Banten, dan sekitar 215
pengembang di 13 Kantor Bank Indonesia (KBI). Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit
rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan
metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah, yang terdiri dari tipe kecil (luas bangunan s.d 36m2) , tipe menengah (luas
bangunan >36m2 s.d 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2), selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks
berantai sederhana yang dibobot berdasarkan bobot kota.

Tim Statistik Sektor Riil 1


Survei Harga Properti Residensial

Kenaikan harga tertinggi


terjadi pada rumah tipe Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga yang melambat terjadi pada
menengah, sementara semua tipe rumah dengan kenaikan paling tinggi terjadi pada rumah tipe
menurut regional terjadi di menengah (0,59%,qtq). Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan harga
kota Manado.
paling tinggi terjadi di wilayah Manado yaitu sebesar 2,10% (qtq) terutama pada
rumah tipe kecil (4,88%). Kenaikan harga properti residensial yang lebih lambat
juga terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten, sebagaimana diindikasikan oleh
kenaikan indeks harga properti residensial pada triwulan III-2010 sebesar 0,43%,
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,19%).

Grafik 1
Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR)
(Indeks) (%)
135 14.0
12.5
130
11.0
125 9.5
8.0
120
6.5
115 5.0
110 3.5
2.0
105
0.5
100 -1.0
-2.5
95
-4.0
90 -5.5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2004 2005 2006 2007 2008 2009

IHP R % P e ruba ha n (q-t-q) % P e ruba ha n (y-o-y)

Grafik 2
Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial
Rumah Tipe Kecil

(Indeks) (%)
145 16

140 14
12
135
10
130
8
125 6

120 4
2
115
0
110
-2
105 -4
100 -6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010


IHPR - Tipe Kecil % Perubahan (qtq) % Perubahan (yoy)

Tim Statistik Sektor Riil 2


Survei Harga Properti Residensial

Grafik 3
Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial
Rumah Tipe Menengah
(Indeks) (%)
160 6

140 5

120
4

100
3
80
2
60

1
40

20 0

0 -1
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

IHPR - Tipe Menengah % Perubahan (qtq) % Perubahan (yoy)

Grafik 4
Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial
Rumah Tipe Besar
(Indeks) (%)
135 8

130 7

125 6

120 5

115 4

110 3

105 2

100 1

95 0

90 -1
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010


IHPR - Tipe Besar % Perubahan (qtq) % Perubahan (yoy)

Tim Statistik Sektor Riil 3


Survei Harga Properti Residensial

Secara tahunan, harga properti Secara tahunan (yoy), harga properti residensial meningkat
residensial meningkat terutama di terutama pada rumah tipe kecil. Kenaikan harga properti residensial secara
wilayah Makassar. tahunan tercatat sebesar 2,93%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada
Kenaikan harga properti
diperkirakan masih akan berlanjut periode yang sama tahun sebelumnya (2,10%). Dilihat berdasarkan tipe
pada triwulan IV-2010, namun rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan kenaikan
melambat baik secara triwulanan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,57%). Berdasarkan wilayah, kenaikan
maupun tahunan.
harga paling tinggi terjadi di wilayah Makassar (5,10%), terutama pada rumah
tipe besar (5,63%). Di wilayah Jabodebek dan Banten, indeks harga properti
residensial secara tahunan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 3,04%,
dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,85%).
Indikasi kenaikan harga properti residensial yang melambat
diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan IV-2010 baik secara
triwulanan maupun tahunan. Secara triwulanan (qtq), harga properti
residensial diperkirakan mengalami kenaikan yang melambat sebesar 0,24%
dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe besar
(0,26%), sementara berdasarkan regional kenaikan paling tinggi diperkirakan
terjadi di di wilayah Bandar Lampung (1,53%). Apabila dilihat secara tahunan
(yoy), kenaikan harga properti residensial pada triwulan IV-2010 diperkirakan
mengalami perlambatan sebesar 2,47% dengan kenaikan tertinggi diperkirakan
terjadi di rumah tipe kecil (2,92%). Sementara berdasarkan regional, kenaikan
harga paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Manado (4,87%). Kenaikan
harga properti residensial yang melambat baik secara triwulanan maupun
tahunan ini juga diperkirakan terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten.
IHPR pada triwulan III-2010 Apabila dibandingkan dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat
tumbuh lebih rendah tinggal IHK-BPS pada Triwulan III-2010 (September 2010), kenaikan indeks harga
dibandingkan dengan properti residensial menunjukkan indikasi yang kurang searah. Indeks harga sub
pertumbuhan indeks harga sub
kelompok biaya tempat tinggal kelompok biaya tempat tinggal selama triwulan III-2010 tumbuh sebesar 0,82%,
IHK-BPS. lebih tinggi dari periode sebelumnya (0,44%), sementara indeks harga properti
residensial tumbuh lebih lambat sebesar 0,48% dibandingkan 1,04% pada
periode sebelumnya. Kenaikan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal
tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan biaya kontrak rumah yang terjadi
pada triwulan III-2010 yang tidak termasuk kedalam komponen penghitungan
indeks harga properti residensial.

Grafik 5. Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial


dan Indeks Biaya Tempat Tinggal (q-t-q)
(%)
4

0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010


RPPI Changes Changes in CPI Housing

Tim Statistik Sektor Riil 4


Survei Harga Properti Residensial

Perkembangan Penjualan Properti Residensial

Tingkat penjualan rumah Sejalan dengan kenaikan harga properti residensial yang
menurun terutama pada tipe melambat, tingkat penjualan properti residensial pada triwulan III-2010
menengah
turun sebesar -12,58%(qtq). Hasil survei menunjukkan bahwa penurunan
penjualan terjadi pada rumah tipe menengah (-26,69%) dan tipe kecil
(-12,06%). Sementara penjualan rumah tipe besar meningkat sebesar
1,01%(qtq).

Tabel 1
Perkembangan Penjualan Properti Residensial

Unit Terjual qtq (%)


TIPE
TW I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010 TW I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010
Kecil          6,026         7,550         10,030         10,088         9,196         10,371         9,120          (4.35)        25.29        32.85          0.57         (8.84)        12.77       (12.06)
Menengah          3,172         4,381           5,401           5,422         6,270           7,260         5,322        (10.57)        38.11        23.28          0.39        15.63        15.80       (26.69)
Besar          2,230         2,562           1,316           1,320         1,481           1,685         1,702            2.29        14.89       (48.63)          0.30        12.20        13.77          1.01
RATA-RATA          (4.21)        26.10          2.50          0.42          6.33        14.11       (12.58)

Penawaran dan Permintaan Properti Residensial Triwulan III-2010


Permintaan dan penawaran Permintaan dan penawaran properti residensial relatif stabil,
properti residensial triwulan
III-2010 relatif stabil. Kondisi
dengan rumah tipe menengah yang paling diminati. Sebagian besar
tersebut diperkirakan akan responden menyatakan bahwa dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik
berlanjut pada triwulan penawaran maupun permintaan properti residensial di 14 kota untuk semua jenis
IV-2010. rumah pada triwulan III-2010 relatif tidak mengalami perubahan. Kondisi
penawaran rumah maupun permintaan rumah yang relatif stabil ini diperkirakan
masih akan berlanjut pada triwulan IV-2010, dengan rumah tipe menengah
diperkirakan akan mengalami penjualan tertinggi.
Sementara itu, sebagian besar responden berpendapat bahwa faktor
utama yang dapat menghambat bisnis properti adalah masih tingginya suku
bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak dan
sulitnya perijinan/birokrasi.

Pembiayaan Properti Residensial


Dana internal perusahaan masih Pembangunan properti residensial sebagian besar dibiayai oleh
menjadi sumber utama
pembiayaan properti, sementara dana internal perusahaan, sementara konsumen lebih memanfaatkan
fasilitas KPR tetap menjadi fasilitas KPR dalam bertransaksi. Sebagian besar responden perusahaan
pilihan utama konsumen dalam pengembang (58,4%) mengungkapkan bahwa hingga saat ini dana internal
melakukan transaksi pembelian
properti. perusahaan khususnya yang berasal dari laba di tahan dan modal disetor, tetap
menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti. Sumber pembiayaan
pembangunan properti lainnya berasal dari kredit perbankan (22,6%) dan
dana/uang muka pembayaran calon pembeli (15,9%).

Tim Statistik Sektor Riil 5


Grafik 6. Sumber Pembiayaan Internal Pembangunan Properti
Residensial

Modal disetor   
40.82 %
Laba di tahan   
59.18% 

Sementara itu, penurunan suku bunga dan kemudahan dalam


mengakses fasilitas KPR semakin dimanfaatkan oleh konsumen di dalam
melakukan transaksi pembelian properti. Hasil survei mengindikasikan bahwa
sebagian besar konsumen (73,0%) masih memilih Kredit Kepemilikan Rumah
(KPR) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti
residensial pada seluruh tipe bangunan terutama tipe kecil (80,8%). Tingkat
bunga KPR yang diberikan perbankan umumnya berkisar antara 9% s.d. 12%. Di
samping melalui fasilitas KPR, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 17,8%
konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara tunai bertahap,
dan sebagian kecil (8,3%) dilakukan dalam bentuk tunai (cash keras).

Tim Statistik Sektor Riil 6


Tabel 2
Indeks Harga Properti Residensial Triwulan III - 2010

Perubahan Triwulanan (qtq) Perubahan Tahunan (yoy)


NO KOTA TIPE BANGUNAN TIPE BANGUNAN
Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total
1 BANDUNG 1.54 0.69 0.07 0.77 6.53 3.63 2.54 4.23
2 BANDAR LAMPUNG 0.60 0.32 0.46 0.46 5.27 3.01 1.26 3.18
3 BANJARMASIN 0.04 0.27 0.00 0.10 2.00 0.77 1.01 1.26
4 DENPASAR 0.12 0.07 0.23 0.14 1.73 1.77 2.89 2.13
5 PALEMBANG 0.00 0.22 0.00 0.07 1.99 4.62 1.84 2.81
6 SEMARANG 0.51 0.51 0.18 0.40 1.16 1.84 0.83 1.28
7 YOGYAKARTA 0.41 0.55 0.13 0.36 1.21 1.92 1.16 1.43
8 PADANG 0.61 0.40 0.00 0.34 1.36 2.06 -0.09 1.11
9 MEDAN 0.03 0.24 0.81 0.36 0.83 3.13 3.01 2.32
10 MAKASSAR 2.16 0.17 0.53 0.96 4.73 4.93 5.63 5.10
11 MANADO 4.88 0.19 1.24 2.10 10.66 2.25 1.90 4.89
12 SURABAYA 0.82 0.82 0.35 0.66 2.95 3.10 1.86 2.64
13 PONTIANAK 0.38 1.00 0.00 0.46 5.00 2.78 0.62 2.79
14 JABODEBEK-BANTEN 0.17 0.70 0.41 0.43 3.85 2.90 2.38 3.04

Gabungan 14 Kota 0.48 0.59 0.36 0.48 3.57 2.97 2.25 2.93

Tabel 3
Ekspektasi Indeks Harga Properti Residensial Triwulan IV-2010

Perubahan Triwulanan (qtq) Perubahan Tahunan (yoy)

NO KOTA TIPE BANGUNAN TIPE BANGUNAN

Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total

1 BANDUNG 0.44 0.09 0.04 0.19 5.82 2.78 2.21 3.60

2 BANDAR LAMPUNG 1.94 1.74 0.91 1.53 4.63 4.18 2.13 3.64

3 BANJARMASIN 0.20 0.23 0.13 0.19 1.78 1.06 0.61 1.15

4 DENPASAR 0.07 0.21 0.27 0.19 1.80 0.78 0.50 1.03

5 PALEMBANG 1.33 0.63 0.69 0.88 2.35 2.87 1.63 2.28

6 SEMARANG 0.08 0.01 0.00 0.03 1.11 1.04 0.74 0.96

7 YOGYAKARTA 0.05 0.17 0.10 0.11 1.20 1.80 1.19 1.40

8 PADANG 0.00 0.00 0.00 0.00 0.68 1.57 0.00 0.75

9 MEDAN 0.36 0.00 0.00 0.12 0.54 2.71 2.90 2.05

10 MAKASSAR 0.00 0.00 0.19 0.06 3.46 2.52 3.72 3.24

11 MANADO 2.17 0.00 0.00 0.73 11.90 1.63 1.30 4.87

12 SURABAYA 0.14 0.39 0.82 0.45 2.66 3.29 2.67 2.88

13 PONTIANAK 0.00 0.51 0.00 0.17 2.90 2.27 0.62 1.93

14 JABODEBEK-BANTEN 0.05 0.17 0.22 0.15 2.94 2.55 2.01 2.50

Gabungan 14 Kota 0.23 0.22 0.26 0.24 2.92 2.51 1.98 2.47

Tim Statistik Sektor Riil 7


Tabel 4
Indeks Harga Properti Residensial
Menurut Regional
(Tahun dasar 2002 = 100)
INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL % PERTUMBUHAN TRIWULANAN (q-t-q) % PERTUMBUHAN TAHUNAN (y-o-y)

No. KOTA TIPE 2010 2010 2010

Tw I Tw II Tw III Tw IV* Tw I Tw II Tw III Tw IV* Tw I Tw II Tw III Tw IV*

1 BANDUNG KECIL 161.88 167.48 170.07 170.82 0.28 3.46 1.54 0.44 2.05 5.45 6.53 5.82
MENENGAH 178.42 180.17 181.42 181.59 0.98 0.98 0.69 0.09 2.51 3.09 3.63 2.78
BESAR 162.67 164.11 164.22 164.28 1.20 0.89 0.07 0.04 1.89 2.55 2.54 2.21
TOTAL 167.89 170.88 172.19 172.52 0.82 1.78 0.77 0.19 2.15 3.70 4.23 3.60
2 BANDAR LAMPUNG KECIL 157.84 159.25 160.21 163.31 1.12 0.90 0.60 1.94 3.91 4.75 5.27 4.63
MENENGAH 161.15 161.97 162.49 165.33 1.55 0.51 0.32 1.74 2.40 2.72 3.01 4.18
BESAR 160.11 160.10 160.85 162.31 0.74 0.00 0.46 0.91 2.78 0.80 1.26 2.13
TOTAL 160.26 161.01 161.76 164.24 1.14 0.47 0.46 1.53 3.04 2.75 3.18 3.64
3 BANJARMASIN KECIL 193.62 194.55 194.63 195.03 1.05 0.48 0.04 0.20 3.50 2.60 2.00 1.78
MENENGAH 168.64 169.05 169.51 169.89 0.31 0.24 0.27 0.23 1.65 1.03 0.77 1.06
BESAR 131.10 131.50 131.50 131.67 0.18 0.30 0.00 0.13 3.35 1.08 1.01 0.61
TOTAL 162.76 163.32 163.49 163.79 0.51 0.34 0.10 0.19 2.84 1.57 1.26 1.15
4 DENPASAR KECIL 138.45 139.82 139.99 140.09 0.61 0.99 0.12 0.07 1.13 1.65 1.73 1.80
MENENGAH 155.07 155.33 155.45 155.78 0.32 0.17 0.07 0.21 1.73 1.67 1.77 0.78
BESAR 121.37 121.37 121.65 121.98 0.00 0.00 0.23 0.27 4.98 3.49 2.89 0.50
TOTAL 138.16 138.70 138.89 139.15 0.31 0.39 0.14 0.19 2.61 2.27 2.13 1.03
5 PALEMBANG KECIL 184.97 186.56 186.56 189.04 0.15 0.86 0.00 1.33 1.70 1.99 1.99 2.35
MENENGAH 172.31 173.57 173.95 175.04 1.26 0.73 0.22 0.63 4.26 4.39 4.62 2.87
BESAR 158.20 159.30 159.30 160.40 0.23 0.70 0.00 0.69 1.14 1.84 1.84 1.63
TOTAL 172.09 173.40 173.52 175.05 0.55 0.76 0.07 0.88 2.36 2.74 2.81 2.28
6 SEMARANG KECIL 161.87 162.47 163.30 163.43 0.15 0.38 0.51 0.08 0.79 0.70 1.16 1.11
MENENGAH 154.37 154.90 155.69 155.71 0.18 0.34 0.51 0.01 1.78 1.45 1.84 1.04
BESAR 134.86 135.12 135.36 135.36 0.36 0.19 0.18 0.00 0.74 0.72 0.83 0.74
TOTAL 150.04 150.49 151.09 151.14 0.23 0.30 0.40 0.03 1.10 0.95 1.28 0.96
7 YOGYAKARTA KECIL 198.15 198.90 199.71 199.81 0.36 0.38 0.41 0.05 0.88 1.10 1.21 1.20
MENENGAH 156.29 157.58 158.45 158.73 0.24 0.83 0.55 0.17 0.84 1.43 1.92 1.80
BESAR 166.09 167.12 167.33 167.51 0.34 0.62 0.13 0.10 0.97 1.18 1.16 1.19
TOTAL 172.95 174.00 174.64 174.83 0.31 0.61 0.36 0.11 0.90 1.24 1.43 1.40
8 PADANG KECIL 168.36 168.81 169.84 169.84 -0.20 0.27 0.61 0.00 1.33 1.36 1.36 0.68
MENENGAH 137.88 139.37 139.92 139.92 0.10 1.07 0.40 0.00 1.23 1.98 2.06 1.57
BESAR 128.88 128.88 128.88 128.88 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.28 -0.35 -0.09 0.00
TOTAL 144.86 145.51 146.00 146.00 -0.03 0.45 0.34 0.00 0.76 0.99 1.11 0.75
9 MEDAN KECIL 175.56 175.56 175.61 176.24 0.15 0.00 0.03 0.36 1.49 0.80 0.83 0.54
MENENGAH 165.82 167.36 167.76 167.76 1.52 0.93 0.24 0.00 1.94 2.89 3.13 2.71
BESAR 132.25 133.41 134.49 134.49 1.19 0.88 0.81 0.00 1.29 2.18 3.01 2.90
TOTAL 157.26 158.20 158.77 158.96 0.95 0.60 0.36 0.12 1.58 1.96 2.32 2.05
10 MAKASSAR KECIL 193.90 195.17 199.39 199.39 0.61 0.66 2.16 0.00 3.91 4.25 4.73 3.46
MENENGAH 163.39 166.58 166.87 166.87 0.37 1.96 0.17 0.00 3.67 5.76 4.93 2.52
BESAR 144.95 146.77 147.55 147.83 1.70 1.26 0.53 0.19 3.81 5.28 5.63 3.72
TOTAL 166.64 168.79 170.40 170.51 0.89 1.29 0.96 0.06 3.80 5.10 5.10 3.24
11 MANADO KECIL 167.23 173.56 182.04 185.99 0.61 3.79 4.88 2.17 1.66 5.52 10.66 11.90
MENENGAH 181.87 183.96 184.30 184.30 0.29 1.15 0.19 0.00 2.03 2.34 2.25 1.63
BESAR 132.13 132.19 133.83 133.83 0.01 0.05 1.24 0.00 1.12 0.68 1.90 1.30
TOTAL 160.35 163.01 166.44 167.65 0.30 1.66 2.10 0.73 1.60 2.84 4.89 4.87
12 SURABAYA KECIL 169.84 172.24 173.65 173.90 0.27 1.41 0.82 0.14 2.39 3.31 2.95 2.66
MENENGAH 181.69 182.98 184.48 185.20 1.33 0.71 0.82 0.39 2.36 3.17 3.10 3.29
BESAR 177.95 178.94 179.56 181.03 0.92 0.56 0.35 0.82 1.42 1.54 1.86 2.67
TOTAL 176.98 178.56 179.74 180.55 0.84 0.89 0.66 0.45 2.06 2.67 2.64 2.88
13 PONTIANAK KECIL 129.70 131.16 131.66 131.66 1.37 1.13 0.38 0.00 4.46 4.89 5.00 2.90
MENENGAH 171.42 172.51 174.24 175.13 0.10 0.64 1.00 0.51 5.06 2.62 2.78 2.27
BESAR 132.55 132.55 132.55 132.55 0.62 0.00 0.00 0.00 0.62 0.62 0.62 0.62
TOTAL 144.01 144.86 145.53 145.78 0.70 0.59 0.46 0.17 3.37 2.70 2.79 1.93
14 JABODEBEK-BANTEN KECIL 160.51 162.92 163.19 163.27 1.21 1.50 0.17 0.05 4.26 4.60 3.85 2.94
MENENGAH 143.30 144.75 145.76 146.00 0.65 1.01 0.70 0.17 2.91 2.74 2.90 2.55
BESAR 134.93 136.36 136.92 137.23 0.29 1.06 0.41 0.22 1.61 2.22 2.38 2.01
TOTAL 145.93 147.67 148.30 148.51 0.72 1.19 0.43 0.15 2.92 3.18 3.04 2.50
GABUNGAN 14 KOTA KECIL 137.37 139.25 139.91 140.24 0.81 1.37 0.48 0.23 3.25 3.80 3.57 2.92
(Termasuk Jabodebek MENENGAH 132.68 133.90 134.69 134.99 0.76 0.92 0.59 0.22 2.69 2.82 2.97 2.51
dan Banten) BESAR 128.32 129.38 129.85 130.19 0.52 0.82 0.36 0.26 1.67 2.05 2.25 1.98
TOTAL 133.72 135.11 135.75 136.07 0.70 1.04 0.48 0.24 2.53 2.89 2.93 2.47
GABUNGAN 13 KOTA KECIL 119.03 119.72 120.19 120.44 0.18 0.58 0.39 0.21 1.01 1.38 1.53 1.36
(Tidak termasuk Jabodebek MENENGAH 141.86 142.40 142.72 142.91 0.42 0.39 0.22 0.13 1.15 1.37 1.43 1.16
dan Banten) BESAR 122.13 122.45 122.63 122.81 0.36 0.26 0.15 0.14 0.82 0.88 1.00 0.92
TOTAL 126.98 127.50 127.82 128.03 0.32 0.41 0.25 0.16 1.00 1.21 1.32 1.15

*)
Sejak triwulan I-2009, indeks gabungan 14 kota dihitung mengunakan indeks tertimbang dengan penimbang bobot kota hasil Survei Biaya Hidup
tahun 2007 oleh BPS. Angka IHPR gabungan 14 kota sejak triwulanI-2002 di back casting dengan menggunakan metode indeks tertimbang.

Tim Statistik Sektor Riil 8

Anda mungkin juga menyukai