Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Jl. K.H. Sholeh Iskandar KM.2 Telp./Faks. (0251) 8336 325 Bogor

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : DENA ARYANTI


Mata Kuliah : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Semester / Prog.studi : V / PENDIDIKAAN MASYARAKAT
Hari, Tanggal : RABU, 10 FEBRUARI 2021
Waktu : PUKUL 13.00 WIB s.d 15.30 WIB
Dosen Penguji : RAHMI ALENDRA YUSIYAKA, M.Pd

=======================================================================

Jawaban

1. A. Pendidikan Masyarakat
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan masyarakat Menurut Koentjaraningrat (1994), masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang
sama.
Jadi pendidikan masyarakat menurut saya adalah suata usaha yang tersusun
dan sistematis yang dimana didalamnya ialah berupa pembelajaran yang
sasarannya merupakan masyarakat, pendidikan masyarakat juga merupakan
pendidikan yang tidak memandang kasta harta dan tahta di lingkup masyarakat ,
pendidikan ini guna meningkatkan taraf hidup dimasyarakat

B. Pendidikan Sepanjang Hayat


Seperti yang dijelasakan di atas pendidikan Menurut UU SISDIKNAS No.20
tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Lalu sepanjang hayat ialah perjalanan manusia seumur hidup (lifelong)
mengandung perkembangan dan perubahan yang mencakup tiga komponen,
yaitu tahap-tahap perkembangan individu (masa balita, masa kanak-kanak, masa
sekolah, masa remaja, dan masa dewasa), peranan-peranan sosial yang umum di
dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap lingkungan hidup, dan aspek-
aspek perkembangan kepribadian (fisik, mental, sosial, dan emosional)
(Mudyahardjo, 2001: 79).
Jadi dapat saya simpulkan pendidikan sepanjang hayat ialah proses
pembelajaran yang tiada akhirnya, dimna pendidikan ini tidak hanya berhenti
ketika lulus sekolah formal akan tetepi konsep pendidikan sepanjang hayat ini
adalah semasa hidup seseorang.

C. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam
pembangunan yang bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and
sustainable (Chamber, 1995).
Seperti uraian di atas pemberdayaan masyarakat menurut saya proses
memberdayakan masyarakat untuk pembangunan bangsa tidak hanya dalam
ruang lingkup ekonomi tetapi disemua aspek masyarakat.

D. Keterkaitan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Sepanjang Hayat,


Pemberdayaan Masyarakat dengan Pembangunan Masyarakat
Telah dijabarkan teori singkat tentang 3 hal di atas, dalam hal ini 3 hal
tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, pertama dimana sasaran utama
atau objek pertama dalam semua kegiatan tersebut ialah masyarakat atau
people-centered, kedua 3hal diatas pun merupakan cara, usaha, metode dalam
pembangunan masyarakat, ketiga tujuan dari ketiga hal tersebut dengan
pembangunan ialah sama sama membangun masyarakat, menaikan taraf hidup
manusia. Jadi bisa dikatakan bahwa 3 hal tersebut saling berkaitan
2. Bidang Pemberdayaan melalui pendidikan luar sekolah ( Penmas)
A. Bidang ekonomi
Pada bidang ekonomi ini pendidikan masyarakat bisa mengelola program
yaitu BUMdes. Dimana pada bidang ini PLS bisa seperti mengelola Hutan Desa,
atau pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan
B. Bidang petanian dan perkebunan
Pada bidang ini PLS dapat memprogrami pelatihan dan pembinaan untuk
petani, lalu ada program pasca panen.
C. Bidang kesehatan
Dibidang ini kami sebagai PLS bisa mengambil pada sector penyuluhan
kesehatan
D. Bidang pendidikan
Dalam bidang ini sudah jelas bahwa PLS merupakan salah satu pendidikan,
dibidang ini kami bisa sebagai tenaga pendidik atau sebagai fasilitator
pendidikan.
E. Bidang sosial
Dibidang ini kita bisa menjadi fasilitator atau tutor guna memberdayakan
masyarakat melalu kegiatan sosial dimasyarakatnya

Analisis saya kita sebagai bagian dari PLS bisa merambah atau
memberdayakan masyarakat melalui bidang bidang diatas dengan satu tujuan
yaitu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan taraf hidup masyarakat

3. A. Strategi pemberdayaan
1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan
pengelola (acceptable)
2. Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan (accountable)
3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk
mengelola kegiatan secara ekonomis (profitable)
4. Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga menciptakan
pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat
(sustainable)
5. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan
dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).

Menurut pendapat saya strategi pemberdayaan, hakikatnya merupakan


gerakan dari,oleh dan untuk masyarakatnya itu sendiri. Masyarakat akhirnya
akan beradaptasi, menyesuaikan kebutuhan dan cara pendekatan mereka
sendri, dengan begitu startage pemberdayaan akan beragam menyesuaikan
dengan kondisi masyarakat local.

B. Model dan Teknik Pemberdayaan


1. Pemberdayaan masyarakat berbasis penyuluhan
Penyuluh merupakan langkah dan upaya untuk menyadarkan masyarakat
akan “keberadaannya”, model seperti ini sudah banyak digunakan dalam
setiap pembedayaan, contoh pemberdayaan pertanian, biasanya bertentuk
penyuluhan, adapun maksud dari keberadaan yang dimaksud adalah posisi
masyarakat sebagai pribadi dan anggota masyarakat, serta keberadaan
lingkungan yang meliputi lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi,
dan politik. (dedeh,2014)
Teknik pemberdayaan masyarakat berbasis penyuluhan ialah dengan
bimbingan dan wawancara. 2 teknik Ini memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri, akan tetapi menurut saya teknik bimbingan akan
lebih efektif dalam sebuah penyuluhan. Teknik ini pun dibagi menjadi
perorangan atau kelompok sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakatnya
2. Pemberdayaan masyarakat berbasis dakwah
Berbasis dakwah disini ialah meningkatkan kualitas kebaikan dan
menurunkan kadar keburukan di dalam masyarakt. Dalam makna ini dkwah
dipahami sebagai segala upaya yang bertujuan untuk mengubah kondisi
negative ke kondisi yang positif atau untuk memperbaharui dalam makna
meningkatkan kondisi yang positif kekondisi yang positif lagi. (dedeh,2014)
Teknik pemberdayaan berbasis dakwah ini ialah dakwah, jelas bahwa teknik
model ini adah melalui dakwah atau bisa dikatakan ceramah dalam metode
pembelajaran
3. Pemberdayaan masyarakat berbasis pendampingan sosial
Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh fasilitator atau
pendamping masyarakat untuk melaksanakan program tertentu. Fasilitator
komunitas (CF) hanya bertugas menyemangati, menggerakkan dan
memotivasi masyarakat, sedangkan pelaku dan pengelola kegiatan adalah
masyarakat itu sendiri. Pendampingan merupakan strategi yang lazim
digunakan oleh pemerintah dan organisasi nirlaba dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kualitas sumber daya manusia, sehingga mampu
mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari masalah yang dialami dan
mencari alternatif pemecahan masalah. dihadapi. (dedeh,2014)

4. Tahapan pemberdayaan masyarakat


Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang dilakukan
sebagai berikut “Soekanto, 1987:63”.
1. Tahapan Persiapan
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan yaitu pertama,
penyimpangan petugas yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa
dilakukan oleh community woker dan kedua penyiapan lapangan yang pada
dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
2. Tahapan Pengkajian “Assessment”
Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual
melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus
berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan “feel needs”
dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program Atau Kegiatan
Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan “exchange agent” secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat dilakukan.
4. Tahap Pemfomalisasi Rencana Aksi
Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan
lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga
petugas membantu memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk
tertulis terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada
penyandang dana.
5. Tahap Pelaksanaan “Implemantasi” Program Atau Kegiatan
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan
masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat dilapangan.
6. Tahap Evaluasi
Eveluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebainya dilakukan dengan
melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam
jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk
pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun
komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
7. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera
berhenti.
Menurut saya semua tahapan ini harus semua dilaksanakan secara berurutan
agar pemberdayaan berjalan dengan baik.

5. Partisipasi Aktif
Pengertian tentang partisipasi aktif dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi
Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat
keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk
penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa.
Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka
sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan
masalahnya.

Cara agar masyarakat dapat berpatisipasi pertama Prasyarat Pelaksanaan


Partisipasi, Prasayarat merupakan landasan atau persyaratan utama yang
bertujuan untuk menciptakan wadah dan iklim yang kondusif. Kedua, Melakukan
Pelatihan (training) Training bertujuan selain untuk memobilisasi partisipasi
masyarakat juga bertujuan untuk mengubah perilaku dan sikap, serta
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Bagaimana kita secara simpatik
dapat membantu terciptanya interaksi awal yang baik. Pelatihan tersebut
meliputi usaha sebagai berikut :
a. Mengubah perilaku, artinya bagaimana menumbuhkan iklim agar orang
dapat berinteraksi, antara lain dengan cara mencegah dominasi dalam
partisipasi. Perilaku demokrasi membutuhkan perubahan perilaku;
b. Membuat batas lingkup dan skala proyek;
c. Merumuskan masalah dan potensi;
d. Merumuskan tujuan;
e. Menyusun perencanaan;
f. Menjabarkan perencanaan menjadi berbagai program.

6. Proses dalam monitoring sederhananya adalah “menelusuri” proses pekerjaan


proyek atau kegiatan sehingga dapat menemukan “apa yang sesungguhnya
terjadi di antara (proses) dengan tujuan yang dirumuskan.  Apabila dalam
penelusuran atau pemantauan itu ditemukan adanya pesenjangan atau
penyimpangan yang direkomendasikan perubahan atau perbaikan sehingga
kesenjangan segera teratasi. Atau setidaknya meminimalisir kerugian yang
timbul akibat penyimpangan. Karena manfaat monitoring itu sangat besar dan
penting dalam peranannya sebagai “alat perencanaan” maka dilakukan dengan
metode dan alat yang terstruktur dan sistematis, misalnya dengan menggunakan
angket, wawancara
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan
melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya
evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan
sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan
mengontrol ketercapaian tujuan.

7. Salah satu yang harus memiliki kompetensi ialah fasilitator, fasilitator adalah
seseorang yang membantu sekelompok orang memahami tujuan
bersamamereka, membuat rencana guna mencapai tujuan tersebut tanpa
mengambil posisi tertentudalam diskusi. Beberapa fasilitator akan mencoba
membantu kelompok dalam mencapai consensus pada setiap perselisihan yang
sudah ada sebelumnya atau muncul dalam rapat sehingga memiliki dasar yang
kuat untuk tindakan di masa depan. (Sumber : Wikipedia).
Dalam pemberdayaan masyarakat terdapat Fasilitator dalam pemberdayaan
masyarakat (FM) yaitu yang merupakan tenaga fasilitator yang bertugas untuk
melakukan proses pemberdayaan masyarakat di desa sasaran baru dalam hal
sosialisasi program, perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan secara
aktif. Nah itu semua merupakan kompetensi maka dari itu kompetensi harus
dimiliki fasilitator
Kompetensi yang harus dimiliki menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) terbagi atas 3 (tiga) kelompok kompetensi, yaitu: kelompok
kompetensi umum, kelompok kompetensi inti dan kelompok kompetensi khusus.
Ketiga kelompok kompotensi tersebut dapat dilihat dalam
Tabel di bawah ini
Kompetensi umum
SJK.PM01.001.01 Membangun Relasi Sosial
SJK.PM01.002.01 Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya
yang Ada di Masyarakat
SJK.PM01.003.01 Mengembangkan Kesadaran Masyarakat
untuk Berubah Menuju Kehidupan yang
Lebih Baik
SJK.PM01.004.01 Mengembangkan Kapasitas
sebagai Fasilitator
SJK.PM01.005.01 Meningkatkan Aksesibilitas Antar Pemangku
Kepentingan
SJK.PM01.006.01 Membangun Visi dan Kepemimpinan
Masyarakat
Kompetensi inti
SJK.PM02.001.01 Membangun Jejaring dan Kemitraan
SJK.PM02.002.01 Membangun Solidaritas Sosial
SJK.PM02.003.01 Mengembangkan
Kapasitas  Kelembagaan  Masyarakat dan
Pemerintahan Lokal
SJK.PM02.004.01 Memperkuat  Posisi Tawar Masyarakat
SJK.PM02.005.01 Merancang  Perubahan Kehidupan
Masyarakat
SJK.PM02.006.01 Mengelola Pembelajaran di Dalam
Masyarakat
SJK.PM02.007.01 Menyiapkan Kader Pemberdayaan
Masyarakat
SJK.PM02.008.01 Mengembangkan Kemandirian Masyarakat
SJK.PM02.009.01 Mengelola Konflik di Dalam Masyarakat
SJK.PM02.010.01 Mengembangkan Sistem Kontrol Sosial
Kompetensi pilihan
SJK.PM03.001.01 Mengembangkan Inovasi Pemberdayaan
Masyarakat
SJK.PM03.002.01 Memfasilitasi Penerapan
Inovasi Pemberdayaan Masyarakat
di Bidang/Sektor Kegiatan Tertentu

Anda mungkin juga menyukai