Anda di halaman 1dari 4

penelitian ini yang akan dibahas adalah Pelaksanaan Eksekusi Barang

Jaminan dalam Perjanjian Kredit.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang disebutkan di atas

adalah sama-sama melakukan penelitian mengenai eksekusi terkait objek jaminan.

Akan tetapi terdapat perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu

bahwa pada penelitian ini yang dibahas adalah bagaimana perlindungan yang

diberikan terhadap pemegang hak tanggungan tidak hanya terkait dengan

pelaksanaan lelang. Di samping berbeda titik sentral permasalahan, perbedaan juga

terletak pada objek lokasi penelitian sehingga tidak terdapat kesamaan antara

penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan penelitian ini, penulis

mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang pengertin kredit, perjanjian kredit, jaminan

kredit, hak tanggungan, wanprestasi, kredit separatis, dan lelang. Bab ini

berisi uraian kerangka pemikiran yang berisi teori-teori hukum dan

pendapat para pakar di bidang hukum yang diurai secara sistematis.

12
BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, spesfiikasi penelitian, metode

pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti uraikan hasil penelitian tentang perlindungan hukum

terhadap kreditur separatis dalam pelaksanaan lelang hak tanggungan,

hambatan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan lelang hak tanggungan

serta bagaimaan cara yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut

juga peneliti uraikan pada bab ini.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil-hasil pengkajian seluruh bab

untuk kemudian ditarik menjadi sebuah kesimpulan.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Kredit

2.1.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya. Kredit

diberikan atas dasar adanya kepercayaan. Pemberi kredit (kreditur) percaya bahwa

penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi hal-hal yang telah diperjanjikan,

meliputi diantaranya jangka waktu, maupun prestasi, dan kontraprestasinya.

Kondisi dasar seperti ini diperlukan oleh bank, karena dana yang ada di bank

sebagian besar milik pihak ketiga, untuk itu diperlukan kebijakan oleh bank dalam

penggunaan dana tersebut termasuk didalamnya untuk menentukan pemberian

kredit.4

Menurut Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, kredit

didefinisikan sebagai: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (5) Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/2/PBI/2005 tentang penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum kredit adalah:

4
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996)
halaman 229.

14
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga, termasuk:

a) Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang

tidak dapat dibayar pada akhir hari;

b) Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang;

c) Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.

2.1.2 Unsur-unsur Kredit

Dalam kegiatan penyaluran kredit, unsur paling esensial adalah adanya

“kepercayaan” dari bank atau kreditur terhadap nasabah peminjam atau debitur.

Kepercayaan ini mutlak adanya karena penyaluran kredit mengandung resiko

adanya gagal bayar atau debitur tidak mampu mengembalikan dana yang sudah

diberikan oleh kreditur. Kepercayaan kreditur terhadap debitur timbul karena

dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh

debitur, antara lain; kesesuaian tujuan peruntukan kredit, kemampuan bayar

debitur, kondisi keuangan debitur, dan adanya benda jaminan atau agunan.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah:

1) Kepercayaan, yaitu kepercayaan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan diterimanya

kembali dalam jangka waktu seperti yang telah diperjanjikan.

15

Anda mungkin juga menyukai