Rabukit Damanik
Dosen STKIP Budi Daya Binjai
ABSTRAK
Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, fikiran, karakter
dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. Pemahaman pada pendidikan mengacu kepada konsep
tersebut menggambarkan bahwa pendidikan memiliki sifat dan sasaran yaitu manusia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui: pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru. Metode penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain expost facto. Sampel penelitian ini adalah guru SMA
Negeri Kabupaten Deli Serdang sebanyak 108 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan ada engaruh
disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar 0,288 = 28,8%, hal ini terlihat pada nilai Sig. 0,00 (0,04
< 0,05.
.
Kata Kunci : Disiplin, Kerja, Kinerja, dan Guru
pengembangannya, keselamatan, keamanannya dan terbuka, menghargai orang lain dan terus belajar
pemberian imbalan. Kinerja guru adalah tampilan untuk pengembangan dirinya (9) guru harus
kerja guru. Ada 11 indikator kinerja yang dapat memiliki prakarsa untuk menyampaikan gagasan-
dinilai yaitu : (1) kesetiaan, (2) prestasi kerja, (3) gagasan demi kemajuan sekolah (10) guru tersebut
kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) kreatifitas, (6) harus memiliki kecakapan hidup, memiliki
kerja sama, (7) kepemimpinan, (8) kepribadian, (9) kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan
prakar- sa, (10) kecakapan dan (11) tanggung kompetensi sosial, hal ini akan sangat membantu
jawab. Idealnya seorang guru dapat dikatakan guru dalam melaksanakan tugasnya dan (11) guru
memiliki kinerja yang baik jika : (1) guru tersebut tersebut juga harus memiliki tanggung jawab atas
memiliki kesetiaan terhadap negara, pimpinan yang apa yang telah dilakukannya baik tanggung jawab
benar, tugasnya dan kesetiaan kepada masyarakat terhadap atasan, terhadap bangsa maupun terhadap
(2) guru tersebut memiliki prestasi kerja yang baik, Tuhan Yang Maha Esa.
selalu ingin meningkatkan Bertolak dari pendapat para ahli diatas
kemampuan,meningkatkan etos kerja dan semangat maka yang dimaksud dengan kinerja guru adalah
kerja yang tinggi (3) guru tersebut memiliki rasa prestasi kerja (performance) adalah merupakan
kejujuran yang tinggi dan dapat diaplikasikan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
dalam setiap sendi kehidupan ataupun dalam setiap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
urusan (4) guru tersebut harus memiliki didasrkan atas kecakapan, pengalaman dan
kedisiplinan yang tinggi tepat waktu masuk dan kesungguhan serta waktu dengan output yang
keluar dalam mengajar, tepat waktu dalam dihasilkan tercermin baik.
menyelesaikan seluruh administrasi guru dan Menurut Sedarmayanti (2001) kinerja
menyelesaikan seluruh tugas yang berkenaan guru dipengaruhi antara lain : (1) sikap mental
dengan keguruannya dengan cepat dan tepat (5) (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2)
guru tersebut harus memiliki kreatifitas yang tinggi,
pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen
mampu berinovasi, sehingga siswa tidak
kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan, (6) gaji
mengalami kebosanan selama proses pembelajaran.
dan kesehatan; (7) jaminan sosial; (8) iklim
(6) guru tersebut harus memiliki kerja sama yang
kerja; (9) sarana prasarana; (10) teknologi; (11)
baik dengan sesama guru, orang tua murid dan
pimpinan disekolah (7) guru tersebut harus
kesempatan berprestasi.Sedangkan Sutikno
memiliki watak kepemimpinan yang baik sehingga (2006) menyatakan ada beberapa faktor yang
para siswa merasa nyaman dibawah kepemimpinan mempengaruhi kinerja yaitu : (1) sikap mental yang
guru tersebut, yaitu memiliki sifat yang adil, bijak meliputi motivasi kerja, disiplin kerja dan etika
sana dan penyayang pada anak didiknya (8) guru kerja, (2) pendidikan, (3) manajemen, (4)
tersebut harus memiliki kepribadian yang positif keterampilan, (5) penghasilan, (6) gizi dan
atau kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik kesehatan, (7)jaminan sosial, (8) tekhnologi, (9)
adalah kepribadian yang dapat menjadi teladan, kesempatan berprestasi dan (10) iklim kerja.
164
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676
kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi
iklim organisasi. tugasnya. Materi / bahan pelajaran harus dikuasai
Faktor internal dan faktor eksternal ini secara benar, guru harus mengerti bagaimana
merupakan kontribusi yang mempengaruhi kinerja metode ilmu yang diajarkan, guru perlu mengerti
akibat psikologis dan berdasarkan kepada tindakan. bagaimana cara kerja ilmu yang digeluti, dengan
Seseorang karyawan yang menganggap kinerjanya demikian akan memudahkan dalam menjelaskan
baik berasal dari faktor-faktor internal seperti kepada anak-anak dan guru akan lebih baik jika
kemampuan atau upaya diduga orang tersebut akan mengetahui bagaimanaa para ahli menemukan
mengalami lebih banyak perasaan positif tentang rumus, hukum, dalil-dalil.
kinerjanya dibandingkan dengan jika ia tidak Senada dengan yang dikemukakan oleh
memiliki upaya atau kemampuan yang baik. Suparno (2003) mengemukakan bahwa guru harus
Sedangkan menurut Gibson, dkk (1985) meliputi memiliki kemampuan menguasai materi pelajaran.
variabel individu, antara lain: kemampuan Penguasaan yang dimaksudkan adalah kemampuan
keterampilan, kemampuan mental dan latar dalam penguasaan bahan dari setiap mata pelajaran
belakang keluarga tingkat sosial, pengalaman dan yang diampuhnya dan pendalaman perpustakaan
demografi. Variabel Individu terdiri dari sumber sehingga dapat menjadi informator dan sumber
daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain informasi kegiatan pembelajaran. Kemampuan
pekerjaan. Variabel psikologis meliputi persepsi, dalam penguasaan pembelajaran adalah
sikap, sikap kepribadian belajar dan inovasi. kemampuan dalam bidang study yang memuat
Hasibuan (2005) menyebutkan ada 11 pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar
indikator kinerja dapat dinilai dari unsur : menguasai konsep mengenal metode ilmu yang
kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, bersangkutan memahami konteks bidang itu dalam
kreatifitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan
prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab dengan ilmu lain.
dihubungkan dengan guru maka indikator kinerja Oleh karena itu, guru tidak cukup
guru meliputi beberapa komponen yaitu suatu hanya mendalami ilmunya tetapi termasuk
kegiatan persiapan awal sebelum suatu kegiatan bagaimana dampak dan hubungan ilmu itu dalam
dilaksanakan secara sungguh dengan penuh hidup masyarakat dan ilmu-ilmu yang lain.
pertimbangan dan penalaran sehingga pekerjaan Sehingga guru diharapkan punya wawasan yang
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. luas, mengerti bagaimana metodologi, mengerti
Nursito (2002:5) mengatakan salah satu kinerja konteks ilmu yang mau diajarkannya, mau terus
mengajar guru adalah kemampuan dalam membuat belajar dan selalu ingin berkembang, guru yang
perencanaan mengajar misalnya kesiapan menguasai bahan ilmu tentunya tidak akan pernah
administrasi, kemampuan membaca kurikulum, berhenti untuk belajar, terlebih untuk bidang
pengayaan materi ajar, pembekalan peningkatan, ilmunya. guru tidak akan puas dengan
pemantapan study; 2) penguasaan materi, guru pengetahuannya, tetapi terus mengembangkannya.
166
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676
oleh sebab itu, guru penting untuk belajar menjadi model/panutan bagi bawahannya. Oleh
sepanjang hayatnya. karena itu seorang pimpinan harus dapat
mempertahankan perilaku yang positif sesuai
2. Disiplin Kerja dengan harapan staf, (2). Penelitian yang cermat :
Disiplin sangat penting untuk Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius,
pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk pimpinan harus memahami akibatnya. Data
memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi
dalam melaksanakan pekerjaan baik secara dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi
perorangan maupun kelompok. Disamping itu rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan,
disiplin bermanfaat mendidik guru untuk mematuhi analisa, dan bila perlu minta pendapat dari
dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun pimpinan lainnya, (3). Kesegeraan; Pimpinan harus
kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
kinerja yang baik. bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi
Menurut Rivai (2004) mengartikan dengan cara yang bijaksana. karena, bila dibiarkan
disiplin kerja sebagai suatu alat yang digunakan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan
oleh para pimpinan untuk berkomunikasi dengan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan
bawahan agar mereka bersedia untuk mengubah akan mempengaruhi hubungan kerja dalam
suatu perilaku serta sebagai upaya untuk organisasi tersebut, (4).Lindungi Kerahasiaan
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang (privacy); Tindakan indisipliner akan
mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih
yang berlaku. Sedangkan Hasting (1999) baik apabila permasalahan didiskusikan secara
menyatakan disiplin kerja merupakan arahan untuk pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana
melatih dan membentuk seseorang melakukan yang rileks dan tenang kerahasiaan harus tetap
sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa
proses yang dapat menumbuhkan perasaan depannya, (5). Fokus pada masalah; Pimpinan
seseorang untuk mempertahankan dan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan
meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, yang dilakukan bawahan dan bukan pada
melalui kepatuhannya menjalankan peraturan serta pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang
ketentuan organisasi. dilakukan tidak dapat dibenarkan, (6). Peraturan
Dalam rangka menumbuh-kembangkan dijalankan secara konsisten; Peraturan dijalankan
disiplin kerja sehagaimana yang diharapkan, secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai
seorang pemimpin harus menerapkan prinsip- yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak
prinsip disiplin sebagaimana dikemukakan Subekti merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang
(2008) meliputi: (1). Pemimpin mempunyaii dilakukan secara wajar, (7). Fleksibel; Tindakan
prilaku positif; Untuk dapat menjalankan disiplin disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi
yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat tentang pegawai telah di analisa dan
167
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676
hasil pengujian terlihat bahwa pada kolom Sig sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang signifikan
(signifikan) pada tebel Coefficients diatas didapat antara disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar
nilai Sig 0,00 (0,05 > 0,00). Hasil penelitian 28,8%. Saran-saran yang disampaikan sehubungan
menunjukkan bahwa disiplin kerja secara langsung dengan temuan penelitian ini adalah sebagai
mempengaruhi kinerja guru, artinya jika guru berikut: 1) melakukan pembinaan terhadap guru
mempunyai disiplin kerja tinggi cenderung dalam melaksanakan tugas dan tanggung
memiliki kinerja tinggi. Temuan penelitian ini jawabnya, dan 2) membuka kesempatan pada guru
didukung oleh hasil penelitian Aritonang, Keke, T. untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang
(2005) tentang Kompensasi, Disiplin Kerja Guru yang lebih tinggi dengan bea siswa tanpa
dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK Penabur membedakan kelompok keilmuan misalnya eksakta
Jakarta. atau non eksakta.
Dari temuan penelitian menunjukkan
bahwa faktor disiplin kerja sangat mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
kinerja seseorang dalam hal ini kinerja guru. .
Menurut Nitisemito (1991) yang mengartikan Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta :
disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan Rineka Cipta
yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik
tertulis maupun tidak tertu1is. Sedangkan menurut Aritonang, Keke, T. 2005. Kompensasi Kerja,
Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua Disiplin Kerja, Kinerja Guru dan Kinerja
Guru SMP Kristen BPK Penabur Jakarta.
cara, yaitu: (1) Preventive dicipline merupakan Jakarta : Jurnal Pendidikan Penabur-
tindakan yang diambil untuk mendorong para No.04/Th.IV/Juli 2005.
E. Penutup
Sagala, 2007. Manajemen Strategik dalam
Berdasarkan data dan hasil analisis yang Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :
telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulkan Alfabeta.
169
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676
170