Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan

Vol.5, No.2, Desember 2019


e-ISSN 2621 - 2676

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

Rabukit Damanik
Dosen STKIP Budi Daya Binjai

ABSTRAK

Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, fikiran, karakter
dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. Pemahaman pada pendidikan mengacu kepada konsep
tersebut menggambarkan bahwa pendidikan memiliki sifat dan sasaran yaitu manusia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui: pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru. Metode penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain expost facto. Sampel penelitian ini adalah guru SMA
Negeri Kabupaten Deli Serdang sebanyak 108 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan ada engaruh
disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar 0,288 = 28,8%, hal ini terlihat pada nilai Sig. 0,00 (0,04
< 0,05.
.
Kata Kunci : Disiplin, Kerja, Kinerja, dan Guru

A. PENDAHULUAN Menurut Sagala (2007) dalam pendidikan,


Pendidikan adalah proses pelatihan dan faktor guru adalah yang sangat penting untuk
pengembangan pengetahuan, ketrampilan, fikiran, mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan yang
karakter dan seterusnya, khususnya lewat telah ditetapkan dan akan dicapai, sehingga kinerja
persekolahan formal. Pemahaman pada pendidikan guru adalah hal yang sangat penting untuk
mengacu kepada konsep tersebut menggambarkan mencapai tujuan pendidikan tersebut. Semakin baik
bahwa pendidikan memiliki sifat dan sasaran yaitu kinerja guru semakin baik pula mutu pendidikan
manusia. Manusia itu sendiri memiliki banyak demikian pula sebaliknya semakin buruk kinerja
aspek dan sifatnya yang sangat kompleks, Misalnya guru semakin buruk pula mutu pendidikan yang
saja manusia memiliki sifat “timbal-balik” artinya diperoleh. “Kinerja“ dalam bahasa Indonesia adalah
dia akan cenderung bekerja dengan baik apabila terjemahan dari kata bahasa Inggris, yaitu kata
diberi imbalan yang sangat patut. Manusia juga “Performance” yang berarti : (1) pekerjaan,
memiliki sifat disiplin diri, manusia juga memiliki perbuatan, (2) penampilan, pertunjukan. Arti lain
sifat “Pengawasan” artinya harus diawasi untuk dari kinerja adalah sebagai ukuran kesuksesan
memperoleh hasil kerja yang maksimal. contoh.: dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Contoh sifat manusia diatas memiliki pengaruh sebelumnya.
terhadap kinerja manusia tersebut. Masing-masing Komariah dan Triatna (2006) Kinerja
manusia memiliki perbedaan sifat dan sikap, Sekolah ditunjukan oleh ukuran-ukuran tentang
perberdaan tersebut dipengaruhi oleh orientasi, bagaimana warga sekolah merasakan hal-hal seperti
filsafat hidup dan latar belakang kehidupan kemanfaatannya, kepastiannya, keadilannya,
manusia tersebut. kondisi kerjanya, kesan dari staf terhadap
atasannya, koleganya, peluang untuk maju,
163
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

pengembangannya, keselamatan, keamanannya dan terbuka, menghargai orang lain dan terus belajar
pemberian imbalan. Kinerja guru adalah tampilan untuk pengembangan dirinya (9) guru harus
kerja guru. Ada 11 indikator kinerja yang dapat memiliki prakarsa untuk menyampaikan gagasan-
dinilai yaitu : (1) kesetiaan, (2) prestasi kerja, (3) gagasan demi kemajuan sekolah (10) guru tersebut
kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) kreatifitas, (6) harus memiliki kecakapan hidup, memiliki
kerja sama, (7) kepemimpinan, (8) kepribadian, (9) kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan
prakar- sa, (10) kecakapan dan (11) tanggung kompetensi sosial, hal ini akan sangat membantu
jawab. Idealnya seorang guru dapat dikatakan guru dalam melaksanakan tugasnya dan (11) guru
memiliki kinerja yang baik jika : (1) guru tersebut tersebut juga harus memiliki tanggung jawab atas
memiliki kesetiaan terhadap negara, pimpinan yang apa yang telah dilakukannya baik tanggung jawab
benar, tugasnya dan kesetiaan kepada masyarakat terhadap atasan, terhadap bangsa maupun terhadap
(2) guru tersebut memiliki prestasi kerja yang baik, Tuhan Yang Maha Esa.
selalu ingin meningkatkan Bertolak dari pendapat para ahli diatas
kemampuan,meningkatkan etos kerja dan semangat maka yang dimaksud dengan kinerja guru adalah
kerja yang tinggi (3) guru tersebut memiliki rasa prestasi kerja (performance) adalah merupakan
kejujuran yang tinggi dan dapat diaplikasikan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
dalam setiap sendi kehidupan ataupun dalam setiap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
urusan (4) guru tersebut harus memiliki didasrkan atas kecakapan, pengalaman dan
kedisiplinan yang tinggi tepat waktu masuk dan kesungguhan serta waktu dengan output yang
keluar dalam mengajar, tepat waktu dalam dihasilkan tercermin baik.
menyelesaikan seluruh administrasi guru dan Menurut Sedarmayanti (2001) kinerja
menyelesaikan seluruh tugas yang berkenaan guru dipengaruhi antara lain : (1) sikap mental
dengan keguruannya dengan cepat dan tepat (5) (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2)
guru tersebut harus memiliki kreatifitas yang tinggi,
pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen
mampu berinovasi, sehingga siswa tidak
kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan, (6) gaji
mengalami kebosanan selama proses pembelajaran.
dan kesehatan; (7) jaminan sosial; (8) iklim
(6) guru tersebut harus memiliki kerja sama yang
kerja; (9) sarana prasarana; (10) teknologi; (11)
baik dengan sesama guru, orang tua murid dan
pimpinan disekolah (7) guru tersebut harus
kesempatan berprestasi.Sedangkan Sutikno

memiliki watak kepemimpinan yang baik sehingga (2006) menyatakan ada beberapa faktor yang

para siswa merasa nyaman dibawah kepemimpinan mempengaruhi kinerja yaitu : (1) sikap mental yang

guru tersebut, yaitu memiliki sifat yang adil, bijak meliputi motivasi kerja, disiplin kerja dan etika

sana dan penyayang pada anak didiknya (8) guru kerja, (2) pendidikan, (3) manajemen, (4)

tersebut harus memiliki kepribadian yang positif keterampilan, (5) penghasilan, (6) gizi dan

atau kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik kesehatan, (7)jaminan sosial, (8) tekhnologi, (9)

adalah kepribadian yang dapat menjadi teladan, kesempatan berprestasi dan (10) iklim kerja.

164
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

Salah satu yang dapat mempengaruhi


kinerja guru adalah disiplin kerja. Disiplin B. Landasan Teoritis
merupakan arahan untuk melatih dan membentuk 1. Kinerja guru
seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Pada hakikatnya kinerja merupakan
Disiplin juga merupakan suatu sikap prilaku dan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam
perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai
tertulis maupun tak tertulis mengingat begitu dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk
pentingnya masalah disiplin ini demi peningkatan pekerjaan itu. Menurut Gibson (1990)
kinerja, untuk itu perlu dicari dimana sebenarnya mengemukakan bahwa kinerja merujuk kepada
letak disiplin. Secara singkat dapat dikatakan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
bahwa sumber disiplin adalah adanya kesadaran serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya ditetapkan artinya kinerja dikatakan baik atau
(Anoraga, 1998:47). Disiplin sangat penting untuk sukses jika tujuan yang diinginkaaan dapat tercapai
kemajuan sekolah, digunakan terutama untuk dengan baik. Sedangkan Wahyu Sumijo (2007)
memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri mengartikan kinerja secara kualitatif dan kuantitatif
dalam melaksanakan pekerjaan baik secara yang terukur dalam rangka membantu tercapainya
perorangan maupun kelompok, disamping itu tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.
disiplin bermamfaat mendidik guru untuk Berbicara tentang kinerja guru akan
mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur terkait dengan faktor-faktor pembentuknya baik
maupun kebijakan yang ada sehingga dapat secara langsung maupun tidak langsung, baik
menghasilkan kinerja yang baik. secara internal maupun secara eksternal. Hal ini
Kedisiplinan adalah suatu sikap, prilaku, sebagaimana yang dijelaskan oleh Timpe dalam
atau perbuatan yang sesuai dengan peraturan yang Mangkunegara (2007). faktor-faktor kinerja terdiri
telah ditetapkan misalnya saja : menurut peraturan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
30
masuk mengajar 07. WIB, maka guru tersebut internal (disposisional) yaitu faktor yang
30
harus datang sebelum pukul 07. WIB. Seorang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang.
guru dikatakan memiliki disiplin apabila Misalnya, kinerja seseorang baik, disebabkan
melaksanakan seluruh pekerjaan dan tugasnya karena mempunyai kemampuan tinggi dan type
sesuai daengan peraturan yang telah ditetapkan. pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai
Demikian juga sebaliknya seorang guru dikatakan kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai
tidak memiliki disiplin apabila guru tersebut tidak kemampuan rendah dan tidak memiliki upaya-
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Oleh upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor
sebab itulah kedisiplinan menpengaruhi kinerja. eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
Disiplin yang tinggi akan menimbulkan kinerja kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan,
yang tinggi, dan disiplin yang rendah akan seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan
mengakibatkan kinerja yang rendah.
165
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi
iklim organisasi. tugasnya. Materi / bahan pelajaran harus dikuasai
Faktor internal dan faktor eksternal ini secara benar, guru harus mengerti bagaimana
merupakan kontribusi yang mempengaruhi kinerja metode ilmu yang diajarkan, guru perlu mengerti
akibat psikologis dan berdasarkan kepada tindakan. bagaimana cara kerja ilmu yang digeluti, dengan
Seseorang karyawan yang menganggap kinerjanya demikian akan memudahkan dalam menjelaskan
baik berasal dari faktor-faktor internal seperti kepada anak-anak dan guru akan lebih baik jika
kemampuan atau upaya diduga orang tersebut akan mengetahui bagaimanaa para ahli menemukan
mengalami lebih banyak perasaan positif tentang rumus, hukum, dalil-dalil.
kinerjanya dibandingkan dengan jika ia tidak Senada dengan yang dikemukakan oleh
memiliki upaya atau kemampuan yang baik. Suparno (2003) mengemukakan bahwa guru harus
Sedangkan menurut Gibson, dkk (1985) meliputi memiliki kemampuan menguasai materi pelajaran.
variabel individu, antara lain: kemampuan Penguasaan yang dimaksudkan adalah kemampuan
keterampilan, kemampuan mental dan latar dalam penguasaan bahan dari setiap mata pelajaran
belakang keluarga tingkat sosial, pengalaman dan yang diampuhnya dan pendalaman perpustakaan
demografi. Variabel Individu terdiri dari sumber sehingga dapat menjadi informator dan sumber
daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain informasi kegiatan pembelajaran. Kemampuan
pekerjaan. Variabel psikologis meliputi persepsi, dalam penguasaan pembelajaran adalah
sikap, sikap kepribadian belajar dan inovasi. kemampuan dalam bidang study yang memuat
Hasibuan (2005) menyebutkan ada 11 pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar
indikator kinerja dapat dinilai dari unsur : menguasai konsep mengenal metode ilmu yang
kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, bersangkutan memahami konteks bidang itu dalam
kreatifitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan
prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab dengan ilmu lain.
dihubungkan dengan guru maka indikator kinerja Oleh karena itu, guru tidak cukup
guru meliputi beberapa komponen yaitu suatu hanya mendalami ilmunya tetapi termasuk
kegiatan persiapan awal sebelum suatu kegiatan bagaimana dampak dan hubungan ilmu itu dalam
dilaksanakan secara sungguh dengan penuh hidup masyarakat dan ilmu-ilmu yang lain.
pertimbangan dan penalaran sehingga pekerjaan Sehingga guru diharapkan punya wawasan yang
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. luas, mengerti bagaimana metodologi, mengerti
Nursito (2002:5) mengatakan salah satu kinerja konteks ilmu yang mau diajarkannya, mau terus
mengajar guru adalah kemampuan dalam membuat belajar dan selalu ingin berkembang, guru yang
perencanaan mengajar misalnya kesiapan menguasai bahan ilmu tentunya tidak akan pernah
administrasi, kemampuan membaca kurikulum, berhenti untuk belajar, terlebih untuk bidang
pengayaan materi ajar, pembekalan peningkatan, ilmunya. guru tidak akan puas dengan
pemantapan study; 2) penguasaan materi, guru pengetahuannya, tetapi terus mengembangkannya.
166
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

oleh sebab itu, guru penting untuk belajar menjadi model/panutan bagi bawahannya. Oleh
sepanjang hayatnya. karena itu seorang pimpinan harus dapat
mempertahankan perilaku yang positif sesuai
2. Disiplin Kerja dengan harapan staf, (2). Penelitian yang cermat :
Disiplin sangat penting untuk Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius,
pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk pimpinan harus memahami akibatnya. Data
memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi
dalam melaksanakan pekerjaan baik secara dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi
perorangan maupun kelompok. Disamping itu rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan,
disiplin bermanfaat mendidik guru untuk mematuhi analisa, dan bila perlu minta pendapat dari
dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun pimpinan lainnya, (3). Kesegeraan; Pimpinan harus
kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
kinerja yang baik. bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi
Menurut Rivai (2004) mengartikan dengan cara yang bijaksana. karena, bila dibiarkan
disiplin kerja sebagai suatu alat yang digunakan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan
oleh para pimpinan untuk berkomunikasi dengan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan
bawahan agar mereka bersedia untuk mengubah akan mempengaruhi hubungan kerja dalam
suatu perilaku serta sebagai upaya untuk organisasi tersebut, (4).Lindungi Kerahasiaan
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang (privacy); Tindakan indisipliner akan
mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih
yang berlaku. Sedangkan Hasting (1999) baik apabila permasalahan didiskusikan secara
menyatakan disiplin kerja merupakan arahan untuk pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana
melatih dan membentuk seseorang melakukan yang rileks dan tenang kerahasiaan harus tetap
sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa
proses yang dapat menumbuhkan perasaan depannya, (5). Fokus pada masalah; Pimpinan
seseorang untuk mempertahankan dan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan
meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, yang dilakukan bawahan dan bukan pada
melalui kepatuhannya menjalankan peraturan serta pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang
ketentuan organisasi. dilakukan tidak dapat dibenarkan, (6). Peraturan
Dalam rangka menumbuh-kembangkan dijalankan secara konsisten; Peraturan dijalankan
disiplin kerja sehagaimana yang diharapkan, secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai
seorang pemimpin harus menerapkan prinsip- yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak
prinsip disiplin sebagaimana dikemukakan Subekti merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang
(2008) meliputi: (1). Pemimpin mempunyaii dilakukan secara wajar, (7). Fleksibel; Tindakan
prilaku positif; Untuk dapat menjalankan disiplin disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi
yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat tentang pegawai telah di analisa dan
167
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan


antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi C. Metode Penelitian
pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan Metode penelitian ini adalah penelitian
pengaruhnya terhadap organisasi., (8). Mengandung kuantitatif dengan desain expost facto.. Populasi
Nasihat; Jelaskan secara bijaksana bahwa dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA
pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. Negeri Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1080
File pegawai yang berisi catatan khusus dapat Orang. Sedangkan sampel berjumlah 108 orang.
digunakan sebagai acuan, sehinga mereka dapat Data yang diperoleh dianalisis dengan
memahami kesalahannya., (9). Tindakan menggunakan teknik statistik yakni uji persyaratan
Konstruktif; Pimpinan harus yakin bahwa bawahan analisis data dan pengujian hipotesi. Dalam hal ini
telah memahami perilakunya bertentangan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.
tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya
peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan D. HASIL PENELITIAN DAN
agar staf dapat merubah perilakunya sehingga PEMBAHASAN
tindakan indisipliner tidak terulang lagi., (10). Berdasarkan butir-butir pernyataan variabel
Follow Up (Evaluasi); Pimpinan harus secara kinerja guru yang berjumlah 34 butir, maka skor
cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku terendah adalah 64 dan yang tertinggi adalah 107.
bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan Rata-rata 92,02; simpangan baku 12,51; median
tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali 91,46; dan modus 88,17. Sebaran data ini
penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan menunjukkan bahwa skor rata-rata, median dan
akhir tindakan indisipliner. modus tidak jauh berbeda, hal ini menunjukkan
Commings (1984) dapat dilakukan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi
melalui dua cara, yaitu: (1) Preventive dicipline normal.. Sedangkan berdasarkan butir-butir
merupakan tindakan yang diambil untuk pernyataan variabel disiplin kerja yang berjumlah
mendorong para pekerja mengikuti atau 30 butir, maka skor terendah adalah 58 dan yang
mematuhi norma-norma dan aturan-aturan tertinggi adalah 112. Rata-rata 91,39; simpangan
sehingga pelanggaran tidak terjadi. Tujuannya baku 14,12; median 90,50; dan modus 89,96.
adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja Sebaran data ini menunjukkan bahwa skor rata-rata,
tentang kebijaksanaan dan peraturan median dan modus tidak jauh berbeda, hal ini
pengalaman kerjanya. (2) Corrective discipline menunjukkan bahwa sebaran data cenderung
merupakan suatu tindakan yang mengikuti berdistribusi normal.
pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut Berdasarkan hasil analisa data diketahui
mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru
lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku sebesar 0,288 = 28,8%. Untuk menguji apakah
dimasa mendatang dapat mematuhi norma- pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru
norma peraturan. tersebut signifikan atau tidak, maka berdasarkan
168
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

hasil pengujian terlihat bahwa pada kolom Sig sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang signifikan
(signifikan) pada tebel Coefficients diatas didapat antara disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar
nilai Sig 0,00 (0,05 > 0,00). Hasil penelitian 28,8%. Saran-saran yang disampaikan sehubungan
menunjukkan bahwa disiplin kerja secara langsung dengan temuan penelitian ini adalah sebagai
mempengaruhi kinerja guru, artinya jika guru berikut: 1) melakukan pembinaan terhadap guru
mempunyai disiplin kerja tinggi cenderung dalam melaksanakan tugas dan tanggung
memiliki kinerja tinggi. Temuan penelitian ini jawabnya, dan 2) membuka kesempatan pada guru
didukung oleh hasil penelitian Aritonang, Keke, T. untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang
(2005) tentang Kompensasi, Disiplin Kerja Guru yang lebih tinggi dengan bea siswa tanpa
dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK Penabur membedakan kelompok keilmuan misalnya eksakta
Jakarta. atau non eksakta.
Dari temuan penelitian menunjukkan
bahwa faktor disiplin kerja sangat mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
kinerja seseorang dalam hal ini kinerja guru. .
Menurut Nitisemito (1991) yang mengartikan Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta :
disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan Rineka Cipta
yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik
tertulis maupun tidak tertu1is. Sedangkan menurut Aritonang, Keke, T. 2005. Kompensasi Kerja,
Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua Disiplin Kerja, Kinerja Guru dan Kinerja
Guru SMP Kristen BPK Penabur Jakarta.
cara, yaitu: (1) Preventive dicipline merupakan Jakarta : Jurnal Pendidikan Penabur-
tindakan yang diambil untuk mendorong para No.04/Th.IV/Juli 2005.

pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan


Gibson, D. and Jon M.Ivancevich. 1990.
aturan-aturan sehingga pelanggaran tidak terjadi. Managemen terjemahan. Jakarta :
Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran Erlangga.

pekerja tentang kebijaksanaan dan peraturan


Hasibuan, Malayu S. P, (2007). Manajemen
pengalaman kerjanya. (2) Corrective discipline Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
merupakan suatu tindakan yang mengikuti Aksara.

pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut


Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen
mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih Sumber Daya Manusia Perusahaan :
lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku dimasa EdisiKetiga. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
mendatang dapat mematuhi norma-norma
peraturan. Nitisemito, Alex S. 1991. Manajemen Personalia.
Jakarta: Galia Indonesia.

E. Penutup
Sagala, 2007. Manajemen Strategik dalam
Berdasarkan data dan hasil analisis yang Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :
telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulkan Alfabeta.

169
Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan
Vol.5, No.2, Desember 2019
e-ISSN 2621 - 2676

Rivai, Veithzal. 2005. Perpormance Appraisal.


Jakarta : Raja Grafindo Parsada.
-------. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan
Tenaga kependidikan. Bandung :
Alfabeta. Wahyu Sumijo. 2007. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.

170

Anda mungkin juga menyukai