Anda di halaman 1dari 2

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe

rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Nama : Nadhira Aurelita Angelica

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
NIM : 07041282126153

zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
Kelas : C Indralaya

Topik : Salah kaprah pengertian politik di kalangan

bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
masyarakat

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopa
Salah Kaprah Pengertian Politik Di Kalangan Masyarakat

Ketika politik diperbincangkan masyarakat, biasanya ia akan beranggapan bahwa politik itu
hanya sebuah keingininan untuk berkuasa total atau kepemilikan penuh, siapa menguasai apa,
rebut kekuasaan dengan berbagai cara, kekayaan untuk pribadi. Abai pada tujuan politik itu
sendiri, dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan segala sendi kehidupan seluruh
masyarakat Indonesia. Dan kebanyakan yang terjadi malah sebaliknya. Para politikus yang
korupsi dan menggelapkan uang rakyat hanya untuk kepentingan pribadi semata. Seperti kata
Peter Merkl, politik dalam bentuk yang paling buruk, adalah perebutan kekuasaan, kedudukan,
dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri.

Para politisi yang berkecimpung dalam partai politik merupakan pelaku politik Indonesia yang
semestinya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar mengerti apa itu politik,
tujuan politik serta fungsi dari politik itu sendiri. Namun yang terjadi adalah politisi dan partai
politik saling bertarung antar partai ketika menjelang Pilkada, Pemilu dan Pilpres tanpa peduli
dengan rakyat. Politik itu egois.

Kesan itulah yang membuat banyak masyarakat salah kaprah tentang arti dari politik itu sendiri.
Para tokoh politik itu sendirilah yang membuat masyarakat tidak percaya dan meragukan
pentingnya politik. Ketidakmauan politisi dan partai politik melakukan pendidikan politik
kepada rakyat menyebabkan saat ini politik mengeras yang melahirkan fanatik buta dan politik
seolah-olah jadi pertarungan hidup dan mati di medan laga seperti gladiator.

Mereka beranggapan bahwa setelah memenangi pemilu, setelah meneriakkan janji-janji,


mengucapkan sumpah jabatan, dilantik menjadi anggota legislatif atau eksekutif, membagi
sembago dan pidato di sana-sini, semua sudah selesai. Dengan itu, mereka merasa dan berpikir
sudah pantas disebut politisi. Padahal politik membutuhkan lebih dari itu. Politik adalah tentang
pilihan kolektif yang mengikat sekelompok orang (politisi) untuk hidup dalam cara tertentu,
khusus dan diikat oleh nilai-nilai kebajikan.

Anda mungkin juga menyukai