1. Tujuan : Melalui percobaan ini diharapkan mahasiswa memahami perbedaan sifat antara aldehida
dan keton terhadap pereaksi-pereaksi tertentu
2. Dasar teori : Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil C dan O. Kedua gologan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil.Oleh karena itu di antara
keduanya terdapat beberapa persamaan sifat.
Aldehid merupakan reduktor kuat dan dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Dua suku pertama
dalam deret aldehida baunya tidak enak, tetapi suku-suku yang mengandung 3 sampai 12 atom C adalah
cairan yang baunya sedap. Selebihnya berupa zat padat.
Senyawa-senyawa keton yang mengandung 3 sampai dengan 13 atom C berupa cairan dengan bau
sedap,sedangkan suku-suku yang lebih tinggi berwujud padat. Suku-suku rendah golongan aldehida dan
keton dapat larut dalam air,sedangkan suku-suku yang tinggi sukar atau tidak dapat larut dalam air.
Meskipun memiliki kesamaan dalam hal gugus karbonil, aldehida berbeda dengan keton. Aldehida
dapat mereduksi larutan garam perak amoniakal, mereduksi larutan Fehling, bereaksi dengan
pereaksi Schiff, dan menghasilkan resin dengan larutan natrium hidroksida. Sebaliknya, keton tidak
memiliki sifat-sifat seperti aldehida tersebut. ( Marfu’ah dkk, 2017)
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Beker glass
3. Erlenmeyer
4. Lampu spiritus
5. Kaki tiga
6. Penjepit tabung
7. Termometer
8. Pompa hisab
9. Corong buchner
3.2 Bahan
1. Asetaldehida
2. Benzaldehida
3. Salisialdehida
4. Aseton
5. Larutan encer asetaldehida
6. Larutan perak nitrat ( 3 g dalam 30 ml air)
7. Etil alcohol 50%
8. Larutan NaOH ( 3 g dalam 30 ml air)
9. Larutan natrium hipoklorit
10. Larutan ammonia encer
11. Larutan fehling
12. Pereaksi Schiff
13. Larutan natrium hidroksida 10%
14. Larutan natrium hidroksida 30%
15. Asam sulfat pekat
16. Larutan jenuh kalium permanganate
17. Alcohol
18. Eter
19. Larutan natrium karbonat 10%
20. Kristal beta naftol
21. Asam asetat glasial
22. Larutan asam klorida encer
23. Asam klorida pekat
24. Larutan jenuh kalium permanganate
25. Kristal natrium karbonat padat
26. Larutan natrium sulfit 25%
27. Larutan kalium iodide 10%
28. Larutan natrium nitroprusia
29. M-Dinitrobenzena
4. Prosedur kerja
5. Diagram alir
Pada percobaan 1 yaitu reduksi larutan perak nitrat amoniakal, pada saat larutan AgNO3
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditetesi NaOH terdapat endapan coklat sampai tidak
terbentuk endapan lagi,lalu larutan perak amoniakal di bagi ke dua tabung reaksi.Ketika larutan
perak amoniakal ditambahkan 6 tetes larutan asetaldehid encer terbentuk cermin perak hal ini
terjadi karena aldehida mereduksi larutan Tollens ( larutan yang terdiri atas campuran larutan
AgNO3 dan larutan NH3) maka dari itu terbentuk perak logam.
6.2 Reduksi Larutan Fehling
Pada percobaan 2 Fehling A sebanyak 1 ml dan Fehling B sebanyak 1 ml dicampurkan
menghasilkan larutan berwarna biru.Campuran tersebut di bagi ke dua tabung reaksi. Tabung
reaksi satu berisi campuran fehling A dan B ditetesi asetaldehida menjadi warna biru
kehijauan menunjukkan asetaldehid merupakan aldehid dan tabung reaksi dua berisi
campuran fehling A dan B ditetesi aseton warnanya tetap berwarna biru, hal ini menunjukkan
bahwa aldehid akan menunjukkan reaksi positif pada uji fehling,sedangkan keton tidak
bereaksi
Pada percobaan 5 menguji aldehida dengan larutan KMnO4 bahwa terjadi reaksi yang
dinamakan reaksi oksidasi. Dimasukkan 0,5 ml benzaldehida ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 5 tetes larutan KMnO4 jenuh dan kristal Na2Co3 larutan berubah warna menjadi
coklat,selanjutnya dipanaskan cairan tersebut menggunakan penangas air selama 10 menit dan
didinginkan, larutan berubah warna menjadi jingga lalu diasamkan dengan HCL pekat dan
terbentuk lapisan,hal ini menunjukkan adanya reaksi yang dinamakan reaksi
oksidasi.Selanjutnya ditambahkan larutan Na2SO3 25% sampai dengan mangan dioksida larut
kemudian didinginkan terbentuk larutan putih keruh yang menunjukan aldehid mengalami
oksidasi menjadi asam karboksilat yaitu asam benzoate.
Pada percobaan ini pertama dimasukkan 10 tetes aseton ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkn 4 tetes larutan natrium nitroprusida larutan berubah warna menjadi
coklat,selanjutnya ditambahkan NaOH encer berlebih dan terjdi perubahan warna menjadi
warna merah. Percobaan natrium nitroprusida ini dinamakan percobaan rothera, dimana
biasanya digunakan untuk mengidentifikasi adanya keton dalam urine. Hasil dikatan positif
terdapat gugus keton jika terbentuk larutan berwarna merah (ada cicin merah).
7. KESIMPULAN
1. Aldehid ketika direaksikan dengan perak nitrat amoniakal akan terbentuk cermin
perak,sedangkan pada keton tidak terjadi reaksi
2. Pada uji Fehling,campuran fehling A dan B yang ditetesi larutan asetaldehida terjadi
perubahan warna sedangkan pada campuran fehling A dan B yang ditetesi aseton tidak terjadi
perubahan warna, hal ini menunjukkan bahwa aldehid akan menunjukkan reaksi positif pada uji
fehling,sedangkan keton tidak bereaksi
3. Uji dengan pereaksi Schiff akan menghasilkan uji yang positif jika terbentuk warna merah
ungu dan yang menunjukkan reaksi tersebut adalah senyawa aldehid
4. Penambahan larutan NaOH 10% pada senyawa aldehid akan terbentuk larutan berwarna
kuning yang menunjukkan adanya reaksi aldol
5. Reaksi aldehid dan KMnO4 basa akan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang
ditunjukkan dengan terbentuknya asam karboksilat
6. Penambahan natrium hipoklorit pada larutan aseton terjadi perubahan warna larutan dari
tidak berwarna menjadi keruh,hal ini menunjukkan adanya endapan dan bisa dikatakan terjadi
reaksi iodoform karena senyawa keton sangat reaktif dengan senyawa halide
7. Suatu senyawa keton jika direaksikan dengan natrium nitroprusida akan didapatkan larutan
berwarna merah.
Daftar Pustaka
Marfu’ah, Siti, dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Malang : Universitas Negeri
Malang
Damayanti, Latifah Adelina; Ikhsan, Jaslin. 2016. Augmented Chemistry Aldehida dan Keton
(Buku Pengayaan Berbasis Augmented Reality dengan Sistem Operasi Android). Yogyakarta :
Augmented Reality Media.