1. Kompetensi Dasar
Mengetahui cara pemisahan dan pemurnian zat secara rekristalisasi
2. Indikator Capaian
Mahasiswa dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan cara
rekristalisasi
3. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat memisahkan
dan memurnikan campuran dengan cara rekristalisasi
4. Uraian Teori
Kristal dibentuk oleh ion-ion atau molekul-molekul yang tersusun secara
sistematik dan bertahap sehingga membentuk geometrik tertentu. Bentuk kristal
bergantung pada sifat-sifat (bentuk, gaya elektrostatistika, dll) dari ion, atom
atau molekul yang menyusunnya. Bila suatu zat mengkristal dari larutan ion,
atom atau molekul yag tidak mempunyai sifat spesifik cenderung untuk
dikeluarkan dari kristal karena tidak dapat masuk kedalam susunan kristal secara
bertahap. Proses kristalisasi ini, sering digunakan untuk memisahkan satu zat
dari zat lainnya.
Kristal dapat dibentuk dari larutannya dengan cara :
1. Menguapkan pelarutnya
2. Mendinginkan larutan dibawah temperatur titik jenuhnya
3. Menukar pelarutnya
Rekristalisasi merupakan metode pemurnian zat padat kristal yang paling
efektif dan luas penggunaannya, dimana zat-zat padat tersebut mula-mula
dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan lagi. Dasar pemisahannya
terutama adalah berdasarkan perbedaan kelarutan, perbedaan kecepatannya
pembentukan kristal yang satu terhadap yang lain dapat pula merupakan dasar
pemisahan yang memuaskan. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut
yang dapat melarutkan zat yang dimurnikan dengan baik pada titik didih pelarut.
Sehingga dapat dilakukan pemisahan dengan cara menyaring. Larutan kemudian
didinginkan pada temperatur ruang akibatnya kelarutannya berkurang dan
terbentuk kristal yang mulai memisah dari larutannya. Banyaknya zat yang
masih terlarut bergantung pada kelarutannya pada temperatur tersebut. Zat
pengotor yang ada hanya dalam jumlah kecil sehingga tidak akan menjenuhkan
pelarut dan akan tetap berada dalam larutan. Dengan cara ini akan dihasilkan
kristal yang murni.
Pada reaksi kimia, kristal dapat pula terbentuk jika salah satu atau lebih
hasil reaksinya tidak larut. Pada zat-zat tertentu kristal dapat dibentuk dengan
pemanasan langsung sehingga terjadi perubahan dari wujud padat ke gas.
Pendinginan gas tersebut akan membentuk kristal kembali, peristiwa ini disebut
sublimasi.
5. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat: cawan penguap, kaca arloji, pembakar spiritus, kaki tiga, kawat kasa
Bahan: Naftalena, NaCl, air, kapas
b. Prosedur Kerja :
1) Masukkan sedikit campuran naftalen dengan NaCl ke dalam cawan
penguap.
2) Tutup cawan itu dengan kaca arloji yang berisi kapas basah..
3) Panaskan hati-hati, sampai terbentuk kristal pada alas kaca arloji.
4) Sesudah didinginkan kumpulkan kristal-kristal tersebut dan perhatikan
bedanya dengan semula.
6. Evaluasi
Hasil Percobaan dan pengamatan
a. Kristalisasi NaCl
Pembahasan