2400 mg
¿
100 ml
24 mg
¿ , sehingga dalam 10 ml sediaan terdapat 240 mg aminophylline.
1ml
Pemilihan Kemasan
Pemilihan kemasan yaitu wadah yang berasal dari gelas dan transparan serta wadah dosis
tunggal. Maksud dari wadah gelas yaitu gelas merupakan wadah yang tidak berpori
sehingga kontaminan tidak memiliki kesempatan untuk menembus membran dari kaca
dan menghindari cairan merembes dari wadah (bocor), wadah kaca juga inert atau tidak
bereaksi dengan bahan aktif, wadah kaca juga mampu me|indungi bahan dari temperature
tinggi atau kuat schingga dapat melindungi bahan sat sterilisasi. Dipilih dengan warna
kaca yang transparan yaitu untuk mengetahui partikel yang berada pada sediaan karena
pada sediaan parenteral terutama Obat suntik tidak boleh mengandung partikel sehingga
wadah transparan memudahkan konsumen untuh melihat isi sediaan. Wadah dosis
tunggal menunjukkan bahwa obat ini hanya sekali pakai dan tidak berulang.
Kemasan yang digunakan adalah ampul dengan volume 10 ml. Kemasan tersebut untuk
sediaan injeksi single dose, dimana untuk penggunaan aminophylline pada orang dewasa
membutuhkan 10 ml larutan yang mengandung aminophyilline 2.4 %.
Preformulasi
AMINOPHYLLINE
Nama lain : Aminofilin; Aminofilina; Aminofylin; Aminofylliini; Aminofyllin;
Aminophyllinum; Euphyllinum; Metaphyllin; Teofilinas-etilendiaminas;
Toofillinetilendiamin; Teofylliinietyleenidiamiini; Teofyllinetylendiamin; Theophyllaminum;
Theophylline and Ethylenediamine; Theophylline Ethylenediamine Compound;
Theophylline-ethylenediamine; Theophyllinum et ethylenediaminum.
Pemerian : Merupakan bubuk putih atau kuning terang, kadang- kadang berupa
granul, berbau seperti ammonia.
Struktur kimia :
Kelarutan : Mudah larut dal am air (larutan dapat menjadi berasap kareana adanya
penyerapan kerbon dioksida), sebagian tidak larut pada alkohol dehidrat.
pH : 8,6 - 9,0
Titik didih : -
Stabilitas : -
ETILENDIAMIN
Cairan jernih tidak berwarna atau agak kuning, bau seperti
Pemerian :
amoniak, bereaksi alkali kuat
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
Kegunaan : Pelarut, pembentuk garam aminofilin
Wadah : Dalam wadah tertutup rapat
NATRIUM KLORIDA
Hablur bentuk kubus, tidak berwana atau serbuk hablur putih
Pemerian :
rasa asin
Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air
Kelarutan :
mendidih, larut didalam gliserin, sukar larut dalam etanol.
Kegunaan : Larutan pengisotonis
Wadah : Dalam wadah tertutup baik
Rasionalisasi
Injeksi Aminofilin merupakan obat asma yang merupakan larutan steril aminofillin
dalam air untuk injeksi, atau larutan steril teofilin dalam air untuk injeksi yang dibuat
dengan penambahan etilendiamin. Tiap 1 ml mengandung aminofilin setara dengan
tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 100,7% teofillin anhidrat, C7H8N4O2, dari
jumlah yang tertera pada etiket (Depke: RI, 1995). Aminofilin ini dibuat dalam
bentuk injeksi bertujuan untuk meningkatkan bioavailabilitasnya sebagai antiasma
sehingga berefek cepat jika digunakan secara parenteral dan tepat jika digunakan
pada kasus serangan asma akut yang nantinya aminofilin ini akan memberikan efek
melebarkan saluran atau bronkodilator. Injeksi ini tidak dibuat langsung dengan
bahan aktif aminofilin melainkan theofilin dalam air yang ditambahkan etilendiamin.
Pada sumber menyatakan bahwa sifat dari aminophyllin yang pada udara terbuka
menyebabkan ketidakstabilan sehingga jika dibuat larutan sebagai injeksi aminophylline akan
mengubah bentuknya dan menyebakan penurunan efek obat padahal syarat dari
sediaan injeksi adalah harus stabil. Oleh karena itu maka, dibuat theofilin dalam air
dengan penambahan etilendiamin. Theofilin akan membentuk garam jika ditambahkan
dengan etilendiamin, garam ini merupakan garam aminophyllin. Pemilihan konsentrasi
sebesar 2,4% karena berdasarkan dosis lazim dari bahan obat Aminofilin sendiri, yaitu 240
mg untuk sekali pakainya, dan 720 mg untuk sehari pakainya dan berdasarkan dinginkannya
aminofilin tersebut dalam ampul dengan volume sebesar 10 ml sebanyak 10 ampul (Depkes:
RI, 1979).
Etilendiamin merupakan cairan jemih yang tidak berwama atau berwama agak
kuning, dengan bau seperti amoniak dan bereaksi alkali kuat. Yang dalam sediaan
injeksi ini digunakan sebagai pelarut atau pembentuk garam aminofillin. Karena
bahan obat aminofillin sendiri lebih stabil dalam keadaan garamnya. Digunakan
sebanyak 500 mg dalam injeksi aminofillin (Anonim, 2007). Injeksi aminofillin boleh
mengandung etilendiamin berlebih, tetapi tidak boleh ditambahkan zat lain untuk
pengaturan pH. Digunakan etilendiamin tetes demi tetes hingga cairan jernih dan
sesuai dengan pH yang dinginkan, yaitu 8,6 - 9,0 (Depkes RI, 1995).
Pembuatan larutan isotonis yaitu pembuatan NaCl sebagai senyawa pengisotonis
dilarutkan dalam aqua pro injection. NaCI dikatakan sebagai senyawa pengisotonis
karena memiliki titik beku yang sama dengan cairan tubuh (mata dan darah) sehingga
penambahan NaCl pad larutan akan mengisotoniskan cairan larutan dengan cairan
tubuh. Isotonis yang dimaksudkan adalah tekanan pada larutan sama dengan cairan
tubuh sehingga keaadaan yang tidak dinginkan seperti hipotonis atau hipertonis tidak
terjadi. Keadaan yang tidak diperbolehkan adalah hipotonis karena larutan memiliki
tekanan yang lebih kecil dibanding cairan tubuh. Sesuai dengan tekanan osmosis,
cairan dengan tekanan rendah akan tertarik/ berpindah ke dalam cairan dengan
tekanan tinggi dan menyebabkan sel akan membengkak lalu pecah (hemolisis).
Keadaan hipotonis bersifat irreversible. Sedangkan hipertonis mash diperbolehkan karena
hanya menyebabkan kulit jaringan mengkerut karena cairan tubuh akan
tertarik keluar dan keadaan in bersifat reversible. Aqua pro injection atan air untuk injeksi
digunakan sebagai cairan pembawa. Air untuk injeksi juga harus ditentukan yaitu air yang
bebas CO2 alasannya untuk menjaga kestabilan sediaan injeksi aminophilin, Jika garam
aminophylin yang nantinya terbentuk ditambahkan air biasa yang memiliki CO2 maka akan
terjadi kerusakan sediaan karena aminofilin tidak stabil dengan adanya CO2. Selain itu air
untuk injeksi yang bebas CO2 digunakan untuk mencegah adanya gelembung udara
dari CO2. Jika gas CO2 mask dalam pembuluh darah akan menyebabkan bengkak
atau nekrosis (kerusakan jaringan). Air bebas CO2 dibuat dengan cara memanaskan
aquadest selama 15 menit dan hindarkan air didihan untuk kontak secara sering dan
langsung dengan udara kemudian biarkan air hingga dingin.
Perhitungan tonisitas
Metoda White Viscent
V = w x E x 111,1
Keterangan :
V = Volume (ml)
W = berat (gram)
E = ekivalensi NaCl
Contoh :
R/ Teofilin 2,4 gr
Etilendiamin 0,5 gr
API ad 100 ml (untuk 10 ampul)
Penimbangan
Perhitungan bahan :
Jumlah sediaan yang dibuat adalah 10 ampul, masing-masing ampul volumenya 10 ml.
Pada masing-masing bahan dilebihkan 10 %.
Perhitungan bahan yang digunakan untuk sediaan injeksi teofilin 2,4 % adalah :
1. Teofilin 2,4 %
2,4 gr
¿ x 100=2,4 gr (untuk 10 ampul)
100ml
Dilebihkan 10 %
10
¿ x 2,4 gr =0,24 gr
100
Total penimbangan = 2,4 gr + 0,24 gr = 2,64 gr
2. Etilendiamin 0,5 %
0,5 gr
¿ x 100=0,5 gr (untuk 10 ampul)
100ml
Dilebihkan 10 %
10
¿ x 0,5=0,05 gr
100
Total penimbangan = 0,5 gr + 0,05 gr = 0,55 gr
3. NaCl 1 %
1 gr
¿ x 52,217=0,522 gr (untuk 10 ampul)
100ml
Dilebihkan 10 %
10
¿ x 0,5 22=0,0522 gr
100
Total penimbangan = 0,5 gr + 0,0522 gr = 0,5522 gr
4. API ad 100 ml
100 % - (2,4 % + 0,5 % + 1 %) = 96,1 % = 96,1 ml
96,1 gr
¿ x 100 ml = 96,1 gr (96,1 ml) (untuk 10 ampul)
100
Dilebihkan 10 %
10
¿ x 96,1 ml=9,61 ml
100
Total penimbangan = 96,1 ml + 9,61 ml = 105,71 ml
Prosedur pembuatan :
TEOFILIN :
1. Ditimbang sebanyak 2,64 gr
2. Dilarutkan teofilin 2,64 gr ke dalam aqua bebas CO2 sebanyak setengah dari jumlah aqua
bebas CO2 (52,855 ml).
3. Diaduk hingga larut dan homogen.
AQUADEST :
1. Aqua diukur sebayak 105,71 ml.
2. Didihkan dalam keadaan tertutup.
3. Dinginkan dalam keadaan aqua bebas CO2.
NaCl :
1. Ditimbang dalam beaker glass 0,5522 gr.
2. Dilarutkan NaCl dengan aqua bebas CO2 sebanyak 52,88 ml.
3. Aduk hingga larut dan homogen.
Pembuatan :
1. Campurkan dari larutan Teofilin dengan larutan NaCl.
2. Aduk hingga homogen.
3. Tambahkan etilendiamin hingga larutan jernih dan ukur pH larutan 8,6 – 9,0.
Evaluasi Sediaan
1. Evaluasi particulat dalam injeksi (FI IV, 751)
Tujuan : Untuk memastikan tidak adanya partikulat dalam sediaan injeksi
Prinsip : Uji memerlukan alat penghitungan elektronik partikel pengotor cairan yang
dilengkapi dengan sensor cahaya redup dengan alat untuk memasukkan contoh yang sesuai
Metode : Dilakukan penetapan alat dan alat penghitungan pada ukuran 10-15 mikrometer.
Dicampur larutan uji dengan membalikkan 25 kali dalam 10 detik.
Atau udarakan dengan ultrasonikasi ringan selama 30 detik atau dengan membiarkan
selama 2 menit. Kemudian lepaskan tutup. Aduk isi wadah perlahan-lahan dengan
menggoyang-goyangkan atau dengan alat mekanik, Ambil contoh langsung dari wadah
tiga kali berturut-turt setiap kali tidak kurang dari 5ml. Selesaikan penetapan dalam
waktu 5 menit. Ulangi prosedur yang sama dengan blanko.
8. Uji Sterilitas
Tujuan : Untuk mengetahui apakah sediaan injeksi memiliki nilai sterilitas yang sesuai
dengan ketentuan monografi atau tidak
Prinsip : Dilakukan inkubasi cairan uji dengan media uji dan dilakukan inkubasi selama
14 hari dengan metode inoculasi langsung atau penyaringan.
Metode : diambil sejumlah volume larutan uji, dinoculasi langsung pada media uji dan
dilakukan inkubasi selama 14 hari
Penafsiaran hasil : Sediaan steril dengan hasil mikroba yang terhitung pada media uji
sesuai dengan batas yang ditetapkan.