Anda di halaman 1dari 7

REVIEW MATA KULIAH ETNISITAS, MULTIKULTURALISME DAN INTEGRASI

NASIONAL

PERTEMUAN KE-2

RAS, ETNIK, SUBETNIK DAN KEBUDAYAAN SERTA DINAMIKA WILAYAH DAN

PENGARUH

Nama : Oky Chandra Firmansyah


NIM : 20/467945/PMU/10551

Pendahuluan

Ras berasal dari bahasa Prancis race, yang sendirinya dari bahasa latin radix, "akar"


secara umum, pengertian ras merujuk pada pengelompokan manusia berdasarkan ciri fisik dan
biologis tertentu. pengertian ras menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Bruce J. Cohen adalah kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-
ciri fisik dan biologis tertentu yang sama.
2. Menurut Horton dan Hunt adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya dalam segi ciri-ciri fisik bawaan.
3. Menurut Alex Thio adalah sekelompok orang yang dianggap oleh masyarakat memiliki ciri-
ciri biologis yang berbeda.
4. Menurut Gill dan Gilbert adalah pengertian biologis yang menjelaskan sekumpulan orang
yang dapat dibedakan menurut karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi.
5. Menurut Haldane adalah suatu kelompok yang memiliki berbagai kesamaan satu set karakter
tertentu fisik bawaan dan asal geografis dalam area tertentu.
Secara luas ras diartikan sebagai sebuah sistem pengklasifikasian yang digunakan untuk
mengkategorikan manusia ke dalam suatu populasi atau kelompok besar dengan ciri tenotipe,
asal usul geografis, fisik, dan suku yang diwarisi.
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia ”razza” untuk menjelaskan dan
menguraikan himpunan orang yang dapat dibedakan menurut karakteristik fisik. Pada mulanya
penggunaan istilah ras diperkirakan muncul sekitar awal tahun 1.600. Saat itu, Frangois Bernier,
seorang antropolog kebangsaan Prancis, pertama kali mengemukakan pemikiran tentang

1
diferensiasi manusia berdasarkan kategori atau karakteristik fisik, yang berupa warna kulit dan
bentuk wajah.

Istilah Ras di dalam kehidupan, dapat diaplikasikan dalam beragam bidang yang
berlainan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat misalnya, pilar hukum menggunakan istilah “ras”
dalam menentukan latar belakang tersangka yang tersangkut suatu permasalahan hukum dan
penggambaran kembali objek tertentu yang belum diidentifikasi. Selain itu, pada masyarakat
pada umumnya, Klasifikasi berdasarkan “ras” mengikuti aturan pola stratifikasi sosial, yang
mana bagi ilmuwan di bidang sosial yang mengkaji fenomena  kesenjangan sosial, “ras”
dijadikan factor penting. Sebagai elemen sosiologis, kategori “ras” dapat secara terbatas
menggambarkan penjelasan yang subyektif, yang di dalamnya  meliputi profil diri dan intitusi
sosial terkait.

Pengertian  ras secara umum adalah klasifikasi manusia berdasarkan ciri biologis yang
dimiliki bukan berdasarkan ciri- ciri yang terstruktur secara sosial. Ras juga bisa diartikan
sebagai golongan penduduk pada suatu daerah yang mempunyai beberapa sifat keturunan, yang
berlainan dengan penduduk pada daerah lainnya. Selain itu, Ras diartikan sebagai suatu kategori
dengan pengelompokan sejumlah orang berdasarkan karakteristik fisik tubuh, yang meliputi
warna kulit, bentuk tengkorak kepala, struktur rambut, bentuk mata atau hidung, dan symbol-
symbol fisik lainnya dengan perspektif subjektif.

Klasifikasi ras atau pembagian ras dapat diidentifikasi dengan cara melihat tanda jasmani
atau karakteristik fisik yang melekat. Ciri- ciri fisik tersebut antara lain: Bentuk Badan, Bentuk
Kepala, Bentuk Air Muka dan Tulang Rahang Bawah

Terdapat 4 metode klasifikasi ras menurut Daldjoeni tahun 1991 yakni:


1) Metode biologi, ciri-ciri anatomis.
2) Metode geografis, diteliti berdasarkan observasi wilayah-wilayah tertentu.
3) Metode historis, ditelaah dalam sejarah migrasi bangsa-bangsa yang bersangkutan.
4) Metode kultural, dihubungkan dengan kondisi kultural.
Pengelompokkan ras menurut Carltoon S Coon:
1. Ras Kaukasid (Putih) yang mana bangsa Eropa dan bangsa-bangsa keturunannya seperti
benua Amerika, Australia, dan Afrika Selatan ditambah lagi bangsa Arab dan Hindustan.

2
2. Ras Mongoloid (Kuning) termasuk Cina, Korea, Jepang, dan bangsa Indian yang berkulit
merah di benua Amerika.
3. Ras Negroid (Hitam) termasuk bangsa Negro di Afrika dan Amerika.
4. Ras Australid (Hitam) termasuk penduduk pribumi (aborigin) di benua Australia.
5. Ras Kapid (Cokelat kekuning-kuningan termasuk bangsa Bushemen dan Hotentot di Afrika.

Salah satu konflik ras yang terjadi adalah politik Apartheid yang mana pemisahan secara
rasial dalam sistem politik seperti kasus Afrika Selatan yang terjadi karena ras kulit hitam
diperlakukan sebagai warga nomor dua dan diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang
diskriminatif, yaitu :

The Group Areas Act , 1950 tentang pemisahan secara fisik area tempat tinggal antara kulit
putih dengan kulit hitam dalam masyarakat seperti keturunan India dan China.

Prohibition of Mixed Marriages Act dan Immorality Amendment Act di tahun yang sama
mengatur tentang larangan hubungan pernikahan campuran antara kelompok kulit hitam dengan
masyarakat kulit putih kelas atas. Warga kulit hitam tidak mendapatkan akses atas pendidikan
yang setara dengan kulit putih dan tidak mempunyai hak dalam pemilu.

ETNISITAS

Etnik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ethnos berarti penyembahan
berhala. Dalam bahasa Inggris, ethnic berarti kesukuan atau suku bangsa. Menurut Max Webber
"Kelompok Etnik" ialah kelompok manusia yang memiliki kepercayaan subyektif karena
kesamaan jenis fisik, kebiasaan atau keduanya karena ingatan akan kolonisasi dan migrasi.

Kelompok etnik dikenal dengan konsep suku bangsa. Mengapa? Menurut


Koentjaraningrat (2009) berpendapat bahwa istilah kelompok etnik dapat diganti dengan istilah
golongan etnik dengan alasan bahwa sifat dari kesatuan suku bangsa bukan kelompok melainkan
golongan. Di dalam kelompok etnis di dunia ini terdapat sub-sub etnis atau beragam suku-suku
bangsa kecil. contoh: Uighur, Tuva, Bulgar, Kazakh, Uzbek, Turkmen, Kazan. Beberapa konflik
etnis yang terjadi antara lain konflik antara suku Tamil di SriLangka dengan suku Sinhala yang
melebar menjadi gerakan separatisme, konflik ras Melayu dan etnis Tionghoa di Singapura.

3
Etnis atau suku bangsa merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari
kesatuan yang berlainan berdasarkan identitas unsur kebudayaan yang mengakar kuat, terutama
dengan bahasa yang merupakan salah satu aspek penting dalam budaya. Perspektif lain
memandang etnis merupakan sekumpulan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
kolektif yang dipertegas dengan pemahaman akan kesatuan bangsa (Koentjaraningrat, 2007).
Dalam hal ini keberadaan etnis ditentukan oleh pentingnya kesadaran kelompok, pemahaman
yang luas akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul yang melekat erat. Etnis
merupakan sistem penggolongan manusia yang didasarkan pada sistem kepercayaan yang
diyakini, pengimplementasian nilai- nilai di masyarakat, pemahaman akan beragam kebiasaan,
penguatan adat istiadat yang terkonstruksikan, penegasan norma- norma, penggunaan bahasa,
penjelasan latar belakang sejarah manusia, wilayah geografis serta hubungan kekerabatan yang
tak terpisahkan. Didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa istilah etnis
atau etnik memiliki makna sebagai suatu kelompok sosial masyarakat yang berada dalam sebuah
sistem sosial atau kebudayaan yang menjadi pedoman. Kelompok sosial ini memiliki peran dan
kedudukan tertentu berdasar pada faktor genetik, adat maupun tradisi, agama dan kepercayaan,
sistem bahasa dan lain sebagainya.

Etnis adalah serangkaian persamaan asal-usul yang merupakan salah satu faktor yang
dapat mendorong ketertautan dalam suatu ikatan.  Jenis- jenis etnis yang tersebar di berbagai
penjuru dunia antara lain sebagai berikut: Suku Bangsa Maya, Suku Bangsa Persia, Suku Bangsa
Amazon, Suku Bangsa Aborigin, Suku Bangsa Han, Suku Gypsy, Suku Bangsa Yunani.

Di Indonesia sendiri keberagaman etnis dapat dicontohkan dengan adanya garis


keturunan yang dianut suku tertentu, misal garis keturunan ayah yang terkenal dengan istilah
Patrialineal yang dianut suku batak, garis keturunan ibu atau Matrialineal yang dianut suku
sunda, serta adanya etnis atau suku bangsa campuran yang merupakan perpaduan dari dua ras
yang berbeda yang kemudian memunculkan percampuran suku bangsa. Untuk memahami secara
mendalam mengenai Etnis,

Suatu kelompok etnis atau suku bangsa diklasifikasikan berdasarkan ikatan hubungan
darah. Sehingga seseorang yang tergabung ke dalam kelompok etnis tertentu, mempunyai ikatan
hubungan darah dengan kelompok etnis tersebut, begitu pula sebaliknya seseorang yang bukan
termasuk dalam kelompok etnis jika tidak memiliki hubungan darah meskipun telah

4
mengimplementasikan nilai-nilai kebudayaan dalam kelompok etnis tersebut. Hal ini dapat
diambil contoh dalam kehidupan, ketika orang Batak tidak berubah menjadi orang Jawa
meskipun dirinya dalam keseharian berbaur dan berinteraksi secara terus menerus dengan orang
Jawa. Tidak jarang, Etnis seringkali dikaitkan dengan agama, namun agama bukanlah indikasi
yang merujuk pada identitas etnis tertentu

Berdasarkan teori-teori di telah dijelaskan atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
etnis atau suku bangsa merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan
berdasarkan kesamaan asal-usul seseorang sehingga dapat diklasifikasikan dalam status
kelompok mana ia termasuk di dalamnya. Istilah etnis ini juga digunakan untuk mengacu pada
satu kelompok, atau kriteria sosial yang perbedaannya terletak pada karakteristik kebudayaan
yang melekat

IDENTITAS BUDAYA

Identitas budaya menurut Liliweri (2005) merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang
karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Dimana meliputi
penerimaan terhadap tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan.
Sedangkan menurut Koencaraningrat (2009) kebudayaan suatu bangsa dapat disusun seperti
lokasi (lingkungan alam dan demografi), asal mula dan sejarah suku bangsa, bahasa, sistem
teknologi, sistem mata pencarian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan sistem
religi.

Identitas mengacu pada karakter khusus individu atau anggota suatu kelompok atau
kategori sosial tertentu. Identitas berasal dari kata "idem" dalam bahasa Latin yang berarti sama.
Dengan demikian identitas mengandung makna kesamaan atau kesatuan dengan yang lain dalam
suatu wilayah atau hal-hal tertentu (Rummens, 1993:157-159), Selain mengandung makna
kesamaan, identitas juga mengandung makna perbedaan. Identitas dapat juga bermakna suatu
karakter yang membedakan suatu individu atau kelompok dari individu atau kelompok lainnya.
Dengan demikian identitas mengandung dua makna, yaitu hubungan persamaan dan hubungan
perbedaan. Hubungan persamaan dalam identitas muncul ketika suatu individu mempunyai
kesamaan dengan individu lain dalam suatu kelompok. Hubungan perbedaan dalam identitas
muncul ketika suatu individu atau kelompok mempunyai suatu karakter tertentu yang
membedakan individu atau kelompok tersebut dari individu atau kelompok lainnya.

5
Identitas yang dimiliki oleh seorang individui dapat berupa identitas personal (persona/
identity) dan identitas sosial (soc/a/ identity). Identitas personal merupakan hasil dari suatu
identifikasi diri, oleh dirinya sendiri, dengan penilaian dari orang lain. Identitas personal
merupakan suatu karakter tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang membedakan dari
orang lain. Identitas personal dapat berupa ciri-ciri fisik seperti wajah dan tinggi badan, atau ciri
psikologis seperti sifat, tingkah laku, dan gaya bicara. Identitas sosial merupakan hasil dari
identifikasi diri oleh orang lain, dan merupakan suatu identifikasi yang disetujui atau diberikan
seorang pelaku sosial (social actor) kepada seorang individu (Rummens, 1993). Secara lebih
jelas, identitas sosial merupakan suatu pengetahuan dan pengakuan diri individu sebagai anggota
suatu kelompok serta pengakuan kelompok kepada individu tersebut sebagai anggotanya (Giles
dan Johnson, 1987).

Identitas sosial dapat meliputi antara lain religi, etnis (suku bangsa), dan kelas sosial.
Identitas etnis merupakan identifikasi individual dengan unit sosial yang anggotanya mempunyai
asal-usul bersama dan berbagi unsur budaya yang sama dan mereka berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada unsur budaya dan asal-usul bersama (Yinger, 1976:
200). Identitas etnis akan muncul pada masyarakat yang kompleks, misalnya masyarakat dengan
aparatur negara dan kelas sosial yang berfungsi membagi masyarakat dalam berbagai kategori.
Identitas-identitas yang terdapat dalam identitas sosial tersebut berkaitan erat dengan identitas
budaya, karena merupakan cakupan dari identitas budaya.

Identitas budaya merupakan kesadaran dasar terhadap karakteristik khusus kelompok


yang dimiliki seseorang dalam hal kebiasaan hidup, adat, bahasa, dan nilai-nilai (Dorais, 1988).
Identitas etnis berhubungan erat dengan identitas budaya, karena untuk mengategorikan suatu
masyarakat, seseorang harus mengetahui ciri khas budaya mereka, atau dengan kata lain identitas
etnis dapat menunjukkan identitas budaya suatu kelompok. Identitas etnis pada umumnya
berkaitan erat dengan budaya, politik, dan ekonomi. Identitas ini mempunyai hubungan yang
kuat dengan politik yang didefinisikan sebagai kekuatan untuk mengontrol dan mengatur
distribusi dan ketersediaan sumber- sumber daya.
Selain identitas personal dan identitas sosial, terdapat suatu identitas berdasarkan wilayah
yang disebut dengan identitas regional. Identitas regional didasarkan pada batas-batas wilayah
suatu kelompok atau komunitas, dan dalam wilayah yang lebih besar dapat menjadi identitas

6
nasional. Identitas regional dan identitas nasional berkaitan erat dengan sistem politik suatu
wilayah ataunegara.

Faktor – faktor yang mempengaruhi dinamika sosial budaya: 

1. Faktor internal :Kepadatan penduduk, penemuan baru dan ideologi


2. Faktor eksternal :Lingkungan alam, bencana alam, dan pengaruh kebudayaan dari negara
lain.

Dampak positif dan negatif dari dinamika sosial budaya 

1. Dampak Positif :

a. Menjadikan masyarakatkan lebih maju karena perkembangan zaman

b. Menjadikan masyarakat lebih sejahtera

c. Menjadikan masyarakat yang lebih baik di kehidupan sehari-hari

2. Dampak Negatif

a. Dapat memusnahkan kebudayaan asli

b. Menjadikan masyarakat menunggalkan kebudayaannya sendiri dan mengakui

c. beberapa kebudayaan orang Barat.

d. Pengaruh teknologi terhadap kehidupan masyarakat.

Daftar Pustaka:

1. https://nationalgeographic.grid.id/read/132019388/tidak-sama-ini-perbedaan-ras-dan-etnis-yang-
perlu-anda-ketahui?page=all

2. Macionis, J. J. (2008). Sociology 13th Edition. New Jersey: Prentice Hall.


Soekanto, S., & Sulistyowati, B. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.id.wikipedia.org/wiki/Budaya

3. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/ras-adalah.html

Anda mungkin juga menyukai