Anda di halaman 1dari 7

REVIEW MATA KULIAH ETNISITAS, MULTIKULTURALISME DAN INTEGRASI

NASIONAL

PERTEMUAN KE-6
SEJARAH NASIONALISME INDONESIA

POLITIK LOKAL DAN KERAJAAN-KERAJAAN DI NUSANTARA

Nama : Oky Chandra Firmansyah


NIM : 20/467945/PMU/10551

Pendahuluan

Pengertian Nasionalisme

Nation berasal dari bahasa Latin natio, yang dikembangkan dari kata nascor (saya
dilahirkan), maka pada awalnya nation(bangsa) dimaknai sebagai “sekelompok orang yang
dilahirkan di suatu daerah yang sama” (group of people born ini the same place)
(Ritter,1986:286). Kata ‘nasionalisme’ menurut Abbe Barruel untuk pertama kali dipakai di
Jerman pada abad ke-15, yang diperuntukkan bagi para mahasiswa yang datang dari daerah yang
sama atau berbahasa sama, sehingga mereka itu (di kampus yang baru dan daerah baru) tetap
menunjukkan cinta mereka terhadap bangsa/suku asal mereka (Ritter, 1986: 295) . Nasionalisme
pada mulanya terkait dengan rasa cinta sekelompok orang pada bangsa, bahasa dan daerah asal
usul semula. Rasa cinta seperti itu dewasa ini disebut semangat patriotisme. Jadi pada mulanya
nasionalisme dan patriotisme itu sama maknanya. Namun sejak revolusi Perancis meletus 1789,
pengertian nasionalisme mengalami berbagai pengertian, sebab kondisi yang
melatarbelakanginya amat beragam. Antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Nasionalisme bukan lagi produk pencerahan Eropa tetapi menjadi label perjuangan di n egara-
negara Asia-Afrika yang dijajah bangsa Barat. Keragaman makna itu dapat dilihat dari
sejumlah pendapat berikut. Smith (1979: 1) memaknai nasionalisme sebagai gerakan ideologis
untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi dan individualitas bagi satu kelompok sosial
tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya untuk membentuk atau menentukan satu bangsa
yang sesungguhnya atau yang berupa potensi saja. Snyder (1964: 23) sementara itu memaknai
nasionalisme sebagai satu emosi yang kuat yang telah mendominasi pikiran dan tindakan politik

1
kebanyakan rakyat sejak revolusi Perancis. Ia tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu
gejala sejarah, yang timbul sebagai tanggapan terhadap kondisi politik, ekonomi dan sosial
tertentu. Sementara itu Carlton Hayes, seperti dikutip Snyder (1964: 24) membedakan empat arti
nasionalisme:
1. Sebagai proses sejarah aktual, yaitu proses sejarah pembentukan nasionalitas sebagai
unit-unit politik, pembentukan suku dan imperium kelembagaan negara nasional modern.
2. Sebagai suatu teori, prinsip atau implikasi ideal dalam proses sejarah aktual.
3. Nasionalisme menaruh kepedulian terhadap kegiatan-kegitan politik, seperti kegiatan
partai politik tertentu, penggabungan proses historis dan satu teori politik.
4. Sebagai satu sentimen, yaitu menunjukkan keadaan pikiran di antara satu nasionalitas.
Sementara itu Benedict Anderson (1996: 6, dlm, Baskara Wardaya, 2002: 16)
mendefinisikan nation(bangsa) sebagai “suatu komunitas politis yang dibayangkan-dan
dibayangkan sekaligus sebagai sesuatu yang secara inheren terbatas dan berdaulat” (an imagined
political community and imagined as both inherently limited and sovereign”). Istilah
dibayangkan (imagined) ini penting, menurut Anderson, mengingat bahwa anggota-anggota dari
nasion itu kebanyakan belum pernah bertemu satu sama lain, tetapi pada saat yang sama di benak
mereka hidup suatu bayangan bahwa mereka berada dalam suatu kesatuan komuniter tertentu.
Karena terutama hidup dalam bayangan (dalam arti positif) manusia yang juga hidup dan
berdinamika, nasionalisme di sini dimengerti sebagai sesuatu yang hidup, yang terus secara
dinamis mengalami proses pasang surut, naik turun. Pandangan yang demikian ini mengandaikan
bahwa nasionalisme merupakan sesuatu yang hidup, yang secara dinamis berkembang serta
mencari bentuk-bentuk baru sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Boyd Shafer
(1955: 6) mengatakan bahwa nasionalisme itu multi makna, hal tersebut tergantung pada kondisi
objektif dan subjektif dari setiap bangsa. Oleh sebab itu nasionalisme dapat bermakna sebagai
berikut:
1. Nasionalisme adalah rasa cinta pada tanah air, ras,bahasa atau budaya yang sama, maka
dalam hal ini nasionalisme sama dengan patriotisme.
2. Nasionalisme adalah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise
bangsa.

2
3. Nasionalisme adalah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur,
kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volkyang
kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4. Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk
bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
5. Nasionalisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa bangsanya sendiri harus dominan
atau tertinggi di antara bangsa-bangsa lain dan harus bertindak agresif.

Kendati ada beragam definisi tentang nasionalisme, Hans Kohn (1971: 9) menggaris
bawahi bahwa esensi nasionalisme adalah sama, yaitu ” a state of mind, in which the
supreme loyality of the individual is felt to be due the nation state” (sikap mental, di mana
kesetiaan tertinggi dirasakan sudah selayaknya diserahkan kepada negara bangsa).

Sejarah terbentuknya nasionalisme Indonesia


Nasionalisme dan Perjuangan kemerdekaan Indonesia yang kita baca di buku sejarah
susunan pemerintah banyak yang tidak sesuai kenyataan sejarah sesungguhnya. Sebagaimana
kita tahu bahwa nasionalisme indonesia terbentuk sejak lama, tetapi sebenarnya tidak begitu.
Banyak orang dan selaku sejarah pun mengaku bahwa organisasi Oetomo Boediono terebntuk
karena adanya Nasionalisme indonesia dan kemudian berdiri pula organisasi Jong jawa, jong
sumatera, jong ambon dll.tetapi sebenarnya tidak. Organisasi Oetomo Boediono didirikan di
jawa barat dengan tujuan membangun moral, martabat, harga diri dan moral masyarakat Jawa
barat. Kemudian terinspirasi dari organisasi OB, berdiri berbagai organisasi seperti Jong Jawa,
Jong Sumatera, Jong Ambon, Organisasi Milik Jogjakarta dengan tujuan yang sama seperti
organisasi BO. Banyak orang terutama pemerintah Indonesia mengklaim bahwa organisasi-
organisasi itu adalah organisasi kiri yang melawan Belanda, dan itu sagat tidak benar, hanya
diklaim saja.
Nasionalisme pertama terbentuk bukan di Indonesia tetapi di Den haaq, Belanda. Ide
Nasionalisme baru mulai terbentuk dalam perkumpulan perhimpunan Indonesia (PI) pada tahun
1922 di Belanda yang dimotori oleh M. Hatta, dengan teman-teman maha siswa asal Indonesia
di sana. Setela meraka selesai studi mereka di Belanda, mereka pulang ke Indonesia, mereka
menyebarkan ide nasionalisme itu kepada masyarakat melalui media cetak dan Radio. Kemudian
mereka memulai kumpulkan organisasi sosial seperti organisasi BO, Jong jawa, Jong Sumaterah
dll untuk menyebarkan luaskan ide nasionalisme itu. Sabagaimana kita pada tanggal 28 Oktober
adalah dimana Nasionalisme Indonesia memulai dibangun oleh maha siswa alumni dari Belanda
itu melalui sumpah pemuda. Masyarakat jawa melawan pemerintah Belanda hanya karena
senasib bukan karena nasionalisme Indonesia. Jikta kita perna dengar bahwa sumpah pemuda
dilakukan oleh utusan dari beberapa organisasi yang saya sebutkan di atas, maka hal itu sangat

3
tidak benar. Apalagi jika ada yang bilang bahwa pada saat sempah pemuda ada orang Papua itu
sangat tidak benar dan di luar kenyataan kehidupan manusia di muka bumi.
Jadi sejarah terbangunnya Nasionalisme Indonesia pada tahun 1922 oleh maha siswa asal
Indonesia di Den Haaq, Belanada dalam ikatan Perhimpunan Indonesia (PI) yang dikoordinir
oleh Muhammad Hatta, kemudia disebar luaskan ide nasionalisme tersebut setelah mereka
kembali ke Indonesia lewat media cetak dan radio dan kemudian mereka berkumpul bersumpah
yang sekarang kita kenal sumpah pemuda. Puncak terbentuknya nasionalisme adalah pada
tanggal 17 Agustus 1945 di mana Ir Soekarno mempromosikan satu nusa, satu bangsa dan satu
bahasa di Jakarta

KERAJAAN MATARAM KUNO

Kerajaan Mataram Kuno (abad ke-8) adalah kerajaan Hindu di Jawa (Jawa Tengah dan Jawa
Timur). Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasassti yang ditemukan, Kerajaan Mataram
Kuno bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya. Ia memerintah Kerajaan Mataram Kuno hingga 732M.

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8. Pada awal berdirinya,
kerjaan ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram
Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang
keagamaan yang berbedaa, yakni agama Hindu dan Buddha.
Peninggalan bangunan suci dari keduanya antara lain ialah Candi Geding Songo, kompleks
Candi Dieng, dan kompleks Candi Prambanan yang berlatar belakang Hindu. Adapun yang
berlatar belakang agama Buddha antara lain ialah Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi
Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan.

Kerajaan Mataram di Jawa Tengah


Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah terdiri dari dua wangsa (keluarga),
yaitu wangsa Sanjaya dan Sailendraa. Pendiri wangsa Sanjaya adalah Raja Sanjaya. Ia
menggantikan raja sebelumnya, yakni Raja Sanna. Konon, Raja Sanjaya telah menyelamatkan
Kerajaan Mataram Kuno dari kehancuran setelah Raja Sanna wafat.
Setelah Raha Sanjaya wafat, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno dipegang oleh Dapunta
Sailendra, pendiri wangsaSailendra. Para raja keturunan wangsa Sanjaya seperti Sri Maharaja
Rakai Panangkaran, Sri Maharaja Rakai Panunggalan, Sri Maharaja Rakai Warak, dan Sri
Maharaja Rakai Garung merupakan raja bawahan dari wangsaSailendra. Oleh Karena adanya
perlawanan yang dilakukan oleh keturunan Raja Sanjaya, Samaratungga (raja wangsaSailendra)
menyerahkan anak perempuannya, Pramodawarddhani, untuk dikawinkan dengan anak Rakai
Patapan, yaitu Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya).

Rakai Pikatan kemudian menduduki takhta Kerajaan Mataram Kuno. Melihat keadaan ini, adik
Pramodawarddhani, yaitu Balaputeradewa, mengadakan perlawanan namun kalah dalam
peperangan. Balaputeradewa kemudian melarikan diri ke P. SUmatra dan menjadi raja Sriwijaya.

4
Pada masa Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambu berkuasa,
terjadi perebutan kekuasaan di antara para pangeran Kerajaan Mataram Kuno. Ketika Sri
Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa berkuasa, kerajaan ini berakhir dengan tiba-tiba. Diduga
kehancuran kerajaan ini akibat bencana alam karena letusan G. Merapi, Magelang, Jawa Tengah.

Kerajaan Mataram di Jawa Timur


Setelah terjadinya bencana alam yang dianggap sebagai peristiwa pralaya, maka sesuai dengan
landasan kosmologis harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa yang baru pula. Pada abad
ke-10, cucu Sri Maharaja Daksa, Mpu Sindok, membangun kembali kerajaan ini di Watugaluh
(wilayah antara G. Semeru dan G. Wilis), Jawa Timur. Mpu Sindok naik takhta kerajaan pada
929 dan berkuasa hingga 948. Kerajaan yang didirikan Mpu SIndok ini tetap bernama Mataram.
Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaituwangsa Isana.
Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah
Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluass hingga ke Jawa Timur. Setelah masa
pemerintahan Mpu Sindok terdapat masa gelap sampai masa pemerintahan Dharmawangsa
Airlangga (1020). Sampai pada masa ini Kerajaan Mataram Kuno masih menjadi saatu kerajaan
yang utuh. Akan tetapi, untuk menghindari perang saudara, Airlangga membagi kerajaan
menjadi dua, yaitu Kerajaan Pangjalu dan Janggala. 

KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12.
Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi
S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai.

Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000-1049).
Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anak-anak selirnya. Tidak ada
bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa bagian. Dalam
babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam
perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala.
Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan
nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri.

Perkembangan Kerajaan Kediri


Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi besar,
sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh
Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti
yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala.
Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan
golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.
Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan Kediri inilah
Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di bawah kekuasaan
Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292), terjadilah
pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini tunduk kepada Singasari
bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada

5
tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara dan membangun kembali kejayaan
Kerajaan Kediri.

Runtuhnya Kediri
Setelah berhasil mengalahkan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah
pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, berhasil
meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang memperbolehkan Raden
Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang
tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap
Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia
bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja
untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan.
Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri. 

KERAJAAN SINGASARI

Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan
oleh Ken Arok pada 1222. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh
Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa.

Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh
Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung,
namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok
kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai
anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja terakhir
Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.

Ken Arok
Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana,
semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para
pendeta Hindu kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah Kerajaan
Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok menimbulkan
kemarahan raja Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan besar untuk
menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa Ganter pada 1222. Ken Arok
berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai
oleh Singasari.

Daftar Pustaka:
1. Arifianto, S. 2013. "Makna Nasionalisme Negara-Bangsa" Melalui Teks Media.
Online,http://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/download/128/1 18, 14 September

6
2015
2. Adisusilo J. R, Sutarjo. 2009. "Nasionalisme-Demokrasi-Civil Society". Online,
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol23no2oktober2009/
NASIONALISME%20sutarjo%20adisusilo.pdf, 14 September 2015.
3. Syukur, Abdul, Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 6, Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 2005. Halaman 161

Anda mungkin juga menyukai