Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN PASAR MODAL

“PASAR MODAL INDONESIA”

OLEH KELOMPOK 2 :

Maria Yufriana Roja 1910020033


Apriliana Stanaliana Meo 1910020034
Zakharias Vertian Paru 1910020035
Veronika Trinitasari Mete 1910020043
Fince Zacharias 1910020044
Jilhan R. Keytimu 1910020198

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa juga saya
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedapannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Modal...........................................................................
2.2 Organisasi Pasar Perdana dan Sekunder..................................................
2.3 Pelaku Pasar.............................................................................................
2.4 Jenis-jenis Efek .......................................................................................
2.5 Mekanisme Perdagangan Pasar Modal....................................................
2.6 Macam-macam Indeks Harga Saham......................................................
2.7 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia................................................
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satunya meningkatkan peranan bursa perdagangan dan
pasar modal. Bursa perdagangan disebutnjuga bursa komoditi merupakan tempat
pertemuan antara permintaan dan penawaran komoditas dan derivativnya. Bursa
perdagangan dikatakan dapat meningkatkan ekonomi nasional karena bursa
perdagangan merupakan saran melakukan aktivitas ekonomi dengan menjual barang
komoditi tertentu. Semakin meningkatnya aktivitas bursa perdagangan maka aktivitas
ekonomi nasional akan semakin meningkat.
Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat pesat terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang
keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah
menyadari bahwa perdagangan efek dapat membrikan return yang cukup baik bagi
mereka, dan sekaligus memberika kontribusi yang besar bagi perkembangan
perekonomian negara kita. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu
potentensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting dalam
menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta menjadi
kekuatan nasioanal sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun
demikian, di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing.
Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal asing dan lokal.
Pasar modal Indonesia masih dianalogikan denagan arena judi, bukan
sebagai sarana investasi. Akibatnya, hal ini menyebabkan peningkatan fluktuasi dan
merugikan investor minoritas. Pasar modal merupakan tempat kegiatan usaha
penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan menanamkan dana ke dalam
perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah
sebagai sarana pembentukan modal dan akuntansi dana bagi pembiayaan suatu
perusahaan/emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana
bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya
di luar sumber-sumber yang umum dikenal, sebagai tabungan pemerintah, tabungan
masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definiai pasar modal?
2. Apa saja organisasi pasar perdana dan sekunder?
3. Siapa saja pelaku pasar?
4. Sebutkan jenis-jenis efek?
5. Bagaimana mekanisme perdagangan pasar modal?
6. Sebutkan macam-macam indeks harga saham?
7. Bagaimana perkembangan pasar modal di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi pasar modal
2. Untuk menjelaskan organisasi pasar perdana dan sekunder
3. Untuk menjelaskan pelaku pasar
4. Untuk menjelaskan jenis-jenis efek
5. Untuk menjelaskan mekanisme perdagangan pasar modal
6. Untuk menjelaskan macam-macam indeks harga saham
7. Untuk menjelaskan perkembangan pasar modal di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak
pemilikan perusahaan dansurat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah
individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan
penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk
keperluan usahanya.

Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976


tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang
dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67).
Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor
dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan
sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai
efek.

Singkatnya, pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan
aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right,
dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.

2.2 Organisasi Pasar Perdana dan Sekunder


a. Pasar Perdana

Pasar Perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek.
Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang
menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut. Perusahaan dapat
menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal
untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi
hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap,
pihak yang berwenangadalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi
dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

b. Pasar Sekunder

Pasar Sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana
berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek
tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara
permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat
listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak
memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek. Dengan adanya
pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan
manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun
investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai
dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi
untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa,
jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat
yaitu:

1. Bursa regular: bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek
Surabaya (BES)
2. Bursa parallel:
Pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang
akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa
paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE),
diawasi dan dibina oleh Bapepam.

Lembaga-lembaga yang Terlibat di Pasar Modal, yaitu:

a. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)

Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah: Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal
sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien
serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.

Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga


berikut:1) Bursa efek.2) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan.3)
Reksa dana.4) Perusahaan efek dan perorangan.5) Memberi pendapat kepada
Menteri Keuangan mengenai pasar modal.

b. Lembaga Penunjang Pasar Perdana


1. Penjamin Emisi Efek

Tugas penjamin efek antara lain adalah sebagai berikut:

a) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan,


harga yang wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas
kredit).
b) Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek, membantu
menyelesaikan tugas administrasi yang berhubungan dengan pengisian
dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus
merancang spesimen efek dan mendampingi emiten selama proses
evaluasi.
c) Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian efek dan
menyiapkan sarana-sarana penunjang).
2. Akuntan Publik

Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan


memberikan pendapatnya.
b) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam.
c) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik
apabila diperlukan.
3. Konsultan Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum emiten
dan memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan
usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan
atas kekayaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak
ketiga, serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.

4. Notaris

Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep akta


perubahan anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka
emisi efek.

5. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang
(broker/deler) yang bertugas melayani investor yang akan memesan efek,
melaksanakan pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek
kepada pemesan.
6. Perusahaan Penilai

Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan


melakukan penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui beberapa besarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai
dasar dalam melakukan emisi melalui pasar modal.

c. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi

Dalam emisi obligasi, di samping lembaga penunjang untuk emisi saham


juga dikenal lembaga sebagai berikut:

1. Wali Amanat (Trustee)

Tugas wali amanat antara lain:

a) Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten


b) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan
emiten yang diterima olehnya sebagai jaminan.
c) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.
d) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta
bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya.
e) Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran.
f) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan
perusahaan emiten.
g) Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
h) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila
diperlukan.
2. Penanggung (Guarantor)

Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran


pinjaman pokok obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemegang
obligasi tepat pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.

3. Agen Pembayar (Paying Agent)

Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya


dilakukan setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi telah jatuh
tempo.

d. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder

Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang


menyediakan jasa-jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga
penunjang terdiri dari:

1. Pedagang Efek

Di samping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri, pedagang efek
juga berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu dan menjaga
keseimbangan harga serta memelihara likuiditas efek dengan cara membeli
dan menjual efek tertentu di pasar sekunder.

2. Perantara Perdagangan Efek (Broker)


Broker bertugas menerima order jual dan order beli investor untuk
kemudian ditawarkan di bursa efek. Atas jasa keperantaraan ini broker
mengenakan fee kepada investor.

3. Perusahaan Efek

Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (securities company) dapat


menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek
(underwriter), perantara pedagang efek, manajer investasi atau penasihat
investasi.

4. Biro Administrasi Efek

Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur


menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan,
pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan
tahunan untuk emiten.

5. Reksadana (Mutual Fund)

Reksadana merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-


dana investor yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen
pasar modal atau pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana yang dikelola
tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan
investor pada perusahaan reksadana.

2.3 Pelaku Pasar


1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat (go
public), dengan tujuan: memperoleh tambahan dana yang digunakan dalam
perluasan usaha; mengubah/memperbaiki komposisi modal; melakukan pengalihan
pemegang saham.
2. Investor
Investor (pemodal) adalah badan atau perorangan yang membeli pemilikan suatu
perusahaan go public. Dalam suatu perusahaan yang go public, investor pertama
adalah pemegang saham pendiri. Sedangkan pemegang saham yang kedua adalah
pemegang saham melalui pembelian saham pada penawaran umum di pasar modal.
3. Lembaga Penunjang berfungsi sebagai penunjang atau pendukung bekerjanya pasar
modal,yaitu:
a. Wali Amanat (Trustee) ini hanya diperlukan jika perusahaan menerbitkan
efek dalam bentuk obligasi. Lembaga ini akan bertindak sebagai wali
pemberi amanat. Pemberi amanat dalam penerbitan obligasi adalah investor,
sehingga wali amanat mewakili kepentingan investor.
b. Perantara Perdagangan Efek (Broker, Pialang) adalah pihak yang melakukan
jual beli efek yang listing di bursa efek. Pialang memperoleh balas jasa dari
layanan yang ia berikan kepada investor. Layanan tersebut berupa informasi
yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan
keuangan (financial management).
Badan atau perorangan dapat menjadi perantara perdagangan efek. Badan
yang dimaksud dapat berbentuk LKBB, bank, atau badan hukum berbentuk
perseroan terbatas yang khusus bergerak di bidang perantara perdagangan efek.
Badan atau perorangan yang ingin beroperasi sebagai perantara perdagangan
efek harus memenuhi syarat bahwa badan atau perorangan tersebut berada di
Indonesia, mempunyai keahlian di bidang perdagangan efek, mempunyai modal
disetor minimal Rp25.000.000,00 dan harus memperoleh ijin Menteri Keuangan
Republik Indonesia.
4. Pedagang Efek (Dealer) melakukan perdagangan efek di lantai bursa. Berbeda
dengan Broker, Pedagang Efek dapat membeli efek atas namanya sendiri, selain itu
juga bisa memberi informasi kepada kleinnya tentang kondisi pasar modal.
Walaupun Efek ini juga dapat memperjual belikan efek selain memberi informasi
kepada klien, dalam praktiknya harus mengutamakan pesanan kliennya. Dari
aktivitas perdagangan efek tersebut, Pedagang Efek dimungkinkan untuk
memperoleh keuntungan atau kerugian. Jika harga efek (saham/obligasi) yang ia jual
lebih tinggi dibandingkan dengan harga efek tersebut pada saat ia beli, maka
pedagang efek akan memperoleh keuntungan (capital gain) dan apabila harga efek
yang ia jual lebih rendah dibandingkan dengan harga efek tersebut pada saat ia beli,
maka pedagang efek menderita kerugian modal (capital loss).
5. Perusahaan Surat Berharga (Securities Company) bergerak di bidang perdagangan
efek-efek yang tercatat di bursa efek. Perusahaan Surat Berharga ini didukung oleh
tenaga profesional dalam mekanisasi perdagangan efek, seperti underwriter, broker,
fund management. Jadi, perbedaannya dengan Pedagang Efek (Dealer) adalah bahwa
pedagang efek mempunyai aktivitas jual beli efek dan memberi informasi dan
konsultasi kepada klien saja, sedangkan perusahaan surat berharga tidak hanya itu,
tetapi juga menyediakan jasa profesional yang lain, seperti underwriter, fund
management.
6. Perusahaan Pengelola Dana (investment Company) merupakan perusahaan yang
beroperasi di pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor.
7. Biro Administrasi Efek berperan sebagai pihak yang melakukan administrasi yang
berkenaan dengan kepentingan investor dan emiten. Jasa biro ini sangat diperlukan
pada pasar modal yang telah berkembang luas.
2.4 Jenis-jenis Efek

a. Reksa dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi)
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Pada prinsipnya investasi pada
reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

Adapun sasaran reksa dana di antaranya adalah pendapatan, pertumbuhan,


dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang memberikan
dividen/bunga ada di tangan manajer investasi. Manajer investasi mempunyai
hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga yang diperolehnya kepada
pemodal. Jika prospektusnya menerangkan bahwa dividen/bunga akan
didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan mendapatkan
dividen/bunga.

b. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Imbalan yang akan diperoleh
dengan kepemilikan saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang
tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham
biasa sangat besar, tetapi tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya.
Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada
kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar
pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk
didistribusikan kepada pemegang saham sebagai deviden.

c. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya di samping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen
memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian deviden. Ada pembeli saham
preferen yang menghendaki penerimaan deviden yang besarnya tetap setiap
tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian deviden, dan
lain sebagainya.
Saham preferen memiliki karakteristik saham biasa sebab tidak selamanya
saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki
pemegangnya. Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka pemegang
saham preferen bisa tidak menerima pembayaran deviden yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
d. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki.obligasi
sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat
diperdagangkan.

Obligasi memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang


dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi
juga memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk menentukan
penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan perkembangan
suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku
bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang
obligasi akan menderita kerugian.

e. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga
lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham
yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau
saham yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran
dapat diperdagangkan secara terpisah.
f. Right Issue

Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk
membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau deviden saham, yang
otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan
penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih
rendah. Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama.
Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk membeli saham, maka
kalau pemodal menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan
pembelian saham. Dengan demikian maka imbalan yang akan didapat oleh
pembeli right issue adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital
gain.
2.5 Mekanisme Perdagangan Pasar Modal

Seperti pasar modal pada umunya, pasar modal Indonesia terdiri dari pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Di pasar perdana,
emiten pertama kali menawarkan sekuritas kepada para investor dengan menggunakan
jasa penjamin emisi efek (underwriter). Selanjutnya sekuritas tersebut dapat
diperdagangkan antar-investor di pasar sekunder.

a. Mekanisme Perdagangan di Pasar Perdana


Di pasar perdana, saham atau obligasi untuk pertama kalinya ditawarkan
kepada investor publik atau masyarakat luas. Proses penjualan saham atau obligasi
yang pertama ini biasa disebut sebagai penawaran umum perdana (initial public
offering) atau IPO. Selanjutnya dimasa mendatang, setelah IPO, emiten juga dapat
melakukan penawaran umum lagi dan menawarkan saham baru, yang menambah
jumlah saham yang telah ada, melalui penawran umum terbatas (right issue) kepada
pemegang saham. Demikian juga halnya dengan obligasi, emiten dapat menawarkan
obligasi berikutnya melalui penawaran umum obligasi II, III, dan seterusnya. Saham
atau obligasi baru tersebut dikenal sebagai seasoned equity offering. Dengan
demikian, hubungan perdagangan yang terjadi di pasar perdana adalah antara investor
dan emiten, bukan antara investor dan investor lainnya.
Investor publik atau masyarakat luas dapat membeli saham atau obligasi di
pasar perdana, dengan mempelajari prospektus yang berisi antara lain:
1) Jenis usaha dan riwayat emiten
2) Jumlah saham atau obligasi yang ditawarkan ke pablik, serta harga penawaran
3) Tujuan dari pernawaran perdana
4) Prospek usaha emiten beserta risiko-risiko usaha yang mungkin terjadi di
masa depan
5) Kebijakan pembayaran bunga surat utang dan juga kebijakan pembagian
deviden
6) Kinerja keuangan secara historis
7) Agen penjualan yang berpartisipasi dalam proses penawaran perdana
8) Jadwal pelaksanaan penawaran perdana
Investor dapat memperoleh prospektus di perusahaan efek dan juga dapat
membacanya di surat kabar. Laporan keuangan ada di dalam prospektus, dan sebagai
tambahan, emiten diharuskan untuk mempublikasikan laporan keuangannya secara
reguler, baik itu kuartalan, setengah tahunan, dan tahunan di surat kabar. Laporan
keuangan juga bisa diperoleh di perusahaan efek. Laporan keuangan yang utama
adalah (1) laporan laba rugi dan (2) neraca.
Penawaran perdana untuk saham atau obligasi suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan oleh penjamin emisi melalui perantara pedagang efek yang
bertindak sebagai agen penjual saham. Tata cara pemesanan saham atau obligasi
seperti: harga penawaran, jumlah saham yang ditawarkan, masa penawaran, dan
informasi lain yang penting dapat dilihat pada prospektus dan dipublikasikan di surat
kabar. Investor yang berminat dapat memesan saham atau obligasi dengan cara
menghubungi penjamin emisi atau agen penjual, dan kemudian mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan. Selanjutnya penjamin emisi dan agen penjual mengumumkan
hasil penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
Saham atau obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada investor melalui
penjamin emisi dan agen penjual.
Sehubungan dengan penjatahan, ada istilah yang harus diperhatikan, yaitu
undersubscribed dan oversubscribed. Undersubscribed adalah kondisi dimana total
saham atau obligasi yang dipesan oleh investor kurang dari total saham atau obligasi
yang ditawarkan. Sedangkan oversubscribed adalah kondisi dimana total saham atau
obligasi yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham atau obligasi yang
ditawarkan.
b. Mekanisme Perdagangan di Pasar Sekunder
Setelah melakukan penawaran efek di pasar perdana, kebanyakan
perusahaan mencatatkan efek tersebut di pasar sekunder agar dapat diperdagangkan
antar-investor. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada investor untuk
membeli atau menjual saham atau obligasi serta berbagai jenis efek lainnya yang
tercatat di bursa. Dengan demikian hubungan yang terjadi di pasar sekunder adalah
antar investor yang tidak melibatkan emiten. Hingga saat ini, sekuritas yang
diperdagangkan di BEI adalah saham biasa, saham preferen, bukti right, waran,
obligasi perusahaan, obligasi konversi, kontrak opsi saham (KOS), obligasi negara,
serta kontrak berjangka.
Sistem perdagangan di BEI adalah sistem lelang secara terbuka yang
berlangsung terus-menerus selama jam bursa. Seluruh order dari perusahaan pialang
harus dimasukan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Saat ini
BEI sudah menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS sehingga
seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai
bursa, bahkan dari luar Jakarta.
Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di
salah satu perusahaan efek. Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening
dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam dokumen tersebut memuat
indentitas nasabah secara lengkap serta keterangan tentang investasi yang akan
dilakukan.
Nasabah dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui
untuk menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan. Umumnya setiap
perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang
tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham.
Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; misalnya ada yang mewajibkan sebesar
Rp25 juta, sementar yang lainya mewajibkan sebesar Rp15 juta, dan seterusnya,
namun ada juga perusahaan efek yang menentukan misalnya 50% dari nilai transaksi
yang akan dilakukan.
Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar sekunder
diawali dengan order untuk harga tertentu. Pesenan tersebut dapat disampaiakan baik
secara tertulis maupun lewat telpon dan disampaikan kepada perusahaan efek melalui
sales/dealer. Pesanan tersebut harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijila
dengan menyebutkan harga yang diinginkan.
Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan sekuritas
akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan antar order tersebut, maka
proses selanjutnya adalah terjadinya transaksi. Mekanisme matching umumnya
berdasarkan kriteria prioritas harga kemudian waktu.
Priritas harga berarti permintaan beli pada harga beli yang lebih tinggi
memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah. sedangkan
penawaran jual pada harga jual yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap
penawaran jual pada harga jual yang lebih tinggi.
Prioritas waktu berlaku dalam hal penawaran jual atau permintaan beli
diajukan pada harga yang sama. Prioritas diberikan kepada penawaran jual atau
permintaan beli yang diajukan terlebih dahulu.
2.6 Macam-macam Indeks Harga Saham
Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks
yang disebut indeks pasar saham. Indeks pasar saham merupakan indikator yang
mencerminkan kinrja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator yang
menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut
indeks harga saham.
1) Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) menggunakan seluruh saham tercatat
sebagai komponen penghitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki
indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam
penghitungan indeks harga.
2) Indeks LQ45
Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan.
Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke 45 saham yang masuk dalam
indeks LQ45 sebagai berikut.
a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar
c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan
d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi, dan
jumlah hari transaksi di pasar reguler

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari
dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya
bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke 45 saham
yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Penggantian saham dilakukan setiap
enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat
saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dan
diganti dengan saham lainyang memenuhi kriteria.

3) Indeks Harga Saham Lainya


Selain IHSG danIndeks LQ45, BEI juga mengeluarkan beberapa indeks
harga saham lainnya, yaitu:
a. Indeks Kompas 100
Indeks kompas 100 pada prinsipnya sama dengan LQ45, yakni terkait dengan
issu likuiditas saham. Dalam hal iniyang dipakai sebagai dasar perhitungan
indeks adalah 100 saham teraktif. Secara lebih spesifik proses pemilihan 100
saham mempertimbangkan frekuensi transaksi, nilai transaksi dan kapitalisasi
pasar serta kinerja fundamental dari saham-saham tersebut. Peluncuran indeks
Kompas 100 bersamaan dengan ulang tahun ke -30 pasar modal pada 10
Agustus 2007.
b. Indeks Sektoral
Indeks sektoral BEI merupakan sub indeks dari IHSG. Indeks sektoral
menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor.
Indeks sektoral diprkenalkan pada 2 Januari 1996 dengan nilai awal indeks
100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28 Desemebr 1995.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut
klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA
(Jakatra Stock Exchange Industrial Classification). Selain 9 sektor
tersebut,BEI juga menghimpun indeks industri manufaktur yang merupakan
indeks gabungan dari tiga sektor industri. Hasilnya adalah 10 indeks sektoral.
Kesepuluh indeks sektoral di BEI tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Industri dasar dan kimia
4. Aneka industri
5. Industri barang konsumsi
6. Properti dan estat real
7. Transportasi dan infrastuktur
8. Keuangan
9. Pendapatan, jasa dan investasi
10. Manufaktur
c. Jakarta Islamic Indeks
Jakarta islamic indeks terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-
saham yang sesuai dengan syariah islam dan termasuk saham likuid. Jakarta
islamic indeks dimaksud sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi
pada saham dengan basis syariah dan diharapka dapat meningkatkan
kepercayaan investor untuk berinvastasi secara syariah.
d. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembang
Kedua indeks ini dikeluarkan oleh BEI untuk menyediakan indikator dalam
memantau perkembangan saham-saham yang masuk dalam masing-masing
papn pencatatan. Hari dasar untuk penghitungan indeks papan utama dan
papan pengembang adalah 28 Desember 2001 dengan nilai dasar 100. Pada
hari itu, 34 saham tercatat pada papan utama dan 287 saham tercatat pada
papan pengembang dengan komposisi kapitalisasi pasar untuk indeks masing-
masing 62% dan 38% dari total keseluruhan saham yang tercatat di BEJ.
4) Penghitungan Indeks Harga Saham
Indeks-indeks harga saham bursa efek merupakan indeks yang
menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar. Nilai pasar atau kapitalisasi pasar
untuk suatu saham dihitung sebagai perkalian antara jumlah lembar saham dengan
harga penutupan pasar. Perhitungan indeks rata-rata dibobot nilai pasar juga
digunakan pada berbagai indeks di bursa dunia lainnya, antara lain S&P 500 di pasar
saham Amerika yang juga telah lama dikenal sebagai negara dunia.
2.7 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi
dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh
Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung
sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang
bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua
keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan
sebagai aktivitas pasar modal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta.

Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang
dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu
sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar
itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal.

Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di


Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama
Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan.
Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik
perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belanda. Bursa Batavia dihentikan
pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah
jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang.
Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.

Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Untuk
merangsang perusahaan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak
perseroan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go
public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui pasar modal tidak
dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan
pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.

Pada tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan


perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar
modal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah
dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar
modal meliputi pokok-pokok:

1) Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
2) Diperkenalkan bursa paralel.
3) Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumnya dipungut oleh Bapepam.
4) Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
5) Saham boleh diterbitkan atas unjuk.
6) Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
7) Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari
sejak dilengkapinya persyaratan.

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi
Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan


aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant,
right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.

Pasar modal terbagi atas dua, yaitu pasar modal perdana dan pasar
sekunder. Pasar Perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa
efek. Sedangkan, Pasar Sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada
pasar perdana berakhir.

Lembaga-lembaga yang Terlibat di Pasar Modal, yaitu:

a. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)


b. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
c. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi
d. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin, Eduardus.2001.Portofolio dan investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Kanisius

Anda mungkin juga menyukai