Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eki Nazzila Khoirin Nisak

Nim : P1337420419048/20

Kelas : 3B

Resume Membuat Peta Daerah Rawan Bencana

A. Peta Spot
Peta spot adalah alat pengumpulan data spasial (spasial = berupa ruang) yang
memberikan gambaran visual mengenai masyarakat (baik seluruh masyarakat maupun
bagian dari masyarakat).
Peta spot dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang umum, seperti:
1. Infrastruktur (jalan raya, jembatan, jaringan telepon, pipa air, dll)
2. Fasilitas publik (Posyandu, Polindes, Rumah Sakit, Puskesmas, sosial, sekolah,
warung/ toko, perusahaan, dll)
3. Lahan yang digunakan
4. Jumlah dan tipe rumah
5. Sumber daya alam
6. Sumber-sumber penghidupan masyarakat
7. Sumber-sumber air, dll.
Selain itu peta spot dapat juga digunakan untuk memfasilitasi masyarakat mengungkap
keadaan desa atau lingkungannya sendiri secara spesifik (peta bhaya, resiko dan
kerentanan), seperti:
1. Mengetahui kondisi riil masyarakat
2. Mengetahui daerah-daerah yang rentan/ berisiko terhadap kecelakaan/ bencana
3. Mengidentifikasi lokasi orang-orang yang rentan/ berisiko terhadap bencana
4. Mengidentifikasi kapasitas masyarakat dan sumber daya yang penting dimasyarakat
yang dapat digunakan untuk upaya-upaya pengurangan risiko dan bencana

Cara memfasilitasi pembuatan peta spot bahaya, risiko, kerentanan, dan sumber daya:
1. Fasilitator mengajak masyarakat untuk membuat peta spasial sesuai dengan
linkungannya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Minta kepada masyarakat untuk mulai menentukan dan menggambarkan batas-
batas desa/ kelurahan.
b. Tentukan letak lifeline utama (jalan, sungai, jalur komunikasi, jaringan listrik,
dbs) pada peta. Sepakati simbol-simbol yang akan digunakan untuk
melambangkan lifeline utama tersebut. Gambarkan simbol tersebut pada peta.
c. Tentukan lokasi rumah-rumah penduduk, fasilitas sosial, fasilitas umum, sumber
kehidupan masyarakat, sumber-sumber air, sepakati simbol-simbol yang
digunakan. Gambarkan simbol tersebut pada peta.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta:
a. Lakukan pemetaan ini bersama- sama dengan masyarakat
b. Libatkan seluruh kelompok masyarakat supaya dapat mewakili informasi-
informasi yang ada di masyarakat
c. Sepakati informasi- informasi kunci minimum yang akan digambarkan pada peta
d. Buat kesepakatan mengenai simbol- simbol yang mewakili informasi- informasi
tersebut
e. Jangan lupa men yertakan judul peta, panah penunjuk arah mata angin, keterangan
legenda, tanggal pembuatan, dan pembuat peta tersebut.
f. Jika sudah selesai, bersama- sama dengan masyarakat, segera lakukan penilaian
terhadap bahaya, risiko, kerentanan, dan sumber daya yang ada di masyarakat.
2. Fasilitator kemudian meminta masyarakat untuk menentukan penilaian terhadap
bahaya, risiko, kerentanan dan sumber daya yang ada di masyarakat dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Sediakan 2 (dua) lembar plastik/ mika untuk tiap kelompok. Minta mereka untuk
menjiplak batas geografis di peta di atas kedua lembar plastik mika tersebut.
b. Pada lembar plastik mika 1 (peta bahaya, risiko,kerentanan), minta kepada
masyarakat untuk menentukan jenis-jenis bahaya yang ada di lingkungannya,
lokasi yang berisiko terhadap bencana, orang-orang yang berisiko, sumber daya,
yang berisiko, sepakati simbol-simbol yang akan digunakan untuk melambangkan
masing-masing bahaya, risiko dan kerentanan. Gambarkan simbol tersebut pada
lembaran mika tersebut.
c. Pada lembar plastik mika 2 (peta sumber daya), minta kepada masyarakat untuk
mengidentifikasi kapasitas dan sumber daya yang bisa digunakan masyarakat
dalam mengurangi risiko bencana, sepakati simbol-simbol yang digunakan untuk
melambangkan masing-masing kapasitas dan sumber daya. Gambarkan simbol
tersebut pada lembaran mika tersebut.
 Untuk kegiatan pemetaan yang bertujuan menggali informasi yang bersifat umum
akan lebih baik apabila dihadiri oleh seluruh kelompok masyarakat (lak- laki,
perempuan, tokoh masyarakat, dll).
 Untuk kegiatan pemetaan yang bersifat spesifik, diperlukan sumber informasi
tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan tentang informasi yang
bersangkutan.

B. Peta Transek
Peta transek adalah alat pengumpulan data spasial (spasial=berupa ruang) yang
divisualisasikan dalam bentuk bagian topografis (potongan vertikal) peta yang
menunjukkan struktur geografis dan demografis.
Tujuan pembuatan peta transek:
1. Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa atau lingkungannya
sendiri seperti:
a. Menganalisa karakteristik geografik dan demografi masyarakat dalam berbagai
aspek variabel
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber
daya
c. Mengidentifikasi sumber daya atau potensi-potensi yang tersedia dalam
masyarakat
d. Melakukan visualisasi interaksi antara lingkungan fisik dan aktifitas masyarakat
e. Memahami pandangan dan harapan masyarakat mengenai kerentanan dan
kapasitas dalam upaya pengurangan risiko/ bencana dalam perspektif gender
Hal- hal yang bisa dipetakan dalam peta transek, antara lain:
1. Jenis tanah, contoh: lempung berpasir, liat padat, tanah merah, dll
2. Penggunaan lahan, contoh: pemukiman, laut, persawahan, tambak, sungai, dll
3. Infrastruktur, contoh: sekolah, masjid, balai desa, Puskesmas, Posyandu, MCK umum,
dll
4. Sumber daya alam, misalnya sumber air, tambang, hutan, dll
5. Jenis ancaman/ bahaya, contoh: tanah longsor, kebakaran, banjir, dll
6. Masalah dan jenis kerentanan, contoh:
a. Pemukiman terletak di bantaran sungai
b. Sanitasi yang buruk
c. Sampah yang menumpuk di sembarang tempat
d. Sulitnya mendapatkan air bersih
e. dll
7. Tingkat risiko terhadap bencana/ masalah kesehatan, contoh: risiko tinggi terhadap
diare, risiko tinggi terhadap kebakaran, risiko tinggi terhadap malaria, dll
8. Kelompok masyarakat rentan, contoh: bayi, manula, ibu hamil, orang cacat, dll
9. Sumber-sumber penghasilan/ jenis pekerjaan, contoh: petani ulat sutra, petani kopra,
petani tambak, nelayan, buruh tambak, dll.
10. Isu gender, contoh: ibu-ibu bekerja menenun untuk menopang penghasilan keluarga,
suami mengantar anak ke dokter, ibu-ibu dilibatkan dalam rapat desa, dll.
11. Kelembagaan internal dan eksternal, contoh: PKK, kelompok arisan, majelis taqlim,
LMD, UNICEF, UNESCO, PMI, dll.
12. Rekomendasi untuk pengurangan resiko, contoh: perlu adanya penyuluhan
penggunaan air bersih, penanggulangan demam berdarah, pembuatan bronjong untuk
pencegahan longsor sungai, dll.

Cara memfasilitasi pembuatan peta transek bahaya, risiko, kerentanan, dan sumber daya:
1. Minta kepada masyarakat untuk melakukan dua titik geografis (misalnya titik A dan
titik E) pada area spot yang memenuhi persyaratan sbb:
a. Melintasi pemukiman padat penduduk (kepadatan penduduknya tinggi),
b. Infrastruktur/ sarana, prasarana, fasilitas umum
c. Banyak sumber alam/ sumber kehidupan penduduk
d. Daerah berisiko tinggi terhadap bencana/ konflik
e. Daerah-daerah yang memiliki kerentanan terhadap lingkungan, kesehatan,
bencana, ekonomi/ kemiskinan, dll.
f. Banyaknya kelompok masyarakat rentan.
2. Irislah peta spot dengan membuat garis dimulai dari titik A dan berakhir di titik E.
Kemudian tentukan zona-zona sepanjang irisan tersebut (misalnya zona A-B, B-C, C-
D, D-E).
3. Buatlah matrik peta transek (lajur kolom sebelah kiri adanya variabel-variabel yang
akan di identifikasi masing-masing variabel pada masing-masing zona). Dan jelaskan
arti dari setiap kolom serta cara pengisiannya.
4. Gambarlah topografi (naik turunnya permukaan bumi) pada baris atas matrik peta
transek, berdasarkan topografi desa/ kelurahan dimulai dari titik A dan berakhir di
titik E.
5. Tentukan variabel-variabel yang akan diidentifikasi pada masing-masing zona
(contoh: jenis tanah, penggunaan lahan, infrastruktur, sumber kekayaan alam, jenis
ancaman/ bahaya, masalah dan jenis kerentanan, tingkat risiko terhadap bencana/
masalah kesehatan, kelompok masyarakat rentan, sumber-sumber penghasilan, jenis-
jenis pekerjaan, kelembagaan internal dan eksternal, isu gender, rekomendasi untuk
pengurangan risiko).
6. Diskusikan variabel-variabel yang akan diidentifikasi pada masing-masing zona,
tuliskan hasilnya di dalam masing-masing kolom peta transek.

Catatan:
1. Satu peta spot dapat dibuat dalam beberapa peta transek
2. Lintasan transek dapat berbentuk lintasan lurus, oval, segitiga, zig zag, asalkan
memenuhi persyaratan lintas transek
3. Satu peta transek maksimal berisi 5 kolom atau zona lintasan

Anda mungkin juga menyukai