Disusun Oleh :
Nama : Eki Nazzila Khoirin Nisak
NIM : P1337420419048/22
Kelas :3B
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Menghentikan Perdarahan dengan Jahit Luka”. Terima kasih penulis ucapkan kepada
dosen Tim Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana yang telah memberikan
tugas kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi banyak orang, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya.
Amiin..
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN...................................................................................................................
B. SARAN...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tehnik menjahit jaringan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Meskipun
saat ini, tehnik dan bahan dalam melakukan penjahitan telah mengalami perubahan,
tujuan tindakan ini tetap sama yakni menutup ruang mati, mendukung dan
memperkuat luka sampai terjadi penyembuhan dan meningkatkan kekuatan
kerenggangan luka sampai kira-kira mendapatkan hasil estetika dan fungsional yang
memuaskan, serta meminimalkan resiko perdarahan dan infeksi.
Tehnik menjahit yang sesuai dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
dalam pembedahan kulit. Hasil postoperasi dengan desain tertutup yang cantik dapat
membahayakan jika tehnik jahitan yang dipilih tidak benar atau jika jahitannya terlalu
sedikit. Sebaliknya, jika jahitannya terlalu banyak juga tidak bisa dibenarkan. Selain
itu, insisi yang kurang baik pada kulit dengan tujuan untuk meregangkan garis
tegangan kulit dan pengangkatan jaringan yang terlalu banyak serta perkiraan batas
yang tidak adekuat dapat membatasi tindakan ahli bedah dalam penutupan luka dan
penjahitan. Pegang jaringan secara hati-hati dan lembut karena dapat mengoptimalkan
penyembuhan luka.
Pemilihan tehnik jahitan tergantung pada jenis dan lokasi anatomi luka,
ketebalan kulit, derajat ketegangan, dan hasil kosmetik yang diinginkan. Penempatan
jahitan yang baik membutuhkan perkiraan batas luka yang tepat, yang membantu
meminimalkan dan menyebarkan tegangan kulit. Eversi luka penting dilakukan untuk
memaksimalkan perkiraan bagian epidermal kulit. Eversi ini dilakukan untuk
meminimalkan resiko pembentukan scar sekunder dan kontraksi jaringan selama
penyembuhan. Biasanya, inversi tidak dilakukan dan hal ini tidak menurunkan resiko
hipertrofi scar pada pasien yang rentan dengan resiko ini. Eliminasi ruang mati,
pemulihan bentuk anatomi alami, dan meminimalkan bekas jahitan juga penting
dalam mengoptimalkan hasil kosmetik dan fungsional luka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian luka ?
2. Berapa macam -macam luka ?
3. Bagaimana proses penyembuhan luka ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka ?
5. Apa pengertian heacting ?
6. Berapa macam-macam jahitan luka ?
7. Bagaimana pemilihan benang ?
8. Ada berapa macam-macam benang dan jarum jahit ?
9. Ada berapa macam-macam jarum untuk menjahit luka ?
10. Apa pengertian mengangkat jahitan ?
11. Apa tujuan mengangkat jahitan ?
12. Apa hal- hal yang perlu diperhatikan oleh perawat ?
C. Tujuan
Untuk membantu dalam mengaplikasikan teknik heacting , heacting remove
dan mengangkat jahitan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas fisik.
B. Macam – Macam Luka
a. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
b. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan
dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
d. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca
atau oleh kawat.
f. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya lukanya akan melebar.
g. Luka Bakar (Combustio)
G. Pemilihan Benang
Setiap jahitan merupakan benda asing di dalam luka.Karena alasan ini,maka untuk
mendapatkan aposisi jaringan yang adekuat,pennjahitan harus dilakukan dengan
ukuran sekecil mungkin dan jumlah jahiatan sedikit mungkin. Pada luka
terkontaminasi, tidak boleh dilakukan penjahitan kecuali bila sangat diperlukan untuk
mempertahankan kedudukan jaringan. Pemilihan ukuran jarum dan benang tergantung
dari ukuran,lokasi luka serta ketelitian penutupan yang diinginkan.
Jarum-jarum atraumatik (bulat atau runcing) digunakan untuk menjahit
fasia,otot,jaringan subkutan dan memperbaiki laserasi pembuluh darah dan
saraf.jarum tajam biasanya digunakan untuk penutupan dermis dan epidermis diaman
jaringan kolagen yang liat harus ditusuk dengan jarum sehingga penjahitan lebih
mudah. Benang berdiameter besar (2-0,3-0) sangat baik digunakan untuk menjahit
jaringan dan lapisan fasia utama di daerah dengan regangan kuat (misalnya,luka di
lutut atau siku).Kekuatan efektif dari benang tersebut harus sama dengan kekuatan
jaringan yang dijahit, bila benang halus digunakan untuk menjahit luka dengan
peregangan mekanis,dapat menimbulkan gangguan jika benang tersebut tertarik ke
dalam luka.
Biasanya,benang halus digunakan untuk menjahit luka-luka (atau bagiannya) yang
perlu dirapatkan secara tepat,untuk menutup laserasi di wajah digunakan benang
berukuran 5-0 dan 6-0.Untuk menutup lapisan-lapisan luka (fasia,dermis) dapat
digunakan benang epidermis halus di setiap bagian tubuh.Daya regang dari epidermis
sendiri biasanya rendah dan tujuan penjahitan disini hanyalah agar tepi-tepi luka
dirapatkan dengan baik. Penutupan perkutan dari epidermis dan dermis di setiap
bagian tubuh selain wajah,sebaiknya menggunakan benang berukuran 3-0 atau 4-0.
Bekas jahitan merupakan hasil tekanan ikatan dan lamanya jahitan dibiarkan di
tempat tersebut.
H. Macam – Macam Benang dan Jarum Jahit
a. Macam-macam benang jahit
Benang jahit untuk pembedahan dikenal dalam bentuk yang dapat diserap
Tubuh (absorbable) dan tidak diserap oleh tubuh.
1) Diserap oleh tubuh: catgut, cromic catgut, kelompok polyglactin (misalnya
Vicryl).
a) Catgut polos
Dibuat dari pita murni usus binatang yang dipintal menjadi
jalinan diukur secara elektronik dan kemudian dipulas. Benang ini
sangat popular, tetapi ada kecenderungan digantikan oleh benang
sintetik yang dapat diserap pada tahun belakangan ini.
b) Cromic catgut
Dibuat dari pita usus binatang, dipintal menjadi jalinan
tepatnya menjadi catgut polos. Dibuat sedemikian rupa sehingga
kekuatan dari benang tersebut dipertahankan untuk waktu yang lebih
lama daripada catgut polos.
Absorbsi benang dapat melalui 2 mekanisme ialah melalui pencernaan
oleh enzim jaringan, misalnya Vicryl dan Dexon
Dexon
Benang ini tidak menghasilkan reaksi jaringan karena mereka larut,
bila dibandingkan dengan reaksi jaringan yang terjadi pada calgut.
Tingkat penyerapannya lebih lambat mungkin membutuhkan waktu
beberpa Minggu. Merupakan benang yang ideal untuk semua jahitan
subnukleus, subkutikular, dan penutupan luka. Melalui proses rejeksi
immunologis, misalnya pada catgut.
2) Tidak diserap oleh tubuh: sutera, katun, nylon, polypropilena (prolene),
benang-benang baja yang dibuat dari komponen besi, nikel, dan chronium.
a. Benang sutera
Terbentuknya menjadi jalinan yang padat yang dapat diikat
dengan mudah.Benang ini sangat populer dan digunakan secara luas
dalam penutupan luka.
b. Polipropilena
keuntungannya : lemas, dapat diikat dengan aman dan dapat
digunakan dengan mudah.Seperti benang monofilamen sintetik
lainnya, simpul perlu diperkuat denagn simpul tambahan dan sebagai
tambahan.Kerusakan yang didapat dari forsep dan pemegang jarum
harus dihindarkan untuk mencegah putusnya benang.Benang ini
sangat halus dan cocok untuk jahitan subkutikular.
c. Baja tahan karat dan penjepit atau Staples logam
Jahitan baja tahan karat dan penjepit logam telah digunakan
bertahun-tahun karena sifanya kaku.Pada luka terkontaminasi,bahan
ini akan meningkatkan kemungkinan infeksi.Peningkatan ini mungkin
disebabkan oleh iritasi mekanis dari kekuatannya dan bukan karena
korosi.Sifat kaku dari benang metalik ini mempersulit.
d. Dakron
Merupakan poliester yang kurang menimbulkan reaksi jaringan
dibandingkan dengan sutera.Karena koefisien gesekannya tinggi,bahan
ini sulit digunakan untuk menjahit. Luka gesekan yang ditimbulkan
dakron terhadap jaringan ini dapat diatasi dengan melapisinya dengan
teflon.
e. Nilon
Kurang menimbulkan reaksi pada jaringan bila dibandingkan
dengan dakron dan bila digunakan pada luka kontaminasi akan
menimbulkan kemungkinan infeksi lebih rendah.
1. Benang nilon monofilamen akan kehilangan daya regangnya
kurang lebih sebesar 20% setelah digunakan 1 tahun.Bentuk
nilon monofilamen ini cukup kaku sehingga tidak membentuk
simpul dengan baik.
2. Benang nilon multufilamen akan kehilangan daya regangnya
setelah 6 bulan tetapi lebih mudah untuk mengikatnya
dibadingkan benang monofilamen.
Catatan :
Pada luka infeksi hendaknya jangan di pakai benang-benang
yang reaktif (absorbable) dan yang multifilamen karena bakter-
bakteri dapat bersarang di sela-sela anyaman.
Pada keadaan ini lebih baik dipakai benang monofilamen dan
yang tidak dapat diserap.
Jangan mengubur benang dalam luka infeksi karena itu
tembuskan jahitan dari kulit untuk seluruh tebalnya luka,dan
pada saatnya nanti benangnya akan diangkat (dibuang).
Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat persegi. Bisa
dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan tendon.
Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan batang gepeng,
bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligaments, uterus, rongga mulut, dan
sebagainya.
Untuk jarum tajam hampir selalu dipakai untuk semua jaringan, kecuali untuk
organ yang berlubang.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Konsep Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Kusyati, Eni & tim. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC
Saifudin. (2013). Heacting dan Heacting aff.(online). www.google.book.com. diperoleh pada
27 September, 2016).
Ningsih, Fitria. (2011). Tehnik Menjahit Jaringan. (online). www.ugm.ac.id. diperoleh pada
20 September, 2016).
Pramuditya, Arindra. (2014). Laporan Pendahuluan Penjahitan Luka (Hecting). (online).
diperoleh pada 27 September, 2016).
Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC