Anda di halaman 1dari 2

SISTEM HUKUM WARIS YANG BERLAKU DI INDONESIA

Indonesia tidak memiliki hukum waris nasional yang berlaku bagi setiap orang.
Hukum waris bagi warga negara bergantung pada sistem hukum waris apa yang
berlaku pada mereka, yaitu sistem hukum waris adat, islam, atau barat.
Hukum Waris Adat
Hukum waris adat merupakan bagian dari hukum adat yang merupakan hukum tidak
tertulis di Indonesia. Keberlakuan hukum waris adat didasarkan pada hukum adat
masing-masing masyarakat adat. Terdapat beberapa macam sistem pewarisan di
Indonesia, yaitu:
1. Sistem individual
Pembagian warisan bagi masing-masing individu berdasarkan bagian yang
telah ditentukan dan biasanya diterapkan pada sistem kemasyarakat bilateral
pada masyarakat Jawa dan Batak.

2. Sistem keturunan
Pembagian warisan menurut garis keturunan dibagi menjadi tiga, yaitu
matrilineal yang merupakan garis keturunan ibu, patrilineal yang merupakan
garis keturunan bapak, dan bilateral yang meripakan garis keturunan dari
bapak dan ibu.

3. Sistem mayorat
Pembagian warisan pada sistem mayorat diberikan kepada anak tertentu.
Misalnya masyarakat Lampung dan Bali membagi warisan kepada anak
tertian dan Sumateral Selatan membagi warisan kepada anak perempuan
yang tertua.

4. Sistem kolektif
Pembagian warisan pada sistem kolektif setiap ahli waris mendapatkan
bagian tanpa terbagi penguasaan dan setiap ahli waris memiliki hak atas
penggunaan harta waris. Misalnya, penggunaan barang pusaka.

Hukum Waris Islam


Hukum waris islam didasarkan pada Pasal 171-214 Kompilasi Hukum Islam (“KHI”).
Hukum waris islam menganut sistem pewarisan bilateral yang artinya pewaris dapat
merupakan bapak maupun ibu. Terdapat beberapa syarat pewarisan dalam hukum
islam, yaitu:
1. Pewaris (orang yang mewariskan) meninggal dunia
2. Ahli waris (orang yang diwariskan) hidup saat pewaris meninggal dunia
3. Pewaris dan ahli waris memiliki hubungan kekerabatan atau keturunan.

Hukum Waris Barat


Hukum waris barat yang dimaksud adalah hukum waris yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”). Hukum waris barat berlaku bagi
masyarakat selain Islam, baik orang Tionghoa maupun Eropa. Terdapat dua cara
mewariskan dalam hukum waris barat, yaitu:
1. Ab-instentato atau mewaris berdasarkan undang-undang dan tanpa surat
wasiat.
2. Mewaris dengan surat wasiat.
Ahli waris dalam hukum barat berdasarkan KUHPerdata dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Golongan I
Ahli waris golongan I meliputi suami, istri, atau anak
2. Golongan II
Ahli waris golongan II meliputi orang tua, saudara, atau keturunan saudara
3. Golongan III
Ahli waris golongan III meliputi kakek atau nenek dari ayah dan ibu.
4. Golongan IV
Ahli waris golongan IV meliputi paman, bibi, keturunan pama dan bibi,
saudara nenek dan kekek beserta keturunannya.

Anda mungkin juga menyukai