Di dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi kebiasaan Masyarakat khususnya karena pandemi
untuk melakukan pinjaman online dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pinjaman online
banyak dipilih masyarakat karena dinilai instan dan mudah, hanya dibutuhkan KTP untuk
memperoleh pinjaman online tersebut.
Tetapi..
Masyarakat kadangkala tidak mengetahui antara Pinjaman Online yang illegal dengan Pinjaman
Online yang legal.
Sederhananya,
Pinjaman Online yang illegal ditandai dengan tidak terdaftarnya Pinjaman Online tersebut di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jadi masyarakat sebaiknya lebih selektif dalam melakukan pinjaman online dan mencari tahu
apakah pinjaman online tersebut telah terdaftar OJK atau belum terdaftar. Untuk mencari tahu
pinjaman online yang terdaftar atau belum terdaftar hanya perlu untuk mengakses laman
Pinjaman Online OJK.
Lalu Bagaimana dengan masyarakat yang sudah menjadi penerima pinjaman online
ilegal?
Sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu syarat sah nya dari perjanjian itu sendiri:
1. Kesepakatan (konsensualisme)
2. Kecakapan
3. Suatu Hal tertentu
4. Causa yang halal
NOTE : Angka 1 dan 2 merupakan Syarat Subjektif dan mempunyai konsekuensi Dapat
dibatalkan sedangkan angka 3 dan 4 merupaka syarat objektif yang mempunyai konsekuensi
Batal demi hukum
Jadi...
Penerima Pinjaman online wajib mengembalikan seluruh utang yang telah dipinjam (Hutang
pokok) kepada Pemberi pinjaman online untuk upaya pemulihan sebelum perjanjian dibuat.
Sumber :
Hukumonline.com
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 mengenai Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi.