Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS

TERJERAT PINJOL, SEORANG ASN BOLOS KERJA HINGGA BERBULAN-BULAN

Oleh:
Nurul Maghfirah Amaliyah, S.I.Kom.
Eko Saputra Loupatty, S.I.Kom.
Hardiyanti Rifai, S.S.
Nur Fajri Hijriyani, S.S.
Nurul Qayyimah, S.Kpm.

KELOMPOK 4 – 2, GOL. III GEL. IV ANGK.24


CPNS KEMENTRIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Praktik pinjam-meminjam uang baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis sudah menjadi
kegiatan yang berlangsung di masyarakat. Kebutuhan manusia yang tiada habisnya menuntut
seseorang untuk meminjam uang guna memenuhi kebutuhan tersebut. Zaman sekarang sudah banyak
perusahaan yang menyediakan jasa pinjaman uang. Hal ini juga didukung oleh perkembangan teknologi
khususnya internet yang semakin pesat, sehingga kini memungkinkan untuk meminjam uang melalui
media internet. Selain karena proses pinjaman yang relatif cepat jika dibandingkan dengan bank atau
koperasi simpan pinjam, jangka waktu pinjaman online juga bisa diatur sesuai kebutuhan.
Tak hanya kemudahan, pinjam online juga bisa menjadi malapetaka bagi pengguna yang tidak
melek digital. Tanpa bekal literasi digital, beberapa orang dapat terjerat oleh pinjaman online itu
sendiri. Sudah banyak kasus masyarakat yang terlilit hutang pinjaman online karena tidak memahami
mengenai sistem pinjaman online maupun tertipu oleh pinjam online yang ilegal. Pinjam online ilegal
menerapkan bunga tinggi, kemudian mencuri data pribadi pelanggan juga sistem penagihan yang
diterapkan cenderung intimidatif. Hal ini menyebabkan peminjam juga mengalami tekanan mental
bahkan dapat mengganggu kegiatan sehari-harinya. Salah satu contoh kasus dari pinjaman online yang
mengganggu kegiatan sehari-hari adalah kasus ASN Banjar terlilit hutang dan tidak masuk kantor
berbulan-bulan.

B. Deskripsi Kasus/Isu
Seorang aparatur sipil negara atau ASN di Kota Banjar, Jawa Barat berinisial AR dan Y
melakukan tindakan indisipliner dengan tidak masuk kerja dalam jangka waktu yang lama. ASN
tersebut diduga terjerat oleh tagihan pinjaman online atau pinjol. ASN berinisial AR merupakan
pegawai yang kini bertugas di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjar.
Sedangkan ASN berinisial Y merupakan pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud). AR dan Y terjerat oleh tagihan pinjaman online (Pinjol) sehingga dengan masalah tersebut
berpengaruh terhadap kinerjanya dan malas untuk masuk kerja. Terkait kasus tersebut, Pemerintah
Kota Banjar melalui Inspektorat tengah melakukan pemeriksaan pada dua ASN yang melakukan
tindakan indisipliner.
Adapun ASN berinisial Y tidak masuk bekerja kurang lebih 10 bulan. Setelah menjalani sidang
disiplin PNS, didapatkan informasi bahwa ASN berinisial AR dan Y tidak masuk kerja dalam waktu yang
cukup lama karena memang terlilit hutang. Laporan pelanggaran tindakan indisipliner kedua ASN
tersebut kemudian diserahkan kepada Walikota Banjar, ibu Dr. Hj. Ade Uu Sukaesih, M.Si.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Banjar,
H. Kaswad mengabarkan bahwa mulai per tanggal 15 Desember 2021 AR telah resmi
diberhentikan. AR diberhentikan karena diduga telah beberapa kali melakukan pelanggaran disiplin
kerja. Berdasarkan laporan yang diperoleh, AR kerapkali membolos dari tugasnya sebagai ASN.
Berdasarkan hasil 3 kali sidang pelanggaran disiplin, AR diputuskan untuk diberhentikan dengan
hormat. Kaswad mengatakan, sanksi berupa pemberhentian atas pelanggaran disiplin yang dilakukan
oleh AR itu sudah masuk ke kategori hukuman berat. Sebelum surat keputusan tentang
pemberhentian secara resmi itu keluar, pihaknya sudah memberikan pembinaan dengan tujuan
supaya bisa berubah dan memperbaiki diri. Tindakan indisipliner ini ada kaitannya dengan masalah
pribadinya yang terjerat utang sehingga tidak lagi bersemangat untuk bekerja karena yang
bersangkutan tidak memiliki gaji lagi untuk membayar utang-utangnya.
Sumber artikel: https://jabar.suara.com/read/2021/12/14/070000/terjerat-pinjol-seorang-asn-bolos-
kerja-hingga-berbulan-bulan?page=2

C. Dampak Positif dari Implementasi Manajemen ASN dan Smart ASN pada Kasus

Melaksanakan
Kewajiban ASN

Integritas

Pinjaman Online adalah fasilitas pinjaman uang untuk penyedia jasa keuangan yang
beroperasi secara online dengan bantuan teknologi informasi, biasa disebut dengan fintech. Pinjaman
online tanpa jaminan menjadi solusi alternatif bagi mereka yang membutuhkan uang tunai tanpa
mengajukan secara langsung. Penggunaan internet dan teknologi informasi untuk segala kebutuhan.
Masyarakat tidak lagi harus ke bank untuk mengajukan kredit. Semua persyaratan dan prosedur yang
semula harus dipenuhi tidak lagi diperlukan. Pemohon kredit dapat mengajukan persyaratan mereka
secara online. Bahkan, kredit dilakukan melalui telepon, yang dimana kita dapat melakukan transaksi
keuangan seperti pinjaman kredit kapan saja, di mana saja hanya dengan mengakses situs Fintech.
Pinjaman online dibuka dengan potensi peminatnya yang besar, namun akibatnya banyak
pinjaman - pinjaman online yang tidak terdaftar (ilegal). Munculnya pinjaman online yang ilegal ini
bersifat fatal bagi penggunanya. Terutama, dapat merugikan finansial dan lebih parahnya lagi, data
data pribadi kita menjadi tersebar. Biasanya, pinjaman online menawarkan syarat yang mudah untuk
pencairan dana yang cepat. Syarat yang diperlukan antara lain Kartu Tanda Pengenal, SIM, NPWP,
Kartu Keluarga, Rekening Bank, bahkan Nomor Telepon pribadi sekalipun.
Pinjaman online memiliki keuntungan didalamnya dari konvensional yaitu, pinjaman online
memiliki proses yang lebih singkat daripada pinjaman yang lain. Pengajuan pinjaman finansial
konvensional umumnya, yang dilakukan secara offline, membutuhkan waktu persetujuan yang tidak
sebentar dan bahkan bisa berhari-hari. Mulai dari proses pengajuan pinjaman dengan menyertakan
berkas persyaratan seperti KTP, rekening listrik, buku nikah dan jaminan. Survei secara langsung ke
rumah atau lingkungan untuk memastikan kebenaran data. Pinjaman online tidak memerlukan survei
fisik. Persyaratannya hanya sederhana misalnya cukup scan atau foto KTP dan mengisi formulir
pengajuan pinjaman secara online saja tidak perlu seribet pinjaman offline. Survei dilakukan secara
online dengan mengisi kuisioner. tidak ada tatapan muka dalam pinjaman online. Setelah itu pinjaman
akan segera cair dalam waktu kurang dari satu hari. Sejumlah nominal uang akan langsung masuk ke
rekening pribadi. Selain itu, pinjaman online umumnya tidak memerlukan sebuah jaminan, jadi
masyarakat bisa mengajukan pinjaman secara online lewat aplikasi tanpa agunan. Pinjaman online
juga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja,
Mengingat dampak negatif dari layanan pinjaman online ilegal paling besar terjadi pada
masyarakat, maka perlu adanya literasi kepada masyarakat mengenai pinjaman berbasis
digital/teknologi. Masyarakat perlu mengetahui ketentuan, dampak, serta perlindungan hukum dari
transaksi pinjaman online tersebut. Masyarakat harus pintar dan waspada sebelum melakukan
transaksi pinjaman online, terutama pada layanan pinjaman online ilegal. Oleh karena itu,
implementasi manajemen ASN dan smart ASN penting bagi mencegah hal itu terjadi. Manajemen asn
dengan melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya, yakni menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan. Kemudian, smart ASN yakni pentingnya kesadaran dalam literasi digital memberikan
dampak positif.
D. Dampak Negatif dari Implementasi Manajemen ASN dan Smart ASN pada Kasus
Damapak Buruk Implementasi Manajemen ASN dan SMART ASN pada Analisis Isu – Terjerat
Pinjaman Online, seorang ASN bolos kerja hingga berbulan bulan

PENYEBAB AKIBAT

Surroundings
Kemudahan
Pemindahan, Penurunan,
Kurangnya Akses Aplikasi Pemberhentian Jabatan Tidak
Pinjaman Online terlaksananya
Pendapatan
manajemen
System ASN yang baik
Bahaya Pinjaman
Online

Kurangnya
Perilaku boros dan Peneroran dan
pengetahuan Penyebaran Data Pribadi
Literasi Digital tidak mudah puas

People
Skills

Kami mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari pinjaman online
terhadap seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan diagram Fishbone seperti yang terlihat
di atas.
Telah diketahui bahwa kasus pinjaman online kian merugikan pelanggannya, apalagi jika
aplikasi pinjaman online yang digunakan tersebut illegal. Kemudahan mengakses aplikasi pinjaman
online tidak sejalan dengan literasi digital yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan modal paket data
dan smartphone, masyarakat sudah dapat mengunjungi situs pinjaman online dan mengunduh
aplikasinya. Namun, kurangnya literasi digital, seperti pengetahuan akan informasi yang dapat dengan
mudah diakses oleh perusahaan pinjaman online dan bunga/biaya pengembalian yang lebih besar dari
jumlah peminjaman, membuat para penggunanya terutama masyarakat kelas menengah ke bawah
tidak mengetahui akan bahaya dari pinjaman online.
Kasus pinjaman online memberikan dampak negatif/buruk terhadap implementasi
Manajemen dan SMART ASN. Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus AR, seorang Aparatur Sipil
Negara Kota Banjar yang terjerat kasus pinjaman online. AR yang merupakan pegawai di Kantor Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjar mendapatkan sanksi karena sudah 65 hari tidak
masuk kantor dan tidak menjalankan tugas dan kewajibannya. Pinjaman online yang menjerat AR,
membuat kinerjanya menurun karena sering bolos bekerja dan gaji yang diterima selalu kurang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pinjaman online yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan justru
membuat AR meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai ASN sehingga perilaku AR pun sudah
melanggar kode etiknya sebagai ASN. Perilaku AR tidak dapat dijadikan contoh yang baik untuk
masyarakat. Dengan bolos selama 65 hari membuat AR juga tidak menjalankan fungsi ASN
sebagaimana mestinya yaitu sebagai pelayan publik. Tindakan AR termasuk pelanggaran disiplin yang
membuatnya harus diperiksa oleh Inspektorat Kota Banjar. Sistem Merit dapat diberlakukan pada AR
sebagai bentuk penilaian dari kinerjanya. Pemindahan atau penurunan jabatan hingga pemberhentian
dapat diberlakukan kepada AR.
Sebagai seorang ASN, AR seharusnya berpedoman pada empat pilar lliterasi digital agar tidak
masuk dalam pusaran bahaya pinjaman online. Sebelum melakukan transaksi di dunia digital, AR harus
mencari tahu apakah aplikasi pinjaman online yang digunakan sudah terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan atau belum. Tidak dilakukannya pencarian informasi tersebut membuktikan bahwa AR tidak
cakap dalam bermedia digital. Pemberian akses data pribadi kepada aplikasi pinjaman online
membuktikan kurangnya dasar pengetahuan dalam bermedia digital sehingga pihak pinjaman online
mudah untuk meneror dan mengancam untuk menyebarkan data pribadi jika nasabah tidak mampu
membayar tagihannya. Pada akhirnya, pinjaman online sering kali memberikan dampak buruk pada
masyarakat, bahkan hingga ke Aparatur Sipil Negara yang tidak cakap dan tidak mengetahui akan etika
dan budaya dalam bermedia digital. Hal itu dapat mempengaruhi hingga ke kinerja ASN tersebut dan
merugikan instansi pemerintahan tempat dimana dia bekerja.

E. Upaya Pemecahan Kasus


Jika kita berkaca dari kasus ASN Banjar yang terjerat pinjaman online, ada kesalahan lain yang
dia lakukan yakni tidak masuk kerja dalam jangka waktu yang lama. Perubahan mental harus dimulai
pada instansi-intansi pemerintah, dimulai dengan kesadaran tentang pentingnya kedisiplinan diri.
Alternatif gagasan yang dianjurkan yakni pentingnya sistem pembinaan mental setiap individu ASN,
karena sistem yang bagus dapat membentuk mentalisas ASN menjadi disiplin dan bertanggung jawab,
tanpa harus mempunyai aturan-aturan yang banyak layaknya aturan untuk anak sekolah dasar.Selain
itu ada beberapa upaya rekomendasi yang dapat kami berikan yakni:
1. Setiap Instansi perlu mempunyai Proertner (pelayan pintu)
Pelayan yang dimaksud bukan satpam tetapi pelayan pintu yang tugasnya mengisi buku daftar
hadir pegawai yang bekerjn. Jadi setiap pegawai yang masuk dan ingin pergi harus melaporkan
kepada pelayan pintu, maka setiap pegawai tidak semena-mena lagi. Juga regulasi karyawan
keluar masuk di satu pintu juga harus diterapkan agar memudahkan proses pencatatan
proertner
2. Mesin kehadiran otomatis di depan pintu masuk
Jadi setiap aktifitas karyawan selain dicatat oleh pelayan pintu, juga akan terdeteksi oleh sistem
otomatis kehadiran. Sistem akan mencatat setiap aktifitas karyawan, keluar dan masuk kantor,
serta berapa lama durasi karyawan keluar hingga kembali ke kantor. Dengan cara seperti ini
dengan mudah dapat memberikan sanksi kepada setiap ASN yang bolos

Demikian beberapa gagasan terkait upaya rekomendasi terkait ASN yang bolos, sedangkan
untuk kasus pinjaman online merupakan rentetan akibat ASN tidak masuk kerja dan mendapatkan gaji
kecil dari akumulasi jumlah kehadiran. Telepas dari kesalahan individu tersebut, perlu adanya upaya
pemberantasan platform pinjaman online yang illegal. Karena dengan diiming-imingi dana cepat,
masyarakat tidak melihat bunga besar yang mereka tagihkan dikemudian hari, juga pinjaman online
illegal rentan sekali terhadap pencurian data masyarakat. Adapun beberapa upaya rekomendasi dari
kelompok kami yakni:
1. Memperkuat literasi keuangan dan melakukan program komunikasi secara aktif dan
menyeluruh untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas penawaran pinjol ilegal;
2. Memperkuat program edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian dalam
melakukan pinjaman online dan menjaga data pribadi;
3. Memperkuat Kerjasama antar otoritas dan pengembang aplikasi untuk mencegah penyebaran
pinjol ilegal melalui aplikasi dan penyedia jasa telepon seluler untuk menyebarkan informasi
kewaspadaan masyarakat atas penawaran pinjol ilegal;
4. Melarang perbankan, Penyedia JasAS Pembayaran (PJP) non bank, agregator, dan koperasi
bekerja sama atau memfasilitasi pinjol ilegal dan wajib mematuhi prinsip mengenali pengguna
jasa (Know your Customer) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perlu juga tindakan hukum yang jelas untuk memproses pelaku pinjol illegal, agar memberikan
efek jera kepada oknum-oknum jahat.

Anda mungkin juga menyukai