PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN umum dikenal sebagai layanan pinjaman online.
SEBAGAI PENGAWAS APLIKASI PINJAMAN Layanan pinjaman online ini telah menjadi salah
ONLINE DALAM MELINDUNGI DEBITUR satu alternatif yang populer bagi para pelaku Usaha
YANG CIDERA JANJI AKIBAT FORCE Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) lokal dalam
MAJEURE1 mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah
dan cepat.
Cornelya Ellsa Papona2
paponaellsa@gmail.com Perkembangan pinjaman online (pinjol) ini
Mercy Maria Magdalena Setlight3 terjadi karena peningkatan penggunaan internet dan
mercysetlight@unsrat.ac.id teknologi informasi. Pinjol memungkinkan
Victor Demsy Denly Kasenda4 peminjam mengajukan pinjaman tanpa harus
victorkasenda@unsrat.ac.id mengunjungi kantor bank atau lembaga keuangan
tradisional, internet memungkinkan peminjaman
uang dilakukan di mana saja dan kapan saja.
ABSTRAK Layanan pinjol ini disediakan melalui situs web dan
aplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Aplikasi pinjaman online adalah sebuah
daripada Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas aplikasi yang biasanya dimiliki oleh perusahaan
aplikasi pinjaman online dan perlindungan hukum fintech atau platform pinjaman online yang
apa yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan menawarkan layanan pinjaman tanpa jaminan
kepada debitur yang cidera janji akibat force dengan proses yang cepat dan mudah. Seiring
majeure. Metode penelitian yang di gunakan dalam berkembangnya aplikasi pinjol ini, diperlukan suatu
penulisan ini adalah metode pendekatan Yuridis pengawasan dari lembaga yang berwenang.
Normatif, dan kesimpulan yang di dapat: 1. Peran Lembaga/Badan Pengawas aplikasi adalah
Otoritas Jasa Keuangan dalam pengawasan aplikasi badan yang bertanggung jawab atas pengawasan
pinjaman online meliputi pendaftaran, dan lisensi dan regulasi terhadap penggunaan aplikasi di suatu
Perusahaan penyelenggara fintech, verifikasi wilayah atau negara. Tugas badan pengawas
berkas, penilaian kesesuaian, dan pengawasan aplikasi dapat mencakup pengawasan terhadap
operasional Perusahaan; 2. Perlindungan hukum kualitas, ketersediaan, keamanan, dan privasi
yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan bagi aplikasi yang digunakan oleh masyarakat.
debitur pinjaman online yang cidera janji akibat Lembaga yang berwenang mengawasi
force majeure yaitu menciptakan pengaturan aplikasi pinjaman online salah satunya adalah
Otoritas Jasa Keuangan bagi debitur-debitur yang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK adalah
melakukan kegiatan jasa keuangan di lingkup lembaga negara yang didirikan pada 16 Juli 2012
layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi dan bertugas menyelenggarakan sistem pengaturan
informasi. dan pengawasan terintegrasi untuk semua kegiatan
Kata Kunci : Otoritas Jasa Keuangan, Pinjaman di sektor jasa keuangan. OJK dibentuk berdasarkan
Online, Cidera Janji (Wanprestasi), Force Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Majeure Otoritas Jasa Keuangan.5
Awal pembentukan OJK berawal dari adanya
keresahan dari beberapa pihak dalam hal fungsi
pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal yang
PENDAHULUAN
melatarbelakangi pembentukan Otoritas Jasa
Dalam industri perbankan, terdapat sebuah Keuangan, yaitu Perkembangan industri sektor jasa
fenomena yang berkembang pesat sejak tahu 2016, keuangan di Indonesia, Permasalahan lintas sektoral
yaitu Fintech Peer to Peer Lending atau yang lebih industri jasa keuangan, dan amanat Undang-undang
1
Artikel Skripsi 5
Suatmi, Bernadetta Dwi, dan dkk. “Bank dan Lembaga
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat NIM 19071101218 Keuangan Lainnya.” Dalam Otoritas Jasa Keuangan, oleh
3
Fakultas Hukum UNSRAT, Doktor Ilmu Hukum Bernadetta Dwi Suatmi, 17-18. Bandung: Media Sains
4
Fakultas Hukum UNSRAT, Magister Ilmu Hukum Indonesia, 2022.
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia Pasal majeure ini seperti gempa bumi, banjir, tanah
34 ayat (1) dan (2). Jadi OJK dibentuk dengan longsor, gunung meletus, tsunami, kebakaran,
harapan akan terciptanya lingkungan yang sehat, Covid-19, dan lain-lain yang termasuk kejadian di
transparan, dan terpercaya bagi konsumen jasa luar kehendak manusia akan terjadi.
keuangan dalam industri keuangan. Poin Kesatu Keputusan Presiden ini yang
Perkembangan pinjol dan pembentukan berbunyi “Menyatakan bencana non alam yang
Lembaga pengawas pinjol telah membuat banyak diakibatkan oleh penyebaran Corona Vints Disease
Perusahaan menciptakan aplikasi pinjol dengan 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional”. 8Dari
persyaratan berada di di bawah pengawasan OJK. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
Semakin banyak orang yang menyukai aplikasi tersebut, Covid-19 dapat dinyatakan sebagai force
pinjol karena caranya yang cepat dan praktis jadi majeure.
sangat memudahkan orang untuk mendapatkan Dengan adanya penjelasan mengenai
pinjaman tanpa harus ke bank. Namun Ketika peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam force
Covid-19 melanda seluruh dunia termasuk majeure dalam klausul perjanjian, para pihak
Indonesia pada tahun 2019, Covid-19 ini memiliki kemampuan untuk menunda atau
mengganggu berbagai sektor, terutama di sektor membatalkan pelaksanaan perjanjian tersebut.
pinjol ini lebih khusus mengenai perjanjian/kontrak. Covid-19 yang berlangsung dalam waktu yang lama
Pada saat itu, pinjaman Online sangat menarik telah menyebabkan banyak debitur mengalami
bagi para Masyarakat karena dianggap sebagai cidera janji dengan alasan force majeure (Covid-
solusi terbaik. Pinjaman online ini memiliki 19). Cidera janji atau yang juga dikenal sebagai
ketentuan pembayaran tepat waktu, sehingga para wanprestasi, merupakan ketidakpenuhan kewajiban
debitur harus membayarnya tepat pada waktunya. oleh debitur baik secara disengaja maupun karena
Jika terlambat, debitur akan mendapatkan sanksi kelalaian. Wanprestasi tertuang dalam Pasal 1238
atau konsekuensi. Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang
Adanya Covid-19 membuat para debitur menyatakan “Debitur dinyatakan lalai dengan surat
menggunakan alasan force majeure (keadaan kahar) perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
untuk menghindari cidera janji (wanprestasi). Force berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu
majeure ini telah diatur dalam Pasal 1244 dan Pasal bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus
1245 Burgelijk Wetboek (BW). Menurut Setiawan, dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang
force majeure adalah suatu keadaan yang terjadi ditentukan”9 Dalam hal melakukan kontrak
setelah dibuatnya persetujuan yang menghalangi perjanjian pinjam meminjam secara online telah
debitur untuk memenuhi prestasinya, yang mana dianggap sah secara hukum, karena ketentuannya
debitur tidak dapat dipersalahkan dan tidak harus tetap tunduk pada Pasal 1320 KUH Perdata dan
menanggung resiko serta tidak dapat menduga pada Pasal 1338 KUH Perdata. Selama perjanjian
waktu persetujuan dibuat. Karena semua itu tersebut tidak melanggar ketentuan dari Pasal 1320
sebelum debitur lalai untuk memenuhi prestasinya KUH Perdata mengenai syarat sahnya sebuah
pada saat timbulnya keadaan tersebut.6 perjanjian. 10 Debitur yang tidak dapat memenuhi
Definisi force majeure juga dapat ditemukan
di dalam Putusan Mahkamah Agung RI No. 409
K/Sip/1983. Menurut putusan tersebut, force hukumnya-lt5a16bb3a19215/, (diakses pada Kamis 04 Mei
2023, Pukul 23.59 wita)
majeure diartikan sebagai keadaan memaksa 8
bpk.go.id,”Keputusan Presiden No 12 Tahun 2020”,
diakibatkan oleh suatu malapetaka yang secara https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135718/keppres-no-
patut tidak dapat dicegah oleh pihak yang harus 12-tahun-2020, (diakses pada Rabu 19 Juli 2023, pukul 21:37
berprestasi.7 Contoh daripada peristiwa force wita)
9
Rumah.com,” Wanprestasi: Pengertian, Penyebab, Pasal,
dan Dampak Hukumnya”, https://www.rumah.com/panduan-
6
Simanjuntak, P N. H. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: properti/wanprestasi-47060, (diakses pada Minggu 07 Mei
Kencana (Prenamedia Group), 2015. Hal 295 2023, pukul 21.37 wita)
7
Hukum Online, (Terputusnya Jaringan Telekomunikasi 10
Nabilah Apriani,”Tinjauan Yuridis Perjanjian Pinjaman
Termasuk Force Majeure? Ini Penjelasan Hukumnya), Online Berbasis Financial Technology”,Jurnal
https://www.hukumonline.com/berita/a/terputusnya-jaringan- MAHUPAS:Mahasiswa Hukum UNPAS, Vol.1 No. 1,
telekomunikasi-termasuk-i-force-majeure-i-ini-penjelasan- Desember 2021, Hal. 119
janjinya akibat force majeure tidak dapat KTP asli," katanya. Dari pengalaman pribadinya,
disalahkan, karena kejadian tersebut merupakan Ganes mengingatkan masyarakat untuk jangan
situasi yang di luar kendali manusia dan tidak dapat pernah mengambil utang pinjol. Ia menyarankan
dihindarkan. Seperti contoh yang saya ambil pada mengambil pinjaman dari perbankan meski
berita yang dikeluarkan oleh CNN Indonesia, syaratnya memang jauh lebih ribet.11
Jakarta mengenai “Jungkir Balik” korban pinjol Maka dari itu, berdasarkan uraian-uraian
dikejar Debt Collector” pada Selasa, 14 september permasalahan di atas penulis tertarik membuat
2021, disini menjelaskan bahwa Seorang Pria penelitian dengan judul sebagai berikut: ”PERAN
bernama Ganes (41) menjadi korban terror debt OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI
collector pinjol setelah gagal membayar pinjaman PENGAWAS APLIKASI PINJAMAN ONLINE
selama dua minggu. DALAM MELINDUNGI DEBITUR YANG
Kesehatan mental Ganes terganggu karena CIDERA JANJI AKIBAT FORCE MAJEURE”
data pribadinya tersebar dan diancam
diperdagangkan. Pekerjaan Ganes juga terganggu
karena beberapa hari lalu ia memutuskan B. Rumusan Masalah
mengundurkan diri dari perusahaan event organiser Berdasarkan latar belakang di atas, maka
(EO) dan usaha pemasok daging tempatnya bekerja. permasalahan yang dapat diangkat adalah :
Semua kemalangan tersebut bermula ketika ia 1. Bagaimana Peran dari Otoritas Jasa Keuangan
memutuskan membantu kerabat dekat mengambil Sebagai Pengawas Aplikasi Pinjaman Online?
pinjaman lewat pinjol karena yang bersangkutan 2. Bagaimana Perlindungan Hukum yang
sudah masuk daftar hitam. Ia tidak bisa diberikan Oleh Otoritas Jasa Keuangan kepada
membayarkan pinjaman karena pendapatannya Debitur Pinjaman Online yang cidera janji
berkurang saat PPKM berlaku dan membuatnya jadi akibat force majeure?
korban pinjol. Ia terjebak dalam kubangan pinjol
ilegal dan terpaksa mengambil pinjaman dari empat C. Metode Penelitian
pinjol untuk menutupi pinjaman dua pinjol. Ia juga Metode penelitian yang digunakan dalam
membeberkan bahwa ia terjebak dalam 20 pinjaman penelitian ini adalah Metode Penelitian Yuridis
dari 4 aplikasi pinjol, karena ia berpikir bahwa Normatif. Penelitian Yuridis Normatif ini
semua aplikasi yang tersedia di Play Store dan App merupakan pendekatan yang dilakukan berdasarkan
Store pasti memiliki izin dari Kementerian bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-
Komunikasi dan Informatika. teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta
Ganes sempat mengikuti anjuran OJK yakni peraturan perundang-undangan yang berhubungan
melapor ke pihak kepolisian, alih-alih dapat dengan penelitian ini. 12
bantuan ia malah mendapat ejekan dan jadi bahan
ketawa. Ganes mengaku bertekat ingin melunasi
seluruh tagihan. Namun karena tak memiliki
pendapatan pasti akibat pandemi, ia pun
mengajukan permohonan restrukturisasi.
Sayangnya, ia mengatakan banyak pinjol yang PEMBAHASAN
enggan merelaksasi kredit pinjaman. Sebagai A. Peran dari Otoritas Jasa Keuangan Sebagai
informasi, fasilitas restrukturisasi pinjol tertuang Pengawas Aplikasi Pinjaman Online
dalam Pasal 9, POJK Nomor 14/POJK.05/2020 Lembaga Otoritas Jasa Keuangan atau yang
Tentang Kebijakan Countercyclical Dampak lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah
Penyebaran Covid-19 bagi Lembaga Jasa Keuangan
Non-Bank.
11
CNN Indonesia,”’Jungkir Balik’ Korban Pinjol Dikejar
Debt Collector”,
Ganes mengaku siap menghadap pengadilan
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210912182709-78-
bila ia dilaporkan oleh kreditur. "Pandemi ini force 693227/jungkir-balik-korban-pinjol-dikejar-debt-collector ,
majeure (di luar kendali). Saya minta keringanan (diakses pada Selasa 09 Mei 2023, pukul 03.28 wita)
12
tapi mereka selalu bilang tanggung jawab mana? Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamudji. Jakarta: Rajawali
Anda maling. Kalau saya maling ngapain saya kasih Pers, 2014, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan
singkat), hlm. 12-14
lembaga pengawasan jasa keuangan yang dalam Pasal 5 Undang-undang No. 21 Tahun 2011
independen dan mengawasi industri perbankan, tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi:
pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, OJK berfungsi menyelenggarakan sistem
dana pensiun dan asuransi. Sebenarnya tugas pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
tersebut bukanlah tugas daripada OJK, namun pada terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
waktu OJK dibentuk terjadilah sebuah peralihan keuangan14, sudah jelas bahwa OJK melakukan
tugas yang tertulis pada Pasal 55 Undang-undang sebuah tugas pengawasan. OJK melaksanakan
no 21 tahun 2011. wewenangnya sebagai lembaga yang memberikan
Peralihan tugas ini terkait pengawasan pengaturan dan pengawasan terhadap perusahaan
perbankan yang sebelumnya dijalankan oleh Bank yang berbasis financial technology (fintech).
Indonesia, dialihkan kepada OJK. Akan tetapi, Pengaturan daripada OJK sendiri biasa disebut
pengaturan dan pengawasan bank ini tidak dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
sepenuhnya lepas dari BI. Dalam hal ini, OJK OJK dengan resmi mengeluarkan Peraturan Otoritas
bertugas mengatur dan mengawasi perbankan Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang
dalam lingkup mikroprudensial sedangkan BI Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
mengatur dan mengawasi perbankan dalam lingkup Teknologi Informasi (LPMUBTI) pada tanggal 29
makroprudensial.13 Desember 2016. Dengan dikeluarkannya peraturan
ini, OJK dianggap telah siap memberikan payung
Tujuan dibentuknya otoritas jasa keuangan, hukum bagi para debitur pinjaman Online.
disebutkan dalam isi Pasal 4 Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa 2. Peran Mengawas OJK
Keuangan yaitu, OJK dibentuk dengan tujuan agar
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa Peranan sebagai pengawasan dalam hal ini
keuangan:1)Terselenggara secara teratur, adil, adalah OJK akan mengawasi pelaksanaan aturan-
transparan, dan akuntabel; 2)Mampu mewujudkan aturan terkait penyelenggara fintech jenis Peer To
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan Peer (P2P) Lending yang dalam konteks ini yakni
dan stabil; dan 3)Mampu melindungi kepentingan POJK. Pengawasan dapat dilakukan secara rutin
Konsumen dan masyarakat. tidak boleh terputus, artinya harus dilakukan secara
Pasal-pasal yang berkaitan dengan peran melekat atau terus menerus.15 OJK saat ini
Otoritas Jasa Keuangan dalam Undang-Undang melakukan pengawasan terhadap penyelenggara
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa fintech lending melalui 3 metode, yaitu:
Keuangan terdapat dalam Pasal 6, 7, 8, dan 9. OJK a. Offsite, melalui laporan-laporan yang
memiliki beberapa fungsi dan peran yang biasa disampaikan kepada OJK dan juga rencana
disingkat menjadi 3M yaitu Mengatur, Mengawasi, implementasi host-to-host dengan server
dan Melindungi. Berikut Penjelasannya: Perusahaan dengan memanfaatkan Struktur
Elemen Database sebagaimana dimaksud
1. Peran Mengatur OJK dalam formular 3C POJK 77/2016.
OJK mengatur kegiatan jasa keuangan di b. Market Conduct (Semi SRO), sesuai
sektor perbankan, sektor pasar modal, dan sektor ketentuan Pasal 48 POJK Nomor
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB). OJK juga 77/POJK.01/2016, seluruh penyelenggara
memiliki peran penting dalam mengatur dan wajib terdaftar sebagai anggota asosiasi yang
menyusun kebijakan terkait pinjaman Online. Hal telah ditunjuk oleh OJK. OJK telah menunjuk
ini meliputi penyusunan peraturan dan regulasi Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama
yang mengatur operasional dan perlindungan
konsumen dalam industri pinjaman Online. Sesuai 14
Ojk,”Undang-undang nomor 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan”, https://www
13
Metia Winati Muchda, Maryati Bachtiar dan Dasrol, .ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/undang-
“Pengalihan Tugas Pengaturan dan Pengawasan Perbankan undang/Pages/undang-undang-nomor-21-tahun-2011-tentang-
dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan otoritas-jasa-keuangan.aspx, diakses pada Jumat 19 Mei 2023,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang pukul 15:34 wita
Otoritas Jasa Keuangan”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22, Nomor 2 15
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya,
Juni 2014. Hal 75 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2014, h. 320
kewajibannya dalam kontrak karena adanya diperhatikan oleh kedua belah pihak dalam
kejadian force majeure yang tidak dapat dihindari melakukan renegosiasi adalah Adanya
atau diperkirakan sebelumnya. Force majeure kesepakatan antara debitur dan kreditur,
mengacu pada kejadian atau keadaan di luar kendali Pengurangan jumlah kewajiban debitur,
pihak yang mengakibatkan pelaksanaan kontrak Penambahan waktu pemenuhan prestasi, dan
menjadi tidak mungkin, sulit, atau terlambat Melaksanakanaddendum perjanjian/kontrak.23
dilakukan. Cidera janji akibat force majeure dapat Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun
memiliki dampak yang signifikan pada pelaksanaan 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pengertian
kontrak antara debitur (pihak yang memiliki dari Perlindungan Konsumen adalah segala Upaya
kewajiban) dan kreditur (pihak yang memiliki hak) yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
dalam beberapa cara, termasuk: memberi perlindungan kepada konsumen. Dalam
a. Pembebasan dari tanggung jawab: Pasal 1245 hal ini debitur yang cidera janji akibat force
KUH Perdata menentukan bahwa ”Tidaklah majeure termasuk konsumen dari Perusahaan
biaya, rugi, dan bunga harus digantinya, fintech, jadi debitur tersebut mempunyai hak untuk
apabila karena keadaan memaksa atau karena mendapatkan perlindungan hukum.24
suatu keadaan yang tidak disengaja, si Perlindungan hukum adalah upaya dan
berutang berhalangan memberikan atau mekanisme yang ada dalam sistem hukum suatu
berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau karena negara untuk melindungi hak-hak individu,
hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan kelompok, atau entitas hukum dari tindakan yang
yang terlarang”.20 melanggar hukum. Perlindungan hukum bertujuan
b. Penangguhan atau penundaan kewajiban: untuk menjaga keadilan, menegakkan aturan
Merujuk pendapat sebagaimana disampaikan hukum, dan memberikan sarana penyelesaian
oleh Sri Soedewi Maschoen Sofwan terkait sengketa.
dengan pemenuhan prestasinya maka dalam Bentuk perlindungan hukum yang diberikan
hal ini dapat ditentukan terlebih dahulu oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu salah
apakah peristiwa yang terjadi merupakan satunya peraturan-peraturan yang diciptakan OJK
force majeure yang sifatnya permanen atau bagi debitur-debitur yang melakukan kegiatan jasa
sementara.21 keuangan di lingkup layanan pinjam meminjam
c. Renegosiasi kontrak: Dalam situasi force uang berbasis teknologi informasi. Berikut adalah
majeure yang berkepanjangan atau beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh OJK,
berdampak jangka panjang, pihak-pihak yang diantaranya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
terlibat dapat memilih untuk merenegosiasi Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
syarat dan ketentuan kontrak. Renegosiasi Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi,
dengan alasan force majeure tentu bisa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
dengan tetap berpatokan pada Pasal 1244, 18/POJK.07/2018, tentang Layanan Pengaduan
Pasal 1245, dan terutama Pasal 1338 Konsumen di Sektor Jasa Keuangan, juga Peraturan
KUHPerdata.22Beberapa hal yang harus Otoritas Jasa Keuangan Nomor 06/POJK.07/2022,
tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat
20
Daryl John Rasuh,” Kajian Hukum Keadaan Memaksa Di Sektor Jasa Keuangan.
(Force Majeure) Menurut Pasal 1244 Dan Pasal 1245 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, thn 2016, Lex Privatum, Selain perlindungan hukum yang diberikan
Vol. IV/No. 2/Feb/2016 oleh OJK dengan membentuk regulasi-regulasi,
21
CH Saputra, AL Prakoso and MK SH, "Force
Majeure sebagai Alasan Penundaan Pemenuhan Kewajiban
perlindungan yang diberikan bagi debitur yang
dalam Perjanjian di Masa Pandemi" (eprints.ums.ac.id, cidera janji ada 3 bentuk perlindungan, yaitu
2022), http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/105615
23
22 Ibid, hal.258
SK Harahap, "Renegosiasi Kontrak Sebagai Upaya 24
JDIH BPK, ”Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Penyelesaian Pelaksanaan Kontrak Saat Pandemi Covid-19", tentang Perlindungan Konsumen”,
Jurnal Hukum Ius Quia Iustum (journal.uii.ac.id, 2022), https://peraturan.bpk.go.id/Details/45288/uu-no-8-tahun-1999,
hal.254, (diakses pada Senin, 18 September 2023, pada pukul 12:02
<https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/view/19993> wita)
Perlindungan Data Pribadi, Perlindungan Preventif yang digunakan oleh pihak pembela tidak
dan Represif. 25 bertentangan dengan POJK-POJK yang ada. Dalam
hal ini kita bisa mengambil pengaturan mengenai
1. Perlindungan Data Pribadi cidera janji akibat force majeure dalam
Dalam POJK Nomor 77/POJK.01/2016 Pasal KUHPerdata Pasal 1244 dan Pasal 1245 untuk
26a, menyatakan bahwa penyelenggara wajib pengaturan hukumnya.
menjaga kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan Selain poin-poin di atas, menurut jawaban dan
data pribadi, data transaksi, dan data keuangan yang penjelasan yang saya dapatkan saat mengikuti
dikelolanya sejak data diperoleh hingga data Sosialisasi Waspada Investasi dan Pinjaman Online
tersebut dimusnahkan. Terdapat juga dalam Surat Ilegal di Kantor Pusat Universitas Sam Ratulangi
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 Tahun pada Kamis, 16 Februari 2023 yang dilaksanakan
2014 tentang Kerahasiaan Dan Keamanan Data oleh Tamang OJK, OJK SulutGo Malut dengan
Dan/Atau Informasi Pribadi Konsumen pada bagian narasumbernya yaitu Bapak Tongam Lumban
kedua poin 1, menyatakan bahwa Pelaku Usaha Tobing selaku Kepala Departemen Penyidikan
Jasa Keuangan dilarang dengan cara apapun, Sektor Jasa Keuangan OJK dan Bapak Wakapolda
memberikan data dan/atau informasi pribadi Provinsi Sulawesi Utara yaitu Bapak Brigjen Pol
mengenai Konsumennya kepada pihak ketiga. Jan Leonard De Fretes, saya bertanya mengenai inti
2. Perlindungan Preventif dan Represif dari penelitian saya ini dan perlindungan hukum
yang diberikan oleh OJK bagi debitur yang cidera
Perlindungan Preventif ini bertujuan untuk janji akibat force majeure, yaitu restrukturisasi
membangun kepercayaan masyarakat dalam kredit.26
menggunakan produk dan layanan jasa keuangan.
Yang dimaksud dalam Upaya ini adalah Melakukan Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan
mengenai karakteristik kegiatan penghimpunan terhadap debitur yang berpotensi mengalami
dana dan pengelolaan investasi ilegal Knowledge kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Proses
sharing dengan penegak hukum dan regulator di restrukturisasi kredit pinjol umumnya melibatkan
daerah. Sedangkan Perlindungan Hukum dengan negosiasi antara pemberi pinjaman dan peminjam.
Represif berguna untuk penyelesaian sengketa. Peminjam harus menghubungi pemberi pinjaman
Kedua poin Perlindungan di atas terdapat dan menjelaskan situasinya yang mengakibatkan
dalam POJK Nomor 6/POJK.07/2022 tentang kesulitan dalam membayar pinjaman.
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Pandemi COVID-19 telah memberikan
Jasa Keuangan, Pasal 2 menyatakan bahwa dampak pada industri Peer to Peer Lending, yang
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di sektor terlihat dari data Otoritas Jasa Keuangan yang
jasa keuangan menerapkan prinsip: a. edukasi yang menunjukkan penurunan tingkat keterlambatan
memadai; b. keterbukaan dan transparansi pembayaran (TKB90) dari Desember 2019 hingga
informasi; c. perlakuan yang adil dan perilaku November 2020. Kebijakan dalam mengatasi risiko
bisnis yang bertanggung jawab; d. perlindungan gagal bayar dalam Peer to Peer Lending bergantung
aset, privasi, dan data Konsumen; dan e. pada masing-masing penyelenggara karena belum
penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa ada aturan yang mengatur secara spesifik. Setelah
yang efektif dan efisien. terjadinya covid-19, penyelenggara memberikan
fasilitas bagi penerima pinjaman yang terdampak
Regulasi mengenai perlindungan debitur yang melalui mekanisme dan analisis kelayakan yang
cidera janji akibat force majeure masih belum dilakukan oleh penyelenggara serta persetujuan dari
terlalu kuat dalam OJK, jadi OJK bekerja sama
dengan beberapa pihak termasuk salah satunya
Lembaga bantuan Hukum. Dan tentu saja regulasi
25
Muhammad Fajri, “Perlindungan Hukum Debitur 26
Penjelasan saat Sosialisasi Waspada Investasi dan
Yang Melakukan Wanprestasi Dalam Perjanjian Pinjaman Pinjaman Online Ilegal di Universitas Sam Ratulangi, Oleh
Online”, UNISSULA. 2023 OJK SulutGoMalut, Pada Kamis 16 Februari 2023
Sutedi, Adrian. Aspek Hukum Otoritas Jasa Pikahulan, Rustam Magun. “Implementasi Fungsi
Keuangan. Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014, Pengaturan serta Pengawasan pada Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
JURNAL/ARTIKEL terhadap Perbankan” Jurnal Penegakan
CH Saputra, AL Prakoso and MK SH, "Force Hukum dan Keadilan I (Maret 2020)
Majeure sebagai Alasan Penundaan Rasuh, Daryl John. “Kajian Hukum Keadaan (Force
Pemenuhan Kewajiban dalam Perjanjian di Majeure) Menurut Pasal 1244 Dan Pasal 1245
Masa Pandemi" (eprints.ums.ac.id, 2022), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata” Lex
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/105615 Privatum, Vol IV (Februari 2016): 1.
Korah, Grasela Gloria Sengkey: Hendrik Pondaag: S Yuharnita, "Kebijakan Restrukturisasi Pinjaman
Revy. “Peran Dan Fungsi Otoritas Jasa Pada Peer To Peer Lending", Media Iuris Vol.
Keuangan Dalam Mengawasi Pinjaman 4 No. 1, Februari 2021 (scholar.archive.org,
Online Ilegal Di Indonesia.” 2021.: 2. 2021)
Lipton, Alex, David Shrier, and Alex Pentland.
SK Harahap, "Renegosiasi Kontrak Sebagai Upaya
“Digital banking manifesto: the end of
Penyelesaian Pelaksanaan Kontrak Saat
banks?. USA: Massachusetts Institute of
Pandemi Covid-19", Jurnal Hukum Ius Quia
Technology, 2016”,
Iustum (journal.uii.ac.id, 2022), hal.254,
https://www.getsmarter.com/blog/wpcontent/
<https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/vie
uploads/2017/07/mit_digital_bank_manifesto
w/19993
_report.pdf, (diakses pada Jumat 21 April
2023, Pukul 01:02 wita)
Suatmi, Bernadetta Dwi, dan dkk. “Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya.” Dalam
Metia Winati Muchda, Maryati Bachtiar dan
Otoritas Jasa Keuangan, oleh Bernadetta Dwi
Dasrol, “Pengalihan Tugas Pengaturan dan
Suatmi, 17-18. Bandung: Media Sains
Pengawasan Perbankan dari Bank Indonesia
Indonesia, 2022.
Kepada Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Zahro, Rona Jinan, dan DKK. SCRIPTA, VOL. IV,
Tentang Otoritas Jasa Keuangan”, Jurnal DESEMBER 2021. Jember: UPT Penerbitan
Ekonomi, Vol. 22, Nomor 2 Juni 2014. Hal & Percetakan Universitas Jember, 2021.
75
Muhammad Fajri, “Perlindungan Hukum Debitur
Yang Melakukan Wanprestasi Dalam PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Perjanjian Pinjaman Online”, UNISSULA. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
2023 Tahun 1945
Muhson, A. “Teknik analisis kuantitatif”. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW)
Universitas Negeri Yogyakarta. 2006
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Nabilah Apriani,”Tinjauan Yuridis Perjanjian Otoritas Jasa Keuangan
Pinjaman Online Berbasis Financial
Technology”,Jurnal MAHUPAS:Mahasiswa Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Hukum UNPAS, Vol.1 No. 1, Desember Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
2021, Utang
Ojk,”Undang-undang nomor 21 tahun 2011 tentang Yurids.id, “Pasal 1320 KUHPerdata (Kitab
Otoritas Jasa Keuangan”, https://www Undang-Undang Hukum Perdata)”,
.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa- https://yuridis.id/pasal-1320-kuhperdata-
keuangan/undang-undang/Pages/undang- kitab-undang-undang-hukum-perdata/,
undang-nomor-21-tahun-2011-tentang- (diakses pada Jumat 05 Mei 2023, pukul
otoritas-jasa-keuangan.aspx, diakses pada 01:05 wita)
Jumat 19 Mei 2023, pukul 15:34 wita
OJK.”Siaran Pers : OJK Terbitkan POJK Baru
Perlindungan Konsumen. 18 Mei 2022” SOSIALISASI
http://www.ojk.go.id/id/ berita-dan- Sosialisasi Satgas Waspada Investasi oleh Bapak
kegiatan/siaran-pers/Pages/OJK-Terbitkan- Tongam L. Tobing, “Waspada Investasi
POJK-Baru Perlindungan-Konsumen.aspx, Ilegal di Era Digital” Manado, 16 Februari
(diakses pada Jumat 21 April 2023, Pukul 2023
00:58 wita)
Ojk.go.id,”FAQ Fintech Lendeing”,
https://ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-
statistik/direktori/fintech/Documents/FAQ%2
0Fintech%20Lending.pdf, (diakses pada
Minggu 07 Mei 2023, pukul 21:03 wita)
OMG Duit!, “RESTRUKTURISASI! Solusi Anti
GALBAY Pinjol Legal”,
https://www.youtube.com/watch?v=PVB2urt
F-Ao, (diakses pada Rabu 07 Juni 2023,
pukul 23:43 wita)
Rumah.com,” Wanprestasi: Pengertian, Penyebab,
Pasal, dan Dampak Hukumnya”,
https://www.rumah.com/panduan-
properti/wanprestasi-47060, (diakses pada
Minggu 07 Mei 2023, pukul 21.37 wita)
Sikapi Uangmu, “Edukasi dan Perlindungan
Konsumen di Sektor Keuangan”,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CM
S/Article/1, (diakses pada Rabu 14 Juni 2023,
pukul 06:39 wita)
Sikapi Uangmu, “Yuk Mengenal Fintech P2p
Lending Sebagai Alternatif Investasi
Sekaligus Pendanaan”,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CM
S/Article/20566, (diakses pada Jumat 21 April
2023, Pukul 01:09 wita)
Yuridis.id, “Pasal 1313 KUHPerdata (Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata”,
https://yuridis.id/pasal-1313-kuhperdata-
kitab-undang-undang-hukum-perdata/,
(diakses pada Jumat 05 Mei 2023, pukul
01.02 wita)