Anda di halaman 1dari 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo pada awalnya

didirikan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan Wisata Air Terjun

Jumog. Pada tahun 2004 pemerintah Desa Berjo mengadakan kerjasama

dengan pihak ke tiga (investor) untuk membuka objek wisata air terjun

jumog yaitu dengan Bapak Abdullah Farad.Kerjasama dalam jangka 5

tahun dan dapat diperpanjang selama 3 kali perpanjangan atau selama 20

tahun.Dalam perjalanan 3 tahun berjalan, kerjasama tidak berjalan sesuai

kesepakatan yaitu pihak ketiga (investor) tidak dapat memenuhi

kewajiban yang harus penuhi yaitu pembayaran 30% dari pendapatan

pengelolaan objek wisata selama 1 tahun.Setelah diadakan musyawarah

yang dimediasi pemerintah kabupaten dengan diberi tenggang waktu

pembayaran 6 bulan, pihak ketiga tidak dapat menyelesaikan

kewajibannya baik ke Desa Berjo maupun ke Kabupaten dan pihak ketiga

menyerahkan semua aset objek wisata kepada Desa Berjo.Pasca

penyerahan aset objek wisata air terjun jumog, pengelolaan objek

dilakukan oleh pemerintah Desa Berjo.

61
62

Mengingat SDM dalam birokrasi pemerintahan desa kurang

mumpuni dibidang pengelolaan suatu objek wisata, maka pemerintah

Desa Berjo mengadakan musyawarah dengan BPD untuk pengelolaan

objek wisata tersebut dengan 3 opsi yaitu :

a. Dikelola dengan bentuk koperasi.

b. Mencari investor baru.

c. Dikelola dengan BUMDes.

Setelah melalui banyak pertimbangan baik kelebihan dan

kelemahan dari masing-masing 3 opsi tersebut maka opsi ketiga menjadi

pilihan untuk mengelola objek tersebut. Sesuai dengan peraturan

perundang-undangan maka pada pada tanggal 6 Maret 2008 bersama BPD

kita adakan rapat pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu

dengan Peraturan Desa Berjo Nomor 3 Tahun 2008. Pada saat

pembentukan BUMDes Desa Berjo Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten

Karanganyar belum mengeluarkan peraturan daerah tentang BUMDes,

baru setelah keluar peraturan menteri dalam negeri Nomor 39 Tahun

2010, Pemerintah Kabupaten Karanganyar mengeluarkan Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang tata cara pembentukan dan

pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selanjutnya diadakan

seleksi pengurus dan pengurus terbentuk menyusun anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga BUMDes.


63

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai

berikut:

a. Visi :

Sebagai motor pembangunan desa, menuju desa yang maju, makmur,

adil dan sejahtera bagi masyarakatnya.

b. Misi :

1) Meningkatkan pendapatan asli Desa dan Kabupaten

Karanganyar.

2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3) Memajukan sektor usaha desa.

4) Menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja.

5) Ikut berperan aktif dalam pembangunan desa.

Sesuai dengan visi BUMDes yaitu sebagai motor pembangunan

desa yang mana BUMDes sebagai pengelola Objek wisata Air Terjun

Jumog, dituntut harus mampu mengembangkan wisata yang dimilikinya

melalui misi-misi yang telah direncanakan. Dalam mencapai Visi

tersebut harus dilakukan pengembangan dengan perncanaan yang

matang dan terukur dalam bentuk perencanaan strategis sesuai dengan

misi-misi yang telah ditetapkan.

3. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

Adapun tugas dan fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa

Berjo adalah sebagai berikut:


64

a. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan

pemberdayaan masyarakat.

b. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki desa agar dapat berdaya dan

berhasil guna untuk kemakmuran masyarakat Desa Berjo.

c. Membuka lapangan usaha dan kesempatan kerja bagi warga

masyarakat desa, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

d. Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat.

e. Kekayaan dan potensi usaha desa dapat terwadahi dalam satu badan

usaha (BUMDes).

Berdasarkan lima fungsi BUMDes yang tertulis diatas,

keseluruhan fungsi dianggap relevan dengan kajian penulis. Fungsi yang

pertama yaitu mengenai peningkatan pendapatan desa dan

pemberdayaan masyarakat. Dengan aktivitas pengembangan objek

wisata oleh BUMDes tentu akan melibatkan warga untuk menopang agar

pengembangan tersebut dapat terjadi dan berhasil. Warga sebagai

anggota BUMDes, pekerja lepas harian, dan pedagang-pedagang

disekitar objek wisata merupakan wujud pemberdayaan masyarakat.

Fungsi kedua sangat jelas sekali dimana sebelumnya potensi

alam tersebut belum tersentuh dan dikelola oleh investor, maka sekarang

dikelola oleh BUMDes dan dilakukan pembangunan-pembangunan

disekitar objek wisata tersebut. BUMDes mengoptimalkan potensi yang

dimiliki air terjun Jumog guna mendapat pemasukan yang lebih dan

lebih setiap tahunnya agar dapat berkontribusi kepada desa baik secara
65

langsung yaitu pembagian dana pendapatan dan secara tidak langsung

melalui perluasan lapangan pekerjaan untuk masyarakat desa.

Fungsi ketiga sudah dijelaskan juga di fungsi yang pertama.

Sedangkan fungsi keempat, dengan adanya daya tarik wisata disana,

tentu saja akan meningkatkan jumlah kunjungan yang berdampak pada

meningkatnya minat masyarakat setempat untuk membuka usaha.

Penyewaan home stay disekitar lokasi wisata, rumah makan dan

souvenir di area parkir objek wisata menjadi bukti bahwa fungsi

keempat ini dapat dirasakan oleh masyarakat. Fungsi kelima sudah

dijelaskan di fungsi kedua yaitu mengenai potensi yang terwadahi.

4. Struktur Organisasi

a. Direktur : Supardi

b. Komisaris : Dwi Haryanto

c. Badan Pengawas : Sulardi, SE

Sugeng, S.Pd

Drs. Hartomo, M.Pd

d. Sekertaris : Nanang Marwoto, A.Md

e. Bendahara : Sukiman

f. Unit Kebersihan : Sunarso

g. Unit Prasarana : Suminto

h. Unit Loket : Eko Yusmanto

i. Unit Simpan Pinjam : Darmanto, SE

j. Unit Rumah Makan : Nuryati Warti


66

k. Unit Keamanan : Sarno

Secara lebih jelas, pada halaman selanjutnya akan ditunjukkangambar

struktur organisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo

dalam bentuk bagan yang juga menjelaskan kedudukan dalam organisasi.

Gambar 4.1
Struktur organisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo

Sumber : Buku arsip Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo

Berdasarkan struktur organisasi diatas, berikut ini adalah

keterangan dari masing-masing struktur.BUMDes dipimpin oleh seorang

Direktur.Direktur dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab

kepada Kepala Desa melalui Badan Pengawas. Direktur mempunyai tugas

pokok melaksanakan fungsi dan memimpin pengelolaan sumber daya

BUMDes, Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang diatur

dalam Peraturan Desa Nomor 3 Ayat (1) Tahun 2008, pasal ini berisi

uraian tugas Direktur sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan BUMDes,


67

b. Menyampaikan dan menyusun rencana kerja 4 Tahunan kepada

Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan,

c. Melakukan perubahan terhadap program kerja setelah mendapat

persetujuan Badan Pengawas,

d. Membina pegawai,

e. Mengurus dan mengelola kekayaan BUMDes,

f. Melaksanakan kegiatan teknis BUMDes,

g. Mengangkat dan memberhentikan anggota dan karyawan dengan

persetujuan Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa,

h. Mewakili BUMDes ke dalam maupun ke luar Organisasi.

Bendahara mempunyai tugas pokok membantu Direktur melaksanakan

fungsi pengelolaan keuangan Sumber Daya BUMDes, Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana Ayat (1) Pasal ini, uraian tugas

Bendahara sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi keuangan

BUMDes,

b. Melakukan strategi pengelolaan BUMDes,

c. Menyusun pembukuan Penerimaan dan Pengeluaran keuangan

BUMDes,

d. Mengelola gaji dan insentif,

e. Mengelola belanja dan pengedaan barang/jasa BUMDes,

f. Menerima pengelolaan keuangan,

g. Menyusun laporan pengelolaan keuangan.


68

Sekretaris membantu Direktur melaksanakan fungsi Administrasi

Sumber Daya BUMDes. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

ayat (1) Pasal ini, uraian tugas Sekretaris adalah :

a. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi,

b. Melaksanakan strategi pengelolaan administrasi sumber daya

BUMDes,

c. Memberikan pelayanan administrasi pengangkatan dan

pemberhentian anggota pengelola,

d. Memberikan pelayanan administrasi seluruh tugas pengelola

BUMDes,

e. Mengelola surat menyurat secara umum,

f. Mengelola kearsipan,

g. Mengelola data dan informasi BUMDes.

Badan Pengawas mempunyai tugas pokok mengawasi kegiatan

operasional BUMDes. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana ayat

(1) Pasal ini, uraian tugas Badan Pengawas adalah :

a. Memberi pendapat dan saran kepada Kepala Desa terhadap

pengangkatan dan pemberhentian Direktur.

b. Memberi pendapat dan saran kepada Kepala Desa terhadap rencana

kerja yang diajukan Direktur,

c. Memberi pendapat dan saran kepada Kepala Desa terhadap rencana

perubahan status kekayaan BUMDes,


69

d. Memberi pendapat dan saran kepada Kepala Desa terhadap rencana

pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lainnya,

e. Memberi pendapat dan saran kepada Kepala Desa terhadap Laporan

Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi,

f. Memberi peringatan kepada Direktur yang melaksanakan tugas tidak

sesuai dengan rencana kerja yang disetujui,

g. Memeriksa Direktur yang diduga merugikan BUMDes,

h. Membehas rencana kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

BUMDes,

i. Memberi pertimbangan Atas laporan Pertanggungjawaban Keuangan

dan Rencana Kerja Direktur tahun berjalan.

Unit berada ditingkatan struktur paling bawah dan secara

langsung melaksanakan kerja lapangan.Unit yang ada dibagi menjadi

enam dan masing-masing memiliki tugas dan kewajiban yang

berbeda.Dalam melaksanakan tugasnya, masing-masing unit saling

membantu guna menyelesaikan pekerjaan disetiap bidang.

B. Tahapan Perencanaan Strategis Pengembangan Objek Wisata Air

Terjun Jumog oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo,

Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan topik penelitian penulis, perencanaan strategis

pengembangan objek wisata Air Terjun Jumog oleh Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

akan dibahas melalui tahapan seperti berikut:


70

1. Identifikasi Mandat, Visi dan Misi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

Tahap awal yang dilakukan penulis untuk menggambarkan

perencanaan strategisyang dapat dilakukan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Jumog diawali dengan

tahap identifikasi mandat, visi dan misi organisasi. Identifikasi mandat,

visi dan misi ini ditempuh melalui analisis isi dokumen berupa Laporan

Tupoksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Peraturan Desa Berjo Nomor 3

Tahun 2008 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Berikut ini

adalah pembahasan terkait hasil analisis identifikasi mandat, visi dan misi

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar:

a. Mandat Organisasi

Identifikasi mandat organisasi merupakan aspek yang

berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi. Mandat

yang diterima oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo,

Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyarberasal dari pihak

eksternal organisasi. Dalam hal ini, tugas pokok dan fungsi serta

mandat yang diberikan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyarberasal


71

dari Kepala Desa Berjo yang tertuang dalam Peraturan Desa Berjo

Nomor 3 Tahun 2008 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Tujuan dari identifikasi mandat Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar sendiri adalah untuk mengenali dan memperjelas makna

dari mandat yang dipegang oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Pengidentifikasian mandat organisasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan identifikasi terhadap tugas pokok dan fungsi organisasi karena

dari hal tersebut akan tergambar apa yang harus dilakukan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso,

Kabupaten Karanganyar yang melaksanakan otonomi desa di bidang

pengembangan usaha desa termasuk salah satu didalamnya yaitu

pengembangan objek wisata.

Adapun tugas pokok dan fungsi Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar yaitu: (1) Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa

(PAD) dan pemberdayaan masyarakat. (2) Mengoptimalkan potensi

yang dimiliki desa agar dapat berdaya dan berhasil guna untuk

kemakmuran masyarakat Desa Berjo. (3) Membuka lapangan usaha

dan kesempatan kerja bagi warga masyarakat desa, sehingga dapat

mengurangi pengangguran. (4) Adanya potensi usaha ekonomi


72

masyarakat. (5)Kekayaan dan potensi usaha desa dapat terwadahi

dalam satu badan usaha (BUMDes).

b. Visi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

Visi merupakan cita-cita organisasi terkait tentang gambaran

masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi. Deskripsi tersebut

harus diketahui dan disetujui secara luas dalam organisasi sehingga

hasilnya dapat memobilisasi dan mengerahkan seluruh sumber daya

organisasi menuju pencapaian cita-cita organisasi.

Visi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo adalah

“Sebagai motor pembangunan desa menuju desa yang maju, makmur,

adil dan sejahtera bagi masyarakatnya”.Berdasarkan visi tersebut,

penulis dapat menyimpulkan bahwa Desa Berjo ingin menjadi

penggerak pembangunan desa melalui Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo.

c. Misi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

Misi organisasi adalah tujuan yang dapat membedakannya

dengan organisasi lain yang sejenis dalam mengidentifikasikan

cakupan operasinya. Apabila mandat merupakan apa yang boleh dan

tidak boleh dilakukan oleh organisasi, maka misi adalah alasan

organisasi melakukan kegiatan yang dilakukannya. Dalam konsep

perencanaan strategis, misi dapat diartikan sebagai ruang lingkup

kegiatan yang sedang dan hendak dilakukan oleh organisasi yang


73

mampu mendefinisikan maksud dan tujaun eksistensinya serta

keunikan dirinya dibandingkan organisasi lain.

Berikut ini adalah misi Badan Usaha MilikDesa (BUMDes)

Berjo yang tertulis pada arsip Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjo Tahun 2008:

1) Meningkatkan pendapatan asli desa dan Kab. Karanganyar.

2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3) Memajukan sektor usaha desa.

4) Menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja.

5) Ikut berperan aktif dalam pembangunan desa.

Misi di atas merupakan misi Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo dari tahun 2008, hal tersebut menunjukkan bahwa

tidak ada pembaharuan misi hingga sekarang (tahun 2015).Misi yang

dimiliki organisasi tersebut tetap dipertahankan karena memang tidak

ada perubahan struktur organisasi dari awal terbentuknya.

2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo

Faktor-faktor yang ada dalam lingkungan eksternal berpotensi

menjadi ancaman maupun peluang bagi Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus

ada dalam pengendalian jangka pendek manajemen puncak.Penulis akan

menganalisis lingkungan eksternal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


74

Berjo yang terdiri dari faktor politik, sosial, ekonomi, teknologi dan peran

pemangku kepentingan dimana dari faktor-faktor tersebut akan dibagi lagi

menjadi faktor mana yang merupakan peluang ataupun ancaman bagi

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo.

Pertama-tama, penulis akan mengidentifikasi faktor mana yang

menjadi peluang bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo. Peluang

(opportunities) merupakan situasi dari luar organisasi yang bersifat positif

yang dapat membantu organisasi mencapai atau melampaui pencapaian

sasaran. Adapun peluang yang dimiliki Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo adalah sebagai berikut:

1) Faktor Politik

Dalam penelitian ini, penulis membatasi faktor politik yang

dianalisis hanya pada aspek kebijakan atau regulasi Peraturan Desa

Berjo Nomor 3 Tahun 2008 yang berbentuk peraturan perundang-

undangan terkait Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).Dalam

mengembangkan objek wisata Air Terjun Jumog, Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo memiliki peluang dari adanya kebijakan

politik baik itu dari pemerintah pusat maupun daerah dalam

mengembangkan sebuah wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes).

Kebijakan politik ini menghasilkan sebuah Asosiasi Wisata

bernama Cluster yang dibentuk oleh BAPPEDA. Fungsinya adalah


75

sebagai wadah terkait pelaku-pelaku wisata yang nantinya dapat

berbagi informasi dan promosi satu sama lain.Hal ini didukung

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Supardi, selaku

Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo seperti berikut :

“Kebijakan politik tersebut ngga ganggu kok mas terhadap


perencanaan strategis pengembangan wisata Air Terjun Jumog.
Justru nantinya event-event clusterakan dihelat di Desa Berjo
akan menambah program BUMDes untuk menyambut sebagai
tuan rumah event yang bulan depan akan diadakan. Secara
garis besar tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
perencanaan-perencanaan pengembangan yang dilakukan oleh
BUMDes.”(Wawancara 24 Juni 2015).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak Surono,

selaku Kepala Bidang Objek dan Sarana Wisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :

“Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah mewajibkan


seiap pelaku-pelaku wisata termasuk BUMDes untuk
mengikuti cluster, ya cluster itu sebagai forum diskusi untuk
membantu memecahkan masalah masing-masing anggota
cluster.” (Wawancara 24 Juni 2015).
76

2) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang dikaji oleh penulis dalam penelitian ini dianalisis melalui laporan keuangan Badan Usaha
Milik Desa Berjo. Berikut ini adalah data laporan keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo :
Tabel 4.1
Data Bagi Hasil Pengelolaan Objek Wisata Air Terjun JumogTahun 2008-2013

JUMLAH
TOTAL PENDAPATAN ASURANSI PPH HASIL BAGI HASIL
PENGUNJUNG
NO TAHUN
DIPARTA DESA BUMDES
LOKAL ASING PENGUNJUNG KOTOR RP.100,- 10% BERSIH
30% 30% 40%
38.848 39.104
1 2008
256 117.312.000 - 11.731.200 105.580.800 31.674.240 31.674.240 42.232.320
39.773 40.073
2 2009
300 120.219.000 - 12.021.900 108.197.100 32.558.340 32.558.340 43.080.420
49.135 49.560
3 2010
425 148.680.000 1.745.300 14.693.050 132.240.750 39.672.225 39.672.225 52.896.300
47.039 47.639
4 2011
600 142.917.000 4.763.900 13.815.310 124.337.790 37.301.337 37.301.337 49.735.116
43.029 43.735
5 2012
706 131.205.000 4.373.500 12.683.150 114.148.350 34.244.505 34.244.505 45.659.340
45.959 46.735
6 2013
776 140.205.000 4.673.500 13.553.150 121.978.350 36.593.505 36.593.505 48.791.340
JUMLAH 263.783 3.063 266.846 800.538.000 15.556.200 78.497.760 706.483.140 212.044.152 212.044.152 282.394.836
Sumber : Data Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo Tahun 2008-2013
77

Berdasarkan data di atas, dana bagi hasil untuk Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Berjo sebesar 40% dan 30% untuk Desa serta

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. Hal

tersebut diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak

Supardi, selaku Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

sebagai berikut :

“Untuk PAD yang diperoleh dari sektor wisata ya meningkat


tiap tahunnya dan itu datanya sudah ada mas, 40%, 30%, 30%.
Kalau pendapatan BUMDes naik otomatis PAD kan juga naik,
kan gitu mas.” (Wawancara 24 Juni 2015).

Faktor ekonomi dalam hal pendapatan telah mengalami

peningkatan setiap tahunnya.Hal tersebut ditunjukan oleh data yang

telah dipaparkan dan dikung hasil wawancara diatas.Dengan demikian

maka faktor ekonomi terkait aspek eksternal yang dikaji berjalan

dengan baik. PAD meningkat setiap tahunnya dari sumbangsih Objek

Wisata Air Terjun Jumog tersebut.

3) Faktor Instansi lain.

Faktor instansi lain ini dianalisis yaitu diluar instansi BUMDes

dimana instansi lain tersebut keberadaanya mampu menunjang

pengembangan Objek Wisata Air Terjun Jumog. Instansi lain tersebut

antara lain adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Karanganyar, Dinas Pekerjaan Umum, DPPKAD, Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (BAPERMASDES), DPRD komisi

B, masyarakat Desa Berjo, dan pedagang sekitar kawasan wisata.

Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supardi,


78

selaku Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo sebagai

berikut :

“instansi lain memiliki peranan secara langsung dalam


kegiatan operasional dan pengembangan di Objek wisata air
terjun Jumog, seperti aspek pajak dengan DPPKAD, promosi
wisata dan pelaporan hasil kerja dengan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, pengajuan proposal bantuan dan anggaran
dengan DPRD, penampung musyawarah yaitu BAPPEDA,
pembinaan dengan BAPERMASDES, sosialisasi dan bantuan-
bantuan sosial serta permasalahan lingkungan dengan desa dan
warga, penyewaan dan upaya penunjang wisata dengan
pedagang sekitar. Jadi ya begitu, instansi lain yang memiliki
peran ataupun kepentingan dengan objek wisata ini.”
(Wawancara 24 Juni 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa

instansi lain telah memberikan kontribusinya dalam upaya

pengembangan objek wisata Air Terjun Jumog. Kolaborasi ataupun

kerjasama telah berjalan dengan baik dan lancar.

4) Faktor Teknologi

Adapun ancaman Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Jumog adalah dari

faktor teknologi.Berikut pembahasan analisis penulis terkait ancaman

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo dalam mengembangkan

objek wisata Air Terjun Jumog yaituFaktor Teknologi. Faktor

ancaman teknologi dalam penelitian ini terkait denganminimnya

kualitas sumber daya manusia serta minimnya jaringan, hal ini

menjadi ancaman karena menghambat kegiatan promosi yang

seharusnya dapat dilaksanakan melalui media online. Hal tersebut


79

dibenarkan oleh Bapak Supardi, selaku Direktur Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo seperti berikut :

“BUMDes menyikapi perkembangan teknologi yang ada saat ini


dengan harapan pembangunan tower untuk pemancar signal mas.
Signal untuk internet di lokasi wisata Air Terjun Jumog tidak ada
sama sekali sehingga untuk kegiatan online tidak bisa dilakukan.
Selain itu ya tingkat penguasaan pegawai terhadap teknologi
komputer dan internet masih sangat kurang dan belum bisa
digunakan skill tersebut karena ya memang belum dibutuhkan.
Untuk inovasi teknologi yang dapat diterapkan BUMDes dalam
mengembangkannya wisata air terjun jumog yaitu dengan
pembuatan website, namun tidak dikelola dengan baik karena
masih terkendala oleh jaringan.” (Wawancara 24 Juni 2015).

Faktor teknologi menjadi ancaman karena ketersediaan

fasilitas ini masih sangat kurang.Selain itu sesuai yang telah disajikan

data wawancara diatas, kemampuan pegawai dalam menggunakan

teknologi belum memenuhi kapasitasnya.Dengan demikian maka

teknologi tergolong kedalam ancaman didalam analisi SWOT.

3. Analisis Faktor Lingkungan Internal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjo

Lingkungan internal atau faktor di dalam merupakan faktor yang

dikontrol oleh organisasi. Pengamatan lingkungan internal Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) merupakan proses perencanaan strategis yang

menyediakan informasi tentang kekuatan dan kelemahan internal

organisasi. Kekuatan sendiri merupakan kompetensi khusus yang terdapat

dalam organisasi dan menjadi keunggulan sehingga dapat berdampak


80

positif bagi organisasi tersebut. Adapun kekuatan yang dimiliki Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes)adalah sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi

Penyusunan struktur organisasi di Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo berpedoman pada Peraturan Daerah Desa Berjo

Nomor 3 Ttahun 2008 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjo.Peraturan tersebut menjelaskan bahwa struktur Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Berjo dibagi menjadi sebelas bagian dalam

enam unit. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supardi,

Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo berikut ini :

“Unit-unit yang ada dalam struktur Badan Usaha Milik desa


(BUMDes) yang difokuskan dalam pengelolaan Air Terjun
Jumog, yaitu unit kebersihan, prasarana, loket, rumah makan,
dan unit keamanan. Ada juga mas unit yang lainnya yaitu unit
simpan pinjam. Unit ini difokuskan dalam pengelolaan
koperasi simpan pinjam yang keberadaanya dari tahun ke
tahun mendapat peningkatan profit.Secara keseluruhan,
struktur organisasi sudah cukup dan ideal dalam melaksanakan
misi BUMDes dalam mencapai visi sih mas.Misi yang dimiliki
BUMDes mampu dijalankan dengan struktur organisasi yang
ada dan VISI yang telah ditetapkan juga mampu dicapai sejauh
ini.”(Wawancara 24 Juni 2015).

Struktur organisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjotelah mampu menjalankan misi-misi yang telah ditetapkan untuk

mencapai visinya.Hal tersebut menjadi suatu kelebihan dalam upaya

pengembangan objek wisata tersebut karena memang unit-unit yang

ada secara keseluruhan sudah berfungsi dengan baik dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing.


81

Sebagai motor pembangunan desa, menuju desa yang maju,

makmur, adil dan sejahtera bagi masyarakatnya. Struktur organisasi

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mampu meningkatkan

pendapatan asli desa dan Kabupaten Karanganyar dengan

pengelolaan Objek Wisata Air Terjun Jumog.Dengan dibukanya kios-

kios baik didalam maupun luar objek wisata tersebut, melibatkan

pedagang sekitar untuk berwirausaha sehingga secara langsung

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Unit Simpan Pinjam

juga memajukan sektor usaha desa.Menciptakan lapangan usaha dan

kesempatan kerja dengan terus berupaya memperbaiki kios-kios yang

ada dan menambah jumlahnya.Secara tidak langsung hal tersebut

jugaikut berperan aktif dalam pembangunan desa. Dengan demikian

struktur yang ada sudah mampu menjalankan VISI dan MISI Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes).Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Bapak Supardi, selaku Direktur Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo :

“Unit-unit kerja yang ada di BUMDES sudah saya sampaikan


tadi ada beberapa, dalam keberadaanya ya sudah mampu
mengelola objek wisata Air Terjun Jumog secara menyeluruh,
lewat lima unit yang ada tersebut dengan dibantu langsung
dengan saya sebagai direktur dilapangan dan monitoring oleh
Kepala Desa selaku komisaris. Masing-masing unit ini mas,
melapor kinerja mereka sesuai bidangnya kepada saya, mulai
dari keamanan, loket, rumah makan, prasarana dan kebersihan.
Di lapangan kerja karyawan dibantu oleh pekerja lepas harian
yang jumlahnya yaitu 3 hingga 5 pegawai tergantung dari hari
dan kegiatan apa saja yang sedang dilakukan. Kemudian kalau
Koordinasi antar unit, ini sudah terjalin dengan baik.Jadi ya
apabila ada kekosongan maka toleransi antar unit untuk saling
mengisi sudah baik. Untuk masalah pengembangan unit yang
82

akan dilakukan adalah dengan menambah unit air minum.


Sebab begini mas, potensi lain yang dimiliki objek ini adalah
sumber air disekitar lokasi air terjun. Secara keseluruhan, unit
kerja yang ada sudah mampu mengelola objek wisata Air
Terjun Jumog ini.”(Wawancara 24 Juni 2015).

b. Sumber Daya

Berdasar pada teori yang digunakan oleh penulis, sumber daya

bisa disebut sebagai bahan baku bagi produksi barang dan jasa

organisasi. Dalam penelitian ini, sumber daya yang digunakan penulis

untuk menganalisis lingkungan internal Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,

sarana dan prasarana serta sumber daya keuangan.Akan tetapi setelah

dilakukan analisis terkait aspek tersebut, maka lingkungan internal

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo yang termasuk sebagai

kekuatan organisasi adalah sumber daya manusia dari segi

kuantitasnya dan sumber daya keuangan organisasi.Berikut ini penulis

akan menjabarkan analisis lingkungan internal Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo dari aspek sumber daya yang merupakan

kekuatan:

a) Sumber Daya Manusia

Dalam bidang sumber daya manusia, ada dua aspek yang

akan di analisis yaitu aspek kualitas dan aspek kuantitas. Secara

kualitas, Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Berjo termasuk dalam kelebihan dalam

hal kualitas.Dalam hal kuantitas, sumber daya manusia BUMDES


83

termasuk kedalam kekurangan. Hal ini ditunjukkan melalui hasil

wawancara dengan Bapak Supardi, selaku Direkur Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Berjo berikut:

“Seperti yang diketahui sendiri sama mas Boby kalau


jumlah karyawan disini masih kurang. Jumlah Anggota
BUMDes yang fokus berada dilapangan 6 orang.5 unit dan
saya sebagai direktur.Namun kita menambah 3-5
karyawan lepas untuk membantu dilapangan.”(Wawancara
24 Juni 2015).

Selain itu beliau juga menambahkan pernyataan sebagai berikut :

“Jadi ya sebenarnya jumlah pegawai tersebut belum


memadai dalam melaksanakan tupoksi masing-
masing.Sedikitnya dimasing-masing unit dibutuhkan 2
orang karyawan yang mana sejauh ini masih 1 karyawan
saja yang menduduki jabatan di setiap unit
mas.Contohnya, ada 2 loket yang tersedia di Air Terjun
Jumog yaitu loket atas dan loket bawah. Namun fakta
dilapangan hanya terdapat 1 karyawan di unit loket,
sehingga membutuhkan unit lain untuk mengisi. Jadi
solusi yang dilakukan sekarang ini adalah membayar
pekerja lepas harian karena memang untuk membiayai
pegawai tetap BUMDes masih terkendala oleh anggaran
yang terbatas.”(Wawancara 24 Juni 2015).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dilihat dengan

sangat jelas bahwauntuk segi kuantitas sumber daya manusia

yang dimiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

termasuk dalam kelemahan.Sedangkan untuk segi kualitas,

sumber daya manusia masuk kedalam kekuatan.Dalam analisis

sumber daya manusia secara kualitas, Bapak Supardi, selaku

Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjomenjelaskan

tentang sistem penilaian SDM seperti berikut :


84

“Secara kualitas, pegawai sudah menjalankan tugas ditiap-


tiap unit dengan baik dan sesuai Tugas Pokok dan
Fungsinya.Saya kira penilaian terhadap kualitas pegawai
di BUMDes itu kita lihat melalui kedisiplinan waktu kerja
dan keramahan pelayanan. Kedisiplinan waktu yaitu
dengan datang sesuai jam kerja yang telah ditetapkan
bersama di lokasi objek wisata Air Terjun dan ketepatan
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
menyampaikan hasil kerja tiap unit saat pelaporan dengan
pembukuan kegiatan. Sedangkan keramahan pelayanan
adalah bagaimana pegawai yang ada disegala unit mampu
memberikan pelayanan dan menyediakan informasi
dengan baik dan tulus melayani.”(Wawancara 24 Juni
2015).

Kualitas SDM tersebut dinilai berdasarkan kesesuaian

kinerja pegawai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Unit yang

tertuang dalam Anggaran Dasar Badan Usaha Milik desa

(BUMDes) Bab 5 tentang Organisasi, Pengelolaan, tugas,

kewajiban, wewenang dan hak pengurus Pasal 8 dan 9. Selain itu

dalam upaya pengembangan kemampuan karyawan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Berjomengikutsertakan karyawannya,

khususnya unit-unit yang terlibat dengan pengelolaan Air Terjun

Jumog di pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dan

Provinsi.Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Surono, selaku

Kepala Bidang Objek dan Sarana Wisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyarberikut :

“Ya kita memberikan pelatihan-pelatihan kepada para


pengelola wisata mas, tujuannya ya agar mereka bisa
meningkatkan kualitas SDM-nya dan menjadi lebih maju
lagi dalam mengembangkan wisata.”(Wawancara 24 Juni
2015).
85

Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Supardi, selaku Direktur

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo berikut :

“Ya jadi kami mengirim karyawan kami untuk mengikuti


pelatihan yang biasanya dilaksanakan oleh pemerintah
mas.Pelatihan ini hanya diikuti oleh 1 karyawan saja dan
hal tersebut dilakukan secara bergantian karena memang
jumlah pelatihan yang diadakan cukup sering, ya bisa
sebulan sekali bahkan dua kali mas.Pelatihan tersebut
berbentuk pembinaan oleh Dinas-dinas terkait, promosi
wisata yang melibatkan pegawai langsung untuk
meningkatkan skill promosi dan komunikasi serta masih
banyak pelatihan lainnya. Meskipun hanya diikuti oleh
perwakilan saja, setelah pelatihan tersebut selesai, pegawai
yang mendapat ilmu dan pengalaman baru tersebut
mensosialisasikan apa yang didapat kepada pegawai-
pegawai yang lain sehingga upaya pengembangan pegawai
tersebut dapat dirasakan secara menyeluruh disini mas, ya
pegawai jadi lebih efektif dan inovatif.” (Wawancara 24
Juni 2015).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa

kegiatan pelatihan yang sudah ditempuh oleh Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo membuahkan hasil yaitu kinerja pegawai

lebih efektif dan inovatif.Pegawai dapat mengatasi permasalahan

yang ada di lapangan dengan tepat.

b) Sumber Daya Keuangan

Faktor Sumber daya keuangan yang dikaji oleh penulis

dalam penelitian ini dianalisis melalui laporan keuangan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo.Di halaman selanjutnya akan

disajikan data laporan keuangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo :
86

Tabel 4.2
Data Jumlah Pendapatan Air Terjun Jumog
Tahun 2008-2013

JUMLAH PENDAPATAN ( RUPIAH )


TAHUN
BULAN
2008 2009 2010 2011 2012 2013
15.627.000 11.034.000 16.155.000
JANUARI 16.554.000 15.438.000
4.437.000 9.444.000 9.510.000
PEBRUARI 6.501.000 7.866.000
6.222.000 9.720.000 9.102.000
MARET 8.331.000 11.115.000
9.399.000 7.428.000 16.290.000 8.721.000
APRIL 10.296.000 8.496.000
11.064.000 9.450.000 12.837.000 9.600.000
MEI 9.279.000 10.140.000
11.688.000 8.956.000 14.694.000 11.490.000
JUNI 9.525.000 11.055.000
15.150.000 8.904.000 12.117.000 16.293.000
JULI 11.253.000 8.253.000
14.175.000 7.755.000 9.840.000 20.169.000
AGUSTUS 22.371.000 26.979.000
5.310.000 11.186.000 21.345.000 12.018.000
SEPTEMBER 9.588.000 10.491.000
29.760.000 10.025.000 10.323.000 10.563.000
OKTOBER 8.421.000 10.293.000
10.128.000 12.027.000 9.162.000 7.551.000
NOPEMBER 7.503.000 10.632.000
10.638.000 18.201.000 11.874.000 11.745.000
DESEMBER 11.583.000 9.447.000

JUMLAH 117.312.000 120.219.000 148.680.000 142.917.000


131.205.000 140.205.000
Sumber : Data Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo Tahun 2008-2013

Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa rata-rata

pendapatan mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga

sumber daya keuangan dalam hal pendapatan masuk ke dalam


87

kekuatan. Sedangkan kelemahan yang ada di bidang sumber daya

keuangan adalah permasalahan sumber dana. Hal tersebut didukung

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Supardi, selaku

Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo berikut :

“Ya setiap tahunnya naik mas, nanti dapat dilihat sendiri


datanya sudah punya kan.” (Wawancara 24 Juni 2015).

Sementara itu, untuk kelemahannya juga dapat dilihat dari

pernyataan Bapak Supardi berikut ini :

“Sumber keuangan BUMDES didapatkan dari Desa sebesar


10 juta rupiah pada awal mula terbentuknya.Kemudian
setelah berjalan, sumber keuangan BUMDES untuk
mengelola Air Terjun ini adalah dari penghasilan loket itu
sendiri, pemasukan dari sewa-sewa kios, kamar mandi dan
persewaan ban.Masih ada lagi itu dari parkir mas, ya
lumayan. Kalau sumber dana selain pendapatan pariwisata,
yaitu pendapatan dari Unit Simpan Pinjam dan pinjaman
dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) didesa. Untuk sumber
dana dari unit simpan pinjam, sementara hanya
diperuntukan untuk unit itu sendiri dalam menjalankan
aktivitas unit dan pengembangannya. Tidak dicampur atau
diperuntukan sebagai sumber dana unit lain dalam
pengelolaan Air Terjun Jumog. Sementara dari BPR,
Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan dan digunakan untuk
pengembangan berupa pembangunan-pembangunan fasilitas
tambahan di Air Terjun Jumog.BPR biasanya juga
memberikan bantuan berupa spanduk-spanduk informasi
seputar objek wisata dan spanduk untuk loket. Sangat
membantu itu mas menghemat biaya operasional
juga.Mengenai dana yang masuk tadi cukup untuk
membiayai pengembangan wisata. Sudah dijelaskan sistem
pembangunan atau pengembangan sesuai kebutuhan jadi
pelaksanaan pengembangan dilakukan sesuai anggaran yang
ada. Apabila mengikuti ide-ide yang ada, maka
akanmenjadi kurang dana tersebut mas. Jadi permasalahan
dana ini sebenarnya relatif. Jadi apabila pengembangan ini
dilakukan dengan rencana strategis yang tertulis,
dibutuhkan anggaran tambahan berupa bantuan dari
pemeritah agar pengembangan yang berupa pembangunan
sarana dan prasarana penunjang serta fasiitas yang lengkap
88

mampu diselesaikan dalam waktu yang cepat untuk


mendukung peningkatan jumlah wisatawan.”(Wawancara
24 Juni 2015).
Beliau juga menambahkan bahwa kelemahan ini mempengaruhi

kecepatan laju pembangunan, berikut pernyataan beliau mengenai

hal tersebut :

“Pengaruh sumber daya keuangan dari BUMDes terhadap


pengembangan Wisata Air Terjun ya tentu saja
masitu.efeknya pada kelancaran dan kecepatan dalam
pengembangan. Semakin besar dana yang dimiliki, semakin
cepat pembangunan-pembangunan yang dilakukan dan
mampu menambah jumlah karyawan BUMDes.
(Wawancara 24 Juni 2015).

c) Sumber Daya Sarana dan Prasarana atau Fasilitas

Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas sebagai

pendukung kegiatan organisasi mutlak dibutuhkan.Sarana dan

prasarana yang memadai dapat memperlancar aktivitas organisasi,

sebaliknya sarana dan prasarana yang tidak memadai dapat

menghambat aktivitas organisasi.Dalam penelitian ini, analisis

terkait sumber daya sarana dan prasarana menjadi dua, yaitu

kekuatan dalam aspek kelengkapan dan kelemahan dalam aspek

kelayakan.Sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh objek wisata Air

Terjun Jumog cukup lengkap. Hal tersebut didukung oleh

pernyataan Bapak Supardi, selaku Direktur Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Berjo berikut:

“Sarana yang dimiliki BUMDes dan Wisata Air Terjun


Jumog antara yaitu arena permainan anak, kolam renang
yang besar dan airnya berasal dari sumber air pegunungan,
89

gazebo, sepeda motor untuk operasional pegawai, rest area,


rumah makan, panggung hiburan dan alat-alat musik, kamar
mandi, persewaan ban untuk kolam renang dan parkir yang
memadai, ya lumayan sudah lengkap kan mas sebenernya.”
(Wawancara 24 Juni 2015).

Aspek sarana prasarana atau fasilitas ini sangat menunjang

kegiatan organisasi menjadi lebih baik karena dengan memiliki

sepeda motor akan sangat mudah mobilisasinya ketika

membutuhkan sesuatu barang diluar sana yang memang jaraknya

ke pasar dan pusat desa cukup lumayan jauh. Selain itu dengan

sarana maupun fasilitas yang memadai akan meningkatkan

kenyamanan pengunjung maupun pegawai yang berdampak pada

meningkatnya daya tarik wisata yang dimiliki Air Terjun Jumog.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah permasalahan

kondisi. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Bapak Supardi, selaku

Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo berikut ini :

“Kondisi sarana / fasilitas yang digunakan dalam


pemenuhan pengembangan Wisata tersebut dalam keadaan
baik mas dengan perawatan yang dilakukan pegawai secara
periodik. Akan tetapi perlu adanya renovasi dirumah makan
dan kios-kios yang disewakan untuk meningkatkan harga
sewa dan minat pengunjung untuk makan ditempat
tersebut.”(Wawancara 24 Juni 2015).

d) Sumber Daya Alam

Faktor sumber daya alam tentu sangat berpengaruh terhadap

pengembangan di bidang pariwisata.Alam yang merupakan elemen

utama sebagai objek utama, keberadaanya sangat menentukan, baik


90

itu keadaan alam diobjek wisata itu sendiri ataupun kekayaan

sumber daya alam disekitarnya. Faktor sumber daya alam ini

menjadi kekuatan, hal ini dapat dilihat dari pernyataan Bapak

Supardi, selaku Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjo:

”Desa wisata Berjo punya banyak potensi wisata alam yang


menarik dan dapat menyokong potensi wisata Air Terjun
Jumog antara lain Telaga Madirda, Candi Sukuh, Taman
Hutan Rakyat (Tahura), dan Santai Ria. Telaga Madirda
dan Air Terjun Jumog memiliki potensi lebih yaitu sumber
air kedua objek wisata tersebut telah dimanfaatkan oleh
PDAM dan warga Kecamatan Karangpandan untuk
memasok air ke daerah tersebut.Cumin, yang fokus dikelola
oleh BUMDES adalah Air Terjun Jumog dan Telaga
Madirda.Sedangkan yang lainnya dikelola oleh Pemda
Karanganyar.”(Wawancara 24 Juni 2015).

4. Identifikasi Isu-isu Strategis

Pada tahap ini, penulis terlebih dahulu melakukan analisis SWOT.

Matriks SWOT berisi tentang pemilihan faktor lingkungan internal berupa

kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal berupa peluang

dan ancaman. Hasil analisis tersebut akan menunjukkan beberapa alternatif

strategi dari perpaduan antara faktor internal dan faktor eksternal organisasi.

Perpaduan ini bisa berupa tujuan, cara, tempat, waktu, siapa yang

diuntungkan dan dirugikan dengan perubahan tersebut. Oleh karena itulah

kemudian beberapa alternatif strategi yang diperoleh tersebut diidentifikasi

menjadi isu strategis organisasi. Pada halaman selanjutnya, penulis akan

menunjukkan tabel matriks analisis SWOT Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berjo.
91

Tabel 4.3
Matrik Analisis SWOT Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)


INTERNAL
1. Struktur organisasi 1. Sumber daya
2. Sumber daya berupa kuantitas
berupa kualitas SDM
pelayanan. 2. Sumber daya
3. Kelengkapan sarana keuangan berupa
dan prasarana atau sumber dana.
fasilitas. 3. Kelayakan sarana
4. Sumber Daya Alam dan prasarana atau
memadai. fasilitas.
5. Sumber Daya
EKSTERNAL
Keuangan berupa
laporan pendapatan.

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

1. Faktor politik berupa 1. Mengembangkan 3. Mengembangkan


regulasi pemerintah. kerjasama dengan kerjasama dengan
2. Faktor ekonomi pemangku pemangku
berupa dana bagi hasil kepentingan dalam kepentingan untuk
pengelolaan objek pengembanganobjek meningkatkan
wisata Air Terjun wisata kelayakan sarana
Jumog. 2. Mengelola sumber dan prasaranadan
3. Kontribusi instansi daya keuangan sumber dana.
lain. secara optimal untuk
meningkatkan
pembangunan
fasilitas atau sarana
dan prasarana objek
wisata.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Faktor teknologi berupa 4. Mengoptimalkan 5. Meningkatkan


minimnya kemampuan sumber daya sumber daya
SDM dan jaringan. keuangan dan sarana keuangan, sarana
prasarana untuk prasarana dan
memperbaiki kuantitas SDM
kemampuan SDM untuk memperbaiki
dan jaringan jaringan teknologi.
92

Berdasarkan hasil matriks analisis SWOT pada halaman sebelumnya,

maka isu-isu strategis yang dihadapi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Berjo dalam upaya mengembangkan objek wisata Air terjun Jumog adalah

sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan kontribusi instansi lain dalam pengembangan objek

wisata dengan bekerja sama.

b. Mengelola sumber daya keuangan secara optimal untuk meningkatkan

pembangunan fasilitas atau sarana dan prasarana objek wisata.

c. Mengembangkan kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk

meningkatkan kelayakan sarana dan prasarana dan sumber dana.

d. Mengoptimalkan sumber daya keuangan dan sarana prasarana untuk

memperbaiki kemampuan SDM dan jaringan.

e. Meningkatkan sumber daya keuangan, sarana prasarana dan kuantitas

SDM untuk memperbaiki jaringan teknologi.

Tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap semua isu

strategis yang telah teridentifikasi.Tujuannya untuk mengetahui tingkat

kestrategisan sebuah isu.Sebelum merumuskan strategi, maka untuk

mengetahui tingkat strategisnya sebuah isu dilakukan tes litmus terhadap

masing-masing isu. Tes tersebut dilaksanakan dengan mengajukan 13

pertanyaan yang kemudian pada setiap jawaban akan diberi skor. Skor

untuk jawaban adalah antara 1 (satu) sampai 3 (tiga) dimana isu dengan
93

nilai tertinggi merupakan isu yang paling strategis. Penilaian skor adalah

sebagai berikut:

a. Skor satu (1) untuk isu yang bersifat operasional;

b. Skor dua (2) untuk isu yang cukup strategis;

c. Skor tiga (3) untuk isu yang sangat strategis.

Sebelum melaksanakan evaluasi, terlebih dahulu dijumlahkan skor

totalnya. Berdasarkan hasil perkalian antara jumlah pertanyaan dengan

skor jawaban terendah diperoleh nilai 13 dan untuk jawaban tertinggi

diperoleh nilai 39, sehingga diterapkan kategorisasi sebagai berikut:

a. Nilai 13-21 untuk isu kurang strategis;

b. Nilai 22-30 untuk isu cukup strategis;

c. Nilai 31-39 untuk isu sangat strategis.

Pada halaman selanjutnya, penulis akan menunjukkan tabel hasil analisis

tes litmus terhadap isu strategis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)Berjo.
94

Tabel 4.4
Analisis Litmus

Pertanyaa Isu 1 Isu 2 Isu 3 Isu 4 Isu 5


n N K N K N K N K N K
1 1 Sekaran 1 Sekaran 1 Sekarang 1 Sekarang 1 Sekarang
g g
2 3 Seluruh 3 Seluruh 3 Seluruh 3 Seluruh 3 Seluruh
departe departe departem departeme departeme
men men en n n
3 3 Besar 1 Kecil 2 Sedang 1 Kecil 1 Kecil
4 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya
5 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya
6 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya
7 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya
8 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya 3 Ya
9 3 Paramet 2 Paramet 2 Paramete 2 Parameter 2 Parameter
er luas er luas r luas luas luas
10 2 Kepala 2 Kepala 2 Kepala 2 Kepala 2 Kepala
divisi divisi divisi divisi divisi
11 2 Kekacau 3 Kekaca 2 Kekacaua 1 Ada 3 Kekacaua
an uan n gangguna n
pelayana pelayan pelayana g pelayanan
n dan an dan n dan inefisiensi dan
kehilang pendapa kehilanga pendapata
an tan n sumber n merosot
sumber merosot dana
dana
12 3 Empat / 2 1-3 3 Empat / 3 Empat / 3 Empat /
lebih divisi lebih lebih lebih
13 3 Keras 2 Sedang 1 Lunak 3 Keras 2 Sedang
Total nilai 35 Sangat 31 Sangat 31 Sangat 31 Sangat 32 Sangatstra
strategis strategis strategis strategis tegis
95

Berdasarkan tabel 4.4 terkait analisis litmus pada halaman sebelumnya,

huruf (n) merupakan kode untuk nilai, dan huruf (k) merupakan kode untuk

keterangan.Hasil tes litmus menunjukkan bahwa dari beberapa isu strategis Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo yang telah teridentifikasi, maka dapat

diketahui tingkat strategisnya sebuah isu. Berikut ini adalah keterangan hasil tes

litmus yang tertera pada halaman sebelumnya:

a. Isu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain dalam pengembangan objek

wisata dengan bekerjasama.

Isu ini memperoleh nilai 35 dan berada pada posisi SO yang

merupakan strategi agresif.Isu strategis ini termasuk dalam kategori isu

sangat strategis. Isu tersebut dikategorisasikan sebagai isu sangat strategis

karena setelah melalui proses skoring isu ini medapatkan nilai diatas 30.

Strategi agresif yang merupakan perpaduan antara kekuatan dan peluang ini

menjadi urutan paling atas karena memang sangat dibutuhkan keberadaanya.

Dari analisis yang telah dilakukan peneliti, mengoptimalkan kontribusi

instansi lain dalam pengembangan objek wisata dengan bekerja sama menjadi

kunci utama karena memang perhatian serta bantuan dari pihak selain

pengelola akan mempercepat kemajuan pembangunan dari segala aspek.

Kerjasama ini dilakukan baik itu dengan pihak swasta maupun pemerintah

yang tujuannya adalah melancarkan pembangunan-pembangunan agar segala

aspek pengembangan yang dituju dapat dicapai.


96

b. Meningkatkan sumber daya keuangan, sarana prasarana dan kuantitas SDM

untuk memperbaiki jaringan teknologi.

Isu ini mendapatkan nilai 32 dengan kategori isu sangat

strategis.Isu ini berada pada posisi Weakness dan Threats (WT) dengan

strategi difensif.Strategi difensif ini ditetapkan untuk menghadapi kondisi

yang paling buruk karena harus menghadapi tantangan besar yang bersumber

pada lingkungan dan pada waktu yang bersamaan dilanda berbagai

kelemahan.Cara yang digunakan adalah dengan meningkatkan kelemahan

untuk mengubah ancaman menjadi peluang.Isu ini dikatakan sangat strategis

karena dengan memperbaiki seluruh kelemahan antara lain sumber dana,

sarana dan prasarana, serta kuantitas SDM akan mampu mengatasi

permasalahan yaitu berupa ancaman yang ada, penguasaan teknologi dan

ketersediaan jaringan yang kurang memadai.Isu strategis ini masuk keurutan

kedua dalam hal prioritas karena menndapatkan skor tetinggi nomo 2 setelah

isu pertama yang telah dianalisis diatas.

c. Mengembangkan kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk

meningkatkan kelayakan sarana dan prasarana dan sumber dana.

Isu ini mendapatkan nilai 31 dengan kategori isu sangat strategis. Isu

ini berada pada posisi Weakness dan Oportunity(WO) dengan strategi Turn-

Around. Isu ini berada pada kuadran tiga yaitu strategi turn-around dimana

strategi ini ditetapkan untuk mengambil berbagai langkah untuk mengatasi

kelemahan yang dihadapi secara internal melalui pemanfaatan peluang yang

ada. Sumber Dana atau modal serta fasilitas yang layak akan sangat
97

menunjang pengembangann wisata dan aktivitas organisasi dalam hal

pembangunan. Peluang yang ada berupa kolaborasi dengan pemangku

kepentingan yang sudah terjalin dengan baik harus ditingkatkan dan

dimanfaatkan agar hubungan yang sudah terjalin benar-benar mampu

mengatasi permasalahan yang menghambat pengembangan objek wisata Air

Terjun Jumog di bidang internal organisasi seperti yang sudah dijelaskan

diatas.Isu ini menjadi perhatian ketiga setelah 2 isu yang lainnya telah

dibahas diatas.

d. Mengoptimalkan sumber daya keuangan dan sarana prasarana untuk

memperbaiki kemampuan SDM dan jaringan.

Isu ini memperoleh nilai 31 dengan kategori isu sangat strategis.

Berada pada posisi strategi Strength dan Threats (ST) di kuadran dua dengan

strategi diversifikasi dimana kekuatan berupa pendapatan yang meningkat

setiap tahunnya diiringi dengan fasilitas yang cukup lengkap yang dimiliki

oleh Objek Wisata Air Terjun Jumog mampu untuk mengatasi ancaman

berupa kemampuan sumber daya manusia tentang teknologi yang lemah dan

ketersediaan teknologi beserta jaringan yang belum tersedia agar mampu

teratasi dan menjadikan permasalahan tersebut sebagai sebuah peluang.

Alokasi untuk foku permasalahan ini akan sangat efektif melihat

perkembangan zaman yang segala sesuatunya berbasis teknologi.

e. Mengelola sumber daya keuangan secara optimal untuk meningkatkan

pembangunan fasilitas atau sarana dan prasarana objek wisata.


98

Isu ini memperoleh skor 31 dengan kategori isu sangat strategis dan

berada pada posisi Strength dan Opportunities (SO).Isu ini berada pada

strategi agresif dimana organisasi berada pada posisi yang baik untuk

memanfaatkan kekuatan internalnya guna memanfaatkan peluang-peluang

yang ada, mengatasi masalah internal dan menghindari ancaman-

ancaman.Pendaptan yang semakin meningkat diharapkan mampu mendukung

kelebihan-kelebihan yang dimiliki faktor internal, sehingga isu strategis ini

dapat berkontribusi guna mencapai objek wisata Air Terjun Jumog yang

berkembang.

Hasil evaluasi dari isu-isu yang sudah diurutkan penulis tersebut

diurutkan menurut prioritas kestrategisannya dari total nilai jumlah terbesar

ke jumlah terkecil. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa isu yang

paling strategis dan memerlukan strategi khusus untuk menindaklanjuti isu

tersebut adalah “Isu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain dalam

pengembangan objek wisata dengan bekerja sama”

Berdasarkan hasil Tes Litmus, isu tersebut memiliki nilai 35 yang

berarti termasuk dalam kategori isu yang sangat strategis.Isu tersebut juga

berada pada kuadran satu dalam diagram analisis SWOT sebagai strategi

agresif (strategi SO).Strategi agresif merupakan strategi yang ditetapkan

untuk menghadapi berbagai peluang lingkungan dimana dimiliki berbagai

kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut.Strategi ini

mengacu pada strategi pertumbuhan, dan diterapkan dalam kondisi dimana

organisasi dalam situasi yang menguntungkan. Kondisi yang


99

menguntungkanini didukung dengan kekuatan berbagai macam sumber daya

dan peluang kolaborasi antar pemangku kepentingan yang baik sehingga akan

menjadi sebuah strategi yang baik untuk diterapkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis telah mengidentifikasi,

membahas dan mengevaluasi isu-isu strategis Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes). Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas tahap terakhir dalam

perencanaan strategis yaitu merumuskan strategi untuk mengelola isu.

5. Merumuskan Strategi untuk Mengelola Isu

Perumusan strategi untuk mengelola isu menghasilkan program-

program strategi yang akan dilakukan organisasi untuk menyikapi atau

menanggapi isu strategis yang sudah dipaparkan pada tahap sebelumnya.

Strategi merupakan pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan dan

alokasi sumber daya yang menggambarkan bagaimana organisasi tersebut,

apa yang dikerjakannya, dan mengapa organisasi mengerjakan hal tersebut.

Jadi, merumuskan strategi berarti merumuskan program-program strategis

atau alternatif kebijakan mendasar yang akan dilakukan organisasi untuk

mengelola isu.

Berdasarkan hasil evaluasi isu strategis pada tahap sebelumnya,

maka posisi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) saat ini berada pada strategi

agresif dengan skor 35 yang tergolong kedalam isu yang sangat strategis.

Strategi ini perlu dilakukan dalam upaya mengembangkan Objek Wisata Air

Terjun Jumog. Strategi agresif diterapkan untuk memanfaatkan lingkungan

eksternal organisasi berupa kontribusi instansi lain dengan lingkungan


100

internal berupa kekuatan yang mendukung. Strategi agresif ini juga

diterapkan untuk menindak lanjuti Isu Mengoptimalkan kontribusi instansi

lain dalam pengembangan objek wisata dengan bekerja sama. Strategi Agresif

yang dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo dalam

mengembangkan Objek Wisata Air Terjun Jumog adalah meliputi perumusan

program-program strategis sebagai berikut:

a. Program Edukasi Wisata.

Program ini dibentuk berdasarkan atas kekuatan faktor internal

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia

yang mendukung, faktor alam yang sangat mendukung digabungkan

dengan peluang yaitu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain. Strategi

agresif yang memiliki latar kekuatan dan peluang ini memunculkan

program yang sifatnya pengembangan inovatif berupa hal-hal baru.

Program edukasi wisata adalah sebuah program yang dirancang

dengan kerjasama antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan

Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga yang nantinya

merekomendasikan/mewajibkan sekolah-sekolah dasar di Kabupaten

Karanganyar untuk belajar dan berwisata di objek wisata tersebut.Dalam

hal ini, gambaran teknis pelaksanaanya adalah dengan mengembangkan

alat-alat praktikum sains seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

dan alat praktikum yang lainnya secara terpadu di objek wisata tersebut

sehingga mampu digunakan para pelajar sebagai sarana belajar di kawasan

wisata.Tujuan akhirnya adalah mewujudkan Objek Wisata Air Terjun


101

Jumog yang berkembang dengan mendapatkan pemasukan yang lebih

guna meningkatka pendapatan untuk pengelola, Desa dan Pendapatan Asli

Daerah.

b. Program revitalisasi outbond sebagai sarana daya tarik wisata

. Dalam program ini dibentuk berdasarkan atas kekuatan faktor

internal berupa kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya

manusia yang mendukung, faktor alam yang sangat mendukung

digabungkan dengan peluang yaitu Mengoptimalkan kontribusi instansi

lain. Strategi agresif yang memiliki latar kekuatan dan peluang ini

memunculkan program yang sifatnya pengembangan inovatif berupa hal-

hal baru.

Segala perlengkapan outbond yang dimiliki desa berjo dikelola

oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di kawasan Air Terjun Jumog.

Namun demikian, keberadaanya kurang dikelola dengan baik dan masih

kurang diminati para pengunjung karena pengelolaannya belum maksimal.

Program revitalisasi outbond ini dilakukan dengan kolaborasi antara

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan warga desa karena

pengelolaanya membutuhkan pegawai yang banyak. Manfaat program ini

sebagai sarana pelatihan kerja, hiburan, daya tarik wisata yang lebih,

tambahan pemasukan dan sarana penunjang wisata. Dengan pemasukan

pendapatan yang setiap tahunnya meningkat, sudah barang tentu investasi

alat-alat outbond ini dijadikan prioritas guna menunjang pengembangan


102

wisata air terjun Jumog. Dampaknya adalah, membuka lapangan pekerjaan

bagi warga sekitar, peningkatan pendapatan objek wisata itu sendiri dan

menjadikan Objek Wisata Air Terjun Jumog lebih menarik untuk

dikunjungi wisatawan.

c. Program pengelolaan sampah

Program ini disusun berdasarkan atas kekuatan faktor internal

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia

yang mendukung, faktor alam yang sangat mendukung digabungkan

dengan peluang yaitu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain. Strategi

agresif yang memiliki latar kekuatan dan peluang ini memunculkan

program yang sifatnya pengembangan inovatif berupa hal-hal baru.

Program pengelolaan sampah ini sangat penting untuk segera

diimplementasikan sebab pengelolaan sampah sejauh ini masih sangat

tidak ramah lingkungan dengan membakar sampah-sampah yang tidak

disalurkan ke tempat pembuangan akhir.Program ini melibatkan Badan

Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan Badan

Usaha Milik Desa untuk mengelola sampah agar ramah

lingkungan.Dengan demikian, gambaran teknis program ini adalah

melengkapi alat kebersihan serta membangun sistem distribusi sampah

Objek wisata tersebut ke Tempat pembuangan akhir.Tujuan akhirnya,

pengembangan objek wisata ini agar berbasis ramah lingkungan dan Alam

bersih serta terjaga.


103

d. Program promosi wisata yang lebih efektif

Program ini dibentuk berdasarkan atas kekuatan faktor internal

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia

yang mendukung, faktor alam yang sangat mendukung digabungkan

dengan peluang yaitu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain. Strategi

agresif yang memiliki latar kekuatan dan peluang ini memunculkan

program yang sifatnya pengembangan inovatif berupa hal-hal baru.

Program promosi wisata yang lebih efektif ini diimplementasikan

atas kolaborasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar dan Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informasi.Teknis programnya adalah

dengan pemasangan papan penerangan petunuk di Jalan mulai dari pusat

Kabupaten menuju ke lokasi wisata.Selain itu pemasangan Baliho dengan

disertai informasi wisata untuk menarik minat wisatawan. Promosi lain

yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pameran wisata yang

dilakukan di Objek-objek wisata Kabupaten Karanganyar salah satunya

Air Terjun jumog sebagai tuan rumah dan turut mengundang pelaku-

pelaku wisata serta agen-agen wisata diseluruh nusantara untuk

mengikuti acara tersebut. Dengan demikian, program ini akan sangat

efektif dalam meningkatkan kunjungan wisata dan dapat menaikan

presentase pendapatan dari tahun ke tahun mendatang.


104

e. Program pengembangan kios dan keterampilan pedagang sekitar objek

wisata

Program ini dibentuk berdasarkan atas kekuatan faktor internal

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia

yang mendukung, faktor alam yang sangat mendukung digabungkan

dengan peluang yaitu mengoptimalkan kontribusi instansi lain. Strategi

agresif yang memiliki latar kekuatan dan peluang ini memunculkan

program yang sifatnya pengembangan inovatif berupa hal-hal baru.

Program pengembangan kios dan keterampilan pedagang sekitar

ini dilakukan agar tampilan disekitar lokasi wisata menarik.Menaikan

minat wisatawan untuk berkunjung karena inovasi pedagang dalam

menjual hasil karya dan masakan khasnya. Program ini akan berdampak

langsung pada kesejahteraan masyarakat sekitar dan secara tidak

langsung juga menaikan pendapatan Objek Wisata. Program ini

diimplementasikan atas kerjasama antara Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi dengan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).Kios-kios yang dibangun dapat meningkatkan pemasukan

daerah dan pedagang mendapatkan pembekalan keterampilan

berwirausaha ditambah suntikan modal dari koperasi.

Program-program diatas merupakan penjabaran dari strategi

agresif yang dapat dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo

terkait perencanaan strategis pengembangan wisata objek wisata Air


105

Terjun Jumog.Perumusan strategi merupakan tahap terakhir setelah

beberapa tahap perencanaan dilakukan. Selama strategi perencanaan

berlangsung, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo akan terus

dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal organisasi sehingga

perlu adanya adaptasi untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang

untuk meminimalisir kelemahan serta ancaman organisasi. Oleh karena

itu, untuk mempermudah pemahaman pembaca terkait penelitian ini,

penulis menyajikan matriks rangkuman hasil dan pembahasan penelitian

ini pada halaman berikutnya.


106

Tabel 4.4
Matriks Rangkuman Hasil dan Pembahasan Penelitian
No Tahapan Hasil Penelitian
1 Identifikasi Mandat, - Identifikasi mandat, visi dan misi ini yang ditempuh
Visi dan Misi melalui analisis isi dokumen telah sesuai dengan Laporan
Tupoksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar,
Peraturan Desa Berjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes)
2 Analisis Lingkungan Peluang
Eksternal: - Peraturan Desa Berjo Nomor 3 Tahun 2008 yang
- Faktor Politik berbentuk peraturan perundang-undangan terkait Badan
- Faktor Ekonomi Usaha Milik Desa (BUMDes)menghasilkan sebuah
- Faktor Peran Asosiasi Wisata bernama Cluster yang dibentuk oleh
Pemangku BAPPEDA.
Kepentingan - Laporan keuangan dari segi dana bagi hasil untuk Badan
- Faktor Teknologi Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo sebesar 40% dan
30% untuk Desa serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Karanganyar.
- Kerjasama yang terjalin antara Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Dinas Pekerjaan
Umum, DPPKAD, Badan Pemberdayaan Masyarakat
Desa (BAPERMASDES), DPRD komisi B, masyarakat
Desa Berjo, dan pedagang sekitar kawasan wisata berjalan
dengan baik.
Ancaman
- kualitas sumber daya manusia yang menguasai teknologi
masih rendah dan jaringan yang minim menghambat
kegiatan promosi
Analisis Lingkungan Kekuatan
Internal: - Struktur organisasi sudah sesuai dengan Peraturan
- Struktur Daerah Desa Berjo Nomor 3 tahun 2008 tentang Badan
Organisasi Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo dimana Badan Usaha
- Sumber Daya Milik Desa (BUMDes) Berjo dibagi menjadi sebelas
Manusia bagian dalam enam unit
- Sumber Daya - Kualitas pegawai di BUMDes cukup baik dilihat melalui
keuangan kedisiplinan waktu dan keramahan pelayanan.
- Sumber Daya - Laporan keuangan dalam aspek pendapatan asli daerah
Sarana dan meningkat karena sumbangan dari hasil objek wisata Air
Prasarana atau Terjun Jumog.
fasilitas - Sumber daya sarana dan prasarana yang terdapat di objek
- Sumber Daya wisata Air Terjun Jumog cukup lengkap.
Alam - Keanekaragaman potensi wisata alam yang menarik dan
dapat menyokong potensi wisata Air Terjun Jumog antara
lain Telaga Madirda, Candi Sukuh, Taman Hutan Rakyat

(Bersambung halaman )
107

(Lanjutan halaman )

(Tahura), dan Santai Ria.

Kelemahan
- Kuantitas SDM BUMDes masih kurang karena dalam
unit dibutuhkan 2 orang karyawan sedangkan saat ini
hanya ada 1 karyawan di tiap unit.
- Kesulitan dalam mengakses sumber dana untuk
pengembangan objek wisata Air Terjun Jumog
- Sarana dan prasarana yang terdapat di Objek Wisata Air
Terjun Jumog kondisinya masih kurang layak.
3 Identifikasi Isu - Isu Mengoptimalkan kontribusi instansi lain dalam
Strategis pengembangan objek wisata dengan bekerjasama.
- Meningkatkan sumber daya keuangan, sarana prasarana
dan kuantitas SDM untuk memperbaiki jaringan
teknologi.
- Mengembangkan kerjasama dengan pemangku
kepentingan untuk meningkatkan kelayakan sarana dan
prasarana dan sumber dana.
- Mengoptimalkan sumber daya keuangan dan sarana
prasarana untuk memperbaiki kemampuan SDM dan
jaringan.
- Mengelola sumber daya keuangan secara optimal untuk
meningkatkan pembangunan fasilitas atau sarana dan
prasarana objek wisata.
4. Merumuskan strategi - Program Edukasi Wisata
untuk mengelola isu - Program Pengembangan kios dan ketrampilan pedagang
sekitar objek wisata
- Program Revitalisasi Outbound
- Program Pengelolaan Sampah
- Program Promosi Wisata yang Efektif

Anda mungkin juga menyukai