Anda di halaman 1dari 48

MATERI EKONOMI BISNIS KELAS X

MATERI 1 : ILMU EKONOMI

A. PRINSIP EKONOMI DAN MOTIF EKONOMI


Prinsip ekonomi adalah dasar yang digunakan manusia untuk memperoleh hasil maksimum dengan pengorbanan
tertentu, atau memperoleh hasil tertentu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
Motif ekonomi adalah gejala sesuatu yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan ekonomi. Tindakan
tersebut berupa:
a. Untuk mencatat keuntungan
b. Untuk mencapai penghargaan
c. Untuk mencapai kekuasaan
d. Untuk melakukan kegiatan social

B. MASALAH EKONOMI
1. Masalah Pokok Ekonomi Menurut Aliran Klasik
Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi msyarakat dapat digolongkan kepada tiga
permasalahan penting, yaitu msalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi.
a. Masalah Produksi
Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah masyarakat. Karena
masyarakat sangat heterogen maka barang-barang yang tersediapun beragam jenisnya sehingga muncul
permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi.
b. Masalah distribusi
Agar barang/ jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana dan
prasarana distribusi yang baik. contoh, dari kebun hasil panen perlu alat angkut yang ditunjang prasarana
jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ke tangan konsumen dan tiadak tertimbun di produsen.
c. Masalah konsumsi
Hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai untuk dikonsumsi oleh
masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.
2. Masalah Pokok
Para ahli ekonomi modern sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit ada tiga masalah
pokok yang dihadapi setiap perekonomian dan harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek ekonomi.
a. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi dan berapa banyak? (what and how much?)
Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan di produksi (what).
Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan. Setelah ditentukan apa yang
akan diproduksi, kemudian diputuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat
ditentukan berapa sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Bagaimana cara memproduksi (How?)
Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan mengombinasikan faktor-faktor
produksi atau sumber daya yang ada di dalam proses produksi. Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi
yang tersedia para produsen harus mampu menciptakan teknik produksi yang efisien. Untuk itu, kemajuan
dalam bidang ilmu dan teknologi produksi perlu ditingkatkan. Teknologi atau metode produksi apa yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang: berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin, serta bahan mentah apa
yang akan digunakan.
Bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil dan berdaya guna
c. Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan? (for whom?)
Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat mana yang menikmati barang dan
jasa yang diproduksi. Siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa saja yang menikmati hasilnya.
Apakah barang- barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan
atau kelompok tersebut di masyarakat
MATERI 2
KELANGKAAN
HUBUNGAN ANTARA SUMBER DAYA DENGAN KEBUTUHAN MANUSIA

A. KELANGKAAN
Kelangkaan adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun sumber daya yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan itu terbatas. Secara sederhana, kelangkaan dapat diartikan sebagai, terbatasnya sumber daya, sehingga
mengakibatkan kebutuhan manusia tidak tercukupi. Secara luas, kelangkaan ekonomi dapat diartikan sebagai, salah
satu masalah ekonomi paling mendasar untuk menunjukkan kesenjangan antara penawaran dan permintaan
Faktor-Faktor Penyebab Kelangkaan Ekonomi
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan sumber daya menjadi langka atau terbatas:
1. Letak Geografis yang berbeda
Sumber daya alam di muka bumi tersebar secara tidak merata. Ada daerah yang berlimpah akan minyak, dan ada
yang tidak. Ada daerah tanahnya subur, sebaliknya ada juga yang gersang. Perbedaan letak geografis ini menjadi
penyebab kelangkaan sumber daya alam, untuk mendapatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan namun tidak
terdapat di daerahnya maka diperlukanlah pengorbanan yang lebih besar untuk mendapatkannya.
2. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat
Dimasa sekarang pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa,
hal ini menyebabkan suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan produksi barang dan jasa.
3. Kemampuan dalam Produksi
Kemampuan faktor produksi dalam proses produksi barang dan jasa mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya,
tenaga kerja manusia yang tidak dapat diporsir terus menurus untuk bekerja karena mereka juga membutuhkan
waktu untuk istirahat.
4. Perkembangan Teknologi yang Tidak Sama
Setiap negara dalam perkembangan teknologi tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berkembang
sangat cepat. Namun di negara berkembang, kemajuan perkembangan kebutuhan akan barang dan jasa berlangsung
lebih cepat daripada berkembangnya teknologi.
CARA MENGATASI KELANGKAAN
Ketika alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas, maka harus yang ada
dikorbankan untuk pemakaian yang lebih penting. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk mengatasi
kelangkaan:
1. Menyusun skala prioritas
Penentuan urutan kebutuhan dari yang terpenting sampai dengan yang kurang penting. Dengan menyusun
skala prioritas, dapat memperlihatkan kebutuhan mana yang benar-benar mendesak dan harus dipenuhi.
2. Menerapkan prinsip ekoefisiensi
Menerapkan prinsip ekoefisiensi ketika menggunakan sumber daya alam. Dilansir dari buku Kamus Populer
Kesehatan Lingkungan (2002) karya Hadi Siswanto, prinsip ekoefisiensi bertujuan untuk menggunakan
sumber daya alam seefektif mungkin. Dengan menerapkan ekoefisiensi, tidak ada sumber daya alam yang
terbuang sia-sia sehingga kelangkaan bisa dicegah.
3. Menggunakan energi alternatif
Menggunakan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh minyak tanah merupakan
sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Apabila digunakan terus-menerus akan menyebabkan
kelangkaan.
4. Mengadakan penghematan dalam menggunakan sumber daya alam
5. Memelihara serta melestarikan sumber daya alam dengan baik dan berkelanjutan
6. Menciptakan alat pemuas kebutuhan yang baru atau barang pengganti (barang substitusi)
7. Meningkatkan dalam pengelolaan produksi berbagai macam sumber daya alam di bumi ini, sehingga lebih
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
SKALA PRIORITAS KEBUTUHAN
Skala prioritas adalah ukuran kebutuhan yang tersusun dalam daftar berdasarkan tingkat kebutuhan seseorang,
dimulai dari kebutuhan yang paling penting sampai kebutuhan yang bersifat bisa ditunda pemenuhannya.
Manfaat menyusun skala prioritas kebutuhan
1. Setiap kebutuhan yang bersifat urgent dan penting dapat terpenuhi dengan maksimal,jika dapat mengelola
keuangan secara bijak
2. Dapat membiasakan diri untuk hidup teratur, hemat, dan melakukan pengeluaran sesuai kebutuhan hingga
membantu merencanakan masa depan dengan lebih baik.
Cara membuat skala prioritas kebutuhan:
1. Tulislah semua kebutuhan yang ada, hilangkan yang benar-benar tidak begitu penting.
2. Susunlah urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya.
3. Buatlah catatan kebutuhan pendanaan yang ada.
4. Penuhi semua kebutuhan sesuai dengan daftar yang telah ditentukan.

B. JENIS-JENIS KEBUTUHAN
1. Kebutuhan Menurut Intensitas Kegunaan (penting atau tidaknya)
Kebutuhan menurut intensitas dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang ingin hidup layak. Contoh
Kebutuhan Primer antara lain: makanan, minuman, pakaian, dan rumah.
b. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi.Kebutuhan ini berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya.Misalnya mobil bagi orang berpenghasilan tinggi adalah kebutuhan
sekunder, namun bagi orang yang berpenghasilan rendah adalah barang mewah.
c. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang tingkat pemenuhannya setelah kebutuhan primer dan sekunder
terpenuhi.
2. Kebutuhan Menurut Waktunya
Kebuthuan menurut waktunya dapat digolongkan sebagai berikut,
a. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga dan tidak dapat ditunda. Contoh
kebutuhan sekarang antara lain, obat bagi orang sakit dan makanan bagi orang kelaparan.
b. Kebutuhan Masa Akan Datang
Kebutuhan masa akan daatang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan di kemudian hari dan dapat
ditunda karena tidak mendesak. Contoh kebutuhan masa akan datang adalah menabung.
3. Kebutuhan Menurut Sifatnya
Kebutuhan menurut sifatnya daoat diglongkan sebagai berikut.
a. Kebutuhan Jasmani / Material
Kebutuhan jasmani adalah kebuthan yang berhubungan dengan jasmani atau fisik, yaitu menjaga penampilan
atau kesehatan.Misalnya, berolehraga dan mengkonsumsi makanan sehat.
b. Kebutuhan Rohani / Nonmaterial
Kebutuhan rohani ada;ah kebutuhan yang berhubungan dengan keseshatan jiwa. Contoh kebutuhan rohani
antara lain beribadah menurut agama, bersosialisasi, dan berekreasi.

C. ALAT PEMUAS KEBUTUHAN


Alat pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan manusia, baik
berupa barang (goods) maupun jasa (service). 
1. Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang berwujud, dapat dilihat dan di raba oleh indera . Contoh : buku
pelajaran, tas sekolah, baju, sepatu, perumahan, dan kendaraan.
2. Jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud (abstrak) , tapi dapat dirasakan manfaatnya sebagai alat
pemuas kebutuhan. Contoh : jasa guru, jasa pengacara, jasa hakim, jasa dokter, jasa perawat, jasa tukang becak,
jasa tukang ojek, dan jasa taksi.
Macam-Macam Barang dan Jasa Sebagai Alat Pemuas Kebutuhan Manusia
Barang dapat dikelompokkan berdasarkan cara memperolehnya, hubungan dengan barang lain, dan proses
produksinya, fungsi, wujud, sifat, kualitas.
1. Jenis Barang Berdasarkan Cara Memperolehnya
Berdasarkan cara memperolehnya, barang dan jasa pemuas kebutuhan dibedakan sebagai berikut.
1) Barang Ekonomi (Economic Goods)
Barang ekonomi adalah barang yang jumlahnya terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan manusia,
sehingga untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan, baik tenaga maupun uang. Misalnya makanan,
minuman, pakaian, rumah, dan air mineral yang semuanya harus kamu dapatkan dengan melakukan
pengorbanan. Pengorbanan itu misalnya kamu harus membayar dengan sejumlah harga tertentu.
2) Barang Bebas (Free Goods)
Barang bebas adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan
sumber daya ekonomi. Oleh karena itu barang bebas tidak memiliki “harga”. Contohnya, udara, sinar
matahari, air di daerah pedesaan, dan air laut di daerah pantai.
3) Barang Illith
Benda illith adalah benda pemuas kebutuhan yang jumlahnya sangat berlimpah, sehingga cenderung
merugikan kehidupan manusia. Contohnya, air. Air dapat menjadi benda ekonomi dan benda bebas, serta
juga dapat menjadi benda illith. Dikatakan menjadi benda illith apabila jumlahnya sangat banyak dan akan
menyebabkan banjir sehingga dapat membahayakan hidup manusia.
2. Jenis Barang Berdasarkan Fungsi (Tujuan Penggunaannya)
Barang menurut tujuan penggunaannya dapat dibedakan menjadi barang konsumsi dan barang produksi.
1) Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia (barang jadi).
Barang konsumsi disebut juga barang siap pakai, misalnya sepatu, baju, kaos, dan televisi.
2) Barang produksi/barang modal
Barang produksi adalah barang yang tidak langsung memenuhi kebutuhan manusia/konsumen, tetapi
merupakan alat pembantu dalam proses produksi. Misalnya mesin produksi, gedung/bangunan pabrik,
tanah, dan bahan baku.
3. Jenis Barang Berdasarkan Wujudnya
Alat pemuas kebutuhan menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi barang konkret (berwujud) dan barang
abstrak (tidak berwujud).
1) Barang konkret/nyata/material
Adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang berupa zat, dapat diraba dan dilihat. Misalnya rumah,
makanan, sepeda motor, mobil, dan perhiasan.

2) Barang abstrak/immaterial
Adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang tidak dapat diraba dan dilihat tetapi dapat dirasakan, atau
lebih dikenal dengan jasa. Misalnya nama baik (goodwill), hak cipta, dan merk dagang.
4. Jenis Barang Berdasarkan Cara Penggunaan atau Hubungannya dengan Barang lain
Menurut cara penggunaannya atau hubungannya dengan barang lain, barang dapat dibedakan menjadi barang
substitusi dan barang komplementer.
1) Barang substitusi
Barang subtitusi adalah barang yang dapat saling mengantikan, artinya bila tidak ada barang yang satu,
maka dapat digantikan dengan barang yang lainnya. Misalnya baju dengan kaos, teh dengan kopi, mobil
dengan sepeda motor, dan kompor dengan tungku.
2) Barang komplementer
Barang komplementer adalah barang yang dapat saling melengkapi, artinya cara penggunaannya
digabungkan dengan barang yang lain. Misalnya baju dengan celana, kopi dengan gula, mobil dengan
bensin, dan kompor dengan minyak tanah.
5. Jenis Barang Berdasarkan Proses Pembuatan (produksi)
Macam barang menurut proses produksi terdiri atas barang dasar atau barang mentah, barang setengah jadi,
dan barang jadi.
1) Bahan Mentah
Bahan mentah adalah bahan yang belum pernah mengalami proses pengolahan. Bahan mentah disebut
juga bahan baku. Contohnya:
a. dari hasil tambang; minyak bumi, tembaga, timah, perak, batu bara dan sebagainya.
b. dari hasil hutan; kayu, damar, rotan, dan sebagainya.
c. dari perkebunan; teh, tembakau, kopi, dan sebagainya. d) dari hasil pertanian; padi, palawija, sayuran,
dan sebagainya
2) Bahan Setengah Jadi
Bahan setengah jadi adalah bahan yang sudah diolah tetapi belum menjadi produk akhir. Agar menjadi
bahan siap pakai perlu pengolahan lebih lanjut. Contohnya, benang; bila diolah lebih lanjut akan menjadi
kain. Kain bila diolah lebih lanjut akan menjadi baju yang siap pakai.
3) Barang Jadi
Barang jadi adalah barang sarana pemuas kebutuhan manusia yang sudah mengalami proses produksi
secara tuntas atau sempurna dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya pakaian, kursi,
meja, dan kue.
6. Jenis Barang Berdasarkan Kualitasnya
Berbicara mengenai kualitas maka kita akan menyinggung tentang mutu dari suatu produk tersebut.
Berdasarkan kualitasnya alat pemuas kebutuhan manusia dibagi menjadi 2 yakni :
1) Barang superior Sesuai dengan namanya yakni superior maka benda ini pastinya memiliki kualitas
yang tinggi. Kualitas ini ditunjukkan dengan harga dan keawetan benda tersebut. Contohnya beras
mentari, pakaian bermerk mahal, lukisan mewah, mobil dengan merk besar dan lain sebagainya.
2) Barang inferior
Kebalikan dari benda superior adalah barang inferior yakni barang dengan kualitas rendah. Biasanya
barang ini mudah didapatkan tentunya dengan harga yang murah. Contohnya barang-barang bekas
(second), di toko-toko pinggir jalan dan lain sebagainya.
JASA
Menurut Kotler (2000:428), jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yg ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak
lain yg secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apa pun. Produksinya bisa terikat
dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk. Sementara itu, menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati
(2005:28), Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian
fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud
(intangible) bagi pembeli pertamanya.
Menurut Adrian Payne, adapun karakteristik dan ciri-ciri jasa adalah sebagai berikut:
1. Tidak Memiliki Wujud (Intangibility)
Ciri-ciri jasa yang paling utama adalah tidak memiliki wujud (intangible). Dengan kata lain, produk
berbentuk jasa sifatnya abstark karena tidak dapat dilihat, dirasakan, atau disentuh seperti halnya pada suatu
barang fisik.
2. Berubah-Ubah (Variability)
Jasa merupakan suatu unjuk kerja dan bersifat heterogenitas.  Selain itu, jasa sangat mudah berubah-ubah,
tergantung pada siapa, kapan, dan di mana suatu jasa dikerjakan. Itulah sebabnya mengapa tidak ada hasil
jasa yang persis sama meskipun dilakukan oleh satu orang.
3. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability)
Pada umumnya produk berbentuk jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan
partisipasi konsumen pada prosesnya. Dengan kata lain, konsumen harus ada pada tempat jasa yang diminta
serta melihat atau ikut ambil bagian dari aktivitas jasa tersebut.
4. Mudah Lenyap (Perishability)
Produk jasa tidak dapat disimpan, dijual kembali, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana seseorang
membelinya. Dengan begitu, maka jasa merupakan suatu produk yang mudah lenyap atau tidak bisa bertahan
lama.

Jenis-Jenis Jasa
Secara garis besar jenis-jenis jasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Jasa Perawatan Pribadi, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; pijat, perawatan
kecantikan, salon, binatu pakaian, dan lain-lain.
2. Jasa Perumahan, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; kamar hotel, apartment, rumah
tinggal, kost, dan lainnya.
3. Jasa Komunikasi, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; telepon, telegram, komputer,
internet.
4. Jasa Usaha Rumah Tangga, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; jasa tukang kebun, air
minum, perbaikan rumah, dan lain-lain.
5. Jasa Transportasi, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; taxi, jasa pengiriman barang,
jasa angkut barang, penyewaan mobil.
6. Jasa Rekreasi dan Hiburan, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini antara lain; kebun binatang, taman
bunga, tempat wisata, tempat hiburan, dan lain-lain.
7. Jasa Bisnis dan Profesi lainnya, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; jasa hukum, jasa
akuntan, jasa pemasaran, dan lainnya.
8. Jasa Asuransi, Bank dan Finansial, beberapa yang termasuk dalam jenis jasa ini diantaranya; perpajakan,
asuransi, perbankan, kredit.
Jenis-Jenis Jasa Menurut Paul D. Converse:
1. Personalized services
Personalized services adalah jasa yg sangat mengutamakan pelayanan orang & perlengkapannya, seperti
jasa tukang cukur, jasa salon kecantikan, jasa laundry, jasa foto. Sementara itu, yg sangat perlu diperhatikan
dalam pemasaran jasa antara lain lokasi yg baik, menyediakan fasilitas & suasana yg menarik, serta nama
baik yg bersangkutan. Dalam marketing, personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage
motive, yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya, patronage ini bisa timbul di dalam
usaha jasa laundry karena kebersihan, layanan yg ramah tamah serta baik, & sebagainya. Dengan kata lain,
services jasa atau pelayanan jasa lebih diutamakan sehingga mendapatkan banyak pelanggan.
2. Financial services
Yang digolongkan dalam financial services, antara lain:
 Banking services (Bank).
 Insurance services (Asuransi).
 Investment securities (Lembaga penanaman modal).
 Public utility and Transportation services.
Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan jasa listrik, jasa
air minum. Para pemakainya terdiri dari Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office
(perkantoran & perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda). Sementara itu, dalam transportation
services, meliputi jasa angkutan kereta api, jasa kendaraan umum, jasa pesawat udara, & sebagainya.
Pelayanan di sini ditujukan untuk angkutan penumpang & angkutan barang.
3. Entertainment
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang jasa olahraga, jasa bioskop, jasa gedung-
gedung pertunjukan, & usaha-usaha jasa hiburan lainnya. Metode marketing yg dipakai adalah sistem
penyaluran langsung di mana karcis dijual di loket-loket.
4. Hotel services
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang jasa kepariwisataan. Dalam hal ini, hotel perlu
mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat jasa rekreasi, jasa hiburan, jasa travel biro, &
sebagainya.
MATERI 3 :
PELAKU EKONOMI, PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM
KEGIATAN EKONOMI

A. PELAKU EKONOMI
1. PELAKU EKONOMI
a. Rumah Tangga Keluarga/ Konsumen
Rumah tangga keluarga/ konsumen adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan
anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk kelompok pelaku ekonomi yang cakupan
wilayahnya paling kecil. Rumah tangga keluarga adalah pemilik berbagai faktor produksi. Faktor-
faktor produksi yang terdapat pada rumah tangga keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan,
barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti alam dan bangunan). Faktor-faktor
produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluarga akan ditawarkan kepada sektor perusahaan.
b. Rumah Tangga Perusahaan/Produsen
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan
tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi.
c. Rumah Tangga Negara/Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Rumah
tangga pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi.
d. Masyarakat luar negeri
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar negeri. Masyarakat luar negeri
juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi
luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan
dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
2. PERAN PELAKU EKONOMI
a. Peran rumah tangga produsen sebagai pelaku ekonomi:
 Sebagai produsen: menghasilkan barang dan jasa
 Pengguna factor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan skill/kewirausahaan) menggunakan
factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
 Memberikan balas jasa kepada rumah tangga konsumen berupa sewa, upah, bunga dan laba
 Menerima pembayaran penjulan barang dan jasa
b. Peran rumah tangga konsumen sebagai pelaku ekonomi:
 Rumah tangga berperan sebagai pemasok factor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
skill/kewirausahaan) kepada perusahaan untuk kegiatan produksi.
 Rumah tangga berperan sebagai pemakai (konsumen) barang dan jasa yang dihasilkan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 Menerima balas jasa dari rumah tangga produsen berupa sewa, upah, bunga dan laba
 Melakukan pembayaran pembelian barang dan jasa
c. Peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi:
 Memberikan subsidi kepada rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen dan masyarakat
luar negeri
 Menerima pembayaran pajak
 Sebagai rumah tangga produsen yang menghasilkan barang dan jasa public
 Sebagai rumah tangga konsumem menggunakan barang dan jasa
d. Peran masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi:
 Masyarakat luar negeri sebagai konsumen
 Masyarakat luar negeri sebagai produsen
 Masyarakat luar negeri sebagai investor
 Sumber tenaga ahli

3. DIAGRAM INTERAKSI ANTAR PELAKU EKONOMI


Diagram interaksi pelaku ekonomi dua sector dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Diagram interaksi pelaku ekonomi dua sector


Dari gambar di atas, terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) adalah sebagai pemilik faktor-faktor
produksi berupa alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah
tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh rumah tangga produsen (RTP).
Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi antara rumah
tangga produsen (RTP) sebagai penghasil barang dan jasa dengan rumah tangga konsumen (RTK)
sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama
lain. Dalam diagram juga terlihat arus aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. RTK
menerima balas jasa dari RTP berupa upah, sewa, bunga, dan keuntungan atas penyerahan faktor
produksi. Rumah tangga produsen (RTP) menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.
Diagram interaksi pelaku ekonomi tiga sector dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Diagram interaksi pelaku ekonomi tiga sector

Anak panah yang menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Pemerintah
memperoleh penerimaan berupa pajak dari rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen. Pajak
berupa pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta pajak bumi dan bangunan. Pemerintah dalam
pasar menggunakan faktor produksi, menggunakan factor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan
kewirausahaan ) untuk kegiatan ekonomi pemerintahan. Sedangkan dalam pasar barang dan jasa,
pemerintah menggunakan barang dan jasa untuk kegiatan ekonomi pemerintahan. Anak panah yang
menuju ke rumah tangga, pasar faktor produksi, perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti
pengeluaran pemerintah. Pemerintah memberikan subsidi kepada rumah tangga konsumen dan rumah
tangga produsen. Pemerintah dalam pasar factor produksi memberikan balas kepada rumah tangga
konsumen upah, sewa, bunga, dan keuntungan atas penyerahan faktor produksi. Sedangkan dalam
pasar barang dan jasa, pemerintah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Diagram interaksi pelaku ekonomi empat sector dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Diagram interaksi pelaku ekonomi empat sector

Dari gambar di ata, sudah tidak ada lagi negara yang tertutup sama sekali untuk melakukan hubungan
perdagangan dengan negara lain yaitu ekspor dan impor. Pembayaran dari kegiatan tersebut dilakukan
menggunakan uang atau valuta asing (devisa). Rumah tangga konsumen (RTK) melakukan kegiatan
impor dengan menerima barang dan jasa dari masyarakat luar negri. Rumah tangga konsumen (RTK)
membayar devisa kepada masyarakat luar negeri atas impor barang dan jasa. Rumah tangga produsen
(RTP) melakukan kegiatan ekspor dengan mengirim barang dan jasa ke masyarakat luar negeri.
Rumah tangga produsen (RTP) menerima devisa dari masyarakat luar negeri atas ekspor barang dan
jasa.

B. PERILAKU KONSUMEN
Analisis perilaku konsumen harus mengungkapkan hal ini:
1. Apa yang dipikirkan konsumen dan bagaimana perasaan mereka tentang berbagai alternatif (merek,
produk, dll.);
2. Apa yang memengaruhi konsumen untuk memilih di antara berbagai opsi;
3. Perilaku konsumen saat meneliti dan berbelanja;
4. Bagaimana lingkungan konsumen (teman, keluarga, media, dll.) Memengaruhi perilaku mereka.
Manfaat mempelajari perilaku konsumen:
1. Pemasar dapat memahami apa yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan memahami
bagaimana konsumen memutuskan suatu produk, mereka dapat mengisi celah di pasar dan
mengidentifikasi produk yang dibutuhkan dan produk yang sudah usang.
2. Membantu pemasar memutuskan bagaimana mempresentasikan produk yang ditawarkan kepada
konsumen sesuai dengan karakteristik konsumen. Dengan memahami perilaku pembelian konsumen
adalah rahasia utama untuk menjangkau dan melibatkan konsumen, dan mengubah konsumen melakukan
pembelian produk.
a. Faktor Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh:
1. Faktor individu
Faktor ini mengacu pada sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang seperti bakat, minat, dan emosional.
Selain itu juga ada faktor lain seperti umur, kelompok usia, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut tidak
hanya memengaruhi apa yang dikonsumsi. Tetapi juga mempengaruhi berapa dan model-model yang
dikonsumsi.
2. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan harga barang, pendapatan yang dimiliki oleh konsumen, dan adanya
subtitusi. Baca juga: Pola Perilaku Produsen dalam Kegiatan Ekonomi Selain itu juga ada aspek lain
seperti lingkungan fisik (panas, dingin, kering, basah), besarnya keluarga, tersedia tidaknya kredit murah
untuk konsumsi (koperasi, bank), dan kekayaan yang sudah dimiliki.
3. Faktor sosial
Faktor ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, media sosial, kelas sosial, pendapatan, dan tingkat
Pendidikan. Contoh dari faktor ini adalah gaya hidup orang kaya cenderung suka ditiru oleh golongan
masyarakat lainnya
4. Faktor kebudayaan
Pertimbangan berdasarkan agama dan adat kebiasaan dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk
melakukan konsumsi. Contohnya pembelian untuk keperluan-keperluan peringatan hari ke-7, ke-40, ke-
100, dan ke-1000 bagi orang yang sudah meninggal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi :
a. Pendapatan, makin tinggi pendapatan suatu rumah tangga, maka tingkat konsumsinya semakin tinggi.
Sebaliknya jika pendapatannya kecil maka konsumsinya juga kecil.
b. Harga barang dan jasa, banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi tergantung harga barang
c. Sikap, sikap seseorang mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika pola hidupnya boros mka ia cenderung
konsumtif.
d. Adat istiadat, Adat istiadat mempengaruhi orang melakukan konsumsi.
e. Mode barang, Mode barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan konsumsi.
f. Barang subtitusi, Barang subtitusi mempengaruhi konsumsi. Jika harga barang jenis A mahal maka kita
mencari barang subtitusi dari barang A yang lebih murah.
Nilai Pakai dan Nilai Tukar
1. Nilai pakai adalah nilai suatu barang karena kemampuannya memenuhi kebutuhan
1. Nilai pakai subyektif adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut
untuk memenuhi kabutuhan. (misal: pakaian, perhiasan)
2. Nilai pakai obyektif adalah nilai yang diberikan masyarakat terhadap suatu barang karena kemampuannya
memenuhi kebutuhan. (misal: buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi  pelajar)
2. Nilai tukar adalah nilai suatu barang karena kemampuannya dipertukarkan dengan barang lain
a. Nilai tukar subyektif adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena kemampuannya
ditukar dengan barang lain
Ani adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai barang tersebut berdasarkan biaya yang akan
dikeluarkan.
Nilai tukar obyektif
adalah nilai yang diberikan masyarakat terhadap suatu barang karena kemampuannya dipertukarkan dengan
barang lain. 
Misalnya si Ani sebagai konsumen  mengatakan harga kemeja Rp.198.000, maka yang dimaksud adalah nilai
tukar objektifnya.
Berikut ini akan diuraikan beberapa teori nilai obyektif secara singkat :
1) Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Menurut teori ini, tinggi rendahnya nilai barang ditentukan berdasarkan banyaknya biaya yang telah
dikorbankan untuk memproduksi barang yang bersangkutan. Biaya yang dimaksud di sini meliputi
pengorbanan semua faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan). Semakin tinggi biaya
yang perlu dikorbankan untuk memproduksi barang, semakin tinggi pula nilai tukar barang yang
bersangkutan.
2) Teori Nilai Tenaga Kerja (David Ricardo)
Menurut teori ini, tenaga kerja (sumber daya manusia) dianggap sebagai faktor produksi yang paling penting.
Secara teori, biaya-biaya produksi dapat dihitung berdasarkan tenaga kerja atau jam kerja yang telah
dikorbankan. Misalnya, untuk membuat meja, mula-mula dihitung penggunaan tenaga/jam kerja untuk
menebang pohon. Selanjutnya, diperhitungkan tenaga untuk membelah, memotong, mengangkut, dan
seterusnya. Demikian pula penggunaan kapak, gergaji, serut, dan lain-lain ikut diperhitungkan; berapa
tenaga/jam kerja yang telah dikeluarkan. Semakin banyak tenaga/jam kerja yang telah dikeluarkan untuk
menghasilkan barang, semakin tinggi pula nilai tukar barang yang bersangkutan.
3) Teori Nilai Reproduksi
Sebagai penyempurnaan teori Adam Smith, biaya yang telah dikeluarkan pada waktu yang lampau dapat
berbeda dengan yang harus dikeluarkan sekarang, sekiranya memproduksi kembali (reproduksi) barang yang
sama. Hal itu disebabkan oleh perubahan nilai uang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau
perubahan karena faktor lainnya. Oleh karena itu, biaya reproduksi merupakan ukuran yang lebih tepat untuk
menentukan nilai tukar barang yang bersangkutan.
4) Teori Nilai Pasar (Humme dan John Locke)
Menurut teori ini, tinggi rendahnya nilai barang akan ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi
di pasar. Jika permintaan barang naik, penawaran tetap, harga akan naik. Keadaan semacam itu memberi
gambaran bahwa barang yang bersangkutan banyak peminatnya sehingga mempunyai nilai tukar yang tinggi.
Sebaliknya, dapat terjadi jika permintaan barang tersebut turun, penawaran tetap, harga akan turun.
b. Jenis perilaku konsumen
1) Perilaku Konsumsi Rasional
Perilaku konsumsi rasional adalah perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar)
dalam mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dikatakan rasional bila:
a) Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optimum utility) bagi konsumen.
b) Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
c) Mutu produk yang dibeli terjamin kualitasnya.
d) Harga terjangkau, dan sesuai dengan kemampuan konsumen untuk membelinya.
2) Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional) adalah sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan
tidak rasional bila seseorang konsumen memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik.
Berikut adalah contoh perilaku konsumsi irrasional.
a) Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklan yang menggiurkan.
b) Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal.
c) Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus hadiah.
d) Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
c. Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari cara konsumen memaksimumkan kepuasan dari suatu
barang yang dikonumsinya. Di dalam mempelajari teori perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
pendekatan yaitu pendekatan nilai guna kardinal (cardinal utility) dan pendekatan nilai guna ordinal (ordinal
utility).
1. Pendekatan nilai guna kardinal (cardinal utility) yang sering disebut teori nilai subyektif (subjective value
theory).
Pendekatan kardinal adalah pendekatan memiliki asumsi bahwa sebuah produk yang memiliki kegunaan
lebih bagi konsumen maka itulah yang paling diminati. Beberapa asumsi,antara lain :
 Daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan satuan uang atau utilitas
 Nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan subjek yang menilainya
 Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
 Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan batas
kemampuan pendapatannya.
 Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus melakukan konsumsi terhadap
produk tersebut (diminishing marginal utility).
 Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
 Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri (independent).
 Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.
Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
 Hukum Gossen I
menyatakan bahwasannya kepuasan konsumen akan menurun ketika kebutuhan mereka dipenuhi
terus-menerus.
 Hukum Gossen II
menyatakan bahwasannya seorang konsumen akan terus menerus memenuhi kebutuhannya sampai
mencapai intensitas yang sama. Maksud dari intensitas yang sama adalah rasio antara marginal utility
dan harga dari produk yang satu dengan rasio marginal utility dan harga produk yang lainnya.
2. Pendekatan nilai guna ordinal (ordinal utility) yang sering disebut dengan analisis kurva
indifference/kurva kepuasan sama (indifference curve analysis).
Pendekatan konsumen ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya
guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.. Beberapa asumsi yang dapat digunakan
untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :
 Mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). 
 Tingkat kepuasan konsumen diukur dengan kurva indiferens (kurva yang menunjukkan tingkat
kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
 Maksimisasi kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
 Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya
 Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering

Ciri-ciri kurva indefern:


 Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi suatu barang bila ia
menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)
 Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia
korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal
rate of substitution)
 Tidak saling berpotongan, untuk memenuhi asumsi transitivitas (konsistensi preferensi)

IC1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum optimal, 


IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum 
IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X & Y.
Kepuasan terbesar pada IC3, kepuasan terkecil pada IC1, Kepuasan optimal pada IC2 karena IC2 bersinggungan
dengan garis anggaran.

Perbedaan pendekatan cardinal dan ordinal:


PENDEKATAN CARDINAL PENDEKATAN ORDINAL
Kepuasan konsumsi diukur dengan satuan harga Kepuasan konsumen diukur dengan angka peringkat
Mengunakan alat analisis Marginal Utiliy Menggunakan analisis Indifferent Curve
(Pendekatan Marginal)

BUDGET LINE (GARIS ANGGARAN)


Garis anggaran adalah sebuah kurva yang menggambarkan gabungan barang yang dikonsumsi seorang konsumen
dengan dana yang tersedia. Dengan memisalkan bahwa dua barang yang dikonsumsi adalah barang A dan B,
maka persamaan dari garis anggaran adalah:

Ciri- ciri Budget Line adalah sebagai berikut :


1. Budget Line berslope negatif disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y
2. Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang Y,
sebaliknya penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana digunakan untuk membeli barang X.
3. Semakin besar jumlah uang yang dialokasikan untuk membeli barang X dan Y ditunjukkan oleh garis
yang semakin menjauhi titik 0.
Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran
Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah Y dan jumlah X, disebabkan  oleh naiknya anggaran
konsumen.

Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X, Y tetap, disebabkan oleh turunnya harga barang X
KEPUASAN MAKSIMUM
Kepuasan maksimum dicapai ketika kepuasan yang diperoleh konsumen bersesuaian dengan pendapatan yang
dimilikinya. Dalam sebuah grafik, kepuasan maksimum dicapai saat indifference curve bersinggungan dengan
Budget line seperti yang digambarkan di bawah ini :

Kepuasan maksimum diperoleh pada titik E, di mana seluruh pendapatan yang dianggarkan untuk membeli
kedua barang tersebut habis terpakai dan dicapai sebuah kepuasan dalam mengonsumsi kedua barang tersebut.
kepuasan maksimum tidak terjadi pada titik P atau Q karena pada kedua titik tersebut tidak seluruhnya
pendapatan habis digunakan (tidak efisien). Kepuasan maksimum tidak juga dicapai pada titik S karena
pendapatan konsumen tidak mencukupi untuk mencapai kepuasan pada titik itu.Dengan demikian, kepuasan
maksimum dicari dengan menggunakan rumus :
 
C. PERILAKU PRODUSEN
Perilaku produsen ialah  tingkah laku/perilaku produsen dalam menghasilkan produk yang mencapai
efesiensi dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilakan produksi sebaik mungkin
dengan mengatur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.
Faktor Produksi
Faktor Produksi Asli
a) Alam. Terdiri dari alam, air, udara, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan barang tambang.
b) Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau
diolah menjadi barang hasil produksi. Tenaga kerja dibagi menjadi.
(1) Tenaga kerja menurut sifat kerjanya dibagi atas: (1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang
menekankan kemampuan berpikir manusia. Contohnya adalah guru, dokter, akuntan, dan sebagainya.
(2) Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang menekankan kemampuan fisik dalam proses
produksi. Misalnya tukang kayu, buruh bangunan, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
(2) Tenaga kerja menurut kualitas kerja terbagi atas: (1) Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih, (2)
Tenaga kerja terdidik dan terlatih, dan (3) Terlatih
Faktor Produksi Turunan
a) Modal
Meski terdapat bahan baku dan manusia untuk mengolahnnya, bila tidak ada modal, produksi tidak akan
berjalan baik. Modal dapat meliputi uang, mesin produksi, peralatan, dan sebagainya.
b) Keahlian
Yang dimaksud keahlian disini adalah kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk mengolah faktor-
faktor produksi diatas, hingga dapat melakukan tindakan produksi yang efektif dan efisien.
Lapangan Usaha Produksi
Seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh rumah tangga produksi dapat dikelompokkan berdasarkan
bidangnya sebagai berikut:
1. Bidang Jasa, yaitu yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat
2. Bidang Agraris, yaitu produksi yang berhubungan dengan pengolahan lagan seperti pertanian, perkebunan
dan pengusahaan tambak.
3. Bidang Ekstraktif, yaitu produksi yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam seperti barang
tambang, pengelolaan hasil hutan, pengelolaan hasil laut.
4. Bidang Niaga/Perdagangan, yaitu yang berhubungan dengan pemindahan pemilikan barang, dari produsen
kepada konsumen atau dari penjual kepada pembeli.
5. Bidang Industri, yaitu berhubungan dengan pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku
menjadi barang jadi.
Tahapan Proses Produksi
Pada hakekatnya the law of demishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah
input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Pertama
Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini
dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP(produksi rata-rata)
maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
2. Tahap Kedua
Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan semakin lama semakin
menurun. Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah input-an produksi yang
dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi.
Secara matematis fungsi produksi adalah:

Q = f(C, L, R, T)

Q : Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)

f: Fungsi (symbol persamaan fungsional)

C : Capital (modal atau sarana yang digunakan)

L : Labour (tenaga kerja)

R : Resources (sumber daya alam)

T : technologi (teknologi dan kewirausahaan)


Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku produsen dalam menghasilkan
produk yang selalu berupaya untuk mencapai efesiensi dalam kegiatan produksinya
1. Produksi dengan Satu Variabel
Dalam teori produksi yang menggunakan satu variabel ini terdapat sebuah hukum yang disebut The Law
Diminshing of Return yang dipopulerkan oleh David Ricardo, yang bunyinya sebagai berikut.
“Jika faktor produksi yakni tenaga kerja ditambah kuantitasnya, maka hasil produksi total akan
mengalami kenaikan. Jika penambahan terus dilakukan, maka penambahan total produksinya akan
mencapai titik maksimum dan Produksi dengan satu variabel kemudian menurun hingga mencapai angka
negatif”
Satu macam input ( Labour ) penggunaan terus ditambah sebanyak satu unit sedangkan input – input yang
lain konstan, pd mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi ketika mencapai
tingkat tertentu produksi tambahan tsb semakin menurun dan akhirnya akan mencapai nilai negatif.
Asumsi yang berlaku dalam The Law of Diminishing Return :
1). Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
2). Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
3). Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
4). Marginal product
Produk marjinal (marginal product) yaitu tambahan produk yang diakibatkan oleh bertambahnya
seorang tenaga kerja, dan sebaliknya
MP = ∆ TP / ∆ L
MP : Marginal Produk ∆ TP : Selisih total product ∆ L : selisih tenaga kerja
5). Average product
Produk rata-rata (Average product) yaitu produksi yang dihasilkan oleh satu orang tenaga kerja /input
variabel
AP = TP / L
AP : Average product TP : total product L : Total tenaga kerja
2. Produksi dengan lebih dari Satu Variabel
Dalam teori ini, terdapat kombinasi antara dua faktor produksi untuk menghasilkan output (yang sama).
Kombinasi itu bisa antara tanah dan tenaga kerja, tenaga kerja dan modal, atau dengan teknologi
(perkecualian, dengan teknologi, yang tidak mudah harus diubah, karena memerlukan waktu yang relative
lama). Yang paling mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi tenaga kerja dan modal.
produsen akan berusaha mencari kombinasi terbaik antara dua faktor input tersebut. Hasil produksi sama
dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang diberi nama isoquant curve biasanya disebut
isoquant sisi. Sedangkan biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut
disebut isocost (biaya sama).
1) Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant  Curve disebut juga  Isoproduct Curve atau Equal Product Curve adalah kurva yang
menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi) untuk menghasilkan output/produksi
yang sama jumlahnya. Sifat-sifat Isoquant adalah :
Mempunyai kemiringan negative
Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.
Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan
sumberdaya lain.
Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
Kemungkinan bisa saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi
dua jenis barang dengan input yang sama.

2) Isocost (Garis Biaya Sama)


Isocost  adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam
rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Sifat-sifat Isocosy
adalah :
1. berslope negatif. Hal ini disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y
2. Semakin besar jumlah uang yang dialokasikan untuk menghasilkan barang X dan Y
ditunjukkan oleh garis yang semakin menjauhi titik 0.
3. Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan untuk
menghasilkan barang Y, sebaliknya penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana
digunakan untuk menghasilkan barang X.
Secara matematis dapat ditulis :
C  =  X.  Px  +  Y.  Py
Dimana : 
 C  adalah besar modal.
  X dan Y  adalah factor produksi.
 Px  dan  Py   adalah harga input x dan y.
d. Perluasan Produksi 
Perluasan produksi adalah suatu usaha produsen dalam rangka meningkatkan jumlah dan kualitas hasil
produksi. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Ekstensifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah faktor produksi.contoh ekstensifikasi
antara lain adalah menambah modal, memperluas lahan, dan meningkatkan jumlah tenaga kerja.
2. Intensifikasi, yaitu perluasan produksi yang dengan cara memperbesar kemampuan berproduksi dari
faktor produksi yang sudah ada, tanpa menambah jumlah faktor produksi. Contoh: untuk meningkatkan
hasil pertanian dilakukan dengan cara memilih bibit yang unggul, memperbaiki pengairan, memberi
pupuk dengan teratur, dan lain-lain.
3. Otomatisasi, yaitu cara perluasan produksi dengan penggunaan alat canggih dan moderen sehingga
memperoleh jumlah kuantitas hasil produksi yang lebih banyak. Kebanyakan industri moderen telah
menggunakan cara ini. Barang yang dihasilkan banyak dalam waktu singkat dan tetap berkualitas.
4. Diversifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah jenis produksi. Contoh: awalnya satu
pabrik hanya memproduksi pensil, kemudian pabrik tersebut memproduksi buku gambar, mistar atau
penggaris, penghapus, dan lain-lain. Contohnya adalah FaBer Castel dan Steadler.
5. Normalisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah keragaman dari satu jenis produksi.
Contoh: ada pabrik yang pada awalnya hanya menjual teh dalam bentuk gelas. Lambat laun perusahaan
itu membuat teh dalam bentuk botol, atau kaleng bahkan mungkin saja dalam bentuk galon.
6. Spesialisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara mengadakan pembagian kerja. Dengan pembagian
kerja, kualitas barang yang dihasilkan bisa meningkat dan umumnya kuantitas (jumlah) barang juga ikut
meningkat, ini disebabkan karena setiap pekerjaan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan di bidangnya. 
7. Mekanisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menggunakan mesin- mesin yang bisa menghemat
waktu dan tenaga, sehingga hasil produksi lebih meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. 
8. Memberikan fasilitas dan kemudahan, yaitu perluasan produksi yang dilakukan pemerintah sebagai suatu
kebijakan umum, di antaranya dengan cara pemberian kredit bagi usaha kecil dan menengah, deregulasi
(penyederhanaan peraturan), debirokratisasi (penyederhanaan mekanisme perizinan), mengadakan kursus-
kursus peningkatan keterampilan kerja, dan lain-lain.
MATERI 4
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN ELASTISITAS

A. PERMINTAAN
Permintaan adalah jumlah barang/jasa yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai
tingkat harga dalma jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang mempengaruhinya
konstan/tetap (ceteris paribus)
Hukum Permintaan
Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah) uang diminta
akan turun, sebaliknya jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik. Jika harga sebuah barang mengalami
penurunan. Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan negative dengan harga barang. Hukum yang
berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku mutlak tetapi bersifat ceteris paribus.
Factor penyebab tidak berlakunya hukum permintaan
a. Permintaan barang-barang bernilai prestise
b. Harapan harga suatu barang akan berubah
c. Hubungan kuantitas harga
d. Barang inferior
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemintaan
Hal-hal yang mempengaruhi permintaan individu terhadap barang danj asa antara lain sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan konsumen
2. Harga barang dan jasa
3. Selera konsumen.
4. Perkiraan harga mendatang.
5. Harga barang lain yang berkaitan substitusi dan komplementer).
6. Pertambahan jumlah penduduk
Fungsi Permintaan
Bentuk umum fungsi permintaan adalah sebagai berikut dimana :

Untuk menentukan fungsi persamaan linier juga menggunakan rumus :

Contoh :
Jika harga barang Rp60,00 per unit, maka jumlah permintaan 20 unit. Dan jika harga barang Rp40,00 per unit,
maka jumlah permintaan 30 unit. Tentukan persamaan fungsi permintaan!
Penyelesaian
Diketahui:
P1 = 60 Q1 = 20
P2 = 40 Q2 = 30
Masukkin ke rumus, jadinya kaya di bawah

 
Jadi fungsi permintaa P = -2Q + 100
KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan adalah penggambaran dari pernyataan tersebut yang dituangkan ke dalam gambar
untuk memudahkan pemahamannya. Kurva ini mempunyai gradient / kemiringan / slope negatif,
artinya slope pada kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara harga dengan permintaan adalah berbanding terbalik.
Untuk menggambarkan kurva permintaan coba kamu lihat tabel di bawah ini.

Buat kurva dengan bentuk seperti ini berdasarkan dari tabel di atas.

Kurva permintaan dapat mengalami perubahan dan pergerakan.Perubahan ini terjadi karena dua
sebab utama, yaitu perubahan harga barang yang bersangkutan dan yang satu lagi karena faktor ceteris
paribus (faktor selain harga barang itu sendiri) biasanya pendapatan pembeli atau selera pasar.
Jika hal-hal ceteris berubah paribus, contoh pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan
(shifting). Bila pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun,
kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri. Contoh ini dapat diilustrasikan dalam kurva berikut ini.
Pengaruh masing-masing faktor yang memengaruhi permintaan terhadap pergerakan (movement) dan
pergeseran (shifting) kurva permintaan dapat dirangkum dalam tabel berikut.

B. PENAWARAN
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual pada berbagai tingkat harga dan
dalam waktu tertentu.

Jenis-Jenis Penawaran
1. Penawran individu adlaha penawaran yangdilakuakn oleh satu orang penjual dan atau produsen
2. Penawaran pasar adalah penjumlahan dari penawaran individu.

Hukum Penawaran
Hukum penawaran menyatakan semakin tinggi harga suatu barang semakin banyak jumlah barang yang
dibutuhkan, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Hukum
penawaran juga bersifat ceteris paribus. Hal ini menunjukkan hubungan yang positif antara harga barang
atua jasa dengan kuantitas yang ditawarkan.
Perhatikan tabel berikut ini 
NO Harga ( P ) Jumlah ( Q )
1 2000 180
2 1800 160
3 1600 140
4 1400 120
5 1200 100

Dari tabel di samping menyatakan bahwa pada tingkat harga yang tinggi jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan banyak, kemudian harga turun secara perlahan mengakibatkan jumlah penawaran akan semakin
menurun pula. Begitu juga kurva penawaran yang berbentuk garis dari kiri bawah ke kanan atas atau berslope
positif. Yang menunjukkan bahwa apabila terjadi penurunan harga, maka akan disertai dengan penurunan
jumlah penawaran terhadap barang dan jasa.

Faktor-faktor yang Memepngaruhi Penawaran


a. Harga barang dan jasa.
b. Harga input atau biaya produksi.
c. Teknologi produksi.
d. Keuntungan yang diinginkan oleh produsen.
e. Banyaknya penjual atau pesaing.

Penawaran Pergeseran Kurva Penawaran


Jika terjadi perubahan harga pada factor-faktor yang mempengaruhi penawaran selain harga, maka akan
mengakibatkan kurva penawaran akan bergeser. Bahwa setiap perubahan yang mengakibatkan pertambahan
jumlah penawaran pada tingkat harga tertentu, maka akan menggeser kurva penawaran ke kanan begitu juga
apabila setiap perubahan yang menunjukkan jumlah penawaran pada tingkat harga tertentu, maka akan
menggeser kurva penawaran ke kiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran
a. Perubahan biaya produksi.
b. Teknologi yangdigunakan.
c. Harapan mendapatkan laba.
d. Harapan masa yang akan datang.

Fungsi Penawaran
Secara umum fungsi penawaran ditulis sebagai berikut

Jika permintaan berbanding terbalik antara harga dengan permintaan, maka penawaran berbanding lurus antara
harga dengan panawaran suatu barang atau jasa.
Pembahasan Soal Penawaran
Pada saat harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00 per unit, jumlah
penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran!
Penyelesaian
Diketahui:
P1 = 60 Q1 = 20
P2 = 80 Q2 = 30
Jawab:

 
Jadi, fungsi penawarannya adalah P = 2Q + 20
KURVA PENAWARAN
Kurva ini adalah kebalikan dari kurva permintaan. Jika harga suatu barang naik, maka barang yang di
tawarkan juga akan naik. Begitulah bunyi hukum pada kurva penawaran. Kurva ini
memiliki gradient / kemiringan / slope positif, artinya slope pada kurva ini berjalan naik dari pojok bawah kiri
ke pojok kanan atas. Untuk menggambarkan kurva penawaran, lihat tabel di bawah ini.

Setelah ada tabel harga dan jumlah penawarannya, maka kita bisa membuat kurva seperti data di tabel.

Kurva penawaran juga bisa bergeser atau mengalami pergerakan. Jika yang berupah harga dan jumlah, maka
kurva mengalami pergerakan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, sebagai contoh teknologi, maka
akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Bila teknologi meningkat (ditemukan teknologi baru yang
semakin canggih yang memungkinkan produksi lebih banyak dan efisien), kurva penawaran bergeser sejajar ke
kanan. Jika teknologi menurun, kurva penawaran bergeser sejajar ke kiri. Contoh ini dapat diilustrasikan dalam
kurva berikut ini.

Pengaruh masing-masing faktor yang memengaruhi penawaran terhadap pergerakan (movement) dan pergeseran
(shifting) kurva penawaran dapat dirangkum dalam tabel berikut.
C. KESEIMBANGAN HARGA
Keseimbangan harga atah keseimbangan pasar adalah terbentuknya suatu harga keseimbangan, harga
keseimbangan itu adalah harga dimana konsumen atau produsen sama-sama tidak ingin menambah atau
mengurangi barang/jasa yang dijual atau dikonsumsi. Kondisi keseimbangan pasar ini jika dinyatakan
secara matematis dan grafis akan menjadi seperti berikut ini.

Maka yang disebut dengan kurva keseimbangan pasar adalah seperti berikut ini:

Pada kondisi keseimbangan pasar (market equilibrium), kuantitas permintaan (QD) akan sama dengan kuantitas
penawaran (QS) atau terbentuk kuantitas keseimbangan (QE). Harga yang diminta (PD) pun akan sama dengan
harga yang ditawarkan (PS) sehingga terbentuk harga keseimbangan (PE). Secara grafik harga keseimbangan
ini terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran (titik E/titik equilibrium).

Dalam skedul/tabel permintaan dan penawaran bahwa harga keseimbangan adalah Rp16.000,00 dan kuantitas
keseimbangan adalah 160 mangkok.

Dengan demikian, bentuk kurva keseimbangan pasar bakso adalah seperti berikut ini:
 

Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang di pasar ditunjukan bahwa Qd = 40 – P, dan fungsi penawaran  Qs = 4P – 50.
Tentukan berapa jumlah harga keseimbaganna?
Jawab :
Keseimbangan harga akan terwujud apabila sayratnya terpenuhi, dan syarat keseimbagan adalah Qd = Qs
aau Pd = Ps
Qd = Qs
40 – P = 4P – 50
-P -4P = -50 -40
-5P = -90
P = -90/-5 = 18
Dari sini kita sudah mendapatkan Price P (harga) keseimbagan sebesar = 18. Untuk mencari Q atau
jumlah keseimbagan kita harus memasukan harga keseimbangan (18) kesalah satu fungsi diatas.
P bisa kita masukkan ke fungsi permintaan maupun fungsi penawaran.
P = 18 => Q = 40 – P
Q = 40 -18
Q =22
Maka diketahui Q atau jumlah keseimbangan sebesar = 22.

D. ELASTISITAS
Pengertian Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas yaitu perbandingan perubahan proporsional sebuah variabel dengan perubahan
variabel lainnya. Dengan istilah lain, elastisitas yaitu mengukur seberapa besar kepekaan ataupun reaksi konsumen
terhadap perubahan harga.
Cara mengukur derajat kepekaan, ukuran yang dipakai yaitu rasio atau perbandingan persentase perubahan kuantitas
barang, baik yang diminta maupun barang yang ditawarkan dilihat dari persentase perubahan faktor-faktor yang
menyebabkan kuantitas barang itu berubah.
Penyebab perubahan kuantitas barang baik yang diminta atau ditawarkan bisa dibedakan menjadi (tiga) yaitu:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain
3. Income atau pendapatan.

ELASTISITAS PERMINTAAN
Definisi Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (Ed) diartikan sebagai derajat kepekaanperubahan kuantitas barang yang diminta yang
disebabkan karenaperubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas permintaansering diartikan sebagai
perbandingan persentase perubahan kuantitasbarang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu
sendiri.Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur dengan tingkat KoefisienElastisitas.

Jenis Elastisitas Permintaan


 Permintaan Elastis (Ed >1)
 Permintaan Inelastis ( Ed < 1).
 Permintaan Elastis Uniter ( Ed = 1).
 Permintaan Elastis Sempurna ( Ed= )
 Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan


a. Ketersediaan Barang Substitusi Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas
permintaannya akan cenderung semakin besar.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar
elastisitas permintaannya.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran
barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar.
d. Intensitas Kebutuhan Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga sedikit sekali
pengaruhnya terhadap permintaan.
e. Masa Penyesuaian Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah barang dan jasa yang
diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastis. Hal ini disebabkan karena konsumen memerlukan
waktu untuk mempelajari pergerakan harga-harga baru.
f. Pendapatan konsumen Semakin tinggi pendapatan konsumen maka, jumlah barang dan jasa yang akan dibeli
akan semakin meningkat.
Nilai elastisitas Terminologi Nilai Elastisitas

e > 1 Elastis (elastic)

e < 1 Inelastis (inelastic)

e = 1 Uniti (unitary elasticity)

e = 0 Inelastis sempurna (perfect inelastic)

e = ∞ Elastis sempurna (perfect elastic)

Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (Ed) yaitu derajat kepekaan yang disebabkan pada perubahan harga barang sampai terjadi
perubahan kuantitas barang yang diminta. Pengukuran elastisitas permintaan yaitu dengan tingkat Koefisien
Elastisitas.
Elastisitas permintaan juga umumnya sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta
dengan persentase perubahan harga pada barang tersebut
penjelasannya :
Elastis
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya perubahan
harga diikuti dengan jumlah permintaan pada jumlah yang lebih besar
In Elastis
Permintan in elastis akan terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh oleh perubahan pada permintaan.
E <> artinya perubahan harga diikuti perubahan pada jumlah yang diminta oleh jumlah yang relatif lebih kecil
Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan adalah sebanding dengan perubahan harga. E = 1, artinya
perubahan harga diikuti pada perubahan jumlah permintaan yang sama
In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna terjadi andai perubahan harga terjadi tidak ada pengaruhnya pada jumlah permintaan.
E = 0, artinya bahwa perubahan tidak ada pengaruhnya pada jumlah permintaan.
Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi andai perubahan permintaan tidak berpengaruh terhadap perubahan harga.
Kurvanya sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya perubahan harga tidak diakibatkan pada naik-turunnya
jumlah permintaan.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang.
Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang
disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.

Kriteria Elastisitas Permintaan


Ada 5 kriteria elastisitas permintaan yang meliputi permintaan elastis, permintaan inelastis, permintaan uniter
(normal), permintaan elastis sempurna, dan permintaan inelastis sempurna.

Kurva Elastisitas Permintaan


Kurva Permintaan Elastis

Kurva Permintaan Inelastis

Kurva Permintaan Uniter/Normal

Kurva Permintaan Elastis Sempurna


Kurva Permintaan Inelastis Sempurna

 Pengukuran Elastisitas harga Permintaan


 Perhatikan gambar kurva permintaan berikut :

1. Pada saat harga Rp4.000,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp3.600,00 jumlah
barang yang diminta 60 unit. Besar nilai koefisien elastisitasnya adalah ….
Diketahui:
P1 = 4.000 P2 = 3.600
Q1 = 30 Q2 = 60
Ditanya: Elastisitas permintaan…?
Jawab
ED = (Q2 – Q1) x (P1)
(P2 – P1) (Q1)
ED = (60 – 30 ) x (4.000)
(3.600 – 4.000) (30)
ED = ( 30 ) x (4.000)
( – 400) (30)
ED = (120.000 )
(- 12.000)
ED = - 10
Elastisitas permintaan – 10. Termasuk elastisitas permintaan elastis karena nilai elastisitas permintaan 10 lebih besar
dari 1

ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaanperubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang
disebabkan karenaperubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaransering diartikan sebagai
perbandingan persentase perubahan kuantitasbarang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang
itusendiri. Besar kecilnya elastisitas penawaran diukur dengan tingkat KoefisienElastisitas Penawaran.

Jenis Elastisitas Penawaran


 Penawaran Elastis (Es >1)
 Penawaran Inelastis ( Es < 1).
 Penawaran Elastis Uniter ( Es = 1).
 Penawaran Elastis Sempurna ( Es= )
 Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran


a. Jumlah Persediaan Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva penawaran akan lebih
elastis karena dapat segera memasoknya ke pasar jika ada permintaan dari masyarakat.
b. Mobilitas Faktor Produksi Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan
kapasitas produksinya (besarnya produksi) sehingga penawaran lebih elastis.
c. Jangka Waktu Produksi Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran barang.
Penawaran barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian.
d. Daya Tahan Penyimpanan Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan, hasil
pertanian, umumnya lebih inelastis. Akan tetapi, produk dengan daya tahan lebih lama seperti kulkas, mesin
jahit, kompor gas cenderung lebih elastis.

Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang
yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang.
Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas
penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berikut.

Kriteria Elastisitas Penawaran


Kriteria elastisitas penawaran terbagi menjadi 5 kriteria. Kriteria elastisitas penawaran meliputi penawaran elastis,
penawaran inelastis, penawaran uniter (normal), penawaran elastis sempurna, dan penawaran inelastis sempurna.
Kurva Elastisitas Penawaran
Kurva penawaran elastis

Kurva penawaran inelastis

Kurva penawaran uniter/normal

Kurva penawaran elastis sempurna


Kurva penawaran inelastis sempurna

Contoh Soal Elastisitas Penawaran


2. Pada saat harga Rp4.000,00 jumlah barang yang ditawarkan 60 unit, kemudian harga turun menjadi Rp3.600,00 jumlah
barang yang diminta 30 unit. Besar nilai koefisien elastisitasnya adalah ……..
Diketahui:
P1 = 4.000 P2 = 3.600
Q1 = 60 Q2 = 30
Ditanya: Elastisitas permintaan…?
Jawab

Es = (Q2 – Q1) x (P1)


(P2 – P1) (Q1)
ES = (30 – 60 ) x (4.000)
(3.600 – 4.000) (60)
ES = ( - 30 ) x (4.000)
( – 400) (60)
ES = (- 120.000 )
(- 24.000)
ES = 5
Elastisitas penawaran 5. Termasuk elastisitas penawaran elastis karena nilai elastisitas penawaran 5 lebih besar dari 1
MATERI 5
BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN (TEORI BIAYA)

JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI


Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis:
1. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor produksi (nilai dan
semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor produksi yang
dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
Berdasarkan analisis jangka waktu, biaya produksi dibedakan:
1. jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan
2. jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak
dapat berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya produksi jangka pendek
Biaya Produksi Jangka Pendek
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor
produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari
hubungannnya dengan produksi, maka dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Biaya jangka pendek berdasarkan hubungannya dengan tujuan biaya, dibedakan menjadi:
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung
ditelusuri pada departemen tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu
fasilitas.
2. Biaya jangka pendek berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:
a. Biaya Total (Total Cost / TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TC = FC + VC Biaya variabel merupakan unsur
biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya
total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.

Keterangan:
TC = Biaya Total (Total Cost)
TFC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
TVC = Biaya Variabel (Variable Cost)
b. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya
tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap.
Misalnya: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya
tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.
Rumus biaya tetap total
TFC = TC - TVC
Keterangan:
TC = Biaya Total (Total Cost)
TFC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
TVC = Biaya Variabel (Variable Cost)
c. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / VC)
Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung
pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya
variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
VC = TC – FC
Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah produksi.
Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.
TVC = TC - TFC
Keterangan:
TC = Biaya Total (Total Cost)
TFC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
TVC = Biaya Variabel (Variable Cost)
d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan.
Rumus:

Keterangan:
FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
e. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost / AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya:

Keterangan:
VC = Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas
f. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost / AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang
tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

Keterangan:
AFC = Biaya tetap rata-rata
AVC = Biaya Variabel rata-rata
TC = Biaya total
Q = jumlah produk Ku/ntitas

g. Biaya marginal
Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit. Biaya
marginal juga merupakan turunan pertama dari fungsi TC. Biaya marginal selalu memotong kurva AC dan
AVC dari paling bawah sehingga saat MC = AC adalah keadaan dimana biaya paling terendah/efisien dan
dapat dirumuskan:

Keterangan:
MC : Biaya marginal
: Selisih biaya total
: Selisih jumlah produk
Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah
biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan
perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal. Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang :
1. dapat memperluas kapasitas produksinya,
2. harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam
analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata (AC). Sehinggas analisis
mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan dicapai serta
sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
Jenis biaya produksi jangka Panjang:
1. Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/ LAC)
Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC : Q
Keterangan :
LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
Q = Jumlah output
2. Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.
Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka panjang dapat
dihitung dengan rumus:
LMC = ∆LTC / ∆Q

Keterangan:
LMC = Biaya marginal jangka panjang
∆LTC= Perubahan biaya total jangka panjang
∆Q = Perubahan output.
3. Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)
Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya
bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
LTC = LVC
Keterangan:
LTC = Biaya total jangka panjang
LVC = Biaya Variabel jangka panjang

Dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk
memproduksikan suatu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan
biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. Titik A1 adalah titik ttterendah dari AC1. Dengan demikian
dalam jangka pendek, produksi sebesar QA dapat di produksikan dengan biaya yang lebih rendah dari titik
manapun pada AC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum,
karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesar QA akan mengeluarkan biaya
sebesar seperti yang ditunjukkan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC,
walaupun tidakmenghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam
jangka panjang.
Persamaan Bentuk Kurva Rata – Rata Jangka Pendek dan Jangka Panjang Keduanya membentuk huruf U tetapi
alasannya berbeda
1. SAC dikarenakan pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
2. LRAC Pengaruh skala ekonomis dan skala non ekonomis
Skala Ekonomis
1. Spesialisasi faktor produksi
2. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
3. Memungkinkan barang samping ( By- Products) diproduksikan
4. Perusahaan yang besar mendorong pengembangan kegiatan usaha diluar perusahaan, misalnya pemerintah
terpancing membangun infrastruktur
Skala tidak ekonomis berarti pertambahan produksi menyebabkan biaya rata – rata menjadi semakin tinggi karena
terjadi penurunan efisiensi, penyebabnya :
1. Organisasi perusahaan yang sangat besar sehingga menimbulkan kerumitan / kompleks
2. Pengambilan keputusan lamban , kaku dan lama
3. Kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan tetapi
pada tingkat produksi yang rendah skala tidak ekonomis cepat terwujud. Biasanya terjadi pada industri
dengan banyak perusahaan tetapi skala usahanya kecil – kecil.
Pada awalnya skala ekonomis sangat menguntungkan tetapi tidak berlangsung lama akan tetapi diikuti oleh
LRAC yang datar (skala tidak ekonomis belum berlaku). Setelah tingkat produksinya sangat tinggi barulah skala
tidak ekonomis berlaku. Biasanya dalam industri itu terdiri beberapa perusahaan besar dan perusahaan kecil
A. MENENTUKAN KEUNTUNGAN
Keuntungan diperoleh dengan mengetahui penerimaan dan biaya produksi
1. Penerimaan
Penerimaan Total (Total Revenue) (TR)
a. Total penerimaan didapatkan dari jumlah barang yang terjual pada tingkat harga tertentu dan dapat
dirumuskan:

Keterangan:
TR : Total penerimaan
P : Harga produk
Q : Jumlah produk
b. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue) (AR)
Penerimaan rata-rata adalah total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual. Penerimaan rata-
rata juga merupakan harga perunit barang yang dijual atau dapat ditulis secara matematis berikut ini:

Keterangan:
AR : Penerimaan rata-rata
TR : Total penerimaan
P : Harga produk
Q : Jumlah produk
c. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) (MR)
Penerimaan marginal adalah tambahan penerimaan akibat dari bertambahnya satu unit barang yang terjual.
Penerimaan marginal juga merupakan turunan pertama dari fungsi TR dan dapat dirumuskan:

Keterangan:
MR : Penerimaan marginal
: Selisih Total penerimaan
: Selisih Jumlah produk

2. Keuntungan/Kerugian
a. Laba/Rugi
Merupakan keuntungan yang didapat dari penerimaan total dikurangi biaya total sehingga dapat dirumuskan:

Jika TR lebih dari TC, maka akan memperoleh keuntungan.


Jika TR kurang dari TC, maka akan mengalami kerugian.
b. Break Even Point atau Titik Impas
Adalah keadaan dimana perusahaan tidak dalam keadaan keuntungan ataupun kerugiaan dan dapat
dirumuskan:

c. Penerimaan Maksimum
Adalah penerimaan saat mencapai titik paling tertinggi dicapai saat penerimaan marginalnya sama dengan
nol.

d. Laba Maksimum
Adalah keuntungan tertinggi yang dicapai oleh perusahaan. Syarat dari keuntungan maksimum adalah
menyamakan antara biaya marginal dengan penerimaan marginal.

Referensi:
1) http://lista.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/58144/
P+6%267+Perilaku+Produsen+Teori+Produksi+dan+Biaya+Produksi.pdf
2) Modul_Ekonomi_Bisnis_SMK_2017_MODUL_EKON.pdf
3) https://bintangwahyu.com/ekonomi-sma-ips-biaya-produksi/
MATERI 6
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

Badan Usaha Dari Jenis Kegiatannya


Badan usaha jika dilihat dari kegiatan yang dilakukan dapat dibagi menjadi badan usaha agraris, ekstraktif, perdagangan,
industri, dan jasa.
1. Badan Usaha Agraris. Kegiatan dari badan usaha agraris adalah mengelola sumber daya alam untuk menghasilkan
suatu barang tertentu. Misalnya perkebunan kelapa sawit, peternakan ikan, perkebunan teh, dan peternakan
lembu. Contoh badan usaha agraris: PT Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan Badan Usaha Tambak.
2. Badan Usaha Ekstraktif. Kegiatan badan usaha ekstraktif adalah kegiatan mengambil apa yang telah dihasilkan
oleh sumber daya alam. Alam telah menyediakan bahan-bahan tambang, antara lain hasil hutan dan hasil laut,
pertambangan minyak bumi.  Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit Asam, PT Krakatau
Steel
3. Badan Usaha Perdagangan. Kegiatan badan usaha perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual kembali
suatu barang tanpa mengubah bentuknya. Sudah banyak contohnya disekeliling kita seperti pasar swalayan atau
pasar tradisional. Contoh badan usaha perdagangan: PT Matahari, PT Alfaria Trijaya, Tbk
4. Badan Usaha Industri. Kegiatan badan usaha industri adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi
atau bahan siap pakai atau sering disebut juga dengan perusahaan manufaktur. Contohnya seperti, barang
produksi seperti benang untuk bahan baku bagi industri kain, atau bisa juga barang konsumsi seperti pakaian,
sepatu. Contoh badan usaha industri: PT Kimia Farma, PT Holcim, PT Aneka Electrindo Nusantara
5. Badan Usaha Jasa. Kegiatan badan usaha jasa adalah kegiatan yang memberikan pelayanan dan kemudahan dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, jasa pengangkutan barang dari suatu daerah ke daerah lainnya
(ekspedisi), jasa perbankan, konsultan, dan lain-lain.  Contoh badan usaha jasa: PT Bank Rakyat Indonesia, PT
XL. Axiata Tbk, PT fastfood Indonesia Tbk (KFC),

Badan Usaha Dari Sumber Kepemilikan Modalnya


1. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
BUMN adalah suatu unit usaha yang seluruh modal atau sebagian besarnya berasal dari anggaran khusus kekayaan
negara (yang dipisahkan) yang diprioritaskan untuk kemakmuran rakyat dengan membuat suatu produk atau jasa.
Kekayaan negara yang dipisahkan tersebut adalah kekayaan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dijadikan modal negara untuk mendanai Perum (Perusahaan Umum) atau Persero serta
perseroan terbatas lainnya.  Selain kekayaan negara terdapat juga modal dari kapitalisasi cadangan dan sumber-
sumber lainnya dan setiap perubahannya baik penambahan atau pengurangan ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Bentuk badan usaha ini pun dibagi lagi menjadi 3 bentuk, yakni:
a. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perjan adalah salah satu bentuk badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Bentuk BUMN ini
memiliki fokus untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.
Namun karena fokus tersebut, Perjan tidak mendapat pemasukan untuk menanggulangi kebutuhan operasionalnya.
Saat ini BUMN dalam bentuk Perjan sudah ditiadakan karena mengalami kerugian terus-menerus. Ciri-ciri
Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:
1) memberikan pelayanan kepada masyarakat
2) merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
3) dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau dirjen departemen yang
bersangkutan
4) status karyawannya adalan pegawai negeri
Kelebihan dan Kekurangan Perjan
KELEBIHAN PERJAN KEKURANGAN PERJAN
1. Modalnya terjamin yaitu dari 1. sebagai suatu perusahaan kurang mandiri termasuk dalam
negara. pengembangannya.
2. Tidak mencari keuntungan 2. Pihak lain dilarang turut campur dalam urusan pengolahan perjan kecuali
(profit) karena mengutamakan
pelayanan pada masyarakat  direksi
3. Waktu kepengurusan dan pengelolahan perjar dibatasi dengan undang-
undang yang berlaku(terikat)atau tidak bebas dalam mengelolah perjan

b. Perusahaan Umum (Perum)


Perum dapat juga disebut sebagai evolusi dari Perjan. Perum dan Perjan tidak jauh berbeda, hanya saja Perum
berorientasi pada laba atau mencari keuntungan. Bentuk BUMN Perum ini tetap mengalami kerugian, sehingga
pemerintah menjual sebagian sahamnya ke publik yang kemudian statusnya menjadi Persero.
Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):
1) Melayani kepentingan masyarakat umum.
2) Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
3) Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta.Artinya,perusahaan umum(PERUM) bebas
-membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
4) Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
5) Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
6) Mencari keuntungan untuk mengisi kas negara.
KELEBIHAN PERUM KEKURANGAN PERUM
1. Seluruh keuntungan perum menjadi 1. Pengelolaan perum sangat ditentukan oleh kemampuan
keuntungan Negara. keuangan Negara.
2. Menyediakan jasa-jasa bagi 2. Sejumlah besar aturan (birokrasi) dapat menghambat
masyarakat. pengembangan perum.
3. Merupakan sarana untuk melaksanakan 3. Pengelolaan perum secara ekonomis sulit untuk
pembangunan. dipertanggungjawabkan.
Contoh BUMN perum:
1) Perum Bulog
2) Perum Perhutani
3) PNRI (Perum Percetakan Negara Republik Indonesia)
4) Perum Damri (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia)
5) Perum PPD (Perusahaan Umum Pengangkut Penumpang Djakarta )
6) Perusahaan Umum Penjaminan Kredit Indonesia
7) Cetak Uang Perum Republik Indonesia (Perum PERURI)
c. Perusahaan Milik Perseoraan (Persero)
Persero adalah badan usaha yang dikelola oleh negara. Tujuan BUMN ini adalah untuk memberikan pelayanan
pada masyarakat dan sekaligus mencari profit. Dengan begitu, Persero tidak akan mengalami kerugian.
Ciri-Ciri Persero
1) Bersifat komersial, karena bertujuan mencari laba
2) Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk saham
3) Dipimpin oleh direksi
4) Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
5) Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
6) Tidak memperoleh fasilitas negara
KELEBIHAN PERUM KEKURANGAN PERUM
1. Mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan 1. Tidak memperoleh fasilitas Negara dan
kepada umum. Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta.
2. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari 2. Pengelolaan dibatasi oleh UU atau peraturan
kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham–saham. pemerintah yang berlaku
Perbedaan PERJAN, PERUM dan PERSERO
PERJAN PERUM PERSERO

Public service Public service Memupuk keuntungan

Bagian dari dept, Berstatus Badan Hukum yg diatur Bdn Hk. Perdata berbentuk
dirjen/direktorat/ pemda UU PT.

Hub. Hk. Publik Di bidang jasa vital Hub. Usaha secara perdata

Dipimpin oleh seorang Dipimpin oleh Dewan Direksi (max. Dipimpin oleh Direksi
kepala 5 org)

Tidak punya kekayaan Punya nama & kekayaan sendiri Punya kekayaan yang
sendiri terpisah

Memperoleh fasilitas negara Tidak Tidak

Modal seluruhnya milik Modal seluruhnya milik negara Bisa sebagian bisa
negara seluruhnya

Pegawai berstatus PNS Pegawainya diatur secara tersendiri, Pegawai berstatus pegawai
bukan PNS, bukan swasta swasta

Pengawasan secara hirarki Pengawasan oleh Dewan Pengawas Pengawasan oleh komisaris
& fungsional & Satuan Pengawasan Intern & SPI

Tidak mandiri Tergantung politik tarif & harga dari Mandiri


pemerintah
*perjan telah dihapus karena tidak mendatangkan provit.
Contoh BUMN berdasarkan bidang usaha adalah sebagai berikut:
1. Perbankan: PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), PT Bank Tabungan
Negara (BTN), PT Bank Ekspor Indonesia (BEI), PT Bank Mandiri Tbk.
2. Asuransi: PT Asuransi ABRI (ASABRI), PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), PT Asuransi Jasa Indonesia
(JASINDO), PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES), PT
Jamsostek, PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI), PT Taspen.
3. Jasa Pembiayaan: PT Danareksa, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional
Madani, PT PANN (Persero), Perum Sarana Pengembangan Usaha
4. Jasa Konstruksi: PT Adhi Karya Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya, PT Istaka Karya, PT Nindya
Karya, Perum Pengembangan Perumahan Nasional.
5. Konsultan Konstruksi: PT Bina Karya, PT Indah Karya, PT Indra Karya, PT Virama Karya, PT Yodya Karya.
6. Penunjang Konstruksi: PT Amarta Karya, PT Jasa Marga
7. Jasa Penilai: PT Biro Klasifikasi Indonesia, PT Surveyor Indonesia, PTSucofindo, PT Survai Udara Penas.
8. Pelabuhan: PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II), PT Pelabuhan Indonesia III,
PT Pelabuhan Indonesia IV
9. Pelayaran: PTASDP Indonesia Ferry, PT Bahtera Adhiguna, PT Djakarta Lioyd, PT Pelayaran Nasional
Indonesia
10. Kebandarudaraan: PT Angkasa Pura
11. Angkutan Darat: Perum DAMRI, PT Kereta Api Indonesia, Perum PPD
12. Logistik: PT Bhanda Ghara Reksa, Perum Bulog, PT Pos Indonesia, PT Varuna Tirta Prakasya.
13. Industri Farmasi: PT Bio Farma, PT Indofarma Tbk, PT Kimia Farma Tbk
14. Pariwisata: PT Hotel Indonesia Natour, Bali Tourism Development Corporation (BTDC), PT TWC Borobudur,
Prambanan dan Ratu Boko
15. Usaha Penerbangan: PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines
16. Perkebunan: PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
17. Energi: PT Energy Management Indonesia (Persero), PT Perusahaan Gas Negara, Tbk, PT PLN, PT Tambang
Batubara Bukit Asam, Tbk.
Peranan BUMN dalam Sistem Perekonomian Indonesia
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi.
1 ) Kegiatan produksi
Peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.
a) Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.

b) Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.
c) Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.
d) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
2 ) Kegiatan konsumsi
Peran BUMN dalam kegiatan konsumsi yaitu :
a) membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya.
b) membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan,
c) menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
3 ) Kegiatan distribusi
Pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG.
b . Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.
1 ) Kebijaksanaan dalam dunia usaha
Usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan
berikut ini.
a) Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
b) Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur tentang Usaha Perbankan.
c) Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos
dan Giro diubah menjadi PT Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi Perum Pegadaian.
2 ) Kebijaksanaan di bidang perdagangan
Pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan berupa kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Pemerintah
menetapkan kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar di luar negeri dan meningkatkan daya saing
terhadap barang-barang luar negeri. Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan barang-barang
yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian impor, dan meningkatkan daya saing.
3 ) Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat
Kebijaksanaan pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini:
a) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.
b) Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.
c) Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

1. BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS)


Badan Usaha Milik Swasta adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok
orang.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, bidang-bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta bertugas
mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau tidak menguasai hajat hidup orang banyak.
BUMS pun dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
a. Perusahaan Perseorangan (Persero)
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang kegiatan usaha, modal dan manajemennya ditangani oleh satu
orang. Biasanya, orang tersebut pun yang menjadi manajer atau direktur perusahaannya, sehingga ia memiliki
tanggung jawab yang tidak terbatas. Bisa dibilang, untung dan rugi ditanggung sendiri olehnya.
Berikut adalah ciri-ciri dari perusahaan perorangan:
1) Dimiliki oleh perorangan/sendiri
2) Pengelolaan terbatas atau sederhana
3) Modal tidak terlalu besar
4) Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan
Kelebihan dan kekurangan perusahan perseorangan adalah:
Kelebihan Perusahan Perseorangan Kekurangan Perusahan Perseorangan
1. Dapat mudah dimulai 1. Kemampuan perusahaan terbatas, karena hanya sendiri dengan
2. Biaya tergolong rendah anggaran yang kecil
3. Bebas dalam mengelola perusahaan 2. Tenaga kerja dan manajemen terbatas
3. Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi oleh pemilik juga kecil
Contoh paling mudah untuk sebuah perusahaan perorangan adalah UKM (Usaha Kecil dan Menengah), misalnya di
bidang kuliner, bengkel, laundry, salon kecantikan maupun ritel.
b. Firma (Fa)
Firma merupakan sebuah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih, di mana tiap anggota bertanggung
jawab penuh atas perusahaan.
Berikut adalah ciri-ciri firma:
1) Semua anggota pendiri firma aktif dalam menjalankan bisnis
2) Tanggung jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
3) Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia
Kelebihan dan kekurangan Firma adalah:
Kelebihan Firma Kekurangan Firma
1. Hanya perlu kesepakatan semua pihak yang 1. Punya tanggung jawab yang tak terbatas apabila ada resiko
akan mendirikan firma, tanpa persyaratan 2. Bisa mengancam kelangsungan hidup perusahaan bila salah
lain satu pendiri meninggal dunia atau mengundurkan diri
2. Tidak membutuhkan akta formal, hanya 3. Sulit dalam peralihan pimpinan dan sering terjadi konflik
akta di bawah tanda tangan internal
3. Modal lebih cepat cair 4. Kesulitan menghimpun dana besar serta mengikuti tender
4. Lebih mudah berkembang dalam jumlah tertentu
Beberapa contoh perusahaan yang tergolong firma antara lain perusahaan sepatu dan sportswear, seperti Nike dan
Converse, firma hukum, firma akutansi dan konsultan bisnis.
c. Persekutuan Komanditer (CV)
Perusahaan Komanditer merupakan badan usaha yang berasal dari Belanda, dengan sebutan asli  Commanditaire
Vennootschap, sehingga disingkat sebagai CV. Persekutuan Komanditer merupakan persekutuan yang didirikan
berdasarkan saling percaya. CV sering menjadi bentuk badan usaha yang dipilih oleh para pengusaha, bila mereka
ingin memiliki kegiatan usaha dengan modal yang minim.
Karena tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada jumlah modal yang diberikan, jenis sekutu dalam
CV terbagi menjadi 2, yakni:
1) Sekutu aktif, yaitu anggota yang memimpin/menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas
utang- utang perusahaan
2) Sekutu pasif/sekutu komanditer, yaitu anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan
tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas resiko yang
terjadi hingga batas modal yang ditanam.
Berikut adalah ciri-ciri dari CV:
1) Didirikan oleh minimal 2 orang (satu orang sebagai sekutu aktif,  satu lagi sebagai sekutu pasif)
2) Seorang sekutu aktif akan bertindak mengurus kegiatan usaha dan bertanggung jawab penuh atas segala
resiko
3) Sekutu pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia setorkan ke dalam perusahaan
Kelebihan dan kekurangan CV adalah
Kelebihan CV Kekurangan CV
1. Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, sehingga 1. Pendiriannya lebih rumit,
memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan karena melalui akta notaris
2. CV mudah memperloleh modal karena pihak perbankan dan didaftarkan ke
mempercayainya Departmen Kehakiman
3. Lebih mudah berkembang karena dipegang orang yang 2. Status hukum badan usaha
ahli dan dipercaya CV jarang dipilih oleh
4. CV lebih fleksibel pemilik modal atau
5. Pembagian keuntungan diberikan pada sekutu beberapa proyek besar
Komanditer dan tidak kena pajak penghasilan

d. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perusahaan yang dimana modalnya terbagi atas saham-saham, dan
tanggung jawab dari para pemegang saham. Perseroan Terbatas berdasarkan pada jumlah saham yang dia miliki.
Adapun alat-alat atau perlengkapan dari organisasi Perseroan terbatas, yang diantaranya seperti Direksi, Kominsaris
dan Rapat umum para pemegang saham.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri Perseroan Terbatas:
1) Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan
2) Mudah dalam peralihan kepemimpinan
3) Usia perusahaan tidak terbatas
4) Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar
5) Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis
6) Mudah mencari karyawan
7) Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki saham
8) Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Dividen
Kelebihan dan kekurangan PT adalah
Kelebihan PT Kekurangan PT
1. Mudah dalam peralihan kepemimpinan 1. Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak
2. Mudah memperoleh tambahan modal Deviden
3. Kelangsungan perusahaan sebagai badan 2. Pendiriannya memerlukan akta notaris dan ijin khusus
usaha lebih terjamin usaha tertentu
4. Lebih efisien dalam manajemen pengolahan 3. Biaya pembentukan PT relatif tinggi
sumber-sumber modal 4. Terlalu terbuka dalam pelaporan kepada pemegang saham
Biasanya perusahaan-perusahaan besar yang kita ketahui dapat dikategorikan sebagai Perseroan Terbatas. Beberapa
contoh mudah yang dapat disebut adalah PT. Djarum, PT. Indofood Tbk., PT. Unilever Indonesia Tbk. dan PT.
Astra International Tbk. 
e. Koperasi
Koperasi, yaitu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi.
Kegiatan usaha oleh badan usaha ini merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaaan,
sesuai dengan prinsip koperasi. Menurut ILO ( International Labour Organization ), koperasi memiliki 6 elemen,
yaitu:
Ciri–ciri yang harus dimiliki
1) Mengutamakan kepentingan anggota
2) Koperasi adalah perkumpulan orang–orang
3) Penggabungan orang–orang berdasarkan kesukarelaan
4) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai
5) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
6) Anggota koperasi menerima manfaat dan resikonya secara seimbang
Kelebihan dan kekurangan Koperasi adalah
Kelebihan Koperasi Kekurangan Koperasi
1. Sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh koperasi akan 1. Modal terbatas
dibagi kepada anggota 2. Daya saing lemah
3. Tidak semua anggota
2. Anggota koperasi berperan jadi konsumen dan
memiliki kesadaran
produsen sekaligus
berkoperasi
3. Keanggotaan koperasi tidak terjadi secara terpaksa,
4. Sumber daya manusia
melainkan keinginan masing-masing pihak untuk terkadang kurang
memperbaiki hidupnya
Contoh Koperasi:
1. Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Jaya di Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur
2. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kosmea, Bondowoso, Jawa Timur
3. Koperasi Produsen Andamel Mulyo Abadi, Batu Malang
f. Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak mencari untung. Yayasan lebih cenderung mengutamakan kepentingan
sosial dan memiliki badan hukum sendiri.
Ciri–ciri Yayasan
1) Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Didirikan dengan akta notaris
3) Dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan kemanusiaan
4) Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau organ untuk
merealisasikan tujuan Yayasan
5) Dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan hukum, likuidasi dan
pailit
Di Indonesia terdapat berbagai macam yayasan yang tersebar. Beberapa contohnya adalah Insan Muda Mulia,
Obor Berkat Indonesia (OBI), Putera Sampoerna Foundation dan Indonesia Mengajar. Yayasan-yayasan ini biasa
bergerak di bidang sosial, edukasi dan religi untuk membentuk keseimbangan sosial di masyarakat Indonesia.

2. BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)


BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Terdapat dua bentuk BUMD, yaitu:
a. Perusahaan Umum Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu Daerah dan tidak terbagi
atas saham, dan
b. Perusahaan Perseroan Daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam
saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.
Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
b. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
c. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
d. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
e. Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
f. Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
g. Sebagai sumber pemasukan Negara
h. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik Negara
i. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
j. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank
k. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan
Tujuan Pendirian BUMD:
a. Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas Negara
b. Mengejar dan mencari keuntungan
c. Pemenuhan hajat hidup orang banyak
d. Perintis kegiatan-kegiatan usaha
e. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
Kelebihan dan kekurangan BUMD adalah
Kelebihan BUMD Kekurangan BUMD
1. Kegiatan suatu usaha dan ekonomi yang 1. Tidak dimanfaatkan dengan baik
dilakukan bermanfaat untuk dapat lapangan kerja dan fasilitas yang
melayani kepentingan masyarakat. diberikan negara kepada daerah
2. Membuka dan juga memperluas lapangan tersebut.
kerja. 2. Kurangnya kualitas sumber daya
3. Membantu dan mengisi kas daerah yang manusia yang di pekerjakan.
memiliki tujuan mengembangan dan 3. Terjadinya nepotisme yang di lakukan
memajukan ekonomi daerahnya dan oleh kepala daerah dalam usaha
negara. tersebut yang bertujuan untuk
4. Mebantu dan memperumudah masyarakat kepentingan diri sendiri.
memperoleh kebutuhan hidup seperti 4. Pengelolaan yang kurang efektif dan
barang dan jasa. efisien sehingga sering mengalami
5. Mencegah monopoli pasaran yang kerugian dalam menjalankan
dilakukan swasta didaerah. usahanya.

Jenis Kegiatan Usaha BUMD


a. Pada Bidang Transportasi Umum (contohnya bus kota)
b. Pada Bidang Pengelolaan Pasar ( Contohnya Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan atau PDRPH)
c. Pada Bidang Jasa Perbankan (Contohnya Bank Daerah)
d. Pada Bidang Penyediaan Air Bersih (Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM)
Contoh BUMD:
a. PT Petrogas Jatim Utama (Migas dan Pelabuhan)
b. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk (Keuangan)
c. PT Asuransi Bangun Askrida (Keuangan)
d. PT BPR Jawa Timur (Keuangan)
e. PT Jamkrida Jawa Timur (Keuangan)
f. PT Air Bersih Jatim (Air)
g. PT Jatim Grha Utama (Property)
h. PT Panca Wira Usaha (manufaktur, agrobisnis, industri, farmasi, jasa, transport, perbengkelan, perdagangan
umum dan konstruksi)
i. PDAM Bondowoso (Air)
j. PT Bondowoso Gemilang (perkopian)
Referensi :
1. https://www.akuntansilengkap.com/manajemen/pengertian-badan-usaha-jenis-jenis-fungsi-dan-bentuknya/
2. http://mamatumorang.blogspot.com/2014/09/badan-usaha.html
3. https://jojonomic.com/blog/badan-usaha/
4. https://sarjanaekonomi.co.id/bumd/
5. https://www.harmony.co.id/blog/mengenal-badan-usaha-milik-daerah-bumd
MATERI 7
LEMBAGA KEUANGAN

JENIS-JENIS LEMBAGA KEUANGAN


LEMBAGA KEUANGAN BANK
Menurut UU No. 792 Tahun 1999, lembaga keuangan bank adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan,
melakukan penghimpunan serta penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Dalam pengertian lain disebutkan pengertian lembaga keuangan adalah perantara bagi pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang kekurangan dana.
Lembabaga keuangan bank terdiri dari:
1. BANK SENTRAL
Bank Sentral di Indonesia dipegang atau dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Menurut Undang-undang No.23
Tahun 1999, yang mengatur Bank Indonesia sebagai bank sentral yaitu mengatur dan menjaga kestabilan nilai
rupiah serta undang-undang perbankan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Bank Indonesia
sebagai penguasa moneter memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Pengendalian moneter ini dilakukan di antaranya dengan cara operasi pasar terbuka, penentuan tingkat suku
bunga, dan pengendalian cadangan uang kas yang dimiliki oleh bank-bank lainnya.
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Untuk tugas yang demikian ini, maka Bank Indonesia memiliki wewenang memberikan persetujuan atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran dan mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran ini untuk
memberikan laporan kegiatan serta penetapan penggunaan alat pembayaran.
3) Mengatur dan mengawasi bank
Untuk tugas ini, maka Bank Indonesia berwenang memberikan dan mencabut izin usaha perbankan,
memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor perbankan serta memberikan izin
kepemilikan dan kepengurusan bank.
4) Sebagai penyedia dana terakhir (last lending resort)
Untuk tugas ini, maka bank sentral berperan sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum dalam bentuk,
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
2. BANK UMUM
Pengertian Bank Umum
1) Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 : “Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.”
2) Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang memiliki tugas yaitu untuk menghimpun dana dari
masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit (lending), bank umum juga berfungsi sebagai agent of trust, agent of equity, dan agent of development.
3) Para Ahli Perbankan di Negara : Bank Umum adalah sebagai institusi keuangan yang berorientasi pada laba.
Untuk mencapai tujuannya tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Karena bank umum
diizinkan mengumpulkan dana berbentuk deposito, bank umum juga disebut sebagai lembaga keuangan
depositori. Bank umum juga disebut sebagai bank umum pencipta uang (giral) karena berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (giral).
4) Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 : Bank Umum adalah bank yang kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran, dalam usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Umum juga sering disebut dengan bank komersial (commercial bank) dimana Jasa yang diberikan oeleh
bank umum bersifat umum, itu artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

FUNGSI BANK UMUM


Bank memiliki fungsi utama dan fungsi sampingan. fungsi utama bank dapat dikategorikan menjadi:
1) Menghimpun dana dari masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito berjangka, giro ataupun bentuk
simpanan lainnya. Dengan penghimpunan dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat tersebut
sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut. Setiap produk simpanan bank menawarkan bunga yang
berbeda-beda seperti contohnya deposito memiliki bunga lebih tinggi dari tabungan, karena nasabah harus
menyimpan uangnya untuk jangka waktu tertentu agar dapat menikmati bunga lebih tinggi. Sedangkan
tabungan dapat ditarik kapanpun nasabah memerlukan uang.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat
Setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan menyalurkan dana ini kepada pihak-pihak yang
membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman. Kredit yang ditawarkan bank akan mengenakan bunga
kepada peminjam. Produk kredit ini pun memiliki beberapa jenis seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Mobil, ataupun jenis pinjaman lainnya.
Sedangkan fungsi sampingan dari bank termasuk layanan-layanan jasa bank lainnya seperti:
1) Agent of trust
Bank membawa kepercayaan, dinilai sebagai lembaga yang mengandalkan kepercayaan sebagai kunci dan
dasar utama kegiatan perbankan. Masyarakat menitipkan dana pada bank berarti sudah memiliki kepercayaan
terhadap lembaga keuangan tersebut. Kepercayaan tersebut juga dilakukan oleh perbankan kepada nasabah
dalam hal peminjaman. Pihak bank akan melakukan penilaian terhadap kemampuan pengembalian pinjaman
yang diambil oleh nasabah.
2) Agent of development
Hal ini karena bank mampu memberikan kegiatan yang mengajak masyarakat untuk melakukan investasi,
distribusi, konsumsi, atau jasa yang menggunakan uang sebagai medianya.
Semua kegiatan perbankan akan memengaruhi pembangunan perekonomian masyarakat. Sektor riil dan
moneter adalah dua sektor yang saling memengaruhi. Jika salah satu kurang baik, maka salah satunya juga
tidak akan baik

3) Agent of service
Bank menawarkan berbagai jasa keuangan, seperti jasa penyimpanan dana, pemberian pinjaman, dan lainnya
JENIS-JENIS BANK UMUM
JENIS BANK DARI SEGI KEPEMILIKAN
Akta pendirian dan penguasaan merupakan dasar dari kepemilikan bank. Bank dapat dikategorikan menjadi empat
jenis berdasarkan dari kepemilikannya:
1) Bank pemerintah, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian atau sepenuhnya oleh pemerintah contoh
Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.
2) Bank swasta, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian besar oleh pihak swasta contohnya Bank
Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Maybank, Bank
MNC, Panin Bank, Bank OCBC NISP, Bank UOB, Bank Permata, Bank Sinarmas.
3) Bank asing, merupakan cabang bank dari luar negeri yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing, contohnya
seperti HSBC, Bank of China, Bank of America, Bangkok Bank, JPMorgan Chase, Citibank dan Standard
Chartered.
4) Bank pembangunan daerah, merupakan bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah
daerah provinsi contohnya Bank Sumut, Bank Jambi, Bank Jatim dan Bank daerah lainnya.
5) Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau lebih bank umum berkedudukan di Indonesia
dengan satu atau lebih bank berkedudukan di luar negeri contoh Bank ANZ, Bank Commonwealth dan Bank
DBS.
JENIS BANK DARI SEGI PRINSIP
Secara umum bank berdasarkan prinsip transaksinya terbagi dua antara bank konvensional dan bank Syariah.
1) Bank Konvensional, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, dimana bank
menerapkan harga sesuai tingkat suku bunga untuk produk simpanan atau kredit dan menerapkan biaya untuk
jasa bank lainnya. Contoh:
 Bank BRI  Bank BCA  HSBC
 Bank BNI  Bank Mayapada  Bank of China
 Bank Mandiri  Bank Danamon  Bank of America
 Bank BTN  Bank Permata  Bangkok Bank
Berbagai macam produk bank umum:
a. Tabungan ( Saving)   
Simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan bank, dengan
menggunakan slip penarikan atau ATM. Kepada pemegang rekening akan diberikan bunga.
b. Kredit, yaitu menyalurkan dana ke masyarakat
a) Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau
penanaman modal.
b) Kedit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha.
c) Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya.
d) Kredit Produktif, merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal keda atau perdagangan.
e) Kredit Konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi mi¬sainya keperluan
konsumsi, baik pangan, sandang maupun pa¬pan.
f) Kredit Profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profe¬sional seperti dosen,
dokter atau pengacara.
c. Jasa-jasa perbankan:
a) Giro ( Demand Deposit)  
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro
(BG). Kepada pemegang rekening akan diberikan jasa giro (bunga). Jasa giro bagi bank merupakan
dana murah karena bunganya relative rendah dibandingkan dengan bunga simpanan lainnya
b) Deposito ( Deposit )  
Simpanan pada Bank yang memiliki jangka waktu tertentu, pencairannya dilakukan pada saat jatuh
tempo simpanan. Kepada pemegang rekening akan diberikan bunga. Jenis-jenis deposito, yaitu:
 Deposito Berjangka (time deposit) 
Merupakan deposito yang diterbitkan atas nama deposan (nasabah) baik individu maupun institusi
untuk  jangka waktu tertentu (1,3,6 ,12 bulan)
 Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit) 
Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk (tanpa nama) dalam bentuk sertifikat yang dapat
diperjual belikan kepada pihak lain.
 Deposit On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan maksimal 1 bulan, diterbitkan atas
nama deposan dalam jumlah minimal yang ditentukan oleh Bank. Pembayaran bunga dilakukan
pada saat pencairan deposito. Sebelum deposito dicairkan, deposan membuat pemeritahuan
kepada bank minimal 3 hari sebelum jatuh tempo.
c) Loan Deposits
Loan deposits adalah pinjaman yang dititipkan lagi di bank dan dapat diambil sewaktu-waktu.
d) Bank Card
Bank Card merupakan kartu yang dikeluarkan bank bagi nasabahnya sebagai alat pembayaran. Ada
beberapa kartu yang diterbitkan oleh bank, seperti kartu kredit, kartu debit, dan kartu uang elektronik
(e-money card)
e) Kiriman Uang
Kiriman uang adalah suatu jasa dalam pengiriman uang antarbank atas permintaan
seseorang atau perusahaan yang ditujukan kepada penerima (perorangan/perusahaan) di
tempat lain. Alat atau sarana yang digunakan bermacam-macam, yaitu faksimile, telepon, dan
EFT. EFT (Electronic Funds Transfer) adalah sistem kiriman uang dengan alat elektronik
dari salah satu kantor cabang bank yang telah on-line/otomatis ke kantor cabang bank lainnya
yang juga telah otomatis.
f) Safe Deposit Box (SDB)
SDB adalah suatu jasa yang disediakan dalam bentuk tempat penitipan (box), yaitu
tempat-tempat khusus yang digunakan untuk me- nyimpan barang-barang yang
sangat berharga, misalnya perhiasan berupa emas dan berlian, ijazah, surat-surat ber- harga
(surat tanah/rumah), dan lain-lain. Meskipun barang-barang tersebut dapat disimpan dalam
brankas di rumah, namun dengan menyimpan di SDB, masyarakat bisa mengurangi
risiko akibat pencurian, kebakaran, atau bencana alam
2) Bank Syariah, merupakan bank menerapkan aturan perjanjian sesuai dengan hukum Islam antara bank dan
pihak lainnya. Baik itu produk simpanan, pembiayaan usaha ataupun kegiatan lainnya.
Berikut ini adalah beberapa produk bank syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas
berdasarkan kebutuhan. 
a. Bagi Hasil
Produk bagi hasil merupakan salah satu istilah pemberian pinjaman dana kepada debitur. Akad yang
digunakan sesuai dengan ketentuan syariah yaitu bagi hasil. Sehingga tidak menggunakan konsep bunga
seperti dalam bank konvensional.
a) Mudharabah
Mudharabah adalah kerja sama dengan memberikan pinjaman modal kepada mudharib (debitur)
dengan perjanjian yang disepakati antara kedua belah pihak demi mendapatkan laba usaha. Seperti
produk kredit dalam bank konvensional. 
b) Musyarakah
Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih dengan pembagian laba dan kerugian
berdasarkan persentase dana yang digunakan untuk modal usaha. Seperti produk pembiayaan untuk
usaha dalam bank konvensional.
c) Muzara’ah
Muzara’ah adalah kerja sama dalam mengelola lahan atau tanah kepada orang lain dengan
pembagian imbalan bagi pemilik lahan dan pengelola lahan sesuai dengan kesepakatan. Seperti
produk pinjaman modal usaha dalam bank konvensional.
d) Musaqah
Musaqah adalah kerja sama dalam mengelola kebun atau tanaman dengan pembagian sesuai dengan
akad antara pemilik kebun dan pengelola kebun. Seperti produk pembiayaan modal usaha dalam
bank konvensional.
b. Simpanan
Produk simpanan atau tabungan dalam bank syariah memungkinkan untuk mengenakan biaya titipan
kepada nasabah.  
a) Wadi’ah
Wadi’ah adalah titipan dimana nasabah dapat menitipkan barang atau uang dengan ketentuan
terdapat biaya jasa titipan dari bank syariah sebagai pengelola titipan. Seperti produk
tabungan/simpanan dalam bank konvensional.
b) Mudharabah
Mudharabah adalah simpanan dana yang dapat digunakan oleh bank (pengelola modal) untuk modal
usaha dengan imbalan bagi hasil yang telah disepakati antara nasabah dengan bank. Seperti produk
simpanan di bank konvensional yang dapat digunakan bank untuk memberikan modal usaha kepada
debitur. 
c. Jual Beli
Produk bank konvensional yang paling banyak diminati adalah produk kredit. Produk kredit yang
umumnya ditawarkan adalah pembelian kendaran, rumah atau barang lainnya sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
a) Bai Murabahah
Bai Murabahah adalah pembelian barang dengan penambahan keuntungan yang diketahui oleh
pembeli. Penjual juga wajib memberi tahu modal pembelian barang tersebut sehingga ada
transparansi harga serta keuntungan yang didapatkan oleh penjual. Contohnya produk pembiayaan
kendaraan atau rumah dalam produk bank konvensional.
b) Bai Salam
Bai Salam adalah adalah akan jual beli dalam bentuk pemesanan barang sesuai dengan kriteria yang
diinginkan pembeli serta disanggupi oleh pembuat atau penjual. Metode pembayaran akad ini di
muka dengan penyerahan barang di kemudian hari.. 
c) Bai Istishna
Bai istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan pembeli dan disepakati oleh pembuat atau penjual. Metode pembayaran dalam akad
ini bisa dilakukan dengan metode cicilan. Contoh produk ini di bank konvensional seperti pembelian
kendaraan atau rumah dengan metode kredit atau cicilan
d) Ijarah
Ijarah adalah sewa menyewa. Proses transaksi seperti ini biasanya digunakan dalam pembiayaan
kendaraan. Debitur akan dikenai biaya sewa barang sekaligus menjadi cicilan pembelian barang pada
saat periode sewa berakhir.
d. Jasa
Produk jasa yang ditawarkan bank cukup banyak. Seperti penggunaan ATM, Internet Banking dan
sebagainya yang memudahkan transaksi perbankan. Dalam konteks produk bank syariah, layanan tersebut
dapat dikenakan biaya yang dibebankan kepada nasabah.
a) Wakalah
Wakalah adalah nasabah memberikan kekuasaan kepada bank untuk melakukan pengelolaan
keuangan seperti transfer, pembukuan dan sebagainya. Atas usaha yang dilakukan oleh bank tersebut
akan mendapatkan komisi dari nasabah. 
b) Hawalah
Al-Hawalah adalah mengalihkan utang kepada orang lain dengan maksud menolong. Pengalihan
utang ini tetap harus berdasarkan kerelaan dari kreditur maupun debitur.  
c) Rahn
Rahn adalah menahan aset debitur dengan imbalan pinjaman dana atau modal dari kreditur. Istilah
sederhananya adalah menggadaikan barang untuk mendapatkan pinjaman. Debitur akan dikenai
biaya pemeliharaan yang dapat dicicil sesuai dengan akad di awal.  
d) Qardh
Qardh adalah penyaluran dana dengan maksud menolong. Nasabah wajib mengembalikan pokok
pinjaman sesuai dengan akad. Nasabah boleh melebihkan jumlah pembayaran dari pokok sebenarnya
tetapi tidak boleh atas dasar paksaan apalagi dicantumkan dalam perjanjian.

Contoh Bank Syariah:


 Bank BRI Syariah  Bank Syariah Bukopin  Bank Muamalat Indonesia
 Bank Syariah Mandiri  Bank BCA Syariah  Bank Maybank Syariah Indonesia
 Bank BNI Syariah  Bank Viktori Syariah  Bank Syariah Mega Indonesia
 Bank Jabar Banten Syariah  Bank Aceh Syariah  Bank Panin Dubai Syariah
3. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
BPR yaitu lembaga keuangan Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan
atau bentuk lainnya yang disetarakan dan menyalurkan dananya sebagai usaha BPR. BPR ini adalah Bank yang
khusus untuk melayani masyarakat kecil di suatu daerah, kecamatan atau pedesaan. Bank Perkreditan Rakyat
berasal dari Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai dan Bank lainnya yang kemudian dilebur
menjadi Bank Perkreditan Rakyat.
Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu:
1) Memberi pengetahuan terhadap masyarakat luas tentang perbankan
Masih banyak masyarakat yang awam tentang fungsi dan tugas bank utamanya jenis Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) ini. Apalagi untuk orang yang tinggal di desa maka masih banyak yang ragu untuk menyimpan
uang yang mereka miliki di bank. Alhasil kebanyakan orang-orang ini menyimpan uang mereka di kolong
kasur ataupun di dalam celengan dari tanah liat.
2) Untuk itu salah satu fungsi yang dimiliki oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah memberikan edukasi
secara mendasar kepada semua lapisan masyarakat tentang sistem perbankan. Dimana edukasi ini berisi
tentang apa saja kelebihan bank aripada celengan tradisional. Hingga beberapa keuntungan yang akan di
dapatkan oleh para nasabah ini.
3) Membuat pemerataan kesempatan untuk membuka usaha
Di era digital ini banyak kaum milenial yang memiliki ide bisnis yang sangat baru dan juga unik. Dimana ide
ini ketika akan di wujudkan menjadi sebuah jenis usaha pastinya membutuhkan modal yang cukup. Untuk
itulah peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) amat di butuhkan di sini.
4) Apalagi ide-ide usaha baru tidak hanya berasal dari remaja milenial yang ada di perkotaan saja namun juga
berasal dari remaja yang tinggal di pedalaman desa. Fungsi BPR selanjutnya adalah menciptakan sebuah
kesempatan untuk semua orang bisa membuka sebuah usaha. Sehingga semua masyarakat bisa mendapatkan
kesempatan dan pemerataan juga terjadi perekonomian masyarakat luas.
5) Mempercepat pembangunan di desa
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memang lebih banyak beroperasi di perdesaan. Oleh karena itu lah salah
satu fungsi yang dimiliki oleh BPR adalah membantu mempercepat pembangunan suatu desa. Sehingga
semua desa yang ada di Indonesia tidak ada yang menjadi desa tertinggal lagi karena kurangnya edukasi
tentang usaha.
6) Dimana peran BPR ini adalah untuk mendidik masyarakat tentang pola pembangunan nasional saat ini. Serta
bagaimana membuat suatu desa bisa lebih maju dari sebelumnya langsung dari tenaga yang dimiliki oleh
masyarakat yang ada di desa tersebut. BPR akan menyediakan dana pinjaman desa agar pembangunan di
desa ini bisa lebih cepat.
7) Menyediakan layanan perbankan
Selain ketiga fungsi diatas, fungsi utama dari Bank Perkreditan Rakyat adalah menyediakan layanan
perbankan yang bisa di gunakan oleh seluruh warga desa. Pelayanan perbankan yang disediakan oleh BPR
ini bisa dibilang sangat membantu apalagi jika lokasi desa jaraknya sangat jauh dari bank umum yang ada di
pusat kota.
Beda Layanan Kredit dan Simpanan di Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Umum:
Bank Perkreditan Rakyat melayani kredit dan simpanan walaupun tidak sekompleks bank umum yang meliputi:
 Produk simpanan berupa tabungan dan deposito berjangka
 BPR tidak menyediakan produk simpanan giro seperti bank umum.
 Ada perbedaan bunga simpanan di BPR jika dibandingkan dengan bank umum
 Bunga deposito BPR juga mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), maksimal sebesar
8,75%.
 kredit yang disediakan terbatas pada kredit tanpa agunan atau kredit untuk karyawan dan kredit usaha kecil.
 Nilai plafon kredit yang disediakan juga terbatas tidak seperti bank umum yang bisa mencapai puluhan miliar
rupiah.
 Tidak memiliki layanan kartu kredit

2. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN/NON BANK


Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) menurut UU No. 10 Tahun 1998 yaitu suatu badan usaha yang melakukan
suatu kegiatan di bidang keuangan, yang menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan untuk
menyalurkannya untuk membayar investasi perusahaan.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1973 yang berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan No. Kep. 38/MK/I/1972 yang
menerbitkan bahwa lembaga-lembaga ini bisa melakukan usaha-usaha yaitu sebagai berikut :
 menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat sementara
 memberi suau kredit jangka menengah
 mengadakan sebuah penyertaan modal yang sifatnya sementara
 bertindak sebagai perantara dari perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah
 bertindak sebagai perantara dalam mendapatkan peserta atau kampanye
 sebagai perantara untuk mendapatkan suatu tenaga ahli dan memberikan nasihat-nasihat sesuai keahlian
 melakukan usaha lain di bidang keuangan.
JENIS-JENIS LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
1. Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang
membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek dipasar modal. Sedangkan
pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.
Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek.
 Contoh pasar modal yang ada di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange
(BEI atau IDX).
BEI merupakan gabungand ari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).

Sementara untuk contoh pasar modal yang ada di dunia ialah sebagai berikut:
 NASDAQ
 Hongkong Stock Exchange
 Euronext
 New York Stock Exchange (NYSE)
 London Stock Exchange
 Japan Stock Exchange Group
 Toronto Stock Exchange (TSX)
 Shanghai Stock Exchange
2. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing
Pasar uang (money market) di indonesia masih relatif baru jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun
dalam perkembangan dunia sekarang ini maka pasar uang di indonesia juga ikut berkembang walaupun tidak
semarak perkembangan pasar modal (capital market). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa antara pasar
uang dan pasar modal terdapat perbedaan yang cukup jelas seperti dari jangka waktunya intrumen yang
diperjualbelikan, tempat penjualannya serta tujuan daripada para penjual dan pembeli dari kedua pasar tersbut.
3. Pegadaian
Secara umum pengertian usaha gadai kegiatan menjamin barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara
nasabah dengan lembaga gadai. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
 Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
 Nilai jumlah pijaman tergantung nilai barang yang digadaikan
 Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali
4. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Perusahaan sewa guna usaha di indonesia lebih dikenal dengan nama laesing. Kegiatan utama perusahaan sewa guna
adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.
Pembiayaan disini maksudnya jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang modal pihak leassing dapat
membiayai keinginan nasaba sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Keterbatasan leasing
adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakkan oleh bank seperti memberi simpanan dan kredit dalam bentuk
uang. Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee
(nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran
sewa untuk jangka waktu tertentu.
 PT. BCA Finance
 PT. BFI Finance
 PT. Summit Oto Finance
 PT. Indomobil Finance Indonesia
 PT. Astra Credit Companies (ACC)
 PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
 PT. Federal International Finance (FIF)
5. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di indonesia. Pelopor pengembangan
perkooperasian di indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak Koperasi
Indonesia. Koperasi merupakam suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan
bersama. Jadi keoperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Secara umum
sumber dana kooperasiaan adalah iuran wajib, iuran pokok, dan iuran sukarela.
6. Perusahaan Asuransi
Di indonesia pengertian Asuaransi menurut undang-undang Nomor 1Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi adalah
sebagai berikut : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang ddiharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
 BPJS Kesehatan
 Asuransi Prudential
 Asuransi BNI Life
 Asuransi Jasindo
 Asuransi Sinarmas
 Asuransi Jiwasraya
 PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia 
7. Anjak Piutang (Factoring)
Perusahaan anjak piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak dibidang penagihan piutang. Perusahaan
anjak piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara dikelolah atau dengan cara dibeli serta
dapat pula melakukan pengelolaan administrasi piutang suatu perusahaan. Pengertian perusahaan anjak piutang atau
yangh lebih dikenal dengan nama factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan dan
pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau
pembayaran tertentu milik perusahaan.
 Aditama Finance
 SG Finance
 PT IFS Capital Indonesia
 PT. Tifa Finance
8. Modal Ventura
Tujuan didirikannya perusahaan modal ventura yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang
mengandung resiko tinggi. Meskipun resiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu
keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain atau deviden. Perusahaan yang
pembiayaan dari modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company.
 PT Multi Investama Ventura
 PT Astra Mitra Ventura
 PT Freefort FinanceIndonesia
 PT Bahana Artha Ventura
 PT Bahana Bina Ventura
9. Dana Pensiun
Menurut Undang-Undang nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelolah dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian jelas bahwa yang mengelolah dana
pensiun adalah perusahaan yang memiliki adan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Pengertian pensiun
adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun
atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
 PT. Taspen
 PT. Asabri
 BPJS Ketenagakerjaan
 DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja)
 DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
10. Kartu Plastik (Kartu Kredit)
Kartu plastik atau yang lebih dikenal dengan nama kartu kredit atau uang plastik yang mampu menggantikan fungsi
uang sebagai alat pembayaran. Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga non bank.
Kartu plastik ini diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran diberbagai tempat
yang memakai ATM (automated teller Machine) seperti dipusat perbelanjaaan, hiburan dan perkantoran. Penggunaan
kartu plastik di indonesia masih relatif baru yaitu sekitar tahun delapan puluhan. Keluarnya keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desembertelah mengubah peta penyebaran kartu plastik semakin
luas. Berdasarkan surat keputusan tersebut bisnis kartu plastik digolongkan sebagai kelompok usaha jasa
pembiayaan.

https://www.gurupendidikan.co.id/lembaga-keuangan/
https://www.aturduit.com/articles/panduan-perbankan/perkenalan-tentang-bank/
https://dosenakuntansi.com/pengertian-bank-umum
https://www.cermati.com/artikel/mengenal-bpr-dan-perbedaannya-dengan-bank-umum
https://www.simulasikredit.com/fungsi-dan-tugas-bank-perkreditan-rakyat-bpr-di-indonesia/
https://lifepal.co.id/blog/produk-bank-syariah/

Anda mungkin juga menyukai