Si
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Organisme mikroskopis adalah organisme yang berukuran kecil, tidak dapa
dilihat secara langsung dengan mata telanjang seperti bakteri, protista dan cendawan.
Untuk dapat melihatnya kita menggunakan alat bantu yaitu mikroskop cahaya dengan
perbesaran minimum lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x. Dalam mengamati
bakteri, diperlukan pewarnaan karena sel bakteri tidak bewarna baik menggunakan
pewarnaan sederhana maupun pewarnaan gram.
Bakteri adalah kelompok organisme mikroskopis yang pada umumnya bersel
tunggal, tidak memiliki membran inti sel, dan memiliki dinding sel namun tidak
berklorofil. Walaupun berukuran kecil bakteri berperan dalam kehidupan sehari-hari,
beberapa kelompok bakteri dikenal bermanfaat untuk kehidupan (Irnaningtyas 2016).
Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariot pertama atau yang
paling sederhana dan tidak memiliki membran inti sel. Sebagian besar protista
memiliki alat gerak berupa flagela (bulu cambuk) atau silia (rambut getar), namun
adapula yang tidak memiliki alat gerak. Berdasarkan ciri-cirinya protista yang
menyerupai dikelompokkan menjadi tiga subkingdom yaitu protista mirip hewan
(protozoa), protista mirip tumbuhan (ganggang atau algae) dan protista mirip jamur
(Irnaningtyas 2014, h.170). Cendawaan merupakan mikroorganisme eukariotik,
memproduksi spora, tidak berklorofil, memperoleh nutrisi dengan cara absorbsi,
bereproduksi secara seksual dan aseksual, dan mempunyai struktur stomatik dalam
bentuk hifa, dan berdinding sel yang terdiri atas kitin dan selulosa.
Tujuan
Pratikum bertujuan mempelajari organisme yang tidak kasat mata dari kelompok
bakteri, protista dan cendawan dengan bantuan alat pembesar, yaitu mikroskop cahaya
Metode
Praktikum ini akan melihat hasil pengamatan menggunakan mikroskop cahaya
terhadap morfologi 2 spesies bakteri, 2 genus anggota protista dan 2 genus cendawan
melalui video youtube sebagai bahan yang akan diamati tersebut.
HASIL PENGAMATAN
5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri Gram
positif berwarna ungu atau kebiruan.
Jawab: Pada sel Gram negatif alkohol meningkatkan porositas dinding sel dengan
melarutkan lipid lapisan luar. Jadi, kompleks Kristal Violet (KV-1) dapat lebih
mudah dihilangkan dari lapisan peptidoglikan yang tidak tertaut silang dengan
kuat. Oleh sebab itu, efek pencucian alkohol memfasilitasi pelepasan kompleks
KV-1 yang tidak terikat, yang membuat sel-sel menjadi kehilangan warna atau
tidak bewarna. Karena hal sel-sel Gram negatif yang mengalami kehilangan warna
sehingga sel-selnya menyerap pewarna tandingan. Sedangkan Gram positif
mempertahankan warna ungu dan pewarna primer (Rahayu dan Gumilar, 2017)
10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi? jelaskan
jawaban Anda.
Jawab: Iya harus, karena lensa objektif yang menyentuh minyak imersi harus
dibersihkan menggunakan kertas lensa, hal ini dikarenakan debu atau partikel
lainnya dapat menempel pada lensa objektif sehingga menyebabkan goresan dan
kerusakan permanen pada lensa
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=f7KIFSgdUGU)
2. Sebutan spora seksual Rhizopus ialah….. dan sebutan spora aseksualnya ialah ….
Jawab: Zigospora dan Sporangium
4. Jelaskan cara Rhizopus dan Pilobolus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat
hidupnya.
Jawab: Cara Rhizopus memperoleh nutrisi dari substrat tempat hidupnya adalah
dengan cara saprofit. Cara saprofit yaitu dengan cara hifa mengeluarkan enzim
pencernaan, fungsinya untuk menguraikan bahan organik menjadi bahan yang
lebih sederhana sehingga mudah untuk diserap (Winarsih, 2019). Pilobulus
memperoleh nutrisi dengan cara spora menempel pada tumbuhan yang akan
dimakan oleh hewan ternak, selanjutnya spora akan mengalami berhenti
pertumbuhan setelah spora keluar bersamaan dengan feses hewan ternak spora
akan aktif dan akan mengalami fase perkecambahan (Skendzic 2016)
8. Sebutan cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan dikenal dengan istilah….
Jawab: Cendawan koprofil (Gunawan dan Hartanti, 2014)
SIMPULAN
Setelah melakukan pratikum ini dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup secara luas
dikategorikan pada tiga domain kehidupan, yaitu Bakteria, Arkhaea, Eukarya. Dalam
Eukarya terdiri atas Protista, Cendawan, Hewan dan Tumbuhan. Untuk mengamati
organisme tak kasat mata tersebut digunakanlah mikroskop agar dapat
mengidentifikasi bentuk dan struktur selnya. Sel bakteri yang merupakan sel tidak
mewarna sehingga perlu dilakukan pewarnaan dengan pewarnaan gram positif dan
gram negatif, selain itu juga diperlukan minyak imersi dengan perbesaran lensa
objektif 100x.
DAFTAR PUSTAKA
Bulele, T. Rares, F. E., and John Porotu'o (2019). Identifikasi Bakteri dengan
Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata luar di Rumah Sakit Mata Kota
Manado. eBiomedik, 7(1).
Fayaz F, Kamili AN, Hafiz BZ, Khan I, Dar GH. (2015). Abundance and diversity of
major cultivable fungal floraaf River Jhelum in Kashmir Himalaya. Journal of
Ecology and the Natural Environment, 7: 1-6. Bogor (ID) : Institut Pertanian
Bogor
Mawati, S. D., Harpen, E., and Hilma Putri Fidyandini. (2021). SKRINING BAKTERI
TERMOFILIK POTENSIAL AMILOLITIK DARI SUMBER AIR PANAS
WAY BALERANG KALIANDA LAMPUNG SELATAN. Journal of
Aquatropica Asia, 6(1):1-7.
JUDUL PRAKTIKUM
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang tidak bisa dilihat
manusia dengan mata telanjang (Sahertian dan Helilintar 2017). Secara struktural,
sel dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Penamaan eukariot dan prokariot ini didasari oleh ada tidaknya membran pada
nukleus. Organisme yang tidak memiliki membran nukleus disebut organisme
prokariot, sedangkan organisme yang memiliki membran nukleus disebut
organisme eukariot.
Sel tumbuhan adalah unit dasar yang universal dari suatu struktur organik.
Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel yang lain adalah keberadaan
dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan
membran sel (Eifa 2015). Sel tumbuhan tersusun atas dinding sel, membran sel,
sitoplasma/protoplasma, nukleus atau inti sel, retikulum endoplasma, ribosom,
mitokondria, badan golgi, plastida dan vakuola. Plastid merupakan organel khas
yang terdapat pada tumbuhan dan tidak dijumpai pada hewan, tipe utama plastid
kloroplas, kromoplas dan leukoplas. Adapun sel hewan adalah nama umum untuk
sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel
eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena sel hewan tidak memiliki dinding sel,
kloroplas, dan sel hewan memiliki dinding sel yang keras (Huda dan Kusumo
2015).
Pada sel tumbuhan dapat dijumpai bahan-bahan yang disebut zat ergastik
yaitu bahan cadangan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Zat ergastik
terdiri dari dua komponen, yaitu padat dan cair. Zat ergastik yang bersifat padat
terdiri atas pati dan kristal, sedangkan zat ergastik yang bersifat cair terdiri atas
asam organik, karbohidrat, protein, lemak, tannin, antosianin, alkaloid dan minyak
esteris. Bentuk kristal jarum merupakan zat ergastik yang hanya terdapat di
permukaan dan dalam daun (Nurza 2019).
Tujuan
Pratikum ini bertujuan mempelajari organel-organel dan zat ergastik yang terdapat
dalam sel tumbuhan.
Metode
Pada pratikum ini akan dilihat organel-organel sel dan zat ergastik di dalamnya
dengan menggunakan mikroskop cahaya. Bila tidak memungkinkan, maka mencari
informasi melalui literatur.
1. Informasi yang menggambarkan bentuk sel gabus pada singkong serta
gambarnya.
2. Informasi yang menggambar bentuk sel epidermis bawang merah dan
organel berupa inti sel di dalamnya serta gambar.
3. Informasi yang menggambarkan bentuk sel epidermis daun Hydrilla dan
organel berupa kloroplas di dalamya serta gambar.
4. Informasi yang menggambarkan bentuk sel epidermis daun Rhoeo discolor
dan zat warna di dalamnya serta gambar.
5. Informasi yang menggambarkan bentuk sel epidermis bunga alamanda
(Allamanda cathartica), zat warna di dalamnya serta gambar.
6. Informasi yang menggambarkan bentuk sel pada umbi kentang serta gambar
7. Informasi yang menggambarkan bentuk kristal pada tangkai daun Begonia
serta gambar.
8. Informasi yang menggambarkan bentuk kristal pada tangkai daun bunga
pukul 4 (Mirabilis jalapa) serta gambar.
HASIL PENGAMATAN
1. Apakah sel gabus singkong merupakan sel hidup atau sel mati? Mengapa
demikian? Jelaskan!
Jawab:
Sel Mati
Dinding Sel
Sel gabus pada singkong adalah sel mati. Karena tidak ditemukan nukleus
dan sitoplasma di dalam sel gabus tersebut. Sel gabus adalah sel matang
yang telah mati dan merupakan pengganti kulit inti heksagonal yang
berongga. Pada sel gabus, karena tidak ada nukleus, maka sel ini tidak aktif,
sehingga sel gabus disebut sel mati (Fah 2013).
2. Bagaimanakah bentuk sel epidermis bawang merah dan bentuk inti selnya?
Jawab :
Inti sel (Nukleus)
Dinding Sel
Sitoplasma
Sel epidermis bawang merah (Allium cepa) mempunyai bentuk yang rapi
kotak-kotak, meskipun kotak-kotaknya tidak sempurna. Ini dikarenakan
bawang merah adalah tumbuhan yang memiliki sel diluar membrannya.
Selnya berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tidak
terdapat klorofil di dalamnya. Inti sel berbentuk bulat dengan posisi
bervariasi tidak hanya di tengah sel dan karena inti sel tersebut sel epidermis
disebut sel hidup (Handayani 2019).
Dinding sel
Plastida
Sitoplasma
Gambar 3 Sel epiderrmis Hydrilla
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=6THb6XM-_Ck
Sel
tetangga
Celah
stomata Sel penutup
Kloroplas
Pigmen
antosianin
Bentuk sel daun Rhoeo discolor adalah persegi panjang dan susunannya
rapat. Sel epidermis Rhoeo discolor heksagonal berwarna ungu yang
disebabkan oleh adanya kandungan pigmen warna pada vakuola. Pigmen
warna tersebut dinamakan antosianin (Ratnasari et al. 2016)
5. Bagaimanakah bentuk epidermis bunga A. cathartica ? Apa warna dari sel
epidermisnya? Mengapa berwarna demikian? Zat warna tersebut terdapat
pada organel……
Jawab :
Kromoplas
Dinding sel
Bentuk sel parenkim kentang yaitu dinding yang tipis dengan ruang
interseluler dan bentuk-bentuk sel yang hampir bulat pada penampang
melintang dan memanjang titik umbi kentang merupakan modifikasi batang
yang digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
khususnya karbohidrat. Bentuk butir dari umbi kentang yaitu berbentuk
bulat atau oval yang terdiri dari 18-21% amilosa, pada saat diberi tetesan
yodium akan bewarna biru (Sari et al. 2017).
Pada umbi kentang (Solanum tuberosum) terdapat plastida yang
tidak aktif, berfungsi untuk menyimpan butir-butir amilum atau pati
sehingga dikenal dengan nama amiloplas (Silalahi dan Adinugraha 2019).
7. Kristal pada tangkai daun Begonia berada pada sel parenkima.
Bagaimanakah bentuk sel parenkima dan bentuk kristalnya ?
Jawab :
8. Kristal pada tangkai daun Bunga pukul 4 terdapat pada sel parenkima.
Bagaimanakah bentuk sel parenkima dan bentuk kristalnya?
Jawab :
Kristal Co-oksalat
Sel parenkima adalah penyusun jaringan dasar. Pada tangkai daun bunga
pukul 4 (Mirabilis jalapa), sel-sel parenkima adalah sel hidup berbentuk
isodiametrik atau poligonal, berbanding tipis dan memiliki ruang antar sel
(Hadisunarso dan Djuita 2018). Selain itu, parenkima juga menjadi tempat
ditemukannya kristal berbentuk jarum pada tumbuhan Mirabilis jalapa
(Purnonasuki 2011)
SIMPULAN
Setelah melakukan pratikum ini dapat disimpulkan bahwa pada sel tumbuhan
terdapat organel-organel seperti dinding sel, mambran sel,
sitoplasma/protoplasma, nukleus atau inti sel, retikulum endoplasma, ribosom,
mitokondria, badan golgi, plastid, vakuola, zat-zat ergastik dan lain-lain. Sel
plastid inilah yang menjadi pembeda antara sel hewan dan sel tumbuhan. Selain
itu, zat ergastik pada tumbuhan berfungsi sebagai bahan cadangan dan bahan
buangan yang diproduksi oleh sel. Zat ergastik memiliki dua sifat yaitu padat yang
terdiri atas pati dan kristal, sedangkan yang bersifat cair terdiri atas asam organik,
karbohidrat, protein, lemak, tannin, antosianin, alkaloid, dan minyak esteris.
DAFTAR PUSTAKA
Huda SN, and Kusumo DA. 2015. Alat Bantu Ajar Pengenalan Sel Hewan dan
Tumbuhan. Prosiding SENTIA. 7: 1-4.
Nayana S, Malode SM. 2011. Effect of idol immersion in Wadali Lake, Amravati
(MS) India on growth, chlorophyll and anatomy of Hydrilla verticellata.
Jurnal Bioscience Discovery. 2(3): 363-366.
Nurza IS. 2019. Identifikasi tanaman hanjuang (Cordyline fruticosa) di kebun Raya
Bogor sebagai tanaman lanskap berdasarkan morfologi dan anatominya.
Risenologi. 4(1):24-33.
Petricevich,Vargas. 2019. Allamanda cathartica: a review of the phytochemistry.
pharmacology, toxicology, and biotechnology. Molecules. 24(7): 1-22.
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Membran sel merupakan lapisan luar sel yang hanya memiliki ketebalan 8
nm dan bersifat selektif permeabel, artinya membran hanya dapat ditempus lebih
mudah oleh substrat tertentu (Campbell et al. 2017). Struktur membran terdiri atas
lipid, lapisan protein, lapisan mukplolisakarida dan juga dilengkapi pori-pori agar
zat yang tidak larut dalam lipid melewati membran (Gade 2014). Lipid pembentuk
membran sel mamalia yang terutama yaitu fosfolipid, glikosfingolipid, dan
kolestrol.Membran sel merupakan struktur penting sel yang berperan membatasi
ruang, sebagai sarana transpost, mengatur masuknya makanan dan keluarnya
limbah, dan membangkitkan perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar
ruangan (Budiono 2012)
Untuk mengamati struktur dan fungsi membran sel secara sederhana, kita
dapat mengamati gelembung sabun. Sabun tersusun dari molekul yang berbentuk
pin, dengan tiap molekul memiliki kepala bersifat polar hidrofilik (tersusun dari
fosfot) dan ekor bersifat nonpolar hidrofobik (tersusun dari lemak). Molekul-
molekul ini saling terhubung membentuk gelembung kecil kecil yang disebut misel
(Nakoe et al. 2020). Perbedaan keduanya terdapat pada penempatan kepala dan
ekor lapisan fosfolipid. Pada membran sel, bagian kepala mengarah keluar dan ekor
terhimpit di dalamnya. Adapun pada gelembung sabun, ekor hidrofobik mengarah
keluar (udara) dan kepala hidrofiliknya mengarah ke dalam (air) sehingga dapat
memerangkap air untuk membentuk busa.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati karakter lapisan ganda fosfolipid pada
lapisan gelembung sabun.
BAHAN DAN METODE
Metode
Membuat larutan sabun
1. Masukkan 4 sendok makan gula dalam segelas air hangat dengan
perbandingan 1:4, aduk dengan sendok hingga larut
2. Masukkan 4 sendok makan sabun cair kedalam larutan gula tadi dengan
perbandingan 1:4, kemudian aduk perlahan hingga tercampur dan
usahakan tidak menghasilkan busa
3. Pindahkan larutan sabun secara perlahan ke dalam wadah yang telah
disediakan, kemudian diamkan semalaman agar gelembung tidak pecah.
Membuat Bingka
1. Sediakan 4 buah sedotan
2. Sambungkan ujung-ujung sedotan hingga membentuk persegiempat.
Perlakuan 1
1. Siapkan wadah berisi larutan sabun yang sudah didiamkan semalaman.
2. Pegang bingkai, lalu rendam seluruh bingkai dalam larutan sabun.
3. Angkat bingkai perlahan sampai pada posisi berdiri, pastikan lapisan
gelembung benar-benar terbentuk dalam bingkai. Jika pecah, rendam
kembali dan angkat lagi sampai lapisan gelembung benar-benar
terbentuk.
4. Perhatikan dengan cermat permukaan lapisan gelembung, dan tiuplah
dengan lembut lapisan gelembung tersebut.
Perlakuan 2
1. Rendam seluruh bingkai dalam larutan sabun, lalu angkat dan pastikan
terdapat gelembung sabun di dalamnya.
2. Keringkan jari tangan, dan cobalah menyentuhkan jari kering pada
lapisan gelembung sabun. Kemudian amati apa yang terjadi dan foto
hasilnya.
3. Basahi jari tangan dengan air, cobalah menyentuhkannya pada lapisan
gelembung sabun dan amati apa yang terjadi dan foto hasilnya.
4. Basahi/masukkan jari tangan dalam minyak goreng, cuka, alkohol, dan
airsabun, kemudian cobalah menyentuhkan jari pada lapisan gelembung
sabun.
Perlakuan 3
1. Rendam seluruh bingkai dalam larutan sabun, lalu angkat dan
pastikan terdapat gelembung sabun di dalamnya.
2. Ambil karet yang tipsi, lalu masukkan ke dalam larutan sabun
sampai semua permukaannya basah.
3. Sentuhkan salah satu ujung karet pada lapisan gelembung, dan amati
apa yang terjadi.
4. Jika berhasil membuat karet menembus lapisan gelembung sabun
dalam bingkai, lewatkanlah pensil melalui karet tersebut sehingga
pensil berpindah posisi dari depan bingkai ke belakang bingkai.
HASIL PENGAMATAN
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, lapisan gelembung yang
disentuh oleh jari kering akan pecah karena permukaan jari yang kering dan kasar
dapat memasuki lapisan gelembung sabun. Hal ini terjadi karena permukaan lapisan
gelembung tidak dapat mempertahankan bentuknya dan rusak.
Jari yang dibasahi larutan sabun tidak membuat lapisan gelembung sabun
pecah, karena sabun tersusun atas asam lemak atau lipid sehingga memiliki struktur
kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik (Febriyenti et al. 2014). Lapisan gelembung
dalam bingkai tidak akan pecah saat ekor nonpolar hidrofobik bertemu dengan
molekul sejenis.. Jari yang dibasahi minyak goreng tidak akan membuat lapisan
gelembung pecah , karena minyak terdiri atas dua komponen utama, yaitu asam
lemak dan gliserol sehingga memiliki kesamaan jenis partikel dengan lipid pada
lapisan gelembung (Febriyenti et al. 2014).
Lapisan gelembung tidak pecah saat disentuh oleh jari yang dibasahi cuka,
karena cuka memiliki sifat polar, seperti halnya air (Oxi et al. 2018). Sehingga dapat
menembus lapisan gelembung sabun dan tidak membuatnya pecah.
Sabun memiliki gugus nonpolar pada gugus –R sehingga bisa mengikat
minyak goreng dan gugus –COONa yang dapat mengikat air dan cuka karena sama-
sama gugus polar. Oleh sebab itu, larutan sabun bersifat ampifilik, yaitu sapat
mengikat cairan yang bersifat polar maupun nonpolar (Suksesi 2018).
Perlakuan dua menunjukkan salah satu sifat membran sel yaitu selektif
permeabel. Dengan mengamati lapisan gelembung, nampak kecenderungan
membran sel dalam menyeleksi zat-zat yang dapat masuk ke dalam lingkungan
internal sel. Di antaranya syarat yang harus dipenuhi adalah kesamaan jenis partikel
dengan struktur kepala atau ekor, serta ukuran molekul sehingga dapat melewati
membran.
Perlakuan 3
Pembahasan:
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, karet gelang yang dibasahi
dengan larutan sabun dapat menempel pada gelembung sabun dalam bingkai.
Kemudian, pensil dapat melewati karet gelang dari posisi depan ke belakang
bingkai. Karet gelang mewakili struktur protein transpor yang berfungsi membantu
partikel lain masuk, partikel yang masuk diibaratkan dengan pensil. Peristiwa ini
menunjukkan salah satu struktur dalam membran sel yakni protein membran.
Protein membran berfungsi membantu proses transport zat pada membran sel.
Salah satu protein membran adalah protein integral, protein ini dapat
menembus inti hidrofobik membran sel sehingga menjadi protein transmembran,
yang membentang dari kedua sisi membran (Campbell dan Reece 2008). Daerah
hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih asam amino nonpolar yang
biasanya bergulung menjadi heliks-a. Protein integral berperan penting dalam
pengaturan transport untuk substansi yang bersifat spesifik (Handayani et al. 2011).
SIMPULAN
Membran sel memiliki struktur yang bersifat selektif permeabel, sehingga
menyeleksi zat-zat yang masuk. Tersusun dari molekul protein dan senyawa
lipidnyang bersifat amfimatik, sehingga memiliki kepala hidrofilik dan ekor
hidrofobik. Perbedaan antara membran sel dan gelembung sabun terletak pada
penempatan kepala dan ekornya, masuk tidaknya zat tergantung pada ukuran
molekul dan kesamaan jenis partikel dengan lapisan luar membran sel.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA, Reece JB. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Campbell, NA, Reece JB, Mitchel AG. 2017. Biologi Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Febriyenti, Sri LI, Nofita R. 2014. Formulasi sabun transparan minyak ylang-ylang
dan uji efektivitas terhadap bakteri penyebab jerawat. Jurnal sains Farmasi
& Klinis. 1(1):61-71.
Gade, M. 2014. Stuktur, fungsi organel dan komunikasi antar sel. Jurnal Al Ulum:
LPPM Universitas Al Washliyah Medan. 2(1):1-9.
Oxi, Rizki Yulia, Kuntjoro, Sunu, dan Ulfi Faizah. 2018. Pengaruh perendaman
larutan asam cuka sebagai penurun kadar logam berat kadmium pada ikan
mujair (Oreochromis mossambicus). LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi.
7(3):203-208.
Rafika, A. 2015. Identifikasi miskonsepsi siswa pada subtopik struktur dan fungsi
organel sel menggunakan instrumen CRI dan wawancara diagnostik.
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu), 4(2):908-912.
JUDUL PRAKTIKUM
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Dalam pratikum ini menggunakan alat antara lain statif, penjepit, lampu
LED, tabung reaksi, jarum suntik, penggaris, penggaris, pipa, thermometer, dan
tabung beaker. Adapun bahan yang digunakan pada pratikum di antarnya adalah
tanaman Hydrilla, senyawa Natrium Bikarbonat (NaHCO3), dan air.
Metode
HASIL PEMBAHASAN
1. Buat grafik dan tabel dan dirata-ratakan terlebih dahulu. (hubungan antara
jarak cahaya dan NaHCO3 dengan volume gelembung udara).
Analisis dan interpretasikan data.
Tabel 1. Hubungan antara jarak cahaya dan NaHCO3 dengan volume gelembung
udara.
1 2 3 4 5 6
Perlakuan 1 1,2 3,82 5,68 6,28 6,5 6,64
2 1,2 5,68 6,34 1,38 6,32 7,38
3 1,22 5,24 6,32 2,44 7,52 8,82
4 1,22 5,24 6,32 2,44 7,25 8,82
5 2,38 3,04 1,82 6,1 7,22 1,12
Rataan 1,444 4,604 5,296 3,728 6,962 6,556
Grafik 1. Hubungan antara jarak cahaya dan NaHCO3 dengan volume gelembung
udara
Laju Fotosintesis
8
7
Volume gelembung udara
0
1 2 3 4 5 6
Jarak Cahaya
Dari data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa jarak cahaya
mempengaruhi jumlah gelembung gas yang dihasilkan pada fotosintesis
tumbuhan Hydrilla. Kegiatan fotosintesis dapat diukur dengan menghitung
jumlah gelembung gas yang muncul pada percobaan. Grafik diatas menunjukkan
bahwa jarak cahaya dan jumlah volume NaHCO3 mempengaruhi hasil
gelembung udara. Grafik terlihat naik turun karena konsentrasi CO2 yang
digunakan dalam pratikum kali ini berbeda. Dari grafik disimpulkan bahwa
semakin banyak NaHCO3 yang ditambahkan ke dalam air, maka semakin banyak
gelembung yang muncul. Hal ini dikarenakan kadar CO2 yang diproses oleh
tumbuhan berbanding lurus dengan gelembung yang dihasilkan, gelembung yang
dihasilkan diartikan sebagai O2.
2. Buat pembahasan untuk peran cahaya dan ketersediaan CO2 pada fotosintesis
a. Berdasarkan data yang ada, faktor apa yang paling besar pengaruhnya
terhadap oksigen yang dihasilkan? Jelaskan alasannya.
Ya, yaitu menurut posisi daun saat dilakukan percobaan dan letak
stomata yang berada di bawah permukaan daun. Hal ini dibuktikan pada
percobaan yang dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun
yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian
permukaan sisi bahwa daun daripada sisi permukaan atas daun. Disamping
itu, temuan Ingen House menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ±
100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak
ditemukan sama sekalo adanya stomata di permukaan atas daun (Handoko
et al. 2013).
3. Selain terkait dengan data percobaan yang diamati, faktor apa lagi
yang memengaruhi laju fotosintesis tumbuhan?
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor
yang dapat mempengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan
maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung seperti
terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses
fotosintesis. Fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi
lingkungan, meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan,
konsentrasi CO2. Faktor lingkungan dikenal dengan faktor pembatas
dan berpengaruh langsung bagi proses fotosintesis.
Faktor lain yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah
klorofil, titik kompensasi, unsur hara dan ketersedian H2O. Titik
kompensasi yang kecil akan menghambat fotosintesis untuk mencapai
kondisi optimum. Kekurangan H2O dapat menghambat masuknya CO2
dan menurunkan aktivitas fotosintesis karena sebagian stomata daun
menutup. Klorofil sangat berperan pada proses fotosintesis karena
mampu menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.
Selain itu, klorofil juga memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan
karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem (Ai 2012).
SIMPULAN
Ai NS. 2012. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. 12(1):28-
34. doi: https://doi.org/10.35799/jis. 12. 1. 2012. 398
KONVERSI ENERGI
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Fermentasi berasal dari kata latin ferfere yang berarti “mendidihkan”.
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh
mikroba (Madigan 2011). Gula adalah bahan umum yang digunakan dalam proses
fermentasi, beberapa contoh hasil fermentasi seperti etanol, asam laknat, dan
hidrogen. Alkohol adalah proses fermentasi dari bahan utama ragi yang
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya (Mulyani
2011). Beberapa contoh produk fermentasi antara lain nata de coco, yogurt, dan
kecap (Hidayanto 2017). Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba
yang akan tumbuh dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam
jumlah dan fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi (Azizah et.
al 2012). Proses fermentasi yang terjadi pada pembentukan etanol adalah fermentasi
anaerob atau tanpa oksigen (Kurniawan et. al 2011). Dengan persamaan reaksi
kimia, yaitu:
C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 22 kkal
Metode
1. Masukkan 100 ml aquades ke dalam labu erlenmeyer A, tambahkan gula
dan ragi 10 gram. Kemudian aduk hingga larut.
2. Isi penuh gelas ukur 50/100 ml dengan air kapur dan masukkan secara
terbalik ke dalam gelas piala.
3. Pasang selang di head space erlenmeyer. Masukkan ujung selang satunya
ke dalam mulut gelas ukur terbalik di dasar gelas piala. Amati dan catat
volume udara setiap 15 menit.
4. Lakukan hal yang sama untuk percobaan lainnya, yaitu larutan jus nanas
100 ml yang ditambah ragi 10 gram dan larutan tepung tapioka 10 gram
dalam 100 ml yang ditambahkan ragi 10 gram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1
Contoh Perhitungan:
Diketahui:
P= 1 atm Reaksi: C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2
V= 16,1 ml
= 16,1 × 10-3 = 0,0161 L
R= 0,082057 Latm/mol.K
T= 306,3 K
Ditanya: n CO2 dan n etanol ?
Jawab:
n CO2 = P.V = n.R.T
= PV/RT
= 1× 0,0161 / 0,082057 × 306,3
= 0,0161 / 25,1340591
= 0,00064 mol
n etanol= n CO2 = 0,00064 mol
No Waktu Volume Jumlah Jumlah Molekul
pengamatan CO2 (ml) Molekul CO2 alkohol/etanol
(menit) (mol) (mol)
1 0 0 0 0
2 15 11 0,00044 0,00044
3 30 17,7 0,00070 0,00070
4 45 26,1 0,00103 0,00103
5 60 34,9 0,00138 0,00138
6 75 35,2 0,00140 0,00140
7 90 35,2 0,00140 0,00140
Tabel 2 Hasil Percobaan Jus Nanas
Contoh Perhitungan:
Ditanya:
P=1atm Reaksi: C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2
V=34,9ml
=34,9×10-3 = 0,0349L
R=0,082057 L.atm/mol.K
T=306,3 K
Contoh Perhitungan:
Diketahui:
P=1atm
V=19,3ml = 19,3×10-3 =0,0193 L Reaksi: C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2
R=0,082057 L.atm/mol.K
T=306,3 K
Ditanya: n CO2 dan n etanol ?
Jawab:
n CO2 = P.V = n.R.T
= PV/RT
= 1× 0,0193 / 0,082057 × 306,3
= 0,0193 / 25,1340591
= 0,00076 mol
n etanol= n CO2 = 0,00076 mol
Laju Fermentasi
0,0016
Jumlah molekul etanol (mol)
0,0014
0,0012
0,001
0,0008 Gula
0,0006 Jus Nanas
0,0004 Tepung Tapioka
0,0002
0
0 20 40 60 80 100
Waktu pengamatan (menit)
Pembahasan:
Semakin banyak volume CO2 dan lamanya waktu dalam proses fermentasi
maka etanol yang dihasilkan semakin banyak. Hal ini dikarenakan dalam ketetapan
gas ideal, volume berbanding lurus dengan mol, pernyataan tersebut dinyatakan
dengan rumus PV=nRT (Aminoto et al. 2020). Terlihat dari grafik di atas
bertambahnya waktu pengamatan mempengaruhi bertambahnya laju pembentukan
etanol. Dapat dilihat percobaan menggunakan indicator yang berbeda, yakni
percobaan pertama menggunakan gula, percobaan kedua menggunakan jus nanas,
dan percobaan terakhir menggunakan tepung tapioka.
Pada grafik tersebut dapat terlihat pada percobaan dengan menggunakan
gula dan tepung tapioka mengalami stagnan pada waktu 75 menit, sedangkan pada
jus nanas mengalami stagnan pada waktu pengamatan 60 menit.
Percobaan 2
1. Apakah parameter dari eksperimen pada video yang menunjukkan bahwa
terjadi proses fermentasi pada masing-masing gelas perlakuan?
Jawab:
Berdasarkan pengamatan pada video 2 yang menjadi parameter terjadinya
proses fermentasi adalah ketinggian busa pada masing-masing gelas perlakuan
dan plastik wrapnya menggembung ke atas. Gelas perlakuan dengan air panas
menunjukkan ketinggian busa paling rendah, sedangkan gelas dengan
perlakuan air suhu tubuh menunjukkan ketinggian busa paling tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa fermentasi alkohol terjadi karena aktivitas mikroba yang
menghasilkan etanol dan CO2. Dapat disimpulkan yang menjadi parameter dari
eksperimen ini adalah suhu dan udara.
3. Bagaimana mekanisme konversi energi yang terjadi pada khamir tersebut? Apa
indikasinya bahwa konversi energi terjadi?
Jawab:
Mekanisme konversi energi yang terjadi pada video kedua. Gula sebagai
pemercepat proses fermentasi akan terhidrolisis dan ragi akan berperan dalam
reaksi fermentasi (Berlian et.al 2016).
Konversi energi terjadi pada khamir berupa perubahan kimia yang terjadi
pada substrat organik. Hal ini terjadi karena adanya aksi katalisator biokimia,
yaitu enzim yang dihasilkan oleh mikroba tertentu dan aktifitas mikroba
penyebab fermentasi pada substrat organic yang sesuai. Terjadinya perubahan
kimia dari zat organik yang disebabkan oleh mikroorganisme menjadi
penyebab fermentasi bereaksi substrat organik sesuai dengan pertumbuhannya
(Widyanti et. al 2016).
Mekanisme konversi energi yang terjadi pada khamir dimulai dari sumber
energi bergabung dengan senyawa kimia sehingga terbentuklah kemototrof,
kemoheterotrof, dan kemolitotrof. Kemoheterotrof bergantung pada zat kimia
sebagai sumber energi dan memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon
(Hadiyanto dan Azim 2016). Kemoheterotrof terbentuk dari senyawa organik
dimana penerima elektron terakhir adalah O2, dan senyawa anorganik penerima
elektron terakhir tidak memerlukan O2.
4. Dari hasil percobaan Anda, apa yang terjadi jika Anda menambah gula
sebanyak dua kali lipat terhadap hasil percobaan di masing-masing gelas?
Jawab:
SIMPULAN
Konversi energi pada proses reaksi fermentasi terjadi pada pemecahan glukosa
menjadi karbondioksida dan etanol dengan bantuan ragi. Semakin banyak volume
CO2 dan lama waktu yang digunakan dalam proses fermentasi maka mol yang
dihasilkan semakin banyak pula. Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi
yaitu gula dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian Z, Aini F. 2016. Uji kadar alkohol pada tapai ketan putih dan sinngkong
melalui fermentasi dengan dosis ragi yang berbeda. Jurnal Biota. 2(1): 106-
111.
Campbell NA, Reece JB. 2008. Biologi edisi ke-8 jilid ke-2. Penerjemah: Hardani
W, Adhika P, editor. Jakarta: Erlangga.
Kumalasari, Indah Jayanti. 2011. Pengaruh variasi suhu inkubasi terhadap kadar
etanol hasil fermentasi kulit dan bonggol nanas (Ananas sativus). [Skripsi].
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Zulfanita, Z., Mudawaroch, R. E., dan Jeki Mediantari. 2017. Manajemen kesehatan
ternak melalui pemberian jamu herbal fermentasi. Surya abdimas. 1(1):38-
44.
Nama : Yulia Rahman PJP : Prof. Dr. Ir. Tatik Chikmawati, M.Si
NIM : E2401211018 Asisten Praktikum:
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mekanisme pewarisan gen dikemukakan oleh bapak genetika modern yaitu
Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Hukum Mendel dibagi menjadi dua
bagian, yakni Hukum Mendel I atau hukum segregasi bebas menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet, kedua gen induk yang merupakan pasangan alel akan
memisah sehingga tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Sedangkan hukum
Mendel II merupakan hukum yang menjelaskan proses berpasangan secara bebas
atau independen assortme(Akbar et al. 2015). Prinsip persilangan monohibrid yaitu
persilangan dengan satu sifat beda dan berkaitan dengan hukum Mendel I,
Keturunan F1 akan memiliki sifat sama salah satu induk dan dipengaruhi oleh alel
dominan dan resesif. Persilangan dihibrid melibatkan dua sifat beda dan berlaku
hukum Mendel II (Wijayanto et al. 2013). Uji khi-kuadrat digunakan untuk menguji
dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya dan menguji
ada tidaknya hubungan antara variabel (independency test), homogenitas antar sub-
kelompok dan bentuk distribusi (Ling 2014). Dasar uji khi-kuadrat adalah
membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang
diharapkan (E).
Hukum hereditas mendel adalah penurunan sifat dari induk kepada
keturunannya yang dihasilkan dari perkawinan antar individu yang mempunyai
perbandingan fenotipe maupun genotipe yang mengikuti aturan tertentu (Huda
2015). Penerapan pewarisan sifat pada tanaman dapat dilihat salah satu contohnya
pada sifat warna jagung dan tipe jagung manado kuning. Pada biji jagung terdapat
beberapa warna biji jagung seperti kuning, merah, ungu dan putih, perbedaan warna
ini dikendalikan secara genetik oleh sintesis pigmen biji jagung kelompok
antosianin dan karotenoid (Pamandungan dan Ogie 2018).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari pewarisan sifat tanaman berdasarkan
percobaan monohibrid dan dihibrid serta penerapannya pada pewarisan golongan
darah.
Alat dan bahan yang digunakan dalam video pertama, yaitu wadah plastik,
tisu atau kertas, plastik wrab, wadah bersekat untuk media tanam benih, kayu
sebagai penyangga, tali, cangkul, benih sweet pea, air, dan kompos. Alat dan bahan
yang digunakan dalam video kedua, yaitu penjepit yang tajam, etanol, label dan
bunga tanaman sweet pea (Lathyrus latifolius).
METODE
Tuliskan dalam bentuk bagan alir metode yang terdapat di video :
Growing Sweet Peas from Seed
siapkan benih sweet Media plastik diisi selembar Media plastik ditutup
peas yang telah dibeli, tisu dan diberi air sampai dengan plastik wrap dan
kemudian dibasahi dan permukaan tisu basah. Biji didiamkan semalaman.
didiamkan semalaman. sweet peas ditaruh di atasnya
dan disusun merata.
Siapkan lahan yang Setelah 7 hari kecambah akan Wadah bersekat yang telah disiapkan
sebelumnya telah diberi mulai tumbuh, tanaman yang diisi dengan kompos lalu beri sedikit
kompos dan tanah, susun empat sudah tumbuh sekitar 10-15 air secara merata dan letakkan benih di
tongkat lalu ikat ujunngnya cm dijepit ujung atas daun atas kompos tersebut lalu tutup
untuk menunjang pertumbuhan untuk mendorong tunas baru kembali dengan tipis secara merata dan
tanaman sweet peas yang diberi di sampingnya sehingga ditekan kuat agar udara hilang di
jarak masing-masing 30 cm. setiap tanaman akan sekitah benih
mendapat 3 batang.
1/4
2 Merah 1731 1738 0.028
Total 6952 1 6952 0.037
X -tabel (db=1, α = 0.005=3.841)
2
Gamet : U u
F1 : Uu
(Ungu)
Hasil persilangan F1 dengan F1
P2 : Uu >< Uu
(Ungu) (Ungu)
Gamet : U,u U,u
F2 :
U u
U UU Uu
(Ungu) (Ungu)
U Uu Uu
(Ungu) (Merah)
Pp
(Panjang)
Hasil persilangan F1 dengan F1
P2 : Pp >< Pp
(Panjang) (Panjang)
Gamet : P, p P, p
F2 :
P P
P PP Pp
(Panjang) (Panjang)
P Pp Pp
(Panjang) (Bulat)
Tabel 3 Uji Khi-kuadrat dan analisis fenotipe F2 untuk menguji bahwa gen
pengendali sifat warna bunga dan gen pengendali sifat bentuk polen adalah saling
bebas
No. Fenotipe F2 Observasi Hipotesis Harapan χ2-hitung
1 Ungu - Panjang 4831 9/16 3910,5 216.678
2 Ungu - Bulat 390 3/16 1303,5 640.185
3 Merah - Panjang 393 3/16 1303,5 635.987
4 Merah - Bulat 1338 1/16 434,5 1878.74
Total 6952 1 6952 3371.59
X2 – tabel (db=3, α=0.05)= 7.815
Perhitungan X2 – hitungan:
(Ungu-Panjang) X2 = (N1 - n1×N)2
───────
n1×N
= (4831 –9/16 ×6952)2
───────
9/16×6952
= 216.678
(Ungu-Bulat) X2
= (N2 – n2×N)2
───────
n2×N
= (390 –3/16 ×6952)2
───────
3/16×6952
= 640.185
(Merah-Panjang) X =(N3 – n3×N)2
2
───────
n3×N
= (393 –3/16 ×6952)2
───────
3/16×6952
= 635.987
6. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk Warna Bunga
dan Bentuk Polen tersebut
Gamet : UP up
F1 :
UuPp
Fenotip : (Ungu-Panjang)
F2 :
UP Up uP up
= 9 : 3 : 3 : 1
7. Kombinasi fenotipe ciri-sifat yang baru muncul pada F2 (tidak ada di tetua
maupun F1) terjadi karena mekanisme berpadu bebas atau pindah silang, dan
jelaskan mengapa?
Jawab: Karena dalam proses pembentukan gamet, setiap alel akan diturunkan
secara berpadu bebas kepada setiap gamet dan tidak selalu bersamaan, dengan
begitu memungkinkan untuk terbentuknya karakter-karakter baru yang beraneka
ragam pada keturunannya. Pembentukan karakter baru terjadi pada proses
pembalahan meiosis. Patah dan melekatnya kromatid mengikuti mekanisme pindah
silang pada proses meiosis fase profase. Terbentuknya rekombinasi baru pada
gamet disebabkan oleh pertukaran materi genetik oleh pasangan kromosom
homolog yang berpisah (Haqiqi et. al 2015)
Ayah Ibu
IAIA IBIB
Saya
IAIA
3. Analisis Genotipe Golongan Darah
Tabel 6 Genotipe golongan darah anggota keluarga
- Bagaimana genotipe golongan darah sistem- ABO anda, serta ayah dan
ibu kandung anda?
Jawab: Pada genotipe golongan darah ayah dan ibu sudah dapat
menentukan genotipe anak pada kasus ini, tetapi jika ditemukan kasus
dimana jika anak kandung tidak memiliki golongan darah berdasarkan
genotipe orang tuanya maka diperlukan tambahan data dari kakek dan
nenek dari pihak ayah dan pihak ibu.
Kemungkina 2
P : IAIA >< IAIO
Gamet : IA IA, IO
F :
IA IA
IA IAIA IAIA
IO IAIO IAIO
Kemungkinan 3
P : IAIO ><
IAIO
Gamet : IA , IO IA ,IO
F :
IA IO
IA IAIA IAIO
IO IAIO IOIO
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, genotipe golangan darah pratikan adalah
IAIO, sehingga ketika persilangan dilakukan dengan pasangan genotipe golongan
darah yang sama akan menghasilkan F1 dengan golongan darah A atau O. Hal ini
dapat terjadi karena golongan darah A memiliki sel darah merah ber-antigen A di
permukaan membran selnya sehingga menghasilkan antibody terhadap antigen B.
Antigen tersusun atas struktur karbohidrat dan protein yang berbeda-beda pada
masing-masing antigen. Oleh karena itu, golongan darah A hanya dapat menerima
golongan darah ber-antigen A atau O (Amroni 2017). Selanjutnya, persilangan
antara pasangan golongan darah ber-antigen A tidak akan menghasilkan golongan
darah ber-antigen B yaitu B dan AB, dan hanya memiliki probabilitas menghasilkan
golongan darah A homozigot, A heterozigot, dan O.
SIMPULAN
Amroni. 2017. Penerapan rule base system untuk mengetahui hasil perkawinan
antar golongan darah. Jurnal Ilmiah Media Sisfo. 10(2): 669.
Klug WS, Cummings MR, Spencer CA, Palladino MA. 2012. Concepts of Genetics.
Tenth Edition. San Fransisco (AS): Pearson Education, Inc.
Ling J. 2014. Analisis sentimen menggunakan metode naive bayes classifer dengan
seleksi fitur chi square . Jurnal Matematika. 93-95.
Pemandungan Y, Ogie TB. 2018. Pewarisan sifat warna dan tipe biji jagung
manodo kuning. Eugenia. 24(1).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari Teknik isolasi DNA untuk
mendapatkan DNA yang dapat digunakan sebagai template PCR, mempelajari
teknik elektroforesis gel agarose untuk memisahkan fragmen DNA, mempelajari
teknik amplifikasi DNA dengan Polymerase Chain Reaction.
Isolasi DNA
1. Simak Video Teknik Isolasi DNA Bagian I
https://www.youtube.com/watch?v=tcPgdR9_t64
dan Bagian II (https://www.youtube.com/watch?v=1PisbDHKXTU)
2. Jawablah pertanyaan di bawahini:
a. Apa fungsi dari buffer lisis?
Buffer lisis berfungsi untuk menghancurkan membrane sel dan
mengeluarkan DNA genom. Selain itu, buffer berperan sebagai inhibitor
enzim nuklease yang merupakan enzim pendegredasi DNA sehingga
struktur DNA selama proses penghancuran dan pemurnian tetap terjaga
(Iqbal et al. 2016).
b. Mengapa campuran buffer lisis dan sampel perlu diinkubasi pada suhu
tertentu?
Hal ini karena suhu berpengaruh nyata terhadap konsentrasi DNA.
Apabila suhu inkubasi terlalu tinggi maka DNA akan rusak, sebaliknya jika
suhu terlalu rendah maka membran dan jaringan sel tidak dapat hancur.
Selain itu, larutan buffer lisis juga memiliki suhu optimal untuk melakukan
kerjanya (Langga et al. 2012).
Elektroforesis Gel
1. Simak Video Teknik Elektroforesis Gel Agarosa
https://www.youtube.com/watch?v=vq759wKCCUQ
2. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa yang anda ketahui tentang gel agarose?
Gel agarose merupakan sirkuit elektrik yang digunakan untuk
memisahkan fragmen-fragmen DNA berdasarkan jumlah nukleotida
penyusunnya terhadap analisis hasil amplifikasi elektroforesis (Radji et al.
2010).
e. Apa yang menyebabkan fragmen DNA dapat terpisah satu sama lain pada
gel agarose?
Penyebab fragmen DNA dapat terpisah pada gel agarosa adalah
pemberian arus listrik pada elekroforesis gel agarosa. Hal tersebut yang
menyebabkan fragmen yang lebih besar dekat dengan elektroda negatif
yang ditandai dengan warna hitam pada tayangan praktikum.
f. Mengapa fragmen DNA yang berukuran lebih besar akan berada dekat
dengan kutub positif, sedangkan yang lebih kecil akan berada kearah
negatif?
Jika fragmen DNA kecil, pergerakan menuju kutub elektroda positif
akan lebih cepat karena molekul DNA akan dengan mudah melewati pori-
pori gel agarosa (Adhiyanto et al. 2020). Dengan fragmen DNA yang besar,
lajunya diperlambat karena penghambatan pori-pori kecil gel agarosa. Pada
hasil praktikum yang di dapat melalui tayangan video, elektroda positif atau
merah memiliki lebih sedikit gelembung daripada elektroda negatif atau
hitam yang sampelnya mulai bermigrasi ke pemberitahuan gel sebagai
sampel DNA.
5. Pada suhu berapa utas DNA bisa terpisah, dan pada suhu berapa utas DNA
bisa disintesis?
Jawab: Utas DNA dapat berpisah pada kisaran suhu 93-95 ℃ tergantung
pada panjang DNA template dan panjang DNA target yang digunakan.
Sedangkan suhu yang diperlukan agar utas DNA dapat disintesis adalah
72℃ pada proses ekstensi.
6. Berapa molekul DNA yang terbentuk dari satu molekul DNA yang
diamplifikasidengan PCR setelah 35 siklus
Jawab: Jumlah molekul DNA yang terbentuk dari satu molekul DNA yang
diamplifikasi dengan PCR dapatdihitung dengan menggunakan formula:
Y = (2n – 2n) X
Keterangan:
Y = Jumlah amplicon
n = Jumlah siklus
Y = (235 – 2(35)) 1
Y= (34.359.738.368 – 70)
Y= 34.359.738.298 molekul
10. Kondisi PCR seperti apa dari simulasi yang anda kerjakan yang
menghasilkan produk paling optimum?
Jawab: Berdasarkan hasil simulasi, kondisi PCR yang menghasilkan produk
paling optimum terjadi pada siklus 35 dengan suhu annealing 56˚C. Kondisi
ini memiliki hasil rata-rata simulasi PCR yang paling optimum diantara
hasil yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi S. 2011. Deteksi virus Hepatitis C (HCV) pada komunitas gigolo Surakarta
berbasis Nested PCR pada regio E1-E2 [skripsi]. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Langga IF, Restu M, Kuswinanti T. 2012. Optimalisasi suhu dan lama inkubasi
dalam ekstraksi DNA tanaman bitti (Vitex cofassusReinw) serta analisis
keberagaman genetik dengan teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains &
Teknologi. 12(3):265-276.
Larasati DUR. 2018. Limit of detection (LOD) fragmen DNA pengkode gen
sitokrom b (cyt b) babi (Sus scrofa) [skripsi]. Surabaya: Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Liana HA. 2017. Isolasi DNA Chlorella sp. Dengan Metode CTAB dan Identifikasi
Sikuen 18S rDNA [skripsi]. Malang (ID) : Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Satiyati RB, Nurmilah, Rosahdi. 2017. Identifikasi fragmen DNA mitokondria pada
suatu garis keturunan ibu dari sel epitel rongga mulut dan sel folikel akar
rambut. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi . 8(1): 13-27.
Septiari IGAA, Yustiantara PS, Yowani SC. 2015. Analisis primer untuk
amplifikasi promoter inhA multidrug resistance tuberculosis (MDR-TB)
dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Jurnal Kimia. 9(1): 117-
123.
Ulfin D, Kurniawan F, Fuad ARM. 2016. Penggunaan agar-agar komersial sebagai
media gel elektroforesis pada zat warna remazol: pengaruh komposisi
buffer, pH Buffer dan konsentrasi media. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2).
Lampiran:
Bagian isolasi DNA dikerjakan oleh Kevin Giovani Manurung
Bagian elektroforesis gel dikerjakan oleh Umi Zahro Laylatul Wardhah
Bagian teknik PCR dan pengumpulan data dikerjakan oleh Alin Yusriyatun
Ulwiyah, Galih Restu Pratama, dan Yulia Rahman
Nama :Yulia Rahman PJP : Prof. Dr. Ir. Tatik Chikmawati, M.Si
NIM : E2401211018 Asisten Praktikum:
PENDAHULUAN
Genetically Modified Organisms (GMO) merupakan organisme yang materi
genetiknya telah mengalami perubahan melalui teknik rekayasa genetika. Rekayasa
genetik yang dilakukan bertujuan menghasilkan sifat ungul pada suatu organisme
(Herlanti 2014). Berdasarkan struktur dan strategi dalam mengkontruksi transgenik,
jenis modifikasi genetik digolongkan menjadi 4 generasi, yaitu generasi pertama
atau satu sifat, tanaman mengandung satu atau lebih dari 6 elemen. Generasi kedua,
tanaman merupakan hasil persilangan anatara generasi pertama yang komersial.
Generasi ketiga yang disebut near-intragenics. Sedangkan, generasi keempat
digolongkan dalam dalm intragenik dan cisgenik (Prianto dan Yudhasasmita 2017).
Manfaat atau keuntungan dari GMO yaitu meningkatkan produktivitas yang dapat
tahan hama serta tahan penyakit, mengatasi masalah kekurangan pangan, dan
menghasilkan makanan-makanan yang lebih bergizi (Mahrus 2014). Dampak
positif yaitu tanaman transgenik miliki potensi sebagai teknologi ramah lingkungan
dan dapat membantu mengatasi masalah pertanian yang tidak mampu dipecahkan
secara konvensional. Selain itu, taman transgenik memiliki dampak negatif, yaitu
menimbulkan kekhawatiran produk yang disebabkan adanya anggapan bahwa
tanaman genetik hasil rekayasa genetik dapat memindahkan gen ke kerabat liar dan
menjadi gulma super, menimbulkan dampak bagi serangga, menyebabkan alergi,
keracunan, atau bahkan bakteri di dalam perut resisten terhadap antibiotik (Hidayat
2016).
Menurut PP (2005) tentang keamanan hayati Produk Rekayasa Genetik atau
PRG. Keamanan hayati adalah keamaan lingkungan, keamanan pangan atau
keamanan pakan. Pemberlakuan PP (2005) ditujukan untuk mencegah
kemungkinan timbulnya risiko yang merugikan bagi keanekaragaman hayati,
kesehatan manusia dan hewan dari proses produksi, penyiapan, penyimpanan,
peredaran, dan pemanfaatan pangan. PRG juga didefinisikan sebagai organisme
hidup, bagian atau hasil olahan yang mempunyai susunan genetik baru dari hasil
penerapan bioteknologi modern. Disisi lain GMO menjadi kontroversi dan dampak
negatif diberbagai aspek kehidupan masyarakat baik dalam bidang pertanian,
lingkungan, kesehatan, agama, budaya dan etika. Banyak pihak yang menilai GMO
bisa menggangu keanekaragaman hayati karena banyak makhluk hidup baru yang
tidak terdata. Selain itu secara kesehatan juga dikhawatirkan bisa menimbulkan
alergi bagi konsumen (Herlanti 2014).
Tujuan
Metode
Metode untuk melakukan pratikum yang pertama adalah dengan mencari
informasi mengenai produk GMO melalui jurnal maupun web resmi yang telah
valid. Informasi-informasi yang didapatkan seperti negara asal, produk genetik,
karakteristik perubahan disatukan ke dalam tabel pertama. Terkait tabel kedua,
pratikan mewawancarai orang-orang yang berada di tempat terdekat dari pratikan
membeli kebutuhan pokok terkait produk GMO dengan menggunakan recorder hp
dan menuliskan hasilnya pada buku catatan yang telah disiapkan sebelumnya oleh
pratikan. Jika keadaan tidak memungkin maka dapat digantikan dengan wawancara
online untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selain identitas narasumber juga
terkait pemahaman orang-orang terdekat pratikan mengenai GMO, seperti
pengertian GMO, contoh produk, negara asal, hingga cara membedakan antara
produk GMO dengan non-GMO. Setelah pertanyaan tersebut terjawab, hasil
wawancara disatukan dengan memasukkannya ke dalam tabel 2.
Pertanyaan Wawancara:
a. Nama bapak/ibu
b. Umur
Grafik: Umur
c. Peran (penjual/pembeli)
Grafik: Penjual/pembeli
d. Pekerjaan
Grafik: Pekerjaan
e. Pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, S3)
Grafik: Pendidikan terakhir lulus. (Ex: Sedang kuliah S1, maka
pendidikannya SMA)
f. Tempat wawancara (penjual keliling/warung/pasar/online atau lainnya)
Grafik: Tempat wawancara
g. Lokasi wawancara (Kelurahan/Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten,
Provinsi)
h. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu GMO? jika iya, Jelaskan!
Grafik: Ya/Tidak
i. Apakah bapak/ibu mengetahui produk-produk dari GMO? Jika bapak/ibu
mengetahui produk-produk GMO tersebut, sebutkan tiga contoh dari produk
GMO!
Grafik: contoh produk, tidak tahu
j. Jika bapak/ibu mengetahui pertanyaan huruf h dan i, dari mana bapak/ibu
mengetahui mengenai informasi tersebut?
Grafik: sumber informasi, tidak tahu
k. Apakah bapak/ibu mengetahui Negara yang banyak menghasilkan produk
GMO? jika ya, tuliskan nama Negara tersebut!
Grafik: Nama negara, tidak tahu
l. Apakah bapak/ibu mengetahui produk yang bapak/ibu beli merupakan
produk GMO atau bukan?
Grafik: Ya/Tidak
m. Apakah bapak/ibu mengetahui cara membedakan antara produk GMO atau
non-GMO di pasar? jika iya, Jelaskan!
Grafik: Ya/Tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Produk Perubahan Karakteristik Negara Produk Produk GMO dan Referensi (Jurnal/Buku/Dokumen/Laporan)
GMO Genetik Perubahan Asal Olahan Olahannya dapat Ditemukan
GMO di Tempat Anda (Ya/Tidak)
1 Padi Penyisipan gen Mengandung Fliphina Beras Ya Sugianto 2017
dari tumbuhan provitamin A emas
narsis, jagung, dalam golden
dan bakteri jummlah rice
Erwinia kepada banyak
kromosom
tumbuhan padi
Pertanyaan
No.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
1. Winda 30 Penjual Pemililik SMP Warung Balai Jariang, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
warung Labuh Gunung,
harian Kec. Lareh Sago
Halaban, Kab. 50
Kota, Sumatera
Barat
2. Sarah 18 Pembeli Mahasiswa SMA Online Tanjung Gadang Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Habibah Rumah, Kec.
Lareh Sago
Halaban, Kab. 50
Kota, Sumatera
Barat
3. Amelia 19 Pembeli Mahasiswa SMA Online Asrama Putri Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Safitri Politeknik
Pertanian Negeri
Payakumbuh,
Koto Nan
Ampek,
Payakumbuh,
Sumatera Barat
4. Nasya 18 Pembeli Mahasiwa SMA Online Desa Cigawir, Iya, Organisme Kedelai, Materi Amerika Iya Dilihat dari
Fadillah Kec. Selaawi, yang material jagung, perkuliaha Serikat, labelnya
Kab. Garut, Jawa genetikanya papaya n, artikel Jepang menggunakan
Barat telah dan dan produk GMO
dimodifikasi internet Indonesia atau tidak,
menggunakan umur simpan
metode lebih lama
rekayasa
genetik
5. Fajrilla 18 Pembeli Mahasiswa SMA Online Tembung, Kec. Iya, organisme Kedelai, Internet Indonesi Tidak Tidak
Santika Percut Sri Tuan, yang gen- Jagung, a
Kab. Deli gennya telah Tomat
Serdang, Sumatera diubah dengan
Utara menggunakan
teknik
rekayasa
genetik
6. Zaura 18 Pembeli Mahasiswa SMA Online Kota Padang, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Adrian Sumatera Barat
Putri
7. Rahmat 19 Pembeli Mahasiswa SMA Online Alang Laweh, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Fauzan Halaban, Kec.
Lareh Sago
Halaban, Kab. 50
Kota, Sumatera
Barat
8. Syafri 20 Pembeli PNS D3 Online Jorong Atas Ya tahu. GMO Jagung Internet, Amerika, Iya Kalau untuk
Laban, Halaban, adalah manis, materi Indonesi bedanya
Kec. Lareh Sago Genetically buah- perkuliha a biasanya
Halaban, Kab. 50 Modified buahan n produk
Organism tanpa biji, GMO dari
Kota, Sumatera yaitu kedelai sisi
Barat organisme/ yang penampakan
mahluk hidup ukurannya lebih besar
yang telah besar- dan bagus,
dirubah besar kulit mulus
DNAnya tanpa cacat
dengan dan
rekayasa sempurna,
genetika. bisa ukuran dan
terjadi di warna lebih
tanaman, seragam,
binatang dan dan biasanya
mikroorganism ada promosi
e lainnya yang
(bakteri, disampaikan
jamur, virus), "buah tanpa
dimana biji",
organisme
tersebut
tumbuh dan
menghasilkan
sesuatu yang
tidak
dilakukan
secara
wajar/harfiahn
ya namun
dimodifikasi
sedemikian
rupa untuk
meningkatkan
hasilnya
seperti
memperpende
k waktu panen,
kebal terhadap
penyakit/hama,
dll.
9. Sanur 58 Penjual Tukang SMP Penjual Kapalo Koto, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
sayur keliling Halaban, Kec.
keliling dekat Lareh Sago
rumah Halaban, Kab. 50
Kota, Sumatera
Barat.
10. Rizal 63 Penjual Penjual SMP Penjual Batu aia, Pakan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Bakso keliling Rabaa, Kec. Lareh
Keliling ke daerah Sago Halaban
dekat
rumah
peran
penjual pembeli
Umur
60 58 30 20 19 18
Mahasiswa Penjaga warung Tukang sayur keliling tukang bakso keliling PNS
Pendidikan
SMP SMA D3
tidak iya
tidak iya
SIMPULAN
Pada penerapannya, Genetically Modified Organism (GMO) digunakan
untuk mendapatkan sifat organisme unggul yang diinginkan melalui modifikasi
genetik. Produk GMO sudah beredar di masyarakat, seperti kedelai, jagung,
kentang, padi, dan lain-lainnya. Perkembangan produk GMO juga terus terjadi
untuk menyediakan jumlah pangan yang cukup saat peningkatan populasi dan
kebutuhan mayarakat. Namun, kurangya pengetahuan membuat masyarakat tidak
mengetahui tentang peredaran produk GMO, salah satunya disebabkan kurangnya
sosialisasi dari pemerintah mengenai produk GMOdan non-GMO. UPeran
pemerintah dalam memberikan label pada makanan juga sangat penting untuk
membedakan antara produk GMO dan non-GMO.
DAFTAR PUSTAKA
Manilasari S. 2019. 3 Cara sederhana membedakan buah sayur organik dan yang
sudah dimodifikasi atau transgenik. [Diakses 30 Oktober 2021] pada:
http://style.tribunnews.com/2019/08/03/3-cara-sederhana-membedakan-
buah-sayur-organik-dan-yang-sudah-dimodifikasi-atau-transgenik.
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Dasar Teori:
Tujuan:
Pratikum ini bertujuan membuka wawasan tentang biomimikri dan
mengetahui berapa banyak yang bisa kita pelajari dari kehidupan organisme lain di
alam.
HASIL PENGAMATAN
b. Biomimikri 2
Nama spesies : Nyamuk (Culicidae)
Bidang biomimikri : Kesehatan atau medis
Permasalahan : Rasa sakit pada jarum suntik menyababkan sekitar
10 % penduduk Amerika mengalami ketakutan akibatnya menghalangi
proses seseorang untuk tes darah, mendeteksi penyakit, pemberian vaksin
dan sebagainya.
Keuntungan : Pengobatan yang menggunakan jarum suntik
menjadi bebas rasa sakit dan terbukti lebih aman dan efektif
c. Biomimikri 3
Nama spesies : Paus Bungkuk (Megaptera novaeangliae)
Bidang biomimikri : Energi dan teknologi pada turbin
Permasalahan : Turbin konvensional membutuhkan kecepatan
rotasi tinggi untuk menghasilkan daya listrik
Keuntungan : Dengan baling-baling yang bentuknya terinspirasi
dari sirip paus, turbin dapat menghasilkan jumlah daya sama pada 10 mil
per jam yang dihasilkan turbin konvensional dengan kecepatan rotasi yang
lebih rendah yaitu pada 17 mil per jam.
d. Biomimikri 4
Nama spesies : Hiu (Selachimorpha)
Bidang biomimikri : Olahraga
Permasalahan : Perenang mengalami tekanan air yang pasif saat
berada di bawah air, sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk bergerak
maju.
Keuntungan : Terinspirasi dari kulit hiu yang disebut dentikel
dermal, ketika bergerak dermal akan menciptakan zona tekanan rendah dan
menarik hiu kedepan sehingga mempercepat kecepatan dalam renang.
Akhirnya, hiu diadaptasi dan diterapkan pada pakaian renang atlet
olimpiade sehingga atlet renang dapat berenang dengan cepat tanpa
hambatan dengan meminimalisir gaya gesekan.
e. Biomimikri 5
Nama spesies : Kumbang Stenocara (Gracilipes stenocara)
Bidang biomimikri : Energi atau teknologi air dari udara
Permasalahan : Kondisi bumi yang mudah mengalami kekeringan
saat musim kemarau membuat penduduk bumi mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan air untuk berbagai aktivitas.
Keuntungan : Kumbang dapat mengeluarkan air dari udara
dengan menarik uap air kabut, tetesan, lalu meluncur dari gundukan
kesaluran kecil dari dari mulut kumbang. Maka dari itu, menginspirasi para
ilmuwan untuk menciptakan teknologi yang memproduksi kondensasi uap
air di atmosfer.
f. Biomimikri 6
Nama spesies : Burung Pelatuk (Picus)
Bidang biomimikri : Transpostasi
Permasalahan : Black box atau kotak hitam adalah alat rekam data
pada pesawat yang memiliki struktur rentan akan guncangan dan tekanan
tinggi sehingga ketika terjadi kecelakaan jatuhnya pesawat, akibat
kurangnya pengamanan pada kotak hitam maka kotak hitam akan sangat
mudah hancur.
Keuntungan : Burung pelatuk memiliki struktur paruh khusus
yang dapat membuat mereka tahan akan guncangan diantaranya paruh yang
keras dan elastis, tulang tengkorak yang berongga, dan terdapat ruang
cairan antara tengkorak, serta struktur khusus yang melekat pada lidah yang
disebut hyloid. Dari bentuk paruh burung inilah yang menginspirasi para
peneliti menciptakan apllikasi yaitu black box (kotak hitam) yang dapat
meredam guncangan sehingga tidak rusak lagi jika pesawat mengalami
guncangan hebat.
g. Biomimikri 7
Nama spesies : Cumi-cumi (Cephalopoda)
Bidang biomimikri : Militer
Permasalahan : Pakaian tentara yang tidak mampu beradaptasi
dengan linkungan dapat dengan mudah diketahui oleh musuh
Keuntungan : Cephalopoda dapat mengubah warna kulit sehingga
dapat melakukan penyamaran dan memungkinkan untuk bersembunyi dari
pemangsa. Hal ini kemudian dikembangkan para peneliti untuk membuat
pakaian tentara dengan menggunakan perangkat yang mampu mendeteksi
lingkungan disekelilingnya hanya dalam hitungan detik. Sehingga dengan
sifat kamulflase ini tentara tidak diketahui oleh musuh.
h. Biomimikri 8
Nama spesies : Rayap (Isoptera)
Bidang biomimikri : Arsitektur
Permasalahan : Bangunan yang selau terasa panas di Zimbabwe
membuat pemilik gedung membutuhkan AC agar udara dalam ruangan
tersebut terasa sejuk. Namun pemilik gedung tidak ingin menghabiskan
banyak uang untuk membeli AC.
Keuntungan : Terinspirasi dari rayap rumah rayap yang memiliki
sistem ventilasi alami. Suhu dalam rumah rayap tetap sejuk meski dalam
kondisi panas. Akhirnya, di Zimbabwe dibangun gedung-gedung pusat
perbelanjaan dengan menerapkan sistem konveksi alami. Saat ini sistem
tersebut dapat menurunkan penggunaan energi sebesar 10% dari
penggunaan sebelumnya.
i. Biomimikri 9
Nama spesies : Biji Burdock (Xanthium strumarium)
Bidang biomimikri : Tekstil
Permasalahan : Anak-anak yang biasanya mengalami kesulitan
mengikat tali sepatu, menutup resleting tas, atau mengancingkan baju
Keuntungan : Terinspirasi dari biji burdock yang mudah
menempel pada bulu anjing, akhirnya ditemukan Velcro yang berfungsi
sebagai peerekat dan mudah dilepas. Biasanya diaplikasikan pada sepatu,
dompet, tas, dan pakaian. Hal ini memudahkan anak-anak dan orang lain
mudah menggunakannya sehingga tidak memakan waktu lama untuk
pemakaiannya.
j. Biomimikri 10
Nama spesies : Burung (Aves)
Bidang biomimikri : Transportasi
Permasalahan : Mobilasi yang terjadi di darat semakin padat untuk
itu mendorong manusia menciptakan inovasi transportasi udara. Selain itu,
keinginan manusia untuk terbang juga menjadi pemicu terciptanya inovasi
ini.
Keuntungan : Sejarah desain penerbangan Leonardo Da Vinci
telah membuka prinsip dalam menunjukkan bahwa manusia berpotensi
dapat terbang. Banyak peneliti yang terinspirasi dari cara burung terbang,
akhirnya dibuat pesawat terbang dengan guna mempermudahkan manusia
melakukan perjalanan jauh serta dapat menghemat waktu dan energi.
DAFTAR PUSTAKA
Mutmainah AF. 2020. Penerapan konsep biomimikri desain pada theme park orchid
pavilion di kota Baru Parahyangan. Repository Tugas Akhir Arsitektur,
13(5): 1-10.
Sidiqa AN. 2013. Biomimetik pada bahan kedokteran gigi. Jurnal Material
Kedoktersn Gigi. 2(1): 1-8.
Nama :Yulia Rahman PJP : Prof. Dr. Ir. Tatik Chikmawati, M.Si
NIM : E2401211018 Asisten Praktikum:
PENDAHULUAN
Istilah “Fitoremediasi” merupakan kombinasi dari dua kata yaitu phyto yang
berarti tumbuhan dan remedium berarti memperbaiki atau membuang makhluk
jahat. Fitoremediasi pada dasarnya adalah penggunaan tumbuhan dan asosiasi
mikrobia tanah untuk mengurangi konsentrasi atau mengurangi pengaruh racun
bahan pencemar. Menurut Handayanto et al. (2017) fitoremediasi dapat digunakan
untuk menyingkirkan logam berat, radionuklida, dan pencemar organik (seperti
hidrokarbon aromatik dan pestisida). Tumbuhan menyerap bahan pencemar dari
lingkungan dan menetralkan daya racun bahan pencemar tersebut melalui berbagai
mekanisme.
Mekanisme dan efisiensi fitoremediasi bergantung pada jenis kontaminan,
ketersediaan hayati dan sifat tanah (Li et al. 2012). Ada beberapa mekanisme kerja
fiteoremediasi dalam mereduksi polutan terdiri dari tahapan pertama
Phytoacumulation, yaitu proses tanaman dalam menarik zat-zat yang
terkontaminan dalam tanah. Tahapan Kedua Rhizofiltration, yaitu proses akar
tumbuhan dalam mengabsorpsi zat-zat kontaminan. Tahapan ketiga
Phytostabilization, yaitu proses tumbuhan dalam menarik zat-zat kontaminan
tertentu kebagian akar tanaman karena tidak dapat diteruskan kebagian lain
tanaman. Tahapan Keempat Ryzhodegradation, yaitu proses tumbuhan dalam
menguraikan zat-zat kontaminan. Tahapan Kelima Phytodegradation, yaitu proses
penyerapan polutan oleh tumbuhan untuk proses metabolisme tanaman. Sedangkan
tahapan keenam Phytovalatization, yaitu proses penyerapan polutan oleh tumbuhan
dan merubahnya menjadi bersifat volatile agar tidak berbahaya ketika diuapkan ke
atmosfer (Patandungan et al. 2014). Penerapan fitoremediasi dinilai dapat
mengurangi pencemaran air dari logam beracun dan polutan organik yang
terkontaminasi.
Tujuan
Alat yang digunakan meliputi wadah air berupa toples bening berukuran
besar sebanyak 2 buah. Bahan yang digunakan meliputi air limbah (bekas cucian
baju) dan air bersih. Bahan tanaman yang digunakan berupa eceng gondok
(Eichornia crassipes).
Metode
Dua buah toples bening yang berukuran sama dengan volume minimal 10
liter disiapkan. Eceng gondok (Eichornia crassipes) disiapkan sebagai agen
fitoremediasi. Masing-masing air sebanyak 10 liter ditempatkan pada toples. Pada
toples pertama, diisi air limbah. Sedangkan, pada wadah kedua diisi air bersih.
Tingkat kejernihan air/kekeruhan air diamati. Pada setiap toples, ditempatkan dua
eceng gondok (Erichornia crassipes) hidup dengan ukuran relatif sama dengan
memperhatikan jumlah daun dan perakaran yang sehat, kemudian catatat. Wadah
ditempatkan pada tempat yang terlindungi, tidak ditempat terbuka untuk
menghindari masuknya sumber lain, misalnya air hujan. Diusahakan tanaman tidak
terpapar pancaran sinar matahari langsung, hal ini untuk menghindari
evapotranspirasi yang berlebihan. Pengamatan dilakukan selama dua minggu, pada
akhir pengamatan, jumlah daun yang ada dicatat dan jika ada kerusakan atau
kematian daun, diamati. Selain itu, kejernihan air/kekeruhan air juga ikut diamati.
Jangan lupa didokumentasikan untuk laporan praatikumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 Kondisi awal eceng gondok di Gambar 2 Kondisi awal eceng gondok di
air tercemar. air bersih.
Gambar 3 Kondisi eceng gondok di air Gambar 4 Kondisi eceng gondok di air
tercemar setelah satu minggu. bersih setelah satu minggu.
Gambar 5 Kondisi eceng gondok di air Gambar 6 Kondisi eceng gondok di air
tercemar setelah dua minggu. bersih setelah dua minggu.
PEMBAHASAN
Setelah 2 minggu pengamatan, perubahan tingkat kejernihan air dari hari kehari
mengalami perubahan, air yang awalnya tercemar/kotor mulai menjadi jernih dan
kotoran-kotaran mengendap kebawah di bagian akarnya, adanya perubahan ini
disebabkan oleh proses fitoremediasi tanaman eceng gondok dalam menyerap
polutan organik melalui akarnya (Djo et al. 2017). Sedangkan, pada air jernih 3 hari
pertama muncul sedikit kotoran yang berasal dari akar tanaman, namun air masih
terlihat jernih. Eceng gondok mampu menyedot air dan menguapkannya ke udara
melalui proses penguapan (Ratnani et al. 2011) sehingga tingkat kejernihan untuk
air yang tercemar berbeda dengan sebelumnya. Air tercemar menjadi lebih jernih
karena pencemaran tersebut diserap oleh eceng gondok dan menguap keudara. Akar
tanaman eceng gondok mampu menyerap racun logam, logam tersebut kemudian
disimpan dalam vakuola yang nantinya akan digunakan untuk mengolah enzim
yang dapat menurunkan kadar racun logam tersebut. Hal inilah yang menyebabkan
eceng gondok mampu hidup diperairan yang memiliki kandungan logam yang
tinggi.
Parameter dalam pratikum ini berupa pH karena limbah detergent yang bersifat
alkalis dan air bersih yang digunakan sebagai pengenceran detergent mengandung
kapur. Adanya zat kapur di dalam air akan mengubah sistem penyangga air dan
mengakibatkan perubahan nilai pH, pH berperan penting dalam fitoremediasi
karena berpengaruh pada kelarutan unsur hara yang menyebabkan adanya
pertumbuhan bagi tanaman. Kondisi pH yang baik untuk penyerapan fosfat oleh
tanaman berkisar antara 6-8, dibawah atau diatas angka tersebut maka penyerapan
unsur fosfat akan terganggu (Nurfadilah et al. 2016). Parameter lain yang harus
ditentukan untuk mengukur perubahan air adalah tingkat keasaman, DO (Dissolved
Oxygen), TDS (Total Dissolved Supended), suhu dan kadar tembaga (Haerunnisa
2014).
Berdasarkan pengamatan, eceng gondok yang berisi air tercemar mengalami
pengurangan jumlah daun, sedangkan eceng gondok pada wadah yang berisi air
bersih terjadi pengurangan dan penambahan daun secara berskala. Selain itu,
terlihat perubahan dan pengurangan daun terjadi selama 10 hari perlakuan.
Perlakuan pada hari ke-14 eceng gondok pada air tercemar dinyatakan mati karena
semua daun telah berubah warna menjadi kecoklatan dan kering dengan jumlah
kesegaran daun segar nol. Kematian pada tanaman ini diduga karena faktor
eksternal yaitu kurangnya paparan sinar matahari dan suhu belum memenuhi syarat
pada metode fitoremediasi dengan system tampungan sehingga tanaman tidak
mampu bertahan lebih lama (Novita et al. 2019). Hal lain juga disebabkan logam
yang sudah masuk kedalam tanaman akan dieksresikan dengan cara menggugurkan
daun yang sudah tua sehingga nantinya dapat mengurangi kadar logam tersebut
(Oktavia et al. 2016).
Tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) dapat digunakan sebagai agen
fitoremediasi karena eceng gondok merupakan tanaman yang memiliki toleransi
tinggi terhadap logam berat. Kelebihan tanaman eceng gondok (Eichornia
crassipes) yaitu lebih optimal dalam menyerap senyawa nitrogen dan fosfor yang
tercemar, sedangkan kekurangannya yaitu belum optimalnya dalam penurunan
pencemaran logam Cu dan Cr. Hal ini dikarenakan belum optimalnya kemampuan
mikroorganisme yang menempel pada akar eceng gondok dalam menguraikan
senyawa logam (Djo et al. 2017). Selain eceng gondok, ada tanaman lain yang
berperan sebagai fitoremediator, yaitu kiambang (Salvina molesta) dan kayu apu
(Pistia stratiotes L.). Tanaman kiambang (Salvina molesta) dapat digunakan
sebagai agen fitoremediasi. Kelebihan tanaman ini yaitu mampu tumbuh dalam
perairan dengan kadar nutrisi yang rendah dan mempunyai kekurangan akar yang
lebat dan panjang, berpotensi menghalangi penetrasi cahaya ke dalam air (Oktavian
et al. 2016). Tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L.) termasuk tanaman
fitoremediator yang dapat mengikat logam berat pada jaringan akar. Kelebihan
tanaman ini, yaitu mampu menurunkan Pb lebih tinggi dibandinngkan tanaman
Echinodorus radicans, sedangkan kekurangannya yaitu akarnya yang mudah
memendek disebabkan karena suhu tinggi dan toksitas meningkat (Billah et al.
2020).
Pengayaan
1. Apakah perbedaan antara fitoekstrasi dan fitodegradasi?
Fitoekstrasi merupakan penyerapan logam berat oleh akar tanaman
dan mengakumulasi logam berat kebagian-bagian seperti akar, batang, dan
daun atau proses ekstraksi dan akumulasi polutan dari lapisan tipis tanaman
yang dapat dipanen untuk mendapatkan kembali polutan yang bernilai
ekonomis. Sedangkan fitodegradasi adalah metabolisme logam berat di
dalam jaringan tanaman oleh enzim seperti dehalogenase dan oksigenase
yaitu proses remediasi polutan yang disebabkan terjadinya perubahan
molekul organik kompleks menjadi sederhana. Proses ini melibatkan
metabolisme kontaminan di dalam jaringan tumbuhan (Hisyam 2016).
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nur F. 2013. Fitoremediasi logam berat kadmium (Cd). Biogenesis Jurnal Ilmiah
Biologi. 1(1): 74-83.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan memahami mekanisme pembuatan preparat ulas
darah, mengidentifikasi bentuk sel darah merah dan sel darah putih pada berbagai
hewan vertebrata serta bagian-bagiannya, dan memahami salah satu contoh
mekanisme pengujian kelainan genetik pada manusia.
Hasil Pengamatan
Tetesan darah
Letakkan kaca Kaca preparat
diratakan
preparat di atas dibiarkan sampai
menggunakan kaca
cawan petri darah mengering
preparat lain dengan
selama 1 menit
sudut 450 secara
cepat dan lembut
Kaca preparat di
Sebanyak satu tetes Bersihkan kaca
letakkan di bawah
minyak imersi preparat dan cuci
mikroskop cahaya
diteteskan pada
dan amati dengan dengan air suling
kaca preparat
perbesaran 40x lensa
okuler dan 100x
lensa objketif
nnn mmkkkmmmm
3. Praktikum mandiri tiga uji kelainan genetik pada manusia – penapisan dan
pengujian prenatal
Simpulan
Gallo SSM, Ederli NB, Boa-Morte MO, Oliveira FCR. 2015. Hematological,
morphological and morphometric characteristics of blood from rhea, Rhea
americana (Struthiobiformes: Rheidae): a standard for brazilian birds.
Brazilian Journal of Biology. 75(4): 953-962.
Lestari FA, Mariyati LI. 2016. Resiliensi ibu yang memiliki anak Down Syndrome
di Sidoarjo. Jurnal Psikologi. 3(1): 141-155.
Mediarti D, Sulaiman, Rosnani, Jawiah. 2014. Pengaruh yoga antenatal terhadap
pengurangan keluhan ibu hamil trisemester III. Jurnal Kedokteran dan
kesehatan. 1(1): 47-53.
Mulyani GT, Fibrianto YH, Budipitojo T. 2012. Pengaruh penangkaran terhadap
profil eritrosit lumba-lumba hidung botol dari perairan laut jawa. Jurnal
Sain Veteriner. 30(1): 51-56.
Ridwan IA, Utama IH, Dharmawan NS. 2019. Gambaran ulas darah kodok lembu
(Lithobates catesbeianus). Indonesia Medicus Vaterinus. 8(6): 836-843.
Rousdy DW, Linda R. 2018. Hematologi perbandingan hewan vertebrata: lele
(Clarias batracus), katak (Rana sp), kadal (Eutropis multifasciata), merpati
(Columba livia) dan mencit (Mus musculus). Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi.
7(1): 1-13.
Syarafina RF. 2014. Gambaran dan profil sel darah putih pada lumba-lumba hidung
botol (Tursiops aduncus) di pusat konservasi mamalia air PT. wersut seguni
Indonesia [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nama :Yulia Rahman PJP : Prof. Dr. Ir. Tatik Chikmawati, M.Si
NIM : E2401211018 Asisten Praktikum:
Kelas / Kelompok : ST14. 2 1.Yasmin Alifah Syarafina A24180171
Hari, Tanggal : Senin, 22 Nov 2021 2. Rifki Setiadi E34180015
3. Titis Ayuningtyas Dyah K F14190089
4. Daffani Zahda T G34190011
Tujuan
Praktikum online ini bertujuan mengidentifikasi keanekaragaman hayati
yang ada di lingkungan sekitar rumah, menganalisis potensi ekonominya, dan
strategi konservasinya.
Metode
Mengunduh dan menginstal aplikasi google lens dan google maps pada
smartphone, pengamatan atau observasi dilakukan secara langsung. Pengamatan
dilakukan dengan cara mengamati satu habitat atau lokasi pengamatan di
lingkungan sekitar yang sudah ditentukan dan ditandai melalui aplikasi google
maps. Organisme-organisme yang terdapat pada lokasi tersebut diidentifikasi dan
dicari deskripsi nama lokal, nama ilmiah, deskripsi habitat, serta potensi wisatan
dan referensinya.
HASIL PENGAMATAN
A. Lokasi Pengamatan
B. Deskripsi Habitat
Ananda H, Zuhrotun A. 2010. Aktivitas tanaman lidah buaya (Aloe vera) sebagai
penyembuh luka. Jurnal Farmaka. 15(2): 82-89.
Anggriana A, Muhardi, Rostiati. 2017. Karakteristik buah nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk) siap saji dipasarkan di kota palu. Jurnal Agrotekbis.
5(3): 278-283.
Subekti K, Arlina F. 2011. Karakteristik genetik eksternal ayam kampung di
kecamatan sungai pagu kabupaten solok selata. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan. 14(2): 74-86.