KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
DISUSUN OLEH :
IMELDA PALINGGA
F0H020002
KELAS : 2B
DOSEN PENGAMPUH :
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KASUS
Tn. D berusia 38 tahun datang ke ruang IGD dengan berat badan 60 kg. Setelah dilakukan
pengkajian, didapatkan data: klien mengalami kekacauan mental, pupil mata dilatasi, sering
muntah-muntah, bau alkohol. Dokter mengatakan klien keracunan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat untuk kasus diatas ?
1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban minum air
putih atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan
racun.
2. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah dengan kepala
menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak.
3. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.
4. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan
pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan.
5. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-bahan seperti pembersih toilet,
cairan antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta cairan pemantik
api.
Penatalaksanaan :
1. ABC (Pastikan Kondisi Pasien Stabil)
2. Bilas lambung, arang aktif diberikan, dan katartik diberikan jika pestisidanya sudah tertelan.
Kulit dan baju harus didekontaminasi dengan cepat.
3. Antidotum Atropin sulfat IV 0,05 mg/kg, dalam 10-30 menit. Dalam 2 jam pertama dapat
diberi atropin sulfat dengan aman sampai 12 mg.
4. Berikan larutan 1 g pralidoksim dalam air secara IV (500 mg/menit), perlahan-lahan, ulangi
setelah 30 menit jika pernafasan belum normal dan atau kelemahan otot masih ada
STANDAR PROSEDUR BILAS LAMBUNG
BILAS LAMBUNG
No Dokumen No Revisi Halaman
25 Februari 2022
Prodi D3
Keperawatan
FMIPA UNIB
Pengertian Membersihkan lambung dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air ke /
dari lambung dengan menggunakan NGT.
Tujuan 1. Untuk pembuangan urgen subtansi dalam upaya menurunkan absorpsi
sistemik
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi
Tahap Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien Meletakkan bengkok di
bawah dagu pasien.
4. Meletakkan ember yang diberi alas kain pel ke dekat pasien
5. Menentukan panjang slang penduga yang masuk ke dalam lambung
6. Memberi pelicin pada ujung penduga lambung
7. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara menekuk/diklem
8. Memasukkan slang penduga pelan-pelan ke dalam lambung melalui
hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan menelan slang penduga perlahan-
lahan sambil menarik nafas dalam
9. Meyakinkan slang penduga masuk ke dalam lambung dengan cara : 7
10. Memasukkan ujung slang penduga sampai terendam dalam mangkok
berisi air dan tidak tampak gelembung udara dan air.
11. Setelah yain slang penduga masuk ke lambung pasien. psosisi diatur
miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah.
12. Memasang corong pada pangkal slang kemudian masukkan air/cairan.
Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung dan
ditampung dalam ember.
13. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan yang
keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau racun.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Dokumentasi
Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan