EKOSISTEM PANTAI
DISUSUN OLEH :
ELITAHLIA (1930702016)
YULIAWANI (1930702054)
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
PENGERTIAN
Pantai berbatu merupakan salah satu jenis pantai yang tersusun oleh
batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras atau secara
umum tersusun oleh bebatuan.
Ekositem pantai pasir merupakan zona litoral yang terkena ombak terus
menerus dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam. Pantai berpasir terbentuk
dari bebatuan dan karang yang hancur karena hantaman air laut lalu terseret oleh
gelombang menuju tepi laut dan membentuk Pantai Berpasir, selain itu, pasir juga
dibawa oleh aliran sungai yang mengalir ke tepi laut.
1. Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah laut yang
berbatasan dengan daratan.
2. Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal 30% dari jumlah
total luas pesisir.
3. Terdapat pola usaha budidaya jenis air payau dengan berpegang pada
wawasan lingkungan yang baik.
4. Pencemaran pantai bisa dikendalikan secara baik dengan metode alamiah atau
dengan campur tangan manusia.
5. Pantai berperan sebagai rumah yang baik bagi mahluk hidup dan bisa menjadi
sumber penghidupan bagi manusia di sekitarnya.
1. Bencana Tsunami
Bencana Tsunami pada tahun 2004 serta cuaca buruk yang terjadi
pada musim timur merupakan penyebab kerusakan terumbu karang dan
mangrove di Pulau Sabang. Dari hasil analisis terlihat bahwa bebesar
(56,1%) penyebab perubahan ekosistem karang dikarenakan bencana
Tsunami. Bencana tsunami telah menyebabkan hanyut terumbu karang dan
hilangnya luasan ekosistem pantai (Purbani, 2014).
Penanggulangan Tsunami :
2. Abrasi Pantai
Abrasi pantai merupakan perubahan dataran pantai yang
menyebabkan mundurnya garis pantai (Bird 2008; Alongi 2008;
Ongkosongo 2010).
a. Faktor klimatologi
perubahan iklim, badai, gelombang, peningkatan muka air laut,
perpindahan sudut datang gelombang, pasang surut, dan
ketidakseimbangan neraca sedimen. Ketidakseimbangan neraca
sedimen pantai terutama akibat aktivitas manusia penambangan pasir
(Bird 2008), penanggulan pantai (Ongkosongo 2010), dan konstruksi
bendungan yang mengurangi sedimentasi dan mengganggu aliran air di
muara sungai dan pantai (Palanques dan Guillen 1998).
b. Faktor tektonik seperti uplift dan subsidence
Erosi Pantai/Abrasi, dapat merusak kawasan permukiman, objek
wisata bila ada dan prasarana kota yang berupa mundurnya garis pantai.
Erosi pantai dapat terjadi secara alami oleh serangan gelombang atau
oleh kegiatan manusia yang menebang hutan bakau, pengambilan
karang, pembangunan lain di daerah pantai. Pembelokan dan
pendangkalan muara sungai, yang dapat menyebabkan tersumbatnya
aliran sungai yang dapat mengakibatkan banjir di daerah hulu.
Sedimentasi di daerah pantai menyebabkan majunya pantai sehingga
dapat menyebabkan masalah pada drainase yang kemungkinan dapat
menyebabkan di wilayah tersebut tergenang. Pencemaran lingkungan
oleh limbah dari kawasan industri ataupun permukiman yang dapat
merusak ekologi pantai. Penurunan tanah dan intrusi air asin
diakibatkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga
menyebabkan air laut masuk ke rongga air tanah. Sehingga air di
wilayah tersebut terasa asin atau payau. Sektor pariwisata menjadi
sektor yang strategis untuk menambah pendapatan daerah. Akan tetapi
juga menimbulkan masalah ekologi pantai. Dengan adanya pariwisata
maka banyaknya pengunjung yang datang tidak semuanya dapat
terkendali untuk menjaga keindahan pantai, selain itu lingkungan
sekitar yang dibangun tempat penginapan atau fasilitas lain juga dapat
merusak dan mencemari wilayah pantai.
PENANGGULANGAN
Purbani Dini, Terry Louise Kepel, 2014. Coral Reef Condition in Weh
Island After Mega Tsunami Disaste. J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN,
Vol. 21, No.3: 331-340