Anda di halaman 1dari 4

‫هّٰللا‬

ِ ‫بِس ِْم ِ الرَّحْ مٰ ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬

 ‫اَ ۡل ٰهٮ ُك ُم ال َّت َك ُاث ۙ ُر‬


Al haaku mut takathur

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-1 


ؕ‫َح ٰ ّتى ُز ۡر ُت ُم ۡال َم َق ِاب َر‬
Hatta zurtumul-maqoobir

2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-2 

 ‫ف َت ۡع َلم ُۡو ۙ َن‬


َ ‫َكاَّل َس ۡو‬
Kalla sawfa ta'lamuun

3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-3 

 َ ‫ُث َّم َكاَّل َس ۡو‬


‫ف َت ۡع َلم ُۡو َؕن‬
Thumma kalla sawfa ta'lamuun

4. kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-4 

 ‫َكاَّل َل ۡو َت ۡع َلم ُۡو َن ِع ۡل َم ۡال َي ِق ۡي ؕ ِن‬


Kalla law ta'lamuuna 'ilmal yaqiin
5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-5 

 ‫َل َت َروُ نَّ ۡال َج ِح ۡي ۙ َم‬


Latara-wun nal jahiim

6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-6 

 ‫ُث َّم َل َت َروُ َّن َها َع ۡي َن ۡال َي ِق ۡي ۙ ِن‬


Thumma latara wunnaha 'ainal yaqiin

7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,


Juz Amma' (Juz ke-30)  tafsir ayat ke-7 

 ‫ُث َّم َلـ ُت ۡسـَٔـلُنَّ َي ۡو َم ِٕٮ ٍذ َع ِن ال َّن ِع ۡي ِم‬


Thumma latus alunna yauma-izin 'anin na'iim

8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang


kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Asbabun Nuzul ( Sebab sebab turun nya ayat).


Surah at-Takatsur ayat 1-2 turun berkenaan dengan dua kabilah  Ansar: Bani Haritsah dan Banil
Harits yang saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya. Mereka saling
bertanya:” Apakah kalian mempunyai pahlawan segagah dan secekatan si anu?” Mereka saling
menyombongkan diri dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka
saling mengajak pergi ke kuburan untuk menyombongkan kepahlawanan golongannya yang
sudah gugur dengan menunjukkan kuburannya. Ayat ini turun sebagai teguran kepada orang-
orang yang hidup bermegah-megah sehingga ibadahnya kepada Allah terlalaikan. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Buraidah)
Kandungan Al-Qur'an Surat At-Takatsur.
Pokok kandungan surah at-Takatsur adalah tentang perilaku manusia yang suka bermegah-
megahan dalam soal kehidupan duniawi sehingga menyebabkan melalaikan dari tujuan
hidupnya, yaitu taat kepada Allah Swt. Ia baru akan menyadari kesalahannya jika maut sudah
menjemputnya. Allah Swt sangat mencela perilaku yang bermegah-megahan dan membangga-
banggakan status sosial. Allah Swt menjelaskan bahwa kelak, di akhirat nanti Allah Swt akan
menyediakan tempat bagi mereka yaitu neraka jahim dan mereka benar-benar kekal di
dalamnya. Di akhir surah Allah Swt menegaskan bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan
dimintai pertanggung jawaban tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan ketika di dunia itu.
Setelah kita memahami kandungan surah at-Takatsur pasti timbul keinginan pada diri kita untuk
menghindari perbuatan-perbuatan tercela tersebut, pastikan bahwa kita mampu dengan
berharap pertolongan dari Allah Swt.

Sebagai kesimpulannya dari surah at- Takatsur adalah :

1. Surah at-Takatsur mengungkap tentang perilaku orang yang membanggakan kemewahan


dunia dan bermegah-megahan sehingga melalaikan kehidupan akhirat.

2. Orang yang berperilaku bermegah-megahan menganggap bahwa ia akan memperoleh 


kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat sementara, dan kelak mereka
pasti akan dimintai pertanggung jawaban  tentang harta yang dimiliki serta yang mereka
bangga-banggakan di dunia.

3. Surah at-Takatsur mengiformasikan tentang ancaman siksa yaitu berupa neraka. tempat bagi
orang-orang yang suka bermegah-megahan dan membanggakan harta sehingga melalaikan
tujuan kehdupan hakiki kelak akan berada di neraka Jahim.

Setelah kita mempelajari kandungan yang terdapat pada surah di atas, maka kita harus mampu
mengambil hikmah akibat dari perbuatan tercela yang diungkapkan dalam surah tersebut.
Dalam penerapannya kita harus mampu menghindari prilaku tercela tersebut, antara lain
dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Tidak membangga-banggakan harta yang dimiliki.

2. Memilih pola hidup sederhana tapi bermartabat.

3. Tidak menjadikan   harta kekayaaan sebagai tujuan hidup.

4. Harta kekayaan yang dimiliki tidak menjadikan  lalai dalam mengingat Allah Swt.

5. Bersikap selektif dalam mencari harta dengan  tidak menghalalkan segala cara.

6. Mencari harta yang halal dan thayyib adalah bersifat wajib.

7. Menganggap bahwa harta kekayaan yang dimiliki adalah amanah yang kelak akan dimintai
pertanggung jawaban di hadapan Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai