Surat Eksepsi.
Surat Eksepsi.
NOTA PEMBELAAN
PERKARA PIDANA Nomor : / Pid. D / / PN.Kab.Bdg
ATAS NAMA PARA TERDAKWA
Nama :
Tempat :
Umur/Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Kewarga negaraan :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
A PENDAHULUAN
Sekarang tibalah saatnya bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa ( nama ) untuk
menyampaikan Nota Pembelaan (Pleidoi).
Sesuai dengan etika dan sopan santun persidangan di Pengadilan, maka perkenankanlah
kami untuk terlebih dahulu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada
Yang Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya proses persidangan ini dengan
cermat dan teliti serta berpegang pada prinsip keadilan. Penghargaan yang sama
kiranya patut juga kami sampaikan kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum yang
dengan penuh dedikasi telah melaksanakan tugas dan kewajibannya selama
berlangsungnya persidangan perkara ini.
Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan menyengsarakan
orang ? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk kebaikan dan dapat juga
menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan orang-orang baik, pisau hanya
digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di tangan orang-orang jahat, pisau akan
sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan kejahatan.
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya
Multatuli. Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para
tokoh yang terdiri dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan
mereka :
Polisi : Tuan Hakim, itulah orang yang membunuh
Barbertje. Hakim : Ia harus digantung. Bagaimana ia
melakukan itu? Polisi : Dicincang-cincangnya, lalu
digaraminya.
Hakim : Itu kesalahan besar ..... ia harus
digantung.
Lothario : Tuan Hakim, saya tidak membunuh Barbertje, saya
memberinya makan, pakaian dan saya urus dia baik-baik .....
saya punya saksi- saksi yang bisa menerangkan, bahwa saya
orang baik dan bukan pembunuh .....
Hakim : Kau harus digantung .................... dosamu tambah besar
karena kesombanganmu. Tidak pantas seorang yang
dituduh bersalah, menganggap dirinya seorang yang baik.
Lothario : Tapi tuan Hakim ....., ada saksi-saksi yang bisa
membuktikan itu;
dan karena saya dituduh membunuh …..
Hakim : Kau harus digantung. Kau telah mencincang-cincang Barbertje,
menggaraminya dan kau puas dengan dirimu sendiri ….. tiga
kesalahan besar. Siapa kau, hai perempuan?
Perempuan : Saya Barbertje
…..
Lothario : Syukur Alhamdulillah ….. tuan hakim, tuan lihat, saya tidak
membunuhnya ! ...
Hakim : Hm .., ya…., begitu ….., tapi bagaimana tentang penggaraman
?... Barbertje : Tidak tuan Hakim, dia tidak menggarami saya,
sebaliknya, dia
banyak berjasa kepada saya ….. dia seorang manusia yang
mulia ! Lothario : Tuan dengar, tuan hakim, katanya saya seorang yang
baik.
Hakim : Hm ....., jadi, kesalahan ketiga masih tetap ada. Polisi, bawa
orang itu ; dia harus digantung. Dia bersalah karena congkak.
Penggalan kisah yang dimuat dalam karya Multatuli yang terbit pertama kali pada tahun
1860 tersebut adalah gambaran bagaimana hukum telah digunakan sebagai alat yang ampuh
untuk melakukan kejahatan, yaitu untuk menindas mereka yang lemah. Ini sekaligus
membuktikan bahwa perbedaan antara penegak hukum dan penjahat sebenarnya sangat tipis,
mungkin setipis rambut dibelah tujuh. Maksudnya dikala seorang Penegak Hukum
melaksanakan tugasnya dengan integritas profesional semata-mata untuk keadilan, maka
ia adalah seorang PenegaHuk
Yang sebenarnya, tetapi tatkala seorang Penegak Hukum melaksanakan hukum dengan
sewenang-wenang, jauh dari tujuan keadilan, maka seketika itu juga sang Penegak Hukum
telah berganti baju menjadi seorang penjahat.
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,
Kami memberi judul Pleidoi kami ”Meskipun Hukum Buta, Keadilan Dapat Melihat
Dalam Gelap”. Pemilihan judul tersebut kami buat karena ternyata apa yang dialami
Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim ternyata tidak jauh berbeda dengan penggalan
kisah di atas. Apa yang dialami Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim merupakan
salah satu dari sekian banyak fenomena penegakan hukum diskriminatif dan arogan aparat
penegak hukum yang kerap terjadi di negeri ini, yang akhirnya memakan korban orang
lemah dan buta hukum.
Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini kami susun
dengan sistimatika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI
PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN
Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh karenanya
teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis Hakim
dalam mengadili perkara terdakwa M. SURYADI PATTY dan ABUBAKAR TOISUTA ini.
Kita semua percaya bahwa lembaga Kehakiman adalah lembaga yang independen, bukan
lembaga yang mengabdi pada kepentingan pihak- pihak tertentu. Harapan kami semoga
dalam mengambil keputusannya kelak, Yang Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif
dan imparsial dengan tujuan semata- mata untuk mengungkap kebenaran materil guna
mewujudkan keadilan yang didasari oleh kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim pemeriksa
dan memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa berkiblat
pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang Maha
Esa, sekiranya yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri
terdakwa, suatu putusan yang adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada
keadilan yang hakiki, atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata. Aamiin3 Ya
Robbalalami
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu
aparat penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat coelum”
(tegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang
harus kita junjung bersama :
B. SURAT DAKWAAN
Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : NO. REG. PERK :
PDM-110/B.Bandung/29/2017 , tanggal 15 Desember 2017, Rekan Penuntut Umum pada
awal persidangan ini, dimana Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim telah didakwa
dengan dakwaan tunggal, yaitu Pasal 285 KUHP;
C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,
Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali seluruh
keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena kami
percaya bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan
lengkap.
Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan
Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang saksi.
Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut
memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan
demikian keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai
dengan ketentuan pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat
bukti yang sah.
1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
2. KETERANGAN TERDAKWA
Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa
sebagai alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan
disidang Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri”, bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa
adalah keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
(Nama Terdakwa ), dihadapan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada hari Senin, tanggal 11 September 2017 sekira pukul 20.50 wib
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa sendiri yaitu
di Dusun Baruntas Rt. 23 Rw. 2 Desa Cibodas Kec. Solokanjeruk
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan tubuh dengan memukul korban
memakai alat-alat tumpul, yaitu alat pemukul golf.
- Bahwa benar benar terdakwa saat melakukan kekerasan tubuh, terdakwa memukul
korban dengan alat pemukul golf yang mengakibatkan korban mengalami
pendarahan di kepalanya dan patah tulang di sebelah tangan kiri korban sehingga
korban mengalami cacat setengah badan.
- Bahwa benar terdakwa membekap korban dengan kain agar korban pada saat itu
tidak dapat berteriak lagi.
1. Analisis Fakta
Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi sebagai
alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti bahwa hanya
keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang sah sebagai alat
bukti dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan
putusannya;
Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 11 September 2017 berada dirumah Saksi
Korban.
- Bahwa Benar Terdakwa melakukan Persetubuhan dengan Saksi Korban
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap saksi korban adalah,
hubungan yang didasari oleh perasaan suka sama suka.
- Bahwa Saksi korban tidak berusaha melakukan perlawanan tetapi membiarkan
dirinya disetubuhi oleh Terdakwa.
- Bahwa Terdakwa dan Korban telah memiliki hubungan sudah lama sekali, yaitu 2
tahun.
- Bahwa Terdakwa dan Korban Telah 3 (Tiga) kali melakukan hubungan intim
sebelum kejadian tanggal 11 September 2017
- Bahwa terdapat unsur kebencian dari keluarga korban, sehingga menuduh terdakwa
melakukan tindakan tadi.
2. Analisi yuridis unsur-unsur pasal yang didakwakan
Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2017
dalam persidangan terbuka untuk umum, saudara Jaksa Penuntut Umum telah berkeyakinan
apabila Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim telah terbukti telah melakukan Tindak
Pidana tindak pidana Kejahatan terhadap Kesusilaan, sebagaimana diatur dalam pasal 285
KUHP.
Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa
barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan
perkosaan dengan pidana pejara paling lama Dua Belas Tahun.
- Unsur : bersetubuh
Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
adalah mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita yang bukan istrinya bersetubuh.
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-
Undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud
tidak terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan
perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain
terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud,
dengan demikian uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak
perlu kami uraikan.
Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).
E. KESIMPULAN
Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim Agung
BISMAR SIREGAR, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan dicari
pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada akhirnya
Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati nurani
ini bisa membaca apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi
kepada yang menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh
sangat mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga BISMAR
SIREGAR, SH. sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan shalat
tahajud memohon petunjuk dari Allah SWT.
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Adil,
kami akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa Majelis Hakim yang
mulia akan memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati nurani dengan menjunjung
tinggi Hak Azasi Manusia dengan satu prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan
sebagai alat kekuasaan dan atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga.
Dan pada akhirnya kepada-Nya jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.
Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian
dan pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.
Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan nota
pembelaan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan senantiasa
memberi petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.
A. IDf,NTITASTERDAKWA:
Nama Lengkap :
Tempat L,ahir :
Umur / Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Kebangsaan :
Tempat Tinggal :
Agama :
Pekerjaan :
B. PENAHANAI! .
Penyidik :
PerpanjanganPenahanan :
Jaksa Penuntut Umum :
C. DAKWAAN
Bahwa terdakwa ( nama) pada hari …..sekitar pukul…..atau pun setidak-tidaknya
pada suatu waktu di dalam bulan………. Berada di…….atau pun setidak-tidaknya pada
suatu tempat lain yang termasuk ke daerah hukum pengadilan negri palembang, telah
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan seorangwanita bersetubuhdengan dia di
luar perkawinan. Yang di lakukan dengan cara sebagaiy berikut:
1. Bahwa pada waktu serta tempat seperti yang di atas, terdakwah ( NAMA) Sedang
berjalan-jalan di sekitar daerah palembang
2. Bahwa terdakwah (nama) melihat serta bertemu dengan korban dengan inisial (nama
inisial)
3. Bahwa terdakwah (nama) .pada saat itu sedang dalam kondisi mabuk, usai
melakukan usai melakukanm pesta miras bersama kawan-kawan lainnya.
4. Bahwa terdakwah ( nama), tidak sengaja membawa kunci T di sakunya dan diapun
mengambil kunci tersebut, kemudian mendekati korban. ( nama ini sial)
5. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, memaksa kepada korban AS untuk ikut naikke
motor Terdakawa
6. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, kemudian memukulkan kunci T kepadakepala
Korban AS, hingga kepala korban berdarah.
7. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, memaksa membuka baju korban danmelakukan
tindakan kekerasan seksual kepada korban AS saat itu juga
8. Bahwa saksi, TARMIDI, yang kebetulan melintas pulang dari sawah
mendengartangisan korban AS
9. Bahwa saksi, TARMIDI, kemudian mencari sumber suara dan menemukankorban
AS menangis dengan luka di kepala korban
10. Bahwa saksi, TARMIDI, juga melihat terdakwa sedang memakai celana danhendak
lari dari TKP
11. Bahwa tidak lama kemudian terdengar suara teriakan dari saksi, TARMIDI,“Tolong-
tolong”untuk memanggil warga sekitar
12. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, kemudian hendak lari dengan
menaiki sepedamotor, berhasil dicegat oleh kerumunan warga yang mulai
berdatangan.
13. Bahwa atas petunjuk dari saksi, TARMIDI, diberitahukan soal keadaan korbanAS
dan membawanya kepada rumah pengurus RT untuk mengamankan korban.
14. Bahwa atas petunjuk dari saksi, TARMIDI, terdakwa, EKI NURHADI, dibawake
Polsek terdekat untuk menjaga dari amukan warga yang mulai berdatangan.
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Serang dengan memperhatikan hasil
pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama Terdakwa:
Berdasarkan Surat Penetapan Hakim Ketua pada Pengadilan Negeri palembang Nomor:
XXX/Pen.Pid.Sus/2017/PN.Srg. tanggal XX Oktober 2017 dengan Acara Pemeriksaan Biasa
terdakwa dihadapkan kedepan Persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
PERTAMA:
Bahwa terdakwa ( nama) pada hari …..sekitar pukul…..atau pun setidak-tidaknya pada
suatu waktu di dalam bulan………. Berada di…….atau pun setidak-tidaknya pada suatu
tempat lain yang termasuk ke daerah hukum pengadilan negri palembang, telah melakukan
kekerasan atau ancaman kekerasan seorangwanita bersetubuhdengan dia di luar
perkawinan. Yang di lakukan dengan cara sebagaiy berikut:
1. Bahwa pada waktu serta tempat seperti yang di atas, terdakwah ( NAMA) Sedang
berjalan-jalan di sekitar daerah palembang
2. Bahwa terdakwah (nama) melihat serta bertemu dengan korban dengan inisial (nama
inisial)
3. Bahwa terdakwah (nama) .pada saat itu sedang dalam kondisi mabuk, usai
melakukan usai melakukanm pesta miras bersama kawan-kawan lainnya.
4. Bahwa terdakwah ( nama), tidak sengaja membawa kunci T di sakunya dan diapun
mengambil kunci tersebut, kemudian mendekati korban. ( nama ini sial)
5. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, memaksa kepada korban AS untuk ikut naikke
motor Terdakawa
6. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, kemudian memukulkan kunci T kepadakepala
Korban AS, hingga kepala korban berdarah.
7. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, memaksa membuka baju korban danmelakukan
tindakan kekerasan seksual kepada korban AS saat itu juga
8. Bahwa saksi, TARMIDI, yang kebetulan melintas pulang dari sawah
mendengartangisan korban AS
9. Bahwa saksi, TARMIDI, kemudian mencari sumber suara dan menemukankorban
AS menangis dengan luka di kepala korban
10. Bahwa saksi, TARMIDI, juga melihat terdakwa sedang memakai celana danhendak
lari dari TKP
11. Bahwa tidak lama kemudian terdengar suara teriakan dari saksi, TARMIDI,“Tolong-
tolong”untuk memanggil warga sekitar
12. Bahwa Terdakwa, EKI NURHADI, kemudian hendak lari dengan
menaiki sepedamotor, berhasil dicegat oleh kerumunan warga yang mulai
berdatangan.
13. Bahwa atas petunjuk dari saksi, TARMIDI, diberitahukan soal keadaan korbanAS
dan membawanya kepada rumah pengurus RT untuk mengamankan korban.
14. Bahwa atas petunjuk dari saksi, TARMIDI, terdakwa, EKI NURHADI, dibawake
Polsek terdekat untuk menjaga dari amukan warga yang mulai berdatangan.
KETERANGAN SAKSI-SAKSI:
KETERANGAN TERDAKWA:
. Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa sebagai
alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan disidang
Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”,
bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah
keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
PETUNJUK:
Bahwa berdasarkan Pasal 188 KUHP alat bukti Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuaian, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya dan hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa
kemudian dari ketentuan tersebut apabila dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan yaitu berupa keterangan saksi-saksi yang keterangannya saling bersesuaian,
alat bukti surat serta keterangan terdakwa yang telah menerangkan keadaan/kejadian yang
sebenarnya kemudian dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan di persidangan, maka
diperoleh bukti petunjuk yang menunjukan bahwa terdakwa adalah pelaku suatu tindak
pidana Kecelakaan Lalu Lintas.
ALAT BUKTI SURAT:
Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau
keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara satu dengan yang lain
maupun isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari
isyarat yang bersesuaian tersebut “melahirkan” atau mewujudkan “suatu petunjuk yang
membentuk kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan saksi).
b. Keterangan terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim (dalam keterangan terdakwa) di
hadapan persidangan.
Analisis fatka
Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa
barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan
perkosaan dengan pidana pejara paling lama Dua Belas Tahun.
- Unsur : bersetubuh
Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
adalah mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita yang bukan istrinya bersetubuh.
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-
Undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud
tidak terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan
perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain
terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud,
dengan demikian uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak
perlu kami uraikan.
.
Dengan demikian unsur ini menurut kami telah dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.
Kemudian apabila kita perhatikan secara seksama selama berlangsungnya sidang perkara ini
terhadap diri terdakwa, kami tidak menemukan alasan pembenar maupun alasan pemaaf,
maka terhadap diri terdakwa haruslah dipandang sebagai orang yang mampu bertanggung
jawab secara hukum dan perbuatannya haruslah dipandang sebagai perbuatan melawan
hukum, sehingga terhadap diri terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal dengan
perbuatannya.
Sebelum kami sampai kepada tuntutan pidana atas diri terdakwa, perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan dalam mengajukan tuntutan pidana,
yaitu:
Hal-hal yang memberatkan:
- Akibat Perbuatan Terdakwa membuat duka yang mendalam bagi keluarga korban.
Hal-hal Yang Meringankan:
- Terdakwa belum pernah dihukum;
- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya;
- Terdakwa mengakui perbuatannya sehingga memperlancar jalannya persidangan;
- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga;
- Terdakwa telah menyantuni keluarga korban dan telah terjadi perdamaian antara Terdakwa
dengan Keluarga Korban.
Berdasarkan uraian dimaksud, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, dengan
memperhatikan ketentuan undang-undang yang bersangkutan:
--------------------M E N U N T U T--------------------
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Serang yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan:
1. Menyatakan Terdakwa (nama) telah melakukan kekerasan / pelecehan seksual
terhadap ( nama inisial)
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara
selama .......XXX.......dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dan
denda sebesar Rp. ....................XXX.......... subsidair ......XXX....... kurungan.
3. Menyatakan barang bukti berupaMenetapkan agar membebankan biaya perkara
kepada Terdakwa sebesar Rp. 5000,-
Demikian Surat Tuntutan ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari Selasa tanggal
XX Desember 2017.
Penuntut Umum
Ttd.