Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

Pembahasan Masalah

4.1 Gejala Kampas Kopling Aus

Kampas Kopling mobil merupakan bagian yang lebih dikenal dengan


Clutch Disc. Bagian mobil yang satu ini bentuknya piringan dan sangat berguna
dalam pemindah daya pada mesin mobil. Komponen ini sangat berguna dalam
membantu kinerja mesin dalam mentransfer tenaga dari mesin mobil menuju
transmisi mobil. Bagian ini juga yang menjadi penunjang agar mobil dapat
berjalan dalam kondisi yang aman dan nyaman bagi penggunanya.

Kampas kopling kerap mengalami keausan hingga terbakar karena masalah-


masalah tertentu. Salah satu penyebab Clutch Disc aus dan terbakar adalah
penggunaan dalam jangka panjang dan serta pemakaian yang salah. Oleh karena
itu disini penulis akan membahas mengenai gejala-gejala yang terjadi ketika
kondisi Clutch Disc aus atau habis.

Berikut ini gejala-gejala yang terjadi ketika Clutch Disc aus :

A. Akselerasi Lemah
Akselerasi lemah adalah tanda pertama kampas kopling mobil yang
aus atau habis. Kondisi ini biasanya dapat diidentifikasi saat pengendara
menginjak pedal gas mobil.
Saat akselerasi lemah, pedal gas yang diinjak tidak mengakibatkan
mobil melaju cepat namun menimbulkan suara decitan dan raungan mobil.
Melemahnya akselerasi ini dapat dikatakan juga sebagai kondisi macet
sehingga mobil berhenti namun mesin hidup. Kondisi seperti ini dapat
menimbulkan kecelakaan di jalan, terlebih mobil melaju di area tanjakan.

13
B. Berbau Gosong
Tanda berikutnya dari clutch disc yang aus atau habis adalah
baunya yang gosong. Bau gosong yang timbul ini merupakan bentuk
output dari clutch disc yang telah hangus. Clutch disc yang hangus akan
memenuhi seluruh ruang kabin sehingga bau gosongnya menguar.
Bau gosong yang muncul biasanya akibat dari gesekan clutch disc
yang terlalu sering sehingga hangus. Bau ini juga dapat tercium jika
pengendara menggunakan mobil melintasi tanjakan atau turunan yang
curam.

C. Putaran Pada Mesin Tinggi


Tanda clutch disc aus dan habis berikutnya adalah putaran mesin
yang tinggi. Kondisi putaran mesin yang tinggi ini biasanya dipicu oleh
keadaan akselerasi mobil yang melemah serta permukaan pada kampas
yang cenderung licin.
Putaran pada mesin yang di luar kondisi normal ini dapat
menjadikan suhu mesin kendaraan meningkat secara drastis. Kondisi
mobil yang panas akan mengurangi asupan untuk pengendara dan
penumpang.

D. Pemindah Gigi Rasanya Keras


Tanda kopling mengalami aus atau habis selanjutnya adalah
pemindah gigi rasanya lebih keras dan kaku. Kondisi kakunya pemindah
gigi ini biasanya akibat dari mesin transmisi gigi mobil yang terus-terusan
berputar.
Kerasnya pemindah gigi ini dapat dirasakan meskipun mobil dalam
keadaan netral sekalipun. Kondisi tersebut dikarenakan transmisi giginya
yang sukar terhubung. Tidak mudah terhubungnya transmisi ini
diakibatkan oleh putaran mesin gigi yang tidak tepat.

14
E. Selip Kopling
Kopling mobil yang aus juga dapat ditandai dengan selipnya
komponen ini. Kondisi ini lumrah terjadi pada mobil yang kampasnya
sudah tidak bisa digunakan seperti biasanya. Hal ini tentunya mengganggu
pengendara, terutama bagi yang tidak familiar dengan kerusakan ringan
pada mobil.

F. Jarak Injak Pedal Kopling Lebih Pendek


Indikasi keausan dan habisnya clutch disc yang terakhir adalah
jarak injak pedalnya yang lebih pendek. Kondisi memendeknya jarak injak
pedal clutch disc ini akibat dari menipisnya kampas. Biasanya pedal
kopling yang pendek dapat diukur karena keberadaanya sangat jauh dari
lantai mobil.

Selanjutnya yang perlu diketahui adalah terkait dengan bahaya jika


kampas mobil habis. Kondisi kampas clutch disc yang normal saat
dioperasikan pengendara akan membuat mobil berjalan sebagaimana
mestinya. Apabila kondisi clutch disc tidak normal, justru akan memicu
hal sebaliknya, bahkan bisa menimbulkan kerugian bagi pengendara
maupun penumpangnya.

4.2 Persiapan Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan, peserta PKL harus


mempersiapkan diri dengan matang.Agar dapat melaksanakan praktek di
dunia kerja tidak merasa canggung, takut dan kurang percaya diri, dan
adanya persiapan kerja dapat menghindari hal-hal yang kurang diinginkan.
Adapun persiapan yang harus dilakukan sebelum melaksanakn pekerjaan
antara lain :

a. Berdo’a kepada Tuhan YME sebelum memulai pekerjaan.

15
b. Tenangkan diri untuk mempersiapkan dengan sungguh-sungguh , teliti,
tekun, dan serius.
c. Berpakaian yang rapih.
d. Mempersiapkan peralatan kerja yang  dibutuhkan.

4.3 Keselamatan Kerja
Dalam menjaga keselamatan siswa dalam bekerja siswa PKL harus
mengikuti pembimbing selama bekerja untu menhindari semua hal yang
mengakibatkan kecelakaan dalam bekerja. Siswa PKL diharapkan
bertanya dalam melakukan suatu pekerjaan, dan siswa diwajibkan untuk
bersedia mangikuti instruksi dari pembimbing dalam melakukan suatu
pekerjaan. Selain itu dalam melakukan suatu pekerjaan membutuhkan
kedisiplinan.

4.4 Alat dan Bahan


a. Alat

No Nama Alat Jumlah


1 Kunci ring 1 set
2 Kunci sok 1set
3 Obeng plus minus 1
4 Dongkrak putar 1
Tabel 4.4.1 Tabel Alat

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1 Mobil kijang 5k 1 unit

Tabel 4.4.2 Tabel Bahan

16
4.5 Langkah Kerja
Langkah kerja dalam mengganti kampas kopling yang baik dan benar di
Bengkel Mandiri Putra Adalah :
a. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah
terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/
menghalangi, antara lain:
1. Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
2. Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
3. Unit transmisi dan sistem pemindahnya

Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release


bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga
secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release
fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar  porosnya dari rumah
transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi
dilepas. Langkah-langkahnya adalah:
a) Buatlah tanda pada rumah kopling dan flywheel
b) Pasangkan centerclutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya.
c) Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke flywheel
dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai
tekanan tidak ada tekanan pegas.
d) Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian
lepaskan clutch cover dan clutch disc.

17
Gambar 4.5.1 Pembongkaran Unit Kopling
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1) Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
2) Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel.
Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
3) Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu
kinerja kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat
dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan
tekanan pegas kopling.

18
Gambar 4.5.2 Penekanan Clutch Cover Unit Kopling

2) Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut


penahan penyetel tinggi tuas pembebas
3) Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
4) Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
5) Lepaskan clutch cover
6) Lepaskan pegas-pegas penekan

Gambar 4.5.3 Melepas Clutch Cover Unit Kopling


7) Lepaskan pin dan release lever

Gambar 4.5.4 Melepas Clutch Cover Unit Kopling

19
b. Cara Mengganti dan Pemasangan Kopling
Karena seringnya bergesekan maka bila kendaraan sering
dugunakan maka kampas kopling akan aus. Hal ini berdampak pada
hilangnya tenaga atau lost power. dikarenakan putaran dari mesin tidak
sepenuhnya diteruskan ke transmisi karena selip akibat keausan pada
kampas kopling.

Jika kampas kopling sudah tipis maka segeralah diganti. Untuk


mengganti caranya, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Sebelum semua komponen di pasang lumasilah bantalan
pembebas dan poros transmisi terlebih dahulu dengan
menggunakan gresse.
2. Kemudian pasang kampas kopling dan rumah kopling pada roda
gila dengan mengunakan center clutch supaya memudahkan
nantinya saat memasang poros transmisi.
3. Setelah rumah kopling terpasang, lalu pasang baut pengikat
rumah kopling yang berjumlah 8 dengan menggunakan kunci
sok 12 mm secara merata dan bergantian.
4.  Setelah semua baut terpasang lalu kencangkan dengan
menggunakan kunci momen. diawali dengan merakit unit plat
penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan
sebagai berikut :
a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan
posisi yang tepat.
d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga
pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/
penyetel pressure lever dapat dipasangkan.

20
Gambar 4.5.5 Pemasangan Unit Kopling

f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan


tinggi pressure lever.
g) Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas
kopling dan unit kopling dapat dilakukan.
Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch
hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat
kopling.

Gambar 4.5.6 Pemasangan center Clutch

21
(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan
center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda
yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan
knock pin
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f)  Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan
knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan,
pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi
center clutch.
(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

Gambar 4.5.7 Pemasangan Unit Kopling

Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release


lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya
dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus
pada beberapa bagian yang bergesekan.

22
Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya
dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan
baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/
pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller
(kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.
4.6 Pemeriksaan dan Pengujian
1. Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup
dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan
pembersihan pada pelumasannya.Pemeriksaan pertama yang dapat
dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.Jika
ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya
sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.Jika
kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Gambar 4.6.1 Pengujian Release Bearing


Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai
berikut :
a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti.
b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan
pada semua arah untuk memastikan self-centering

23
system agar tidak tersangkut.  Hub dab casae harus bergerak
kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet
sebaiknya diganti dengan yang baru.
Hasil pemeriksaan : Terdapat  kotoran pada release
bearing
Kesimpulan : Kotoran pada release
bearing  dibersihkan dengan kertas
amplas yang halus
2. Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu :
a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.

Gambar 4.6.2 Pemeriksaan  Keausan Pegas

b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas


gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm
dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi
ganti dengan yang baru lebihi spesifikasi ganti dengan yang
baru!

24
Gambar 4.6.3 Pengukuran  Keausan Pegas

Kedalaman maksimal : 0.6 mm


Lebar maksimal         : 5.0 mm
Hasil pemeriksaan    : Kedalaman 0.55 mm
Lebar                         : 4.55 mm
Kesimpulan               : Kedalaman dan lebar keausan pegas
masih dalam spesifikasi

c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge)


Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan
permukaanujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.
Selisih pengukuran atau ketidakrataan  maximal 0.5 mm.

Gambar 4.6.4 Pemeriksaan Kerataan Tinggi Pegas

25
Hasil pemeriksaan    : Ketidak rataan tinggi pegas 0.45
mm
Kesimpulan              : Tinggi pegas masih rata

d) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan


Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi
tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan
ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual).Semakin
besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

Gambar 4.6.5 Pengukuran Panjang dan Kesikuan Pegas Penekan

3. Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu:
a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan
mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat
penekan baru.
b. Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge
dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.

26
Gambar 4.6.6 Pengukuran Kerataan Plat Penekan

Hasil pemeriksaan    : 0.5 mm
Kesimpulan              : Plat penekan masih rata

c. Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan


menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan
yang baru.

4. Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu
a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau
ganti dengan plat kopling baru.
b. Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan
jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm.
Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas
kopling atau ganti dengan plat kopling baru.

27
Gambar 4.6.7 Pengukuran  Kedalaman Paku
Keling
Hasil pemeriksaan    : 0.35 mm
Kesimpulan              : plat penekan tidak perlu diganti

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas


kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan
bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial
indikator.

Gambar 4.6.8  Penggantian Kampas Kopling

28
c. Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan
yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.

Gambar 4.6.9 Pemeriksaan Pilot Bearing

Hasil pemeriksaan    : putaran cukup halus


Kesimpulan              : pilot bearing tidak perlu diganti

Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing


lama dengan SSt sliding hamer dankemudian memasangkan pilot
bearing baru.

Gambar 4.6.10 Melepas Dan Memasang Pilot Bearing


4.7 Hasil Kerja

29
Gambar 4.7.1 Hasil kerja dari pemasangan kampas kopling

Setelah selesai pembongkaran dan penyetelan semua komponen.


Periksa apakah hasil pekerjaan yang telah di lakukan sesuai
dengan keinginan.
Selain perbaikan dan penyetelan pengapian ,penyusun juga
melakukan pekerjaan lain ,antara lain yaitu
1. Pemasangan komponen sistem kopling dengan baik dan benar
sesuai dengan prosedur
2. Penyetelan dan membersihkan sistem kopling dengan baik dan
benar.
3. Pengujian system kopling dengan cara yang benar.

30
31

Anda mungkin juga menyukai