Anda di halaman 1dari 25

2019

SMK/MAK

jilid 2

Sistem Kendali
Instrumentasi dan
Otomatisasi Proses

bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa Instrumentasi dan


program keahlian Teknik Instrumentasi Industri Otomatisasi Proses

Engkos Tino Lesmana


SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

BAB
SISTEM KONTROL DIGITAL
II

BAB II SISTEM KONTROL DIGITAL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi mengenai sistem kontrol digital maka siswa di-
harapkan dapat menjelaskan bagian sistem kontrol digital serta mampu meran-
cang dan menerapkan sistem kontrol digital open loop dan close loop.

PETA KONSEP

SISTEM KONTROL DIGITAL

RANGKAIAN DIGITAL
GERBANG LOGIKA OPEN LOOP - CLOSE
LOOP

KATA KUNCI

Digital, Analog, ADC, Gerbang logika, Tabel kebenaran, Komparator, Schmitt Trigger

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 25
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

PENDAHULUAN

Sistem digital saat ini banyak diterapkan pada setiap peralatan elektronika baik
bidang komunikasi, hiburan, transportasi termasuk sistem kontrol dan instrumentasi.
Perkembangan revolusi indutri 4.0 dibidang Internet Of Thing (IOT), Kecerdasan bua-
tan (AI), Data mining, sebagian besar melibatkan sinyal digital, Penggunaan sinyal dig-
ital lebih tahan terhadap derau dibanding analog. Pada bidang Instrumentasi otomati-
sasi proses sinyal digital digunakan untuk teknik komunikasi data , sistem kontrol PID,
Data Acquisition, HMI dan Database.

Gambar. 2.1 Instrumentasi Digital


Sumber: https://www.instrumentation.co.za/61619n

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sistem Kontrol
Sistem kontrol merupakan rangkaian beberapa bagian untuk melakukan aksi
pengendalian terhadap suatu besaran. Pada sistem kontrol dengan perangkat elek-
tronika menggunakan sinyal digital atau sinyal analog.
1. Sistem kontrol Open Loop
Sistem kontrol tanpa feedback merupakan sistem kontrol open loop
Pada sistem kontrol ini tidak menggunakan acuan untuk menjaga kestabilan
besaran yang dikendalikan selain nilai set point yang telah ditentukan. Misalkan,
mengaktifkan pompa untuk mengalirkan air tanpa ada sistem yang memonitor
apakah keluaran air sesuai dengan nilai yang diinginkan.

Gambar 2.2 Sistem Kontrol Tanpa feedback


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
26 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

2. Sistem Kontrol dengan feedback


Sistem kontrol dengan feedback merupakan sistem kontrol close loop.
Sistem kontrol menggunakan feedback untuk menjaga kestabilan besaran
yang diukur. Feedback berasal dari sensor yang mengukur besaran yang diken-
dalikan, nilai setpoint dibandingkan dengan feedback untuk menghasilkan aksi
kontrol. Misalkan pada sistem pengisian air mengakifkan pompa maka sesnsor
mendeteksi jika air sudah mencapai setpoint maka pompa dimatikan. Jika air ku-
rang dari setpoint maka pompa diaktifkan.

Gambar 2.3 Sistem kontrol dengan feedback


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

B. Sinyal Digital
Sinyal elektronika digital merupakan hasil sampling sinyal analog memiliki
sifat diskrit (terpisah), sinyal hasil pencuplikan dinyatakan dengan kondisi High dan
Low dan dinyatakan dalam bilangan ‘1’ dan ‘0’.

Gambar 2.4 Sinyal Analog dan Digital


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Sinyal digital digunakan agar dapat diproses menggunakan logika pengontro-


lan. Selain itu, sinyal digital lebih tahan terhadap gangguan.
Sistem Bilangan
1. Bilangan Biner
Sistem bilangan yang terdiri dari 2 simbol angka yaitu 0 dan 1. Bilangan
biner merupakan dasar dari bilangan digital. Kelompok 8 bilangan biner disebut
Byte. Setiap angka biner dalam byte disebut Bit (Binary Digit).
2. Bilangan Oktal
Bilangan yang menggunakan 8 simbol angka yaitu dari 0 hingga 7

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 27
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

3. Bilangan Desimal
Sistem bilangan yang digunakan sehari hari, menggunakan simbol angka
dari 0 hingga 9
4. Bilangan Heksadesimal
Bilangan yang menggunakan simbol angka dari 0 hingga F

C. Komponen Elektronika Digital


Sistom kontrol elektronika sinyal digital menggunakan komponen elektronika
digital berupa IC yang memiliki gerbang logika atau IC yang sudah memiliki fungsi
rangkaian logika atau menggunakan mikrokontroler yang dapat diprogram untuk
fungsi-fungsi tertentu.
Gerbang logika merupakan blok diagram yang menunjukan operasi aljabar
bool.
1. NOT
Pada gerbang NOT output selalu terbalik dari input. Hal itu disebut juga den-
gan inverter.

Tabel 2.1. Input Output Gerbang NOT

Sumber. Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Komponen gerbang NOT adalah IC 74HC05 yang memiliki 5 gerbang NOT dengan
output open collector.

Gambar 2.5 (a) Pin Out (b) IC7405


Sumber: popularelectronic.com/home/product_details/74LS05-14P-Hex-Inverter-OC

INSTRUMENTASI DAN
28 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN
2. OR
Output gerbang OR bernilai 1, jika salah satu input bernilai 1.

Tabel 2.2 Input Output Gerbang OR

Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Komponen gerbang OR adalah IC 7432 yang memiliki 4 gerbang OR 2 input.

Gambar 2.6 (a) Pin Out (b) IC7432


Sumber: https://www.futurlec.com/74/IC7432.shtml

3. AND
Output gerbang AND bernilai 1 jika semua input bernilai 1.

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 29
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 2.3 Input Output Gerbang AND

Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Komponen gerbang AND adalah IC 7408 yang memiliki 4 gerbang AND 2 input.

Gambar 2.6 (a) Pin Out (b) IC7408


Sumber: https://www.futurlec.com/74/IC7408.shtml

4. NOR
Gerbang NOR (NOT OR) terdiri dari gerbang OR dan NOT. Outputnya merupakan
output gerbang OR yang dibalik.

INSTRUMENTASI DAN
30 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 2.4 Input Output Gerbang NOR


Sumber:Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Komponen gerbang NOR menggunakan IC 7402 dengan 4 gerbang NOR 2 input


dalam 1 kemasan IC.

Gambar 2.7 (a) Pin Out (b) IC7402


Sumber: http://www.roboelements.com/product/7402-ic-gate/

5. NAND
Gerbang NAND (NOT AND) terdiri dari gerbang AND dan NOT. Outputnya merupa-
kan output gerbang AND dibalik.

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 31
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 2.5 Input Output Gerbang NAND


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

C=
A B C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Komponen gerbang NAND menggunakan IC 7400 dengan 4 gerbang NAND 2 in-


put dalam 1 kemasan IC.

Gambar 2.8 (a) Pin Out (b) IC7400


Sumber: https://www.futurlec.com/74/IC7400.shtml

6. XOR
Output gerbang XOR (Exsclusive OR) bernilai 1 jika hanya 1 input bernilai 1.

INSTRUMENTASI DAN
32 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 2.6 Input Output Gerbang XOR
Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

C = A⊕B
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Komponen gerbang XOR menggunakan IC 7486 dengan 4 gerbang XOR 2


input dalam 1 kemasan IC.

Gambar 2.9 (kiri) Pin Out (kanan) IC7486


Sumber: roboelements.com/product/7486-ic-quad-2-in-
put-ex-gate-ic-exclusive-gate-ic/

7. XNOR
XNOR merupakan gerbang logika NOR dan NOT Output gerbang EXNOR bernilai
‘1’ jika semua input bernilai sama.

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 33
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 2.7 Input Output Gerbang XOR


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

C=
A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Komponen gerbang XNOR menggunakan IC 74266 dengan 4 gerbang


XNOR 2 input dalam 1 kemasan IC.

Gambar 2.10 Optoswitch (a) Tipe Slot (b) Tipe Reflektif


Sumber; learnabout-electronics.org/Semiconductors/opto_54.php

D. Sistem Kontrol Digital


Perancangan sistem kontrol menggunakan sinyal digital konvensional, dimulai
dari penentuan tabel kebenaran yang menunjukan kondisi input output sistem

1. Sistem Kontrol Temperatur Air


Sistem kontrol pemanas menggunakan 3 sensor yaitu Input air (A), Output air (B),
Batas air (C).

Gambar 2.11 Sistem Kontrol Tempera-


tur
Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Saat sensor mendeteksi kondisi 0 saat tidak mendeteksi kondisi 1. Pemanas aktif
saat kondisi 1. Pemanas aktif saat kondisi sensor terpenuhi Kondisi input output
sistem kontrol dinyatakan dalam tabel berikut.
INSTRUMENTASI DAN
34 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 2.8 Input Output Sistem Kontrol Temperartur


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INPUT(A) OUTPUT (B) BATAS (C ) PEMANAS (D)


0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0

Bentuk persamaan dengan metoda POS untuk rangkaian kontrol diatas berdasar-
kan tabel adalah berikut:

Berdasarkan persamaan di atas, maka rangkaian kontrolnya sebagai berikut.

Gambar 2.12 Rangkaian Digital Kontrol Temperatur


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Berdasarkan rangkaian gerbang logika maka dapat dibuat rangkaian elektronika


menggunakan komponen digital IC 7404 Hex inverter, IC 7486 Xor Gate, IC 7408
NAND Gate, IC7432 OR Gate serta transistor switch untuk relay.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 35
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.13 Rangkaian Kontrol Temperatur


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

2. Sistem Kontrol Level Air


Pengisian tanki air yang berasal dari tempat penampungan, terdapat 3 sensor
yaitu sensor Penampungan (A), Batas atas (B), Drain (C). Kondisi sensor ‘0’ saat
mendeteksi air dan ‘1’ saat tidak mendeteksi air. Kondisi valve 1 saat aktif dan 0
saat tidak aktif

Gambar 2.14 Sistem Kontrol Level Air


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
36 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Kondisi input output mengikuti tabel berikut.

Tabel 2.9 Input Output Sistem Kontrol Level


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Penampungan (A) Batas Atas (B) Drain(C ) Valve (D)


0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0

Bentuk persamaan dengan metoda POS untuk rangkaian kontrol di atas


berdasarkan tabel adalah sebagai berikut.

Rangkaian kontrol berdasarkan persamaan di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 2.15 Rangkaian Digital Kontrol Level


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 37
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.16 Rangkaian Digital Kontrol Level


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

3. Kontrol Temperatur dengan feedback


Rangkaian kontrol menggunakan hasil pembacaan temperatur sebagai feedback
dan dibandingkan dengan set value. Set value atau nilai yang dikehendaki di set
pada potensiometer oleh ADC akan diubah menjadi digital dan ditampilkan pada
7 segmen. Temperatur pada plan diukur menggnakan sensor LM 35 kemudian
oleh ADC diubah menjadi digital dan ditampilkan pada 7 segmen. Nilai biner dari
set value dan proses value hasil pembacaan sensor dibandingkan oleh kompara-
tor untuk mengendalikan pemanas melalui TRIAC.
a. Analog to Digital Converter
Analog to Digital Converter (ADC) mengubah input sinyal analog menjadi siny-
al digital agar dapat diolah pada sistem digital.

Gambar 2.17 ADC 0804


Sumber:Texas Instrumen

INSTRUMENTASI DAN
38 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN
ADC 0804 merupakan IC pengubah sinyal analog ke sinyal digital 8 Bit kece-
patan konversi ditentukan oleh kombinasi R dan C pada pin CLK-R dan CLK-
IN jika menggunakan nilai R=10KΩ dan C=150pF maka waktu konversi adalah
sebagai berikut:

Tegangan input yang akan dikonversi dihubungkan ke pin 6 dan 7. Jika tegangan
yang akan dikonversi 0 – 5V, maka tegangan referensi adalah 5 – 0 =5V , pada
pin Vref harus diatur tegangan Vref/2 atau 5V/2 = 2,5V. pada pin Vref /2 harus
diatur sebesar 2,5V

Gambar 2.18 Pengatur tegangan Referensi


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

ADC 0804 akan menkonversi tegangan analog apabila ada sinyal high ke low
pada pin WR. Untuk menghasilkan pulsa secara terus menerus digunakan rang-
kaian astable multivibrator menggunakan IC NE 555 Timer.

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 39
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.19 Rangkaian Astable Multivibrator


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Frekunsi dari rangkaian astable multivibrator dapat dihitung melalui persa-


maan berikut:

Pin WR ADC dihubungkan dengan astable multivibrator agar konversi dapat


terus berlangsung. Pin CS untuk memilih IC dan pin RD dihubung ke ground
agar data tersedia pada DB0 – DB7.

INSTRUMENTASI DAN
40 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.20 Rangkaian ADC 0804


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Tampilan suhu dapat diamati pada display 7 segmen. IC 4511 berfungsi


sebagai pengubah sinyal BCD ke 7 Segmen. Terdapat 2 tampilan 7 segmen
untuk satuan dan puluhan. Untuk tampilan satuan dengan menghubungkan
input 4511 ke ke D0-D3

Gambar 2.21 Rangkaian 7 Segmen Satuan


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 41
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

Tampilan puluhan dengan menghubungkan input 4511 ke pin D4 – D7

Gambar 2.22 Rangkaian 7 Segmen Puluhan


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

b. Pengaturan Set Value


Nilai yang dikehendaki (Sv) diatur menggunakan potensiometer yang kemudi-
an diubah oleh ADC menjadi data digital.

Gambar 2.23 Rangkaian Set Value dan Vreff ADC


Sumber:Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Tampilan set value menggunakan dari ADC pengaturan setValue dat E0 – E3


untuk satuan dan E4 – E7 untuk nilai puluhan. Pada rangkaian ini tampilan
pada tidak menunjukan nilai suhu yang sebenarnya.
INSTRUMENTASI DAN
42 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN
c. Komparator
Bagian kontrol pada pengatur suhu adalah komparator yang membandingkan
nilai biner dari SetValue dengan nilai biner dari pembacaan sensor. Komponen
yang digunakan adalah IC 74LS85 4 bit magnitude comparator.
Data dari ADC sensor dibandingkan dengan data dari ADC SetValue, meng-
hasilkan sinyal yang kemudian di salurkan ke gerbang NAND.

Gambar 2.24 Rangkaian Saklar Daya


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Hasil perbandingan data Sv dan Pv dari sensor digunakan untuk


mengendalikan Heater pemanas. Optoisolator MOC3021 berfungsi sebagai
penyekat agar tidk terhubung langsung dengan sistem tegangan tinggi.
Sebagai saklar daya digunakan TRIAC BT137 yang akan menyalurkan listrik
ke heater.

Gambar 2.25 Rangkaian Saklar Daya


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 43
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

4. Kontrol Level Air


Berikut adalah kontrol level air dengan histerisis dimana ON dan OFF
pompa memiliki ambang batas berbeda ketika kondisi air naik dan turun
a. Schmitt Trigger
Schmitt trigger adalah input logic yang memiliki hysterisis atau 2 batas yang
berbeda saat berubah dari low ke high dan sebaliknya dari High ke Low. Ap-
likasi dari schmitt trigger antara lain sebagai pembangkit pulsa atau osilator.

Gambar 2.26 Rangkaian Schmitt Trigger


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Saat kedua input pada kondisi low output NAND gate high, maka arus
mengalir mengisi kapasitor melalui resistor. Ketika kapasitor terisi maka
input menjadi high dan output menjadi low arus kapasitor mengalir melalui
resistor. Setelam muatan kosong maka input kembali low dan begitulah
seterusnya kapasitor mengalamui pengisian dan pengosongan. Frekuensi
dari osilator dapat ditentukan dari nilai R dan C.
b. Filter Capasitor
Kondisi awal output NAND gate High. Saat frekuensi masuk akan diserahkan
oleh D1 dan disimpan di C2. Muatan penuh pada kapasitor C2 menyebabkan
input NAND gate kondisi high dan ouput low

Gambar 2.27 Rangkaian Filter Kapasitor


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
44 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

MATERI PEMBELAJARAN

V-2

Level Atas

Level Bawah
Clock KONTROL

E-7

E-8

Gambar 2.28 Kontrol Level dengan Hysterisis


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

Pada saat air kosong probe level bawah tidak terendam, transistor dan relay
aktif. Relay terkunci melalui kontak internal, pompa aktif dan air mulai
terisi. Ketika merendam probe level bawah maka transistor tidak aktif tetapi
relay tetap terkunci dan air tetap terisi. saat air merendam probe level atas,
transistor dan relay aktif. Relay ini memutuskan penguncian pada relay
motor maka pompa tidak aktif

Gambar 2.29 Rangkaian Kontrol Level dengan Hysterisis


Sumber: Tino, 2019 (Dokumen Pribadi)

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 45
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

CAKRAWALA

SEJARAH GERBANG LOGIKA

Gerbang logika pertama kali dibuat dalam bentuk mekanik pada sebuah perangkat
komputer mekanik yaitu mesin analitik yang dibuat oleh Charles Babbage pada
tahun 1837. Mesin analitik Babbage dapat melakukan berbagai operasi aritmatika
dan logika sederhana.
Pada tahun 1891 Almon Strowger
mempatenkan alat Strowger switch yang
terdiri dari gerbang logika menggunakan
relay.

Gambar 2.30 Mesin Analitical


Sumber. https://www.britannica.com/technology/Analyti-

Gambar 2.31 Strowger Switch


Sumber. https://www.slideshare.net/GourabGhosh4/strow-
ger-switching-system

Pada tahun 1898 Nikola Tesla membuat gerbang logika menggunakan tabung
hampa untuk menggantikan relay. Gerbang logika AND yang menggunakan
komponen elektronik pertama ditemukan oleh Walter Bothe pada tahun 1924.

RANGKUMAN

Sinyal digital merupakan sinyal diskrit yang memiliki kondisi High dan Low. Agar
dapat diolah oleh rangkaian digital maka sinyal analog dari sensor di ubh menjadi
sinyal digital oleh ADC (Analog to Digital Coverter). Untuk merancang sistem kontrol
digital diawali dengan tabel kebenaran yang menggambarkan kondisi input dan
output pada sistem kontrol yang kemudian disederhanakan.
og,

INSTRUMENTASI DAN
46 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan dan keterampilan mengenai sistem kontrol digital


maka dapat mengakses tautan berikut.
https://www.youtube.com/watch?v=Nrp8OgQLAlw&t=252s
https://www.youtube.com/watch?v=uFA-nxz4f8k
https://www.youtube.com/watch?v=cblZ7Rdaxog

LEMBAR PRAKTIKUM

1. KONTROL LEVEL FLUIDA

a. Buatlah rangkaian digital mengendalikan valve solenoide dengan


kondisi seperti gambar berikut. Valve hanya tertutup jika level air di
bawah titik B. Alarm berbunyi jika level air di bawah C

A Alarm

VALVE
C
V-1
E-1

b. Rencanakan kondisi input output masukan pada tabel berikut


A B C VALVE ALARM
0 0 0 0 1

c. Sederhanakan rangkaian dengan metoda SOP atau POS.

INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 47
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

d. Butlah rangkaian digital menggunakan gerbang logika.

2. Kontrol Level Fluida dengan Feedback

a. Rancang rangkaian kontrol untuk mengendalikan level Fluida, Feedback


berasal dari pembacaan oleh potensiometer sebagai sensor level.

b. Rancang gambar rangkaian konversi analog level ke digital.

Pelampung

E-2 E-3

c. Gambarkan rangkaian komparator

d. Gambarkan rangkaian Set value

PENILAIAN AKHIR BAB

Jawablah pertanyaan berikut


1. Jelaskan perbedaan sinyal digital dan sinyal analog
2. Jelaskan karakteristik sensor LM 35
3. Gambarkan rancangan astable multivibrator dengan frekuensi sekitar 1KHz
menggunakan NE555
4. Tentukan tegangan Vref /2 pada pada ADC 0804 jika input 200mV – 1000mV
5. Gambarkan rangkaian pengubah tekanan menjadi sinyal digital.

TUGAS MANDIRI

Rancang sistem kontrol tekanan menggunakan sensor pressure, analog sensor


diubah menjadi digital menggunakan ADC, bandingkan oleh komaparator dengan
set value

REFLEKSI

Setelah mempelajari bahasan mengenai sistem kontrol digital materi mana yang
masih belum dipahami?. Jika masih ada diskusikan tanyakan pada guru dan
diskusikan dengan teman. Rangkaian digital dapat dikembangkan aplikasi yang
berbeda beda.untuk sistem kontrol yang lainnya.
INSTRUMENTASI DAN
48 OTOMATISASI PROSES

Anda mungkin juga menyukai