Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Askeb Nifas dan Menyusui
Disusun Oleh :
Fina Nurfaizzah
Ira Zahra Aulia
Sherliyani Desianti Basri
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
umatnya.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Nifas dan
Menyusui. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada Ibu Daris Yolanda Sari, SST.,M.Keb. selaku dosen
pengampu.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan
untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Gizi Pada Ibu Nifas Dan Menyusui.....................................................................................................2
B. Suplemen Zat Besi/Vit A Pada Ibu Nifas Dan Menyusui....................................................................4
C. Kebersihan Diri/Bayi...........................................................................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa
60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi,
dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi
baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian
ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada
masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Asuhan Ibu Post Partum di rumah
dan Asuhan Bayi Baru Lahir atau Neonatus di rumah, mengenai Gizi, Suplemen Zat Besi/Vit
A, Dan Kebersihan Diri/Bayi.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui gizi pada ibu nifas
2. Untuk mengetahui suplemen zat besi/vit A pada ibu nifas
3. Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas di rumah mengenai kebersihan diri/bayi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gizi pada masa nifas adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu setelah
persalinan yang mempunyai nilai gizi untuk memenuhi kecukupan gizinya dan dapat
memperoleh ASI yang cukup untuk bayinya.
Kebutuhan gizi ibu nifas dan menyusui meningkat 3x dari kondisi sebelum hamil.
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk aktifitas, untuk pemulihan kondisi kesehatan
setelah melahirkan, untuk proses metabolisme, sebagai cadangan makanan dalam tubuh
serta untuk memnuhi proses produksi ASI. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan akan gizi untuk mencegah rendahnya kandungan zat gizi pada ibu, yaitu:
1) Kalori, ibu nifas membutuhkan sekitar 500 kalori per hari untuk menghasilkan
air susu bagi kebutuhan bayinya. Untuk mengetahui terpenuhinya kebutuhan
kalori dengan cara menimbang berat badan, apabila terjadi penuruna lebih dari
0,9 kg per minggu setelah tiga minggu pertama menyusui, berarti kebutuhan
kalori tidak tercukupi, sehingga akan menggangu produksi air susu.
Misalnya :Mie, susu, roti, biji-bijian dan kacang-kacangan, dll.
2) Protein, ibu nifas membutuhkan tiga porsi protein per hari selama
menyusui,protein sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu.
Misalnya telur dada ayam, daging sapi, ikan segar, udang, susu murni, kacang
kedelai, tahu,brokoli, tempe, keju, bayam, dll.
3) Vitamin C, karena bayi tidak dapat memperoleh kebutuhan vitamin C selain
dari air susu ibu, maka ibu menyusui perlu makan dua porsi makanan segar
yang mengandung vitamin C per hari, untuk menjamin bahwa air susu
merupakan sumber vitamin C bagi bayinya. Misalnya : jeruk, buah pepaya,
buah paprika merah, brokoli, stroberi, jambu biji, dll.
4) Kalsium, Selama menyusui kebutuhan kalsium akan meningkat satu porsi per
hari, melebihi kebutuhan selama kehamilan, dengan total lima porsi sehari.
Misalnya keju, yoghurt, sayuran hijau, kacang kedelai, ikan salmon, buah-
buahan kering, kacang putih, susu kedelai,jeruk, ikan sarden, pisang, dll.
2
5) Sayuran dan Buah-Buahan, Selama menyusui, kebutuhan sayuran dan buah-
buahan meningkat, untuk menjamin adanya vitaminA dan vitamin yang
esensial lain dalam air susu. Jumlah kebutuhan adalah tiga porsi sehari, baik
sayuran berwarna hijau maupun dan buah-buahan berwarna kuning. Misalnya:
pisang, jeruk, buah pepaya. jambu biji. brokoli, dll.
6) Karbohidrat, Karbohidrat kompleks adalah salah satu sumber vitamin B dan
mineral terbaik untuk pertumbuhan bayi. Dengan demikian selama menyusui.
Misalnya nasi, kentang, biji-bijian, semangka, ubi jalar, kacangkacangan,
sereal, pisang, roti, dll.
7) Zat Besi, ibu nifas memerlukan pergantian simpanan darah yang hilang
setelah melahirkan, dan untuk keperluan bayi. Untuk itu selama menyusui
makanlah makanan yang kaya akan zat besi setiap hari. Karena tidak mungkin
didapatkan hanya dari makanan, maka ibu menyusui perlu mendapat
suplemen zat besi sedikitnya 30-60 mg per hari. Misalnya: ikan, kentang,
bayam, jagung, kangkung, buah jeruk, kacang tanah, kacang hijau dan kacang
kedelai, dll.
8) Lemak, Lemak merupakan komponen penting dalam air susu, sebagian kalori
yang dikandungnya berasal dari lemak. Lemak bermanfaat untuk
pertumbuhan bayi. Kebutuhan lemak berkaitan dengan beray badan, apabila
berat badan ibu menyusui turun, maka tingkatkan asupan lemak sampai empat
porsi sehari. Misalnya:buah alpukat, kacang kenari, kacang kedelai, mentega
shea, minyak kelapa, minyak ikan, ikan laut, daging, telur, susu.
9) Garam, untuk pembentukan air susu gunakan garam dalam jumlah
secukupnya, penambahan garam meja agak dikurangi. Garam yang digunakan
harus mengandung yodium, karena yodium sangat dibutuhkan oleh bayi.
Hindari makanan olahan, dan makanan cepat saji dalam jumlah yang banyak,
karena makanan tersebut mengandung garam lebih banyak dari yang
ibutuhkan. Misalnya sayuran atau daging, produk daging olahan, kaldu dan
saus siap pakai, camilan, makanan instan, dll.
10) Cairan, Ibu nifas sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air
susu dengan cepat, hampir 90% air susu ibu terdiri dari air. Minumlah delapan
gelas air per hari, atau lebih jika udara panas. banyak berkeringat dan demam,
terlalu banyak minum lebih dari 12 gelas per hari juga tidak baik karena dapat
menurunkan pembentukan air susu. Waktu minum yang paling baik adalah
pada saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang
diminum bayi dapat diganti(Erna, 2013).
3
B. Suplemen Zat Besi/Vit A Pada Ibu Nifas Dan Menyusui
1. Zat Besi
- Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah.
- Dalam bentuk tablet atau pil yang berisi 60mg zat besi dan 500 mikro gram asam
folat dan berwarna merah.
- Untuk mencegah dan mengatasi kurang darah atau anemia.
Masa nifas memiliki berbagai risiko diantaranya bila ibu mengalami perdarahan
yang banyak, apalagi bila sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa
nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tak cukup
memberikan oksigen ke rahim. Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi
membahayakan, misalnya mengalami perdarahan post partum, maka harus segera diberi
transfusi darah. Jika kondisinya tidak berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian
obat-obatan penambah darah yang mengandung zat besi. Anemia pada ibu nifas dapat
dicegah dengan memberikan konseling pada ibu, dengan harapan agar ibu melakukan
kunjungan 6 hari setelah persalinan untuk mengetahui apakah ada kelainan-kelainan yang
dirasakan ibu nifas, pemberian zat besi oleh bidan, perbaikan menu makanan, pendidikan
dan penyuluhan tentang anemia.
Tablet Fe diberikan pada ibu nifas selama 40 hari pasca persalinan dengan dosis
3x50 mg/hari bahkan hingga 3x250 mg / hari secara oral sesuai dengan perhitungan dan
kebutuhan ibu nifas.
Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri
lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau sembelit. Agar tidak terjadi
efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau sirup besi setelah makan pada
malam hari. Setelah minum tablet besi atau sirup zat besi biasanya kotoran (feses)
berwarna kehitaman. Hal ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi
dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet besi sebaiknya
diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual.
Tablet besi baik dikonsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu
4
penyerapan dari zat besi ini. Tablet besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi
karena dapat menghambat penyerapannya.
Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi terdapat dalam bahan makanan
hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau tua misalnya daging, unggas, ikan,
kerang, telur, sereal, bayam dan lain-lain. Vitamin C dianggap dapat membantu penyerapan
zat besi di usus terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya teh, kopi dan
kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika dikonsumsi dalam dua jam
setelah makan makanan kaya zat besi.
2. Vitamin A
Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI, 2007). Vitamin A perlu diberikan
dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Vitamin A merupakan zat gizi yang penting
(essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
penuhi dari luar. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah
kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga meningkatkan status vitamin A pada ibu yang
disusuinya.Pada tahun 1998, badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa ibu dan bayi
yang disusuinya akan mendapatkan manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000 IU) yang diberikan paling lambat 60| hari (8 minggu /2 bulan) setelah
melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200,000 SI) seperti yang direkomendasikan sebelumnya dirasakan kurang memadai.
5
Hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian
vitamin A sebanyak 2 kali pertahun pada anak umur 5-59 bulan dapat mencegah
kekurangan vitamin A dan kebutaan (buta senja), juga meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga mengurangi kejadian kesakitan dan kematian pada
balita, karena vitamin ini dapat mencegah timbulnya komplikasi pada penyakit
yang sering terjadi pada balita seperti campak dan diare. Bagi ibu menyusui selain
untuk mencegah kebutaan, vitamin A sangat dibutuhkan untuk pembentukan ASI
yang berkualitas tinggi yang dibutuhkan bayi pada bulan-bulan pertama
kehidupannya.
c) Sumber Vitamin A
Vitamin A tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar
tubuh. Sebagian besar berasal dari produk hewani seperti daging, telur, susu, hati
serta beberapa makanan nabati yang mengandung beta karoten (pro vitamin A,
yang oleh tubuh diolah menjadi vitamin A), yaitu berasal dari buah-buahan dan
sayuran-sayuran berwarna-warni seperti wortel, bayam, daun singkong, kol,
brokoli, semangka, melon, pepaya, mangga, tomat dan kacang polong, hati,
kuning telur, dan ASI. Sedangkan sumber vitamin A hasil rekayasa adalah
beberapa produk makanan yang diperkaya (fortifikasi) dengan vitamin A antara
lain dalam minyak goreng, margarin, susu, dan beberapa jenis mie instan. Adalagi
sumber vitamin A yang sangat potensial karena gratis, mudah didapat dan
dosisnya mencukupi yaitu kapsul vitamin A.
6
C. Kebersihan Diri/Bayi
1. Kebersihan Ibu
Pada masa nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu nifas
sebagai berikut :
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi
harus segera diganti atau ganti pampers minimal 4-5 kali per hari.
11)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya.
Mengenai gizi, suplemen zat besi Vit A, dan Kebersihan Ibu dan Bayi, Gizi pada
masa nifas adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu setelah persalinan yang
mempunyai nilai gizi untuk memenuhi kecukupan gizinya dan dapat memperoleh ASI
yang cukup untuk bayinya.
B. Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu
mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan pada masa nifas. Ibu post partum diberi
penyuluhan mengenai apa yang harus ibu lakukan pada masa nifas tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://mandasweety.blogspot.com/2012/11/tugas-makalah-askeb-3-nifas-menjelaskan_24.html?
m=1
https://id.scribd.com/document/209020729/Sap-Zat-Besi-Vit-a-Fixx
https://id.scribd.com/document/527911536/Gizi-dan-kontrasepsi-ibu-nifas-dan-menyusui