Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

URAT SYARAF DAN IMUNOLOGI

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Syam

DI SUSUN OLEH

Anis

Dea Haniwi Maringgit

Fina Nurfaizzah

Tia Febrian

Zelianti Ardiana

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

PRODI DIII KEBIDANAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang senantiasa selalu
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini setelah melalui berbagai rintangan dan hambatan.
            Makalah ini penulis beri judul “URAT SYARAF DAN IMUNOLOGI”. Adapun
tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar
semester 1. Selain itu, makalah disusun guna memberikan informasi dan pengetahuan
tentang urat syaraf dan imunologi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan
makalah ini di masa yang akan datang agar lebih baik.
Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                   
Purwakarta, 16 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4

2.1 Pengertian....................................................................................... 4

2.2 Struktur dan Fungsi Sel Saraf .......................................................... 4

2.3 Fungsi Sistem Saraf......................................................................... 5

2.4 Tipe Saraf Pada Tubuh Manusia...................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................... 8

3.1 Pengertian....................................................................................... 8

3.2 Fungsi Sistem Imun......................................................................... 8

3.3 Pembagian Sistem Imun.................................................................. 9

3.4 Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya............................................... 9

3.5 Antigen dan Antibody..................................................................... 10

BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 12

4.1 Kesimpulan..................................................................................... 12

4.2 Saran............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.1.1 Urat Saraf

Sistem saraf merupakan hal terpenting bagi tubuh manusia, sistem saraf adalah sistem organ
yang dapat meregulasi dan mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem tersebut juga
bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang dimiliki manusia. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya (Irianto, 2004). Angka kematian akibat penyakit saraf menurut World Federation
of Neurology (WFN) baru-baru ini yang telah berkolaborasi dalam survei internasional mengenai
gangguan neurologi yang melibatkan 109 negara dan mencakup lebih dari 90% dari populasi
dunia. Terdapat setidaknya 9 penyakit dengan epidemiologi tersering hampir di seluruh negara
tanpa mengenal faktor kekuatan ekonomi tiap negara. Adapun penyakit dengan etiologi tersering
yakni demensia, epilepsi, nyeri kepala, multiple sklerosis, nyeri yang berhubungan dengan
gangguan neurologi, parkinson’s disease, stroke, cedera kepala dan neuroinfeksi. Di Indonesia
Penyakit saraf dengan komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi di
Indonesia dan mengancam jiwa manusia.

Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun,
dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol
respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam
integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat
bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan.
Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai
cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada
rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan,
dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan
respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera.
Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi
rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.

1
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan
kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita
terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan.

Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika tidak akan hilang”. Setelah
sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena manusia terus belajar dari rangkaian
pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini sedikit banyak
mengubah aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan pembaca.

1.1.2 Imunologi

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus
disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya
senyawa beracun ke dalam tubuh.

Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini
berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan didalam kendaraan, makan siang serba
tergesah-gesah, dan malam karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan. Belum lagi
kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga dan stres. Apabila
terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun, lesu, cepat lelah dan mudah
terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak orang yang masih muda banyak yang
mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern serta polusi, diet
tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga menurunkan
kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh seringkali terabaikan sehingga
timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia dini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sel saraf ?

2. Apa saja penyusun sistem saraf ?

3. Apa saja fungsi sistem saraf ?

4. Apa saja klasifikasi sistem saraf ?

5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?

6. Apa saja kelainan pada sistem saraf?

2
7. Apa pengertian sistem imun

8. Apa fungsi sistem imun?

9. Apa yang dimaksud antigen dan antibody?


10. Apa yang dimaksud sistem komplemen?
11. Macam-macam imunitas?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian sistem imun
2. Untuk mengetahui fungsi sistem imun
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud antigen dan antibodi
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem komplemen
5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam imunitas
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
7. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
8. Untuk mengetahui apa saja penyusun, fungsi, dan klasifikasi sistem saraf.
9. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
10. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti urat saraf adalah struktur jaringan
urat yang menghubungkan otak dengan semua bagian tubuh, yang membawa pesan
tertentu ke otak dan mengirimkan berita dari otak ke bagian tubuh yang lain. Arti lainnya
dari urat saraf adalah tali rasa.

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak
dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan
suatu impuls (rangsangan). [09.40, 27/10/2020] Dea: Sistem saraf merupakan jaringan
kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh.

Sel saraf yang disebut neuron adalah sel yang membentuk sistem jaringan saraf.
Mereka bekerja dengan tindakan kimia dan listrik yang memungkinkan transmisi sinyal di
tubuh kita.

Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan
semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.

2.2 Struktur dan Fungsi Sel Saraf

Berdasarkan Struktur dan Fungsinya

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

 Sel saraf sensori

Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan
alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls

4
dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

 Sel saraf motor

Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson
yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim
impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari
tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya
sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.

 Sel saraf intermediet (Neuron konektor)

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, antara lain:

 Reseptor

Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan
eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima
menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.

 Penghantar impuls

Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain.
Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat
sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.

 Efektor

5
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik
dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

2.3 Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.

1) Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.


2) Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
3) Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4) Mengekspresikan emosi.
5) Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6) Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.

2.4 Tipe Saraf Pada Tubuh Manusia

Ada tiga tipe saraf pada tubuh manusia, yaitu:

 Saraf otonom.

Saraf ini berfungsi mengontrol gerakan tubuh yang tidak disadari atau gerakan tubuh
setengah disadari seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan pengaturan suhu
tubuh.

 Saraf motorik.

Jenis saraf yang mengontrol gerakan dengan mengirimkan informasi dari otak dan
tulang belakang menuju ke otot.

 Saraf sensorik.

Saraf ini akan mengirimkan informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang
dan otak. Informasi ini diproses agar manusia merasakan sakit atau sensasi lainnya

6
7
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respon


tubuh, terutama respon kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546, girolamo
fracastoro mengajukan teori kontagion bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat

8
yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu, tetapi zat tersebut sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat
diidentifikasikan.

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh
sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar,
sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan
sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Imunologi adlah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian
mencakup kajian mengenai semua aspek system imun (kekebalan) pada semua organisme.
Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologi system imun yang baik dalam
keadaan sehat maupun sakit malfungsi system imun pada gangguan imunologi (penyakit
autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allografi, karekteristik
fisik ,kimiawi, dan fisiologi komponen-komponen system imun in vitro, in situ, dan in
vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya
dipecah menjadi beberapa subdisiplin.

3.2 Fungsi Sistem Imun

Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan


menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus,
serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau
rusak untuk perbaikan jaringan, Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Dan
Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast).

3.3 Pembagian Sistem Imun

Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang mempunyai kerja
sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, sistem imun ini
semuanya terdiri dari bermacam-macam sel leukosit ( sel darah putih ).

9
a. Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak
lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya
terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.

b. Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu
sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini dapat
menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya
( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.

Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem imun.
Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun nonspesifik.
Terdapat 2 macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan bakteri,
sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T ) untuk pertahanan terhadap bakteri yang
hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan.

3.4 Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya

a. Sistem Kekebalan Alami

Jika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak, tubuh akan membentuk antibodi
untuk melawan campak. Dibentuknya antibodi ini menyebabkan tubuh menjadi kebal
(imun) terhadap campak. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki
tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan
(aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap
beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut
terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan
beberapa hari sampai beberapa minggu.

Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang
sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal
antigen yang disebut sel-sel memori. Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh:
pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu
mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan
berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi
cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

10
b. Sistem Kekebalan Buatan

Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau
ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen)
yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi.
Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang
disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan
dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya
tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang.
Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan
buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk antibodi sendiri.

3.5 Antigen dan Antibody

1. Antigen

a) Pengertian

Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun spesifik dari limfosit pada
manusia dan hewan. Antigen meliputi molekul yang dimilki virus, bakteri, fungi, protozoa
dan cacing parasit. Molekul antigenic juga ditemukan pada permukaan zat-zat asing
seperti serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan. Sel B dan sel T terspesialisasi bagi
jenis antigen yang berlainan dan melakukan aktivitas pertahanan yang berbeda namun
saling melengkapi (Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77).

Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem
kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan
antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam
produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa
molekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang
bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-
sel kanker, dan racun.

2. Antibodi

a) Pengertian

Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh
antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk

11
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,
sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan
musuh-musuh penyerbu.

b) Fungsi

· Untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.

· Membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.

c) Sifat Antibodi

Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi
spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas
dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya
berdasarkan perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma satu,
Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan
jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam
kombinasi yang tepat.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

12
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan
sistem saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem
saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar,
sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Jika
sistem ini terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti alergi atau hipersensitivitas.

4.2 Saran

 Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus
dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar
lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat
 setelah mengetahui teori dasar tentang imunologi, kita diharapkan mampu
meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh kita dengan menjalankan
gaya hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai macam infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai