Disusun Oleh :
Portonatus P. Menanti (12200539)
Karena anak perusahaan secara legal terpisah dari induk perusahaan, kreditur dan
pemegang anak perusahaan umumnya tidak mempunyai klaim terhadap induk perusahaan
dan juga pemegang saham anak perusahaan tidak mendapat bagian dari laba induk
perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian biasanya hanya mempunyai
sedikit kegunaan bagi mereka yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang
asset, modal, atau laba individual anak perusahaan.
Fokus contoh ini adalah laporan posisi keuangan, tetapi konsep tersebut juga berlaku untuk
laporan keuangan yang lain. Asumsikan pada tanggal 1 januari 20X1, PT Indah membeli
pada nilai buku semua saham biasa PT Andika. Pada akhir tahun 20X1, laporan posisi
keuangan dari kedua perusahaan tampak sebagai berikut.
31 Desember 20X1
PT Indah PT Andika
Aset
Rp Rp
Kas 5.000.000 3.000.000
Rp Rp
Piutang (bersih) 84.000.000 30.000.000
Rp Rp
Persediaan 95.000.000 60.000.000
Rp Rp
Aset Tetap (bersih) 375.000.000 250.000.000
Rp Rp
Aset lain-lain 25.000.000 15.000.000
Investasi pada saham PT. Rp
Andika 300.000.000
Rp Rp
Total Aset 884.000.000 358.000.000
Informasi tambahan terkait dengan PT Indah dan PT Andika adalah sebagai berikut.
Jika induk perusahaan mengkonsolidasi kepemilikan anak perusahaan yang tidak dimiliki
seluruhnya, maka laporan konsolidasian akan disajikan sebagai berikut.
Pendapatan Rp1.800.000.000
Beban (800,000,000)
Rp
Laba Bersih Konsolidasi 1.000.000.000
Dikurangi: Laba Bersih Konsolidasi yang
diatribusikan (75,000,000)
ke kepentingan non pengendali di anak
perusahaan
Laba Bersih Konsolidasi yang diatribusikan ke
Rp
kepentingan pengendali 925.000.000
Ekuitas.
Rp
Kepentingan Pengendali 10.000.000.000
Saham Biasa 50,000,000,000
Agio Saham Biasa 30,000,000,000
Rp
Saldo Laba 90.000.000.000
Total Kepentingan Pengendali 5,000,000,000
Kepentingan non Pengendali di anak
Perusahaan
Rp
Total Ekuitas 95.000.000.000