Anda di halaman 1dari 26

Laporan Perhitungan Struktur

PERENCANAAN KUDA- KUDA LENGKUNG


DENGAN PROFIL BAJA PIPA

A. Pemodelan Struktur

Analisis struktur rangka kuda- kuda lengkung dilakukan dengan dengan Program
SANSPRO 5.2 (Structure Analysis Program). Desain kuda- kuda tersebut ditunjukkan
pada Gambar berikut.

Gambar 1. Perencanaan Struktur Kuda- kuda (AutoCAD)

Gambar 2. Desain Kuda- kuda Lengkung dengan Curved Frame Geometry dariSANSPRO

1
Laporan Perhitungan Struktur

Pemodelan struktur kuda- kuda dengan SAP ditunjukkan pada Gambar berikut :

Gambar 3. Pemodelan Struktur Kuda- kuda secara 2D dengan SANSPRO

Gambar 4. Pemodelan Struktur Kuda- kuda secara 3D dengan SANSPRO

2
Laporan Perhitungan Struktur

B. Peraturan dan Standar Perencanaan

1. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 1728:2013
2. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, PPPURG 1987.
3. Tabel Profil Baja.

C. Data Teknis

Bentang kuda- kuda = 25 meter


Jarak antar kuda- kuda = 6 meter
Profil kuda- kuda = Pipa 2.5 ” & 3 ”

Mutu baja = BJ 37
Alat sambung = Las
Tegangan putus minimum (fu) = 370 Mpa
Tegangan leleh minimum (fy) = 240 Mpa
Profil Gording = C 125.50.20.3,2
Berat profil gording = 6,76 kg/m
Sudut Kemiringan (α) = 15,7º
Penutup Atap = Spandek
Berat penutup atap = 6 kg/m2

Jenis Profil yang digunakan ditunjukkan pada Gambar berikut :

Gambar 5. Profil Baja Pipa 2.5˝


& 2”

3
Laporan Perhitungan Struktur

Tampilan Extrude profil yang digunakan pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada
Gambar berikut :

Gambar 6. Tampilan Extrude Profil Pipa 2.5˝ & 3˝yang Digunakan dalam Struktur Kuda- kuda

D. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang bekerja pada struktur Kuda- kuda diinput dengan program
SANSPRO dengan cara mengisi jenis beban apa saja yang bekerjaseperti ditunjukkan pada
Gambar berikut :

Gambar 7. Jenis Beban yang Bekerja pada Struktur Kuda- kuda

4
Laporan Perhitungan Struktur

E. Perhitungan Beban :

1. Beban Mati
Beban penutup atap Spandek 6 Kg/m² x 6 = 39.6 kg
Beban gording C 125.50.20.3,2 x 6 m = 6,76 x 6 = 40,56 kg
Berat instalasi ME (Mechanical Electrical) = 25 kg

Beban mati (dead load) yang bekerja pada struktur kuda- kuda dianggap beban titik
yang terpusat pada tiap joint. Input beban mati pada kuda- kuda ditunjukkan pada
Gambar berikut.

5
Laporan Perhitungan Struktur

Gambar 8. Input Beban Mati (Dead Load) pada Struktur Kuda- kuda

Beban mati (dead load) yang bekerja pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada
Gambar berikut :

Gambar 9 . Beban Mati (dead load) yang Bekerja pada Struktur Kuda- kuda

2. Beban Hidup

Berat pekerja di setiap joint = 100 kg


Berat air hujan = 40 – 0,8.  = 40 – 0,8 x 15,7 = 27,44 kg
Berat hidup total = 127,44 kg

6
Laporan Perhitungan Struktur

Beban hidup (live load) yang bekerja pada struktur kuda- kuda dianggap beban titik
yang terpusat pada tiap joint. Input beban hidup (live load) dapat dilakukan dengan cara
Assign – Joint Loads – Force – Live, dengan arah beban FZ (-) dari atas ke bawah.
Input beban hidup pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada Gambar berikut.

Gambar 10. Input Beban Hidup (Live Load) pada Struktur Kuda- kuda

Beban hidup (live load) yang bekerja pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada
Gambar berikut :

Gambar 11. Beban Hidup (live load) pada Struktur Kuda- kuda

7
Laporan Perhitungan Struktur

3. Beban angin

Berdasarkan PPPURG 1987, koefisien angin untuk gedung tertutup adalah sebagai
berikut :

Tekanan angin di luar daerah pantai (qw) = 25 kg/m2


Sudut kemiringan kuda- kuda = 15,7º

Koefisien angin tekan = 0,02α - 0,4 = 0,02 x 15,7- 0,4 = 0,086


Koefisien angin hisap = -0,4

a. Angin tekan (QT) = Ljrk. antar gording x Bantar kk x Koef tekan x qw


= 1,1 x 6 x 0,086 x 25
= 14,19 kg

Beban angin vertikal (VT) = QT x cos α


= 14,19 x cos 15,7° = 13,6 kg

Beban angin horizontal (HT) = QT x sin α


= 14,19 x sin 15,7° = 3,8 kg

b. Angin hisap (QH) = Ljrk. antar gording x Bantar kk x Koef hisap x qw


= 1,1 x 6 x 0,4 x 25
= 66 kg

Beban angin vertikal (VH) = QH x cos α


= 66 x cos 15,7° = 63,5 kg

Beban angin horizontal (HH) = QH x sin α


= 63,5 x sin 15,7° = 17,8 kg

8
Laporan Perhitungan Struktur

Input beban angin (dari arah kanan) pada struktur kuda- kuda dilakukan dengan cara Assign –
Joint Loads – Force, dengan arah beban sumbu X dan Z seperti Gambar berikut.

Gambar 12. Beban Angin Tekan (dari Kiri) Gambar 13. Beban Angin Hisap

Beban angin (wind load) dari arah kanan pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada Gambar
berikut :

Gambar 14. Beban Angin (wind load) dari Arah Kiri pada Struktur Kuda- kuda

9
Laporan Perhitungan Struktur

Input beban angin (dari arah Kiri) pada struktur kuda- kuda dilakukan dengan cara Add –
Joint Loads – Force, dengan arah beban sumbu X dan Z seperti Gambar berikut.

Gambar 15. Input Beban Angin Tekan (dari Kiri) Gambar 16. Input Beban Angin Hisap

Beban angin (wind load) dari arah kiri pada struktur kuda- kuda ditunjukkan pada Gambar
berikut :

Gambar 17. Beban Angin (wind load) dari Arah Kiri pada Struktur Kuda- kuda

10
Laporan Perhitungan Struktur

F. Analisis Struktur
Acuan perencanaan yang akan digunakan dilakukan dengan cara Design – Steel
Frame Design . Kemudian pilih AISC-LRFD 2016.

Gambar 18. Steel Frame Design Berdasarkan AISC- LRFD 2016

Memilih kombinasi pembebanan yang bekerja pada Struktur dengan cara Define -
Steel Frame Design – Select Design Combos seperti berikut.

11
Laporan Perhitungan Struktur

Gambar 19. Design Load Selection, Pemilihan kombinasi yang bekerja pada Struktur

12
Laporan Perhitungan Struktur

Karena struktur dianalisis secara 2 dimensi, maka pilih Analysis Options dengan
sumbu XZ Plane.

Gambar 20. Set Analysis Option XZ Plane frame

Untuk melihat kemampuan struktur dalam menerima beban dapat dilakukan dengan
cara Analisis – Force/Moment Diagram

Gambar 21. Moment Diagram

13
Laporan Perhitungan Struktur

Nilai rasio tegangan (perbandingan tegangan yang terjadi dengan tegangan yang
direncanakan, / r) pada setiap elemen batang dapat diketahui dengan cara Design –
Steel Frame Design – View Moment Design Risults.

Semua Design tidak ada yang Fail /Merah

Gambar 22. Nilai Rasio Tegangan pada Elemen Struktur Kuda- kuda
Dengan Kondisi Aman ( Tidak Bewarna Merah ) Begitu Juga
Dengan Disain Kolom Beton Bertulangnya.

14
Laporan Perhitungan Struktur

gaya- gaya yang bekerja (tekan dan tarik) pada struktur seperti berikut :

Gambar 23. Tabel Element Forces Frame

15
G. Kontrol Hitungan
Kontrol Output Perhitungan Sanspro

Penampang yang dikontrol dari hasil perhitungan dengan program Sanspro


ini , dihitung dengan otomatis
yang mana Jika penampang :

Aman Rasionya Ru / R Ijin = < 1

Khusus Pada sambungan Dikontrol aman jika

Ru / Rijin = < 1.8

Karena Anggapan Asumsi Minimum dengan


penampang Utama + Luasan Voute
yang Minimum Luasanya H^2 Luasan Penampang Utama

Sehingga Rasionya 2 x Rasio Penampang Utama


Berdasarkan Output Perhitungan SANSPRO

(perbandingan tegangan yang terjadi dengan tegangan yang


direncanakan, / r < 1) = Aman /Ok

H. Kesimpulan

1. Perencanaan struktur kuda- kuda lengkung


menggunakan profil baja pipa, untukmenghindari adanya
tekuk lateral karena profil pipa mempunyai kekakuan
yangsama ke segala arah, tidak ada sumbu lemah sumbu
kuat.
2. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa struktur kuda- kuda aman dan
mampu menerima berbagai macam kombinasi
pembebanan yang meliputi : beban mati, beban hidup,
dan beban angin.
3. Dimensi Penampang Ijin Yang digunakan

Kolom Beton ( K 50x50) = 500 x500 mm


Kolom Baja (WF300 x 150) = 300 x 150 mm ( 12 D19 - D10 - 150)
Frame WF200x150 = 200 x 150 mm
Pipa Lengkung Utama (P89) = 3 inch
Pipa Lengkung Tengah (P76) = 2 1/2 inch
Gording = C 125.50.20.3,2
LAMPIRAN : PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

A. DATA BAHAN

Tegangan leleh baja (yield stress ), fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus (ultimate stress ), fu = 370 MPa
Tegangan sisa (residual stress ), f r == 70 MPa
Modulus elastik baja (modulus of elasticity ), E= 200000 MPa
Angka Poisson (Poisson's ratio ), = 0.3

B. DATA PROFIL BAJA Lip Channel : C 125.50.20.3,2


ht = 125 mm
b= 50 mm
a= 20 mm
t= 3.2 mm
A= 781 mm2
Ix = 1810000 mm4
Iy = 270000 mm4
Sx = 29000 mm3
Sy = 8020 mm3
rx = 48.2 mm
ry = 18.5 mm
c= 16.8
Berat profil, w= 6.13 kg/m

Faktor reduksi kekuatan untuk lentur, b = 0.90


Faktor reduksi kekuatan untuk geser, f = 0.75
Diameter sagrod, d= 8 mm
Jarak (miring) antara gording, s= 1000 mm
Panjang gording (jarak antara rafter), L1 = 6000 mm
Jarak antara sagrod (jarak dukungan lateral gording), L2 = 2000 mm
Sudut miring atap, = 15.7 

C. SECTION PROPERTY
G = E / [ 2 * (1 + ) ] = 76923.077 MPa
h = ht - t = 121.80 mm
J = 2 * 1/3 * b * t3 + 1/3 * (ht - 2 * t) * t3 + 2/3 * ( a - t ) * t3 = 2754.70 mm4
Iw = Iy * h2 / 4 = 1.001E+09 mm6
X1 =  / Sx * √ [ E * G * J * A / 2 ] = 13936.14 MPa
X2 = 4 * [ Sx / (G * J) ]2 * Iw / Iy = 0.00028 mm2/N2
Zx = 1 / 4 * h t * t2 + a * t * ( h t - a ) + t * ( b - 2 * t ) * ( h t - t ) = 24034 mm3
Zy = ht*t*(c - t / 2) + 2*a*t*(b - c - t / 2) + t * (c - t)2 + t * (b - t - c)2 = 13597 mm3

G = modulus geser, Zx = modulus penampang plastis thd. sb. x,


J = Konstanta puntir torsi, Zy = modulus penampang plastis thd. sb. y,
Iw = konstanta putir lengkung, X1 = koefisien momen tekuk torsi lateral,
h = tinggi bersih badan, X2 = koefisien momen tekuk torsi lateral,

1. BEBAN PADA GORDING

2.1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )

No Material Berat Satuan Lebar Q


(m) (N/m)
1 Berat sendiri gording 61.3 N/m 61.3
2 Atap baja (span deck ) 120 N/m 2
1.0 120.0
Total beban mati, QDL = 181.3 N/m

2.2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )

Beban hidup akibat beban air hujan diperhitungkan setara dengan beban genangan air
setebal 1 inc = 25 mm. qhujan = 0.025 * 10 = 0.25 kN/m2
Jarak antara gording, s= 1 m
Beban air hujan, qhujan * s * 103 = 250 N/m
Beban hidup merata akibat air hujan, QLL = 250 N/m
Beban hidup terpusat akibat beban pekerja, PLL = 1000 N
3. BEBAN TERFAKTOR

Beban merata, Qu = 1.2 * QDL + 1.6 * QLL = 617.56 N/m


Beban terpusat, Pu = 1.6 * PLL = 1600.00 N
Sudut miring atap, = 0.27 rad
Beban merata terhadap sumbu x, Qux = Qu * cos  *10-3 = 0.5945 N/mm
Beban merata terhadap sumbu y, Quy = Qu * sin  *10-3 = 0. 671 N/mm
Beban terpusat terhadap sumbu x, Pux = Pu * cos  = 1540.31 N
Beban terpusat terhadap sumbu y, Puy = Pu * sin  = 432.96 N

4. MOMEN DAN GAYA GESER AKIBAT BEBAN TERFAKTOR

Panjang bentang gording terhadap sumbu x, Lx = L1 = 6000 mm


Panjang bentang gording terhadap sumbu y, Ly = L2 = 2000 mm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Mux = 1/10 * Qux * Lx2 + 1/8 * Pux * Lx = 3295502 Nm
Momen pada 1/4 bentang, MA = 2471626 Nm
Momen di tengah bentang, MB = 3295502 Nm
Momen pada 3/4 bentang, MC = 2471626 Nm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Muy = 1/10 * Quy * Ly2 + 1/8 * Puy * Ly = 175085 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Vux = Qux * Lx + Pux = 5107 N
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Vuy = Quy * Ly + Puy = 767 N

5. MOMEN NOMINAL PENGARUH LOCAL BUCKLING

Pengaruh tekuk lokal (local buckling) pada sayap :


Kelangsingan penampang sayap, =b/t= 15.625
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang compact ,
p = 170 / √ fy = 10.973
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact ,
r = 370 / √ ( fy - fr ) = 28.378
Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = fy * Zx = 5768049 Nmm
Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = fy * Zy = 3263201 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Mrx = Sx * ( fy - fr ) = 4930000 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = Sy * ( fy - fr ) = 1363400 Nmm
Momen nominal penampang untuk :
a. Penampang compact ,   p
→ Mn = Mp
b. Penampang non-compact , p <   r
→ Mn = Mp - (Mp - Mr) * (  - p) / ( r - p)
c. Penampang langsing ,  > r
→ Mn = Mr * ( r /  )2

 > p dan  < r


Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang non-compact
Momen nominal penampang terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut :
compact : Mn = Mp = - Nmm
non-compact : Mn = Mp - (Mp - Mr) * (  - p) / ( r - p) = 5544068 Nmm
langsing : Mn = Mr * ( r /  )2 = - Nmm
Momen nominal terhadap sumbu x penam non-compact Mnx = 5544068 Nmm
Momen nominal penampang terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut :
compact : Mn = Mp = - Nmm
non-compact : Mn = Mp - (Mp - Mr) * (  - p) / ( r - p) = 2755451 Nmm
langsing : Mn = Mr * ( r /  )2 = - Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y penam non-compact Mny = 2755451 Nmm
6. MOMEN NOMINAL PENGARUH LATERAL BUCKLING

Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk :


a. Bentang pendek : L  Lp
→ Mn = Mp = fy * Zx
b. Bentang sedang : Lp  L  Lr
→ Mn = Cb * [ Mr + ( Mp - Mr ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ]  Mp
c. Bentang panjang : L > Lr
→ Mn = Cb *  / L*√ [ E * Iy * G * J + (  * E / L )2 * Iy * Iw ]  Mp
Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,
Lp = 1.76 * ry * √ ( E / fy ) = 940 mm
Tegangan leleh dikurangi tegangan sisa, fL = fy - fr = 170 MPa
Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis tekuk
torsi lateral, Lr = ry * X1 / fL * √ [ 1 + √ ( 1 + X2 * fL2 ) ] = 3035 mm
Koefisien momen tekuk torsi lateral,
Cb = 12.5 * Mux / ( 2.5*Mux + 3*MA + 4*MB + 3*MC ) = 1.14
Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = fy * Zx = 5768049 Nmm
Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = fy * Zy = 3263201 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Mrx = Sx * ( fy - fr ) = 4930000 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = Sy * ( fy - fr ) = 1363400 Nmm
Panjang bentang terhadap sumbu y (jarak dukungan lateral), L = L2 = 2000 mm
L > Lp dan L < Lr
 Termasuk kategori : bentang sedang
Momen nominal terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut :
Mnx = Mpx = fy * Zx = - Nmm
Mnx = Cb * [ Mrx + ( Mpx - Mrx ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] = 6072754 Nmm
2
Mnx = Cb *  / L*√ [ E * Iy * G * J + (  * E / L ) * Iy * Iw ] = - Nmm
Momen nominal thd. sb. x untuk : bentang sedang Mnx = 6072754 Nmm
Mnx > Mpx
Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mnx = 5768049 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut :
Mny = Mpy = fy * Zy = - Nmm
Mny = Cb * [ Mry + ( Mpy - Mry ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] = 2615868 Nmm
2
Mny = Cb *  / L*√ [ E * Iy * G * J + (  * E / L ) * Iy * Iw ] = - Nmm
Momen nominal thd. sb. y untuk : bentang sedang Mny = 2615868 Nmm
Mny < Mpy
Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mny = 2615868 Nmm
7. TAHANAN MOMEN LENTUR

Momen nominal terhadap sumbu x :


Berdasarkan pengaruh local buckling , Mnx = 5544068 Nmm
Berdasarkan pengaruh lateral buckling , Mnx = 5768049 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu x (terkecil) yg menentukan, Mnx = 5544068 Nmm
Tahanan momen lentur terhadap sumbu x,  b * Mnx = 4989661 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y :
Berdasarkan pengaruh local buckling , Mny = 2755451 Nmm
Berdasarkan pengaruh lateral buckling , Mny = 2615868 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y (terkecil) yg menentukan, Mny = 2615868 Nmm
Tahanan momen lentur terhadap sumbu y,  b * Mny = 2354281 Nmm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Mux = 3295502 Nmm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Muy = 175085 Nmm
Mux / ( b * Mnx ) = 0.6605
Muy / ( b * Mny ) = 0.0744
Syarat yg harus dipenuhi : Mux / ( b * Mnx ) + Muy / ( b * Mny ) ≤ 1.0
Mux / ( b * Mnx ) + Muy / ( b * Mny ) = 0.7348 < 1.0 AMAN (OK)

8. TAHANAN GESER

Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi syarat,


h/t  6.36 *  ( E / fy )
38.06 < 183.60  Plat badan memenuhi syarat (OK)

Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Vux = 5107 N


Luas penampang badan, Aw = t * ht = 400 mm2
Tahanan gaya geser nominal thd.sb. x, Vnx = 0.60 * fy * Aw = 57600 N
Tahanan gaya geser terhadap sumbu x,  f * Vnx = 43200 N
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Vuy = 767 N
Luas penampang sayap, Af = 2 * b * t = 320 mm2
Tahanan gaya geser nominal thd.sb. y, Vny = 0.60 * fy * Af = 46080 N
Tahanan gaya geser terhadap sumbu x,  f * Vny = 34560 N
Vux / ( f * Vnx ) = 0.1182
Vuy / ( f * Vny ) = 0.0222
Syarat yang harus dipenuhi :
Vux / ( f * Vnx ) + Vuy / ( f * Vny )  1.0
Vux / ( f * Vnx ) + Vuy / ( f * Vny ) = 0.1404 < 1.0 AMAN (OK)
9. KONTROL INTERAKSI GESER DAN LENTUR

Sayarat yang harus dipenuhi untuk interakasi geser dan lentur :


Mu / ( b * Mn ) + 0.625 * Vu / ( f * Vn )  1.375

Mu / ( b * Mn ) = Mux / ( b * Mnx ) + Muy / ( b * Mny ) = 0.7348


Vu / ( f * Vn ) = Vux / ( f * Vnx ) + Vuy / ( f * Vny ) = 0.1404
Mu / ( b * Mn ) + 0.625 * Vu / ( f * Vn ) = 0.8226
0.8226 < 1.375  AMAN (OK)

10. TAHANAN TARIK SAGROD

Beban merata terfaktor pada gording, Quy = 0.1671 N/mm


Beban terpusat terfaktor pada gording, Puy = 432. 6 N/m
Panjang sagrod (jarak antara gording), Ly = L2 = 2000 m
Gaya tarik pada sagrod akibat beban terfaktor,
Tu = Quy * Ly + Puy = 767 N
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan tarik putus, fu = 370 MPa
Diameter sagrod, d= 8 mm
Luas penampang brutto sagrod, Ag =  / 4 * d2 = 50.27 mm2
Luas penampang efektif sagrod, Ae = 0.90 * Ag = 45.24 mm2

Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang brutto,


 * Tn = 0.90 * Ag * fy = 10857 N
Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang efektif,
 * Tn = 0.75 * Ae * fu = 12554 N
Tahanan tarik sagrod (terkecil) yang digunakan,   * Tn = 10857 N
Syarat yg harus dipenuhi : Tu   * Tn
767 < 10857  AMAN (OK)

Anda mungkin juga menyukai