Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Biologi Umum

Oleh Kelompok 5:

Alfared Salomo Simanjuntak - 2021321021

Uswatun Hasanah Makadomo - 2021321024

Christianty Hutagalung - 2021321014

Iin ovelin manoy- 2021321016

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

pertolongan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah biologi

umum. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam memenuhi nilai

mata kuliah biologi umum di Universitas Kristen Indonesia Tomohon Jurusan

Farmasi. Rasa terima kasih kepada Dosen serta teman-teman yang mendukung

pembuatan makalah ini. Penulis menyadari masih ada banyak kekurangan pada

penulisan makalah ini, maka penulis menerima kritik dan saran dari pembaca.

Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Manado, Oktober 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 3

D. Manfaat 3

BAB II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Bioteknologi…………………………………………..……..……4

B. Ruang lingkup……………………………………………………..………5

C. Penggolongan…………………………………………………..…..…….12

D. Penerapan Bioteknologi……………………………………………..……

17

E. Etika Bioteknologi

……………………………………………………….18

F. Garis Waktu Bioteknologi………………………………………………..19

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan 21

DAFTAR PUSTAKA 22

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang


pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) dan produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol,antibiotik, asam organik) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi saja, terdapat
beberapa ruang lingkup bioteknologi seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan


tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal.

Pada masa sekarang, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di


negara-negara maju. Kemajuan ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik

1
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan,
dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat
gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa sekarang
juga dapat dilihat pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Contohnya, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-
zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri
jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang


melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme


melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.

Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan


"lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang
menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain: Jagung tahan
hama serangga, kapas resisten hama serangga, pepaya resisten virus, enzim
pemacu produksi susu pada sapi, padi mengandung vitamin A, pisang
mengandung vaksin hepatitis.

B. Rumusan Masalah

2
1. Apa fungsi, manfaat serta dampak dari penerapan biotenologi dalam

keseharian terutama di masa pandemi ?

2. Bagaimana konsep dasar, ruang lingkup, dan cabang dari ilmu bioteknologi?

B. Tujuan

1. Untuk meninjau konsep dasar, ruang lingkup, dan cabang dari ilmu

bioteknologi sebagai ilmu akademik.

2. Memahami serta dapat mengimplementasikan pengetahuan bioteknologi baik dalam

akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat

1. Mendapatkan pemahaman lebih serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan

dari berbagai aspek pada bidang bioteknologi.

2. Dapat mengenali dan memahami konsep dasar, ruang lingkup, dan cabang

dari ilmu bioteknologi secara akademik.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bioteknologi

Bioteknologi sudah ada sejak zaman dulu. Masyarakat zaman dulu sudah
melakukan bioteknologi untuk pembuatan, seperti roti, keju, atau produksi
minuman beralkohol.Seiring berkembangnya waktu, penerapan bioteknologi
dapat menciptakan berbagai teknologi baru, seperti rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain
sebagainya. Istilah bioteknologi pertama kali digunakan seorang insinyur dari
Hungaria bernama Karl Ereky, pada 1919. Secara etimologi, bioteknologi
tersusun dari tiga kata bahasa Latin, yaitu bios berarti hidup, tekno berarti
penerapan, dan logos berarti ilmu.Itulah pengertian bioteknologi secara
umum. Untuk lebih detailnya, berikut pengertian, sejarah perkembangan,
ruang lingkup, penggolongan, dan dampak bioteknologi bagi kehidupan
manusia yang perlu dipahami, seperti dikutip dari laman Gurupendidikan dan
Studiobelajar.

Manusia sudah mengenal bioteknologi sejak ribuan tahun lalu. Tercatat


pada 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi telah melakukan
praktik bioteknologi konvensional berupa pengembangbiakan ternak dengan
metode selektif artifisial. Pada 4000 SM, perkembangan bioteknologi makin
maju setelah bangsa China mampu membuat produk fermentasi susu seperti
yoghurt dan keju. Perkembangan bioteknologi tak luput dari seorang ilmuwan
bernama Gregor Mendel yang didaulat sebagai Bapak Genetika. Gregor
Mendel mencetuskan hukum-hukum pewarisan sifat, yang menginspirasi
peneliti lain untuk melakukan penelitian di bidang genetika. Pada akhir 1960-
an, ilmuwan Stewart Linn dan Werner Arber berhasil mengisolasi enzim yang
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteriofag yang menyerang
bakteri E. coli. Kemudian pada 1968, H.O. Smith, K.W. Wilcox, dan T.J.
Kelley, yang bekerja di Johns Hopkins University, berhasil mengisolasi dan
mengkarakterisasi enzim nuklease restriksi pertama yang dapat digunakan

4
untuk memotong DNA. Penemuan itulah yang mendukung adanya penemuan
lainnya, seperti antibodi monoklonal, insulin dari bakteri, dan tomat tahan
hama dengan menggunakan teknik bioteknologi modern. Alhasi, kamu
sekarang mengenal dua jenis bioteknologi yang dibedakan berdasarkan teknik
yang digunakan, yaitu bioteknologi konvensional dan modern.

B. Ruang Lingkup

1. Bioteknologi farmasi atau kesehatan.


Bioteknologi dalam bidang kesehatan memberikan kesempatan
dalam pemecahan masalah yaitu mendiagnosa, mencegah, serta mengobati
berbagai penyakit termasuk penyakit genetis. Penerapan antibodi
monoklonal dapat membantu mendiagnosa suatu penyakit (Prentis, 1984)
Dalam kehidupan kita sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung,
sebagian dari kita pernah berhubungan dengan penerapan bioteknologi
bidang kesehatan. Widyastuti (2017) melaporkan bahwa perkembangan
bioteknologi di bidang kesehatan yaitu terapi gen yang dapat digunakan
untuk penanganan penyakit baik bersifat genetis ataupun bukan. Arah
perkembangan bioteknologi modern didorong oleh tujuan meningkatkan
kualitas lingkungan dan kesehatan umat manusia maupun untuk
pemanfaatan tertentu. Manfaat bioteknologi bidang obat-obatan
farmakologi, bidang kesehatan, bersumber dari aspek penelitian dan
penerapan teknik-teknik dan metode-metode barunya yang mampu
mengubah dan mengendalikan perkembangan berbagai organisme hidup.
Salah satu aspek penting dalam pengembangan produk bioteknologi
kesehatan adalah pembuatan hormon manusia. Sebelum era bioteknologi,
insulin diperoleh dari hewan ternak seperti sapi dan babi. Namun, cara ini
memiliki kelemahan yaitu memungkinkan timbulnya alergi dan hasil
produksi insulin yang terbatas (Ambarwati dan Susianawati, 2006).
Namun, dengan pendekatan bioteknologi, insulin dapat diperoleh dengan
cara memproduksi di mikroorganisme (Escherichia coli). Proses produksi
insulin dapat melalui beberapa langkah, yaitu (1) masing-masing gen

5
polipeptida alfa dan beta disintesis, (2) gen tersebut disisipkan pada submit
E. coli yang mengandung promoter, operator dan gen structural yang
mengkode β–galaktosidase, (3) gen alfa dan beta disisipkan ke dalam
plasmid yang terpisah, (4) plasmid yang telah disisipi gen insulin
dimasukan ke dalam sel E. coli, (5) insulin terbentuk dari proses ekspresi
gen, (6) protein (insulin dimurnikan dan dipotong sehingga terpisah
dengan protein β-galaktosidase), (7) diperoleh polipeptida alfa dan beta
insulin kemudian polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida beta
sehingga diperoleh insulin yang siap untuk digunakan (Sembiring et al.,
1999).
2. Bioteknologi bidang pertanian.
Penelitian bioteknologi pertanian mulai digalak kan dengan
pembentukan Panitia Nasional Bio teknologi di bawah Menteri Negara
Riset dan Teknologi pada tahun 1985. Kegiatan penelitian bioteknologi
pertanian mulai terasa meningkat dengan dilaksanakannya program Riset
Unggulan Terpadu (RUT) yang dikelola oleh Dewan Riset Nasional dan
Hibah Bersaing yang dilaksanakan perguruan tinggi, yang memungkinkan
kegiatan penelitian lebih dari satu tahun dengan dana yang
berkesinambungan (Sunarlim dan Sutrisno, 2003). Lembaga-lembaga
swasta dan pemerintah turut ber peran dalam melakukan penelitian di
bidang bioteknologi pertanian.
Penelitian pengembangan bioteknologi dalam bidang pertanian
dilakukan untuk merakit varietas unggul seperti tanaman padi dan tanaman
semusim yang sangat membantu dalam menyediakan kebutuhan pangan di
Indonesia. Meskipun bidang bioteknologi mulai berkembang, masih
terdapat adanya penolakan terhadap produk-produk yang sudah dihasilkan.
Menurut Andoko (2018) masalah yang dihadapi oleh negara berkembang
seperti Indonesia adalah masalah sosial dan tantangan dalam pemasaran
produk rekayasa genetika yang mana produsen harus melakukan pengujian
lapang yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar sehingga
proses penerapan produk rekayasa genetika menjadi lama. Penolakan

6
terhadap produk rekayasa genetika juga diakibatkan oleh kekhawatiran
masyarakat terhadap lingkungan, kesehatan, agama dan etika. Pada
dasarnya produk rekayasa genetika merupakan hasil dari pemindahan gen
yang diinginkan melalui teknik DNA rekombinan. Materi genetik yang
baru belum tentu berhasil dipindahkan ke sel target sehingga
memungkinkan dapat mengaktifkan, merubah atau menonaktifkan gen-gen
yang ada didekat dari sel target. Hal ini dapat menyebabkan mutasi yang
mengakibatkan beracun atau tidak layak konsumsi (Phillips, 1994). Di
samping itu, munculnya virus baru pada tanaman transgenik sangat
dimungkinkan terjadi sebagai proses pertahanan tanaman (Kamle et al.,
2011). Adanya produk rekayasa genetika dapat mengancam
keanekaragaman hayati dan timbulnya alergi dari produk rekayasa
genetika (Coleman, 1996; Koch, 1998). Namun demikian, perkembangan
bioteknologi dalam bidang pertanian memiliki potensi yang
menguntungkan. Menurut Sharma et al. (2002), rekayasa genetika
membuka peluang yang luas bagi pemulia untuk mengakses gen dan trait
baru dari sumber yang eksotik dan beragam untuk dimasukkan ke dalam
varietas/hibrida unggul.
Tujuan utama dari perakitan produk rekayasa genetika adalah untuk
mengatasi berbagai permasalahan pangan yang dihadapi di berbagai bela
han dunia karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, termasuk
Indonesia (Azadi dan Peter, 2010). Produk rekayasa genetika bermanfaat
untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia, menghasilkan makanan
yang lebih bergizi serta obat-obatan.
3. Bioteknologi bidang lingkungan.
Bioteknologi lingkungan telah diterapkan di Indonesia sejak
perkembangan industri dan urbanisasi yang telah mengganggu lingkungan
yang awalnya bersih. Perkembangan bioteknologi dalam bidang
lingkungan dapat merestorasi lingkungan yang tercemar serta
meningkatkan kualitas lingkungan terutama bagi manusia. Untuk
mengatasi permasalahan lingkungan, bioteknologi memanfaatkan

7
mikroorganime dalam pengolahan limbah atau permasalahan lingkungan
yang lain dikarenakan penggunaan mikroorganisme ini dinilai lebih alami
dan tidak menimbulkan dampak yang berbahaya dibandingkan
menggunakan bahan kimia atau sintetis (Susilowati,2007).
Bioteknologi memiliki banyak manfaat bagi lingkungan diantara
sebagai bioremediasi, bioleaching yaitu pelepasan logam dari mineral atau
sedimen, memproduksi pupuk hayati yang mudah didegradasi oleh
lingkungan serta mengurangi limbah plastik dengan memproduksi
bioplastik yang berasal dari gula, lemak, protein dan serat tanaman
(Fahmideh et al., 2014). Pendekatan bioteknologi dengan memanfaatkan
penggunaan bakteri Desulfotomaculum orientis ICBB1204 dapat
menurunkan kandungan Cr pada air limbah industri hingga 92,7% se-lama
30 hari (Santosa et al., 2008). Penggunaan bioplas-tik akan mengurangi
permasalahan lingkungan yang mana sampah plastik saat ini menjadi
permasalahan di seluruh dunia. Bioplastik adalah plastik yang dapat
digunakan seperti layaknya plastik pada umumnya namun ketika dibuang
ke tanah akan mudah didekomposisi oleh mikroorganisme tanah dan akan
menghasilkan senyawa asalnya yaitu air dan karbon dioksida (Yuniarti et
al., 2014). Bioleaching merupakan aplikasi dari bioteknologi lingkungan
yang memanfaatkan mikroorganisme dalam prosesnya. Bioleaching di
Indonesia diterapkan untuk mengekstraksi emas, pyrate, tembaga dan besi.
Penicillium chrysogenum dapat dimanfaatkan untuk mengekstraksi logam
nikel dan menghasilkan 12,87% sedangkan Aspergillus niger
menghasilkan 11,83% (Kurniawan et al., 2018). Penelitian lain
melaporkan bahwa bakteri mixotrop dapat mengekstraksi nikel sebesar
34,3% menggunakan substrat organik air lindi dengan penambahan
belerang 20% setelah proses berlangsung selama 28 hari (Mubarok et al.,
2016).
4. Bioteknologi tanaman meliputi Kultur Jaringan dan Rekayasa Genetika.
Kultur jaringan erat kaitannya dengan rekayasa genetika, karena
pengerjaan rekayasa genetika juga kebanyakan dilakukan secara in vitro di

8
laboratorium. Selain itu, sistem regenerasi tanaman transgenik juga
mebutuhkan ilmu kultur jaringan, sehingga orang yang bekerja di bidang
rekayasa genetika wajib mengetahui prinsip-prinsip kerja dalam kultur
jaringan. Kultur jaringan adalah metode perbanyakan secara vegetatif yang
dilakukan secara in vitro, sehingga hasil akhirnya adalah klon tanaman
atau yang biasa disebut somaklon (karena berasal dari sel-sel somatik).
Metode perbanyakan ini dilakukan secara aseptik di laboratorium,
membutuhkan bahan awal tanaman (biasa disebut eksplan) yang relatif
berukuran kecil untuk menghasilkan somaklon dalam jumlah banyak dan
dalam waktu yang relatif singkat. Somaklon ini memiliki karakter
morfologi dan molekuler yang identik dengan induknya.
5. Bioteknologi dalam Bidang Sumber Daya Energi
Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi fosil dipandang
sebagai masalah fundamental sistem energi global maupun nasional.
Produksi sumber energi fosil tidak terbarukan dipastikan akan menurun
dan habis pada suatu saat sehingga tidak dapat diandalkan. Ketergantungan
tinggi pada sumber energi fosil akan menyebabkan ancaman pada
ketersediaan energi sebagai salah satu pilar utama ketahanan energi global
maupun nasional. Data PBB menunjukkan bahwa pangsa sumber energi
fosil (batu bara, minyak bumi, gas bumi) cenderung menurun dari 83,5
persen pada 1990 menjadi 82,3 persen pada tahun. Penurunan peran energi
fosil diisi oleh biofuel dan sampah yang meningkat dari 7,7 persen pada
1990 menjadi 9,2 persen pada 2015. Bauran energi Indonesia pun sangat
didominasi oleh bahan bakar fosil. Dominasi bahan bakar fosil dalam
bauran energi Indonesia pada 2015 mencapai 95 persen yang berarti lebih
tinggi daripada dalam bauran energi global. Kebijakan energi nasional.
6. Bioteknologi bidang industri, meliputi pangan dan minuman.
Penerapan dan pengembangan bioteknologi dalam bidang industri baik
industri pangan dan industri minuman. Merupakan proses pemanfaatan
organisme seperti bakteri, virus, fungi sebagai pengolah bahan dasar

9
menjadi bahan jadi atau jasa dalam bidang industri makanan dan industri
minuman.

Contohnya :
1. Tuak adalah sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari
bahan minuman/buah yang mengandung gula.
2. Tape adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian
(fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya
dinamakan “tape singkong”. Bila dibuat dari ketan hitam maupun
ketan putih, hasilnya dinamakan “tape pulut” atau “tape ketan”.
3. Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa
cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar
pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Kecap
manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara kecap asin
lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih
banyak, atau bahkan ikan laut serta dapat pula terbuat dari air kelapa..
Selain berbahan dasar kedelai atau kedelai hitam bahkan air kelapa,
kecap juga dapat dibuat dari ampas padat dari pembuatan tahu. Cara
pengolahannya sama dengan pengolahan kecap kedelai. Kecap yang
dihasilkan dari ampas tahu sulit dibedakan aroma, rasa, dan warnanya
dari kecap kedelai.
4. Pembuatan bir (brewing) adalah proses yang menghasilkan minuman
beralkohol melalui proses fermentasi. Metode ini digunakan dalam
produksi bir, sake, dan minuman anggur. Biasanya menggunakan
buah-buahan/biji-bijian untuk dapat menghasilkan minuman
beralkohol.
5. Kimchi adalah makanan tradisional Korea, salah satu jenis asinan
sayur hasil fermentasi yang dibuat dengan mencuci sayuran yang
sudah digarami dan membumbuinya dengan bahan-bahan seperti
udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah.

10
Sayuran yang paling umum digunakan adalah sawi putih dan lobak.
Kimchi terdiri dari ratusan variasi dengan ciri khas aroma yang keras,
tajam, dan menyengat. Di Indonesia hampir sama dengan sayur asin
yang terbuat dari sayuran sawi hijau, tetapi tidak menggunakan bubuk
cabai merah serta udang krill.
6. Protein Sel Tunggal atau Single Cell Protein/SCP merupakan salah
satu cara pemanfaatan mikroorganisme untuk meningkatkan produksi
akan kebutuhan protein. Memiliki kadar protein yang tinggi ± 80 %.
Contohnya Spirullina sp yang mampu berfotosintesis serta Chlorella
sp, Chlorophyta yang mengandung 50 % protein dari berat kering.
7. Bioteknologi reproduksi, hewan, tumbuhan dan manusia.
1. Bioteknologi Pada Hewan
Generasi pertama bioteknologi reproduksi peternakan di Indonesia
adalah Inseminasi buatan/kawin suntik. Dimulai sejak tahun 1956
dengan menggunakan semen cair segar dan baru tahun 1972
menggunakan semen beku.
Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan mutu genetik, terutama
pada sapi perah dan sapi potong. Terlihat jelas dampak positif dari
teknologi ini dalam pengembangan sapi perah, tetapi dalam
pengembangan sapi potong belum terlihat baik. Kloning merupakan
teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat
baik dari segi hereditas maupun penampakannya. Kemampuan
totipotensi pada hewan lebih rendah sehingga tidak semua hewan
dapat dikloning. Kebanyakan yang dapat dikloning adalah hewan
tingkat tinggi seperti Vetebrata. Teknik ini dengan cara mengambil
salah satu sel tubuh dari donor, yang ingin digandakan gennya serta
menggabungkannya dengan sel ovum yang telah diambil intinya
sebagai mother host.
Tujuan dari kloning pada hewan yaitu untuk menghasilkan hewan
dengan memilki ciri morfologi dan fisiologi yang sama dengan
induknya, untuk menghasilkan hewan dengan jumlah yang banyak

11
dalam waktu singkat, untuk menghasilkan bibit unggul yang biasanya
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi atau dapat menguntungkan
manusia.

2. Bioteknologi Pada Manusia


Teknologi Bayi Tabung yaitu dengan metode FIV (fertilization in
vitro) merupakan pembuahan yang terjadi diluar tubuh ibu. Teknik ini
dengan cara mempertemukan sel sperma dengan sel ovum dengan
kualitas yang terbaik diluar uterus, diletakkan di cawan petri serta
pembuahannya dibantu dengan gelombang listrik untuk memudahkan
penyatuan sel sperma dan sel ovum. Setelah bersatu maka zigot
ditransfer ke dalam uterus donor (mother host) dan berkembang
seperti layaknya zigot yang dihasilkan melalui cara alamiah.
Tujuan teknologi Bayi Tabung adalah untuk membantu pasangan
suami – istri yang sulit mendapatkan keturunan. Atau juga bagi single
parent yang ingin mengasuh anak dengan menyumbangkan sel ovum
atau sel spermanya sehingga merupakan anak kandungnya, walaupun
menggunakan mother host untuk membesarkan embrio. Kloning pada
manusia juga dapat dilakukan tetapi masih dikaji ulang pandangan
dari segi agama serta teknologi. Sehingga sampai saat ini masih
banyak para secientis yang pro dan kontra dengan kajian kloning pada
manusia.

C. Pengolongan

1. Bioteknologi Tredisional
Bioteknologi tradisional merupakan bioteknologi sederhana yang
menerapkan ilmu biologi, proses genetik terjadi secara alami (biokimia).
Prinsip dasar bioteknologi konvensional adalah memanfaatkan
mikroorganisme utuh secara langsung tanpa proses rekayasa sehingga

12
pemanfaatannya masih sangat terbatas. Umumnya, bioteknologi
konvensional dimanfaatkan untuk menghasilkan makanan. Bioteknologi
konvensional yang sering kamu jumpai di kehidupan sehari-hari adalah
teknik fermentasi, seperti pembuatan tempe, tape, dan kecap.

2. Bioteknologi modern
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat
tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik.
Teknik yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi
genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil
sesuai dengan yang diinginkan Teknik yang digunakan dalam bioteknologi
modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro,
yaitu proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya
bayi tabung, hormon, antibiotik, dan vaksin. Pada prinsipnya, bioteknologi
modern merupakan pemanfaatan bagian dari mikroorganisme dengan
melibatkan teknologi modern.
Ciri-cirinya adalah dengan menggunakan cara/teknik yang
modern/baik, dengan menggunakan alat-alat yang canggih atau kompleks,
diproduksi dalam jumlah yang besar serta menggunakan metode/prinsip
ilmiah. Bioteknologi ini selain menggunakan mikroorganisme juga
menggunakan bagian tubuh organisme lain seperti hewan atau tumbuhan.
Berbeda dengan bioteknologi tradisional, bioteknologi modern sudah
memanfaatkan metode- metode mutakhir, yaitu :
1. Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik
menumbuhkembangakan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan,
atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan dapat
dilakukan karena adanya sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel
tanaman untuk tumbuh menjadi individu baru bila berada dalam
lingkungan yang sesuai.

13
Dalam kultur jaringan, tanaman yang akan dikulturkan sebaiknya
berupa jaringan muda yang sedang tumbuh, misalnya akar, daun muda,
dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai
eksplan.
2. Teknik Kultur Jaringan
Tanaman dengan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan
empat tahap sebagai berikut. Tahap inisiasi adalah tahap penanaman
eksplan ke dalam media. Media yang digunakan adalah media cair yang
terdiri dari zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh. Tahap multiplikasi
(perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh menjadi jaringan seperti
kalus berwarna putih disebut protocorm like body (PLB). Tahap
menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman kecil yang
disebut plantlet. Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan
dikultur dalam media padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna, maka tanaman tersebut dipindah ke polybag.
Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat
yang diperlukan terpenuhi. Syarat- syarat tersebut antara lain, yaitu dari
pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus,
penggunaan medium yang cocok, keadaan aseptic, pengaturan udara
yang baik. Manfaat dan Kelemahan Kultur Jaringan dengan melakukan
kultur jaringan tumbuhan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.
Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan
induknya, bibit terhindar dari hama dan penyakit, menghasilkan
varietas baru seperti yang dikehendaki, mendapat hasil metabolisme
tumbuhan (metabolit sekunder), misalnya karet, resin, tanpa areal
tanaman yang luas dan tidak perlu menunggu tumbuhan dewasa,
melestarikan tanaman-tanaman yang hampir punah, selain memiliki
manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu
sebagai berikut, diperlukan biaya yang relatif tinggi, hanya mampu
dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memiliki keahlian

14
khusus, bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi,
karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.
3. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam
tubuh makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara
mengisolasi dan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang
dikehendaki. Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang
dimungkinkan karena ditemukannya : Enzim restriksi endonuklease
yang dapat memotong benang DNA, enzim ligase yang dapat
menyambung kembali benang DNA, plasmid yang dapat digunakan
sbagai wahana memindahkan potongan benang DNA tertentu ke
dalam sel mikroorganisme.
Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan melalui :
a. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari
organisme yang berbeda. Hasil penggabungan DNA dari individu
yang tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan. Gen dari
satu individu yang disisipi atau digabungkan pada gen individu
yang lain disebut transgen, individunya disebut transgenik.
Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami dan buatan. Secara
alami dapat terjadi dengan cara : Pindah silang, yaitu tukar
menukar kromatid pada kromosom homolog sehingga DNA
terputus dan tersambungkan secara silang. Transduksi,yaitu
bersambungnya DNA bakteri yang satu dengan bakteri yang lain
dengan prantara virus.
Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba ke
mikroba lainnya melalui bagian-bagian DNA tertentu dari mikroba
pertama.
Rekombinasi DNA secara buatan dilakukan dengan penyambungan
DNA secara in vitro. Teknologi rekombinasi DNA memerlukan
suatu prantara atau vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel

15
target berupa plasmid bakteri, sehingga merupakan bentuk
teknologi plasmid. Plasmid adalah lingkaran kecil DNA bakteri
atau eukariota bersel satu yang dapat bereplikasi.
Metode rekombinasi DNA adalah : Identifikasi gen yang
diinginkan, dilakukan pada gen donor, isolasi gen donor, dilakukan
dengan cara memotong gen donor dari DNA sekitar yang
mengelilinginya, ekstrasi plasmid (cincin DNA) dari sel bakteri,
membuka plasmid dan menyisipkan potongan DNA pembawa
informasi yang dikehendaki, memasukkan plasmid berisi DNA
rekombinan ke dalam sel bakteri, membiakkan bakteri yang telah
direkayasa di dalam tabung fermentasi. Contoh rekombinasi DNA
pada bakteri adalah pada pembuatan insulin oleh bakteri E. coli.
b. Teknik Hibridoma/Fusi Sel.
Teknik hibridoma adalah penggabungan 2 sel dari organisme
berbeda ataupun sama (fusi sel) sehingga menghasilkan sel tunggal
berupa sel hybrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari
kedua sel tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga
listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi.
Hal-hal yang diperlukan dalam teknik hibridoma, yaitu :
Sel umber gen adalah sel-sel yang memiliki sifat yang diinginkan.
Sel wadah adalah sel yang mampu membelah dengan cepat
(misalnya sel mieloma).
Fusi gen adalah zat-zat yang mempercepat fusi sel (misalnya
NaNO3).Teknik hibridoma dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
produk penting, misalnya antibodi monoclonal, pembentukan
spesies baru, dan pemetaan kromosom.
Contoh hasil rekayasa genetika :
Vaksin hepatitis, dihasilkan dari sel khamir yang telah
disisipkan gen virus akan menghasilkan selubung protein yang
akan digunakan untuk membuat vaksin hepatitis.

16
Hormon insulin, dihasilkan dari gen hormone insulin manusia
yang disisipkan ke DNA bakteri dengan menggunakan enzim.
Sebelumnya DNA bakteri dipotong dengan menggunakan enzim
juga. Kemudian DNA bakteri disisipkan ke dalam sel bakteri dan
bertumbuh menggandakan diri bersama dengan gen hormone
insulin, sehingga dihasilkannya hormone insulin dalam jumlah
yang besar.
Antibodi monoclonal, dihasilkan dengan cara menggabungkan
sel limfosit (sel penghasil antibodi) dengan sel yang terkena
penyakit. Antibodi monoclonal ini dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit kanker serta untuk mencegah keracunan dan
mengetahui tanda-tanda kehamilan.
Penggabungan protoplasma, merupakan rekayasa genetika
yang dapat digunakan dalam bidang pertanian. Seperti
menggabungkan protoplasma untuk menghasilkan tanaman hibrida
yang memilikii sifat baru serta dapat mengatasi penyakit.
4. Kloning
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu
usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses
aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk mengisolasi gen yang
diinginkan dari seluruh gen yang ada (kromoson) pada organisme
donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning dapat dilakukan
dengan kloning embrio dan transfer inti. Kloning embrio dilakukan
dengan fertilisasi in vitro, misalnya kloning pada sapi yang secara
genetik identik untuk memproduksi hewan ternak. Sedangkan kloning
dengan tanspfer inti yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain
sehingga diperoleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai inti
yang diterimanya. Kloning dengan transfer inti dilakukan dengan
menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Contoh kloning
dengan transfer inti adalah domba Dolly.

17
D. Penerapan Bioteknologi

Aplikasi bioteknologi diklasifikasikan dalam berbagai warna berdasarkan


bidang pemanfaatannya, yaitu:

1. Bioteknologi merah adalah aplikasi bioteknologi di bidang medis,


seperti untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel punca
untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati
penyakit genetik.
2. Bioteknologi putih atau abu-abu adalah bioteknologi yang
diaplikasikan dalam bidang industri, seperti pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan,
produksi enzim untuk pengolahan limbah industri, dan pembuatan bir
dengan khamir.
3. Bioteknologi hijau adalah aplikasi bioteknologi di bidang pertanian
dan peternakan, seperti menghasilkan tanaman tahan hama, bahan
pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi, dan tanaman yang
menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat.
4. Bioteknologi biru adalah aplikasi bioteknologi untuk perairan yang
mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik,
seperti akuakultura untuk menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-
kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan,
pengembangan tiram tahan penyakit, dan vaksin untuk melawan virus
yang menyerang salmon dan ikan yang lain.

E. Etika Bioteknologi
Etika mengidentifikasi kode nilai untuk tindakan kita, terutama terhadap
manusia lainnya. Dalam istilah sederhana, etika bisa dianggap sebagai
panduan untuk memisahkan yang benar dari yang salah dan yang baik dari
yang jahat. Bidang etika yang berkaitan dengan implikasi dari penelitian
biologi dan aplikasi bioteknologi, terutama mengenai obat obatan, disebut

18
bioetika. Ini mempertimbangkan aspek sosial dan moral serta hasil potensi
penggunaan teknologi biologi dan medis.
Etika adalah disiplin berbasis dilema. Dilema etika muncul kapan saja,
dan masalah penting atau situasi tertentu memerlukan pertimbangan cermat
dan berpikir untuk membuat apa yang kita percaya untuk menjadi keputusan
etis.

F. Garis waktu bioteknologi


1. Peragian merupakan model aplikasi awal dari bioteknologi
2. 8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa
bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi melakukan
praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan
kualitas ternak.
3. 6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat
tempe dengan bantuan ragi.
4. 4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam
laktat.
5. 1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia.
6. 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.[6]
7. 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang
pengembangbiakan hewan.
8. 1880 Mikroorganisme ditemukan.
9. 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan.[7]
10. 1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat
induk ke turunannya.[8]
11. 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata
bioteknologi.

19
12. 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan
untuk memotong gen gen.
13. 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler
dan Milstein.
14. 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan
bakteri yang terdapat pada usus besar.[9]
15. 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh Kloning molekuler.
Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan
obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi
terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia).
16. 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor
saver" (Flavr Savr).
17. 2003 Perampungan Human Genome Project

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi, bioteknologi tersusun dari tiga kata bahasa Latin, yaitu
bios berarti hidup, tekno berarti penerapan, dan logos berarti ilmu. Itulah
pengertian bioteknologi secara umum. Ruang lingkup bioteknologi sangat
luas dan dipergunakan dalam berbagai bidang untuk keperluan barang dan
jasa.
Bioteknologi terdiri atas metode konvensional dan modern. Dalam
pengembangannya terutama pada masa pandemi, saat ini telah dibuat sediaan
bioteknologi modern untuk penanganan COVID 19 berupa vaksin sinovac,
astrazeneca dan lain-lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, E.D., Dan Rahayu, D.A. 2018. Pengantar Bioteknologi (Teori Dan
Aplikasi). Penerbit: Deepublish. Yogyakarta.

Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta. Pabendon , Marcia Bunga. 2013. Peran Penelitian
Bioteknologi.

Nurfatoni, Mahmud. 2007. Bioteknologi: Mempertanyakan Peranan Etika.


(Online) http://pojokkata.wordpress.com/2007/08/03/99.

Wikipedia. 2021. Bioteknologi. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/


Bioteknologi

Wasilah, U., Rohimah, S., Mukhamad, S., Perkembangan Bioteknologi di


Indonesia. Jember. Rekayasa. 2019; 12(2).

Yuda, Alfi. 2021. Pengertian bioteknologi sejarah ruang lingkup penggolongan


dan dampaknya bagi manusia. (Online)
https://www.bola.com/ragam/read/4526583/ pengertian-bioteknologi-
sejarah-ruang-lingkup-penggolongan-dan-dampaknya-bagi-manusia.

22

Anda mungkin juga menyukai