Anda di halaman 1dari 45

UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA DEKOKTA

DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) PADA


TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
TERINDUKSI GLUKOSA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

oleh
Alfared Salomo Simanjuntak
714840118002

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2021
ii
iii
iv
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Alfared Salomo Simanjuntak
NIM : 714840118002
Tempat, Tanggal Lahir : Tahuna, 25 November 2000.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Agama : Kristen Protestan.
Alamat : Kelurahan Sawang Bendar, Kecamatan Tahuna,
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Email : salomosimanjuntak2019@gmail.com
No. HP : 082123503512
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2005-2006 : TK Imanuel Tahuna.
Tahun 2006-2012 : SD N 2 Tahuna.
Tahun 2012-2015 : SMP N 1 Tahuna.
Tahun 2015-2018 : SMK N 2 Tahuna.
Tahun 2018-2021 : Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan
Farmasi

v
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

pertolongan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah degan

judul “Uji Aktivitas Antihiperglikemia Dekokta Daun Mengkudu (Morinda

citrifolia L.) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Terinduksi Glukosa”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado Jurusan Farmasi. Penulis menyadari banyak pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh Karena itu, Penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes., Apt selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado yang telah memberian motivasi kepada seluruh

mahasiswa juga kepada Penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Jovie M. Dumanauw, S.Si., M.Sc., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi yang

selalu memberikan saran dan motivasi kepada Penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Yos Banne, S.Si., M.Sc., Apt selaku Sekretaris Jurusan Farmasi dan sebagai

pembimbing I, dan sebagai penguji III yang banyak memberikan masukan dan

bimbingan kepada Penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
4. Djois S. Rintjap, S.Pd.,S.Si.,M.Si.,Apt selaku Pembimbing II, yang telah

berkenan meluangkan waktu, memberikan banyak arahan, masukan, bantuan

dan motivasi kepada Penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Elvie R. Rindengan, S.Si., M.Farm., Apt selaku Dosen Pembimbing

Akademik, dan sebagai penguji III yang senantiasa memberikan bimbingan

dan motivasi selama Penulis menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado.

6. Dra. Adeanne C. Wullur, Apt., M.Kes selaku ketua penguji, yang banyak

memberikan masukan dan bimbingan kepada Penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh dosen dan staf yang sudah banyak membantu Penulis selama

berkuliah di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

8. Evita, Virginia, Windi, Christy, Pingkan, Kirey, Nindi, Steyza, Gerhandy,

Rolando, Aprilio, Yulianti, Steward, Intan, serta seluruh teman-teman Farmasi

angkatan 2018 yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama

berkuliah dan untuk setiap hal yang begitu berharga telah dilewati bersama.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu sangat diharapkan saran maupun kritik yang

membangun dari semua pihak guna melengkapi karya tulis ini.

Manado, September 2021


Penulis

Alfared Salomo Simanjuntak

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
CURRICULUM VITAE v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR……………………………...………………………………x
ABSTRAK xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman…………………………………………………….……..4
B. Dekokta………………………………...………………………………….6
C. Hiperglikemia …………………………………………..…………………7
D. Metformin………………………………………………………………………….7
E. Glukosa…………………………………………………………………… 8
F. Kerangka Konsep………………………………………………………….9
G. Hipotesis………………………………………………………………….10
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………...………………11
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………………11

viii
C. Variabel Penelitian……………………………………………………….11
D. Definisi Operasional ……………………………………………………12
E. Sampel Penelitian………………………………………………………...12
F. Instrumen Penelitian……………………………………………………...12
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….16
H. Prosedur Penelitian……………………………………………………….16
I. Analisis Data………………………………………………..……………17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil………………………………………………………………...……18
B. Pembahasan………………………………………………………………20
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 27

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja………………………................………..……………27

Lampiran 2. Volume Pemberian Glukosa dan Volume Pemberian Perlakuan

Hewan Uji………………………………………...………………28

Lampiran 3. Hasil Perubahan Kadar Glukosa Darah (KGD)……………….……29

Lampiran 4. Persentase Perubahan Kadar Glukosa Darah (KGD)………………30

Lampiran 5. Perhitungan Persentase KGD…………….……………...…………30

Lampiran 6. Dokumentasi…………………...……………………………...……33

x
Alfared Salomo Simanjuntak, 2021.Uji Aktivitas Antihiperglikemia Dekokta
Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Terinduksi Glukosa. (Pembimbing I Yos Banne, S.Si., M.Sc., Apt dan
Pembimbing II Djois S. Rintjap, S.Pd.,S.Si.,M.Si.,Apt.)

ABSTRAK

Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan tumbuhan yang berasal dari


Asia Tenggara dan Australia. Masyarakat Sulawesi Utara biasanya menggunakan
secara empiris tanaman ini untuk menyembuhkan kondisi hiperglikemik yang
menyebabkan penyakit diabetes. Salah satu kandungan kimia dalam daun
Mengkudu adalah flavonoid yang memiliki efek menurunkan kadar gula darah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antihiperglikemia dari
dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada tikus putih (Rattus
norvegicus) yang terinduksi glukosa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Post Test With
Control Group. Hewan uji yg digunakan adalah 12 ekor tikus putih jantan 6-8
minggu yang dengan berat badan 150-300 g, dibagi dalam 3 kelompok perlakuan
yang telah diberikan induksi glukosa 4,5 g/kg BB, Perlakuan I sebagai kontrol
negatif diberikan larutan Na CMC 0,5 %, perlakuan II sebagai kontrol positif
diberikan metformin, Perlakuan III diberikan dekokta daun Mengkudu dengan
dosis yang setara dengan extrak kental 1,6 g/kg BB. Pengukuran kadar glukosa
darah dilakukan pada saat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan pada menit
ke-30, ke-60, ke-90, dan ke-120. Hasil penelitian kadar glukosa darah dianalisa
secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan dianalisa secara
statistik.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah tikus
dimulai pada menit ke-60 sesudah perlakuan namun hasil (Sig < 0,05) diperoleh
pada menit ke-90 sesudah perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa dekokta daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L) mempunyai aktivitas antihiperglikemia terhadap
tikus putih (Rattus norvegicus) terinduksi glukosa.

Kata Kunci : Antiperglikemia, Dekokta, Daun Mengkudu

xi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prevalensi diabetes meningkat secara signifikan di seluruh dunia dan para

ahli memprediksi bahwa lebih dari 592 juta orang akan mengalami diabetes pada

tahun 2035. Prevalensi diabetes di Indonesia perlu mendapat perhatian, karena

berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa

dari estimasi sekitar 176,6 juta penduduk umur 15 tahun keatas terdapat 29,9%

toleransi glukosa terganggu (TGT), 36,6% glukosa darah puasa terganggu

(GDPT), dan sisanya 6,9% adalah penderita diabetes mellitus. Toleransi Glukosa

Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), merupakan

kondisi transisi antara normal dan diabetes (Riskesdas, 2013). Diabetes melitus

adalah suatu penyakit kronik yang ditandai dengan kadar gula darah lebih tinggi

dari normal atau yang disebut sebagai hiperglikemia (Shahab, 2017).

Hiperglikemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa

darah (gula darah) melebihi normal (glukosa puasa ≥ 126 mg/dl atau postprandial

≥ 200 mg/dl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl) (Tanu, 2012).

Pengobatan kadar gula darah tinggi atau antihiperglikemia dilakukan baik

secara modern seperti mempergunakan obat-obatan sintesis, maupun secara

tradisional dengan menggunakan tanaman-tanaman herbal berkhasiat. Salah satu

pengobatan tradisional yakni seperti masyarakat di provinsi Sulawesi Utara,

kecamatan Tahuna kabupaten kepulauan Sangihe desa Kolongan, yang

menggunakan air rebusan daun Mengkudu sebanyak 9 lembar.

1
2

Daun Mengkudu memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flovonoid,

triterpen, triterpenoid dan saponin dalam jumlah signifikan yang berfungsi

menurunkan kadar gula darah (Fadillah, 2014). Bagian tanaman Mengkudu yang

juga digunakan sebagai obat yaitu buah, karena terdapat kandungan metabolit

sekunder berupa vitamin C, alkaloid, xeronin dan proxeronin (Latief, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya mengungkapkan daun

Mengkudu bermanfaat sebagai penurun kadar gula darah tinggi

(Antihiperglikemia) hingga pengobatan diabetes mellitus, seperti penelitian

tentang efek ekstrak etanol daun Mengkudu dengan dosis 1,6 g/kg BB oleh

Evacuasiany dkk, (2010), juga penelitian tentang efek antihiperglikemik

kombinasi ekstrak etanol daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) dan daun Jambu

Biji (Psidium guajava L) dengan duaperbandingan dosis (2:1 dan 1:2) oleh

Rahmah dkk, (2015). Sampai saat ini, belum ada penelitian ilmiah mengenai

pengobatan tradisional menggunakan air rebusan daun Mengkudu sebagai

antihiperglikemia.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang uji aktivitas antihiperglikemia dekokta daun mengkudu (Morinda

citrifolia L.) pada tikus putih (Rattus norvegicus) terinduksi sukrosa, agar hasil

penelitian ini dapat memberikan wawasan masyarakat luas akan manfaat dari

daun Mengkudu yang berkhasiat sebagai antihiperglikemia.


3

B. Rumusan Masalah

Apakah dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) mempunyai aktivitas

antihiperglikemia pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang terinduksi glukosa ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas antihiperglikemia dari dekokta daun Mengkudu

(Morinda citrifolia L.) pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang terinduksi

glukosa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Untuk mendapatkan data ilmiah pengaruh pemberian dekokta daun

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai antihiperglikemia terhadap tikus

putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus.) terinduksi glukosa.

2. Manfaat praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada

masyarakat luas mengenai manfaat dari pengobatan tradisional menggunakan

dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai antihiperglikemia.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Mengkudu

Tanaman Mengkudu merupakan tanaman liar di daerah tropis, yang

memiliki kandungan yang berkhasiat sebagai obat herbal alami seperti

kompenen aktif berupa vitamin C, alkaloid xeronin dan proxeronin.

Sepanjang tahun tanaman Mengkudu selalu berbuah (Latief, 2014).

Tanaman Mengkudu dapat dilihat pada gambar 1 :

Gambar 1. Tanaman Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)


(Sumber : https://stafcreative.my.id).

1. Klasifikasi Daun Mengkudu

Nama Botani : Morinda citrifolia

Domain : Eukarya

Kingdom : Plantae

Phylum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (dicot)

Order : Rubiales

Family : Rubiaceae

Genus : Morinda

Species : Morinda citrifolia L (Kaur,2018)

4
5

2. Morfologi

Tanaman Mengkudu memiliki ukuran setinggi 3–10 m saat dewasa.

Jenis Morinda citrifolia sangat bervariasi dalam hal bentuk tanaman, ukuran

buah, morfologi daun, palatabilitas, bau buah masak dan jumlah biji per buah.

Bunganya sekitar 75-90 mm, berbentuk bulat telur hingga kepala bulat.

Panjang tangkai 10–30 mm; kelopak tepi yang terpotong. Corolla putih, 5

lobed, tabung putih kehijauan, panjang 7-9 mm, lobus lonjong-deltate,

panjang sekitar 7 mm. Benang sari 5, jarang digunakan; gaya sekitar 15 mm

(Nelson, 2006).

Daun berseberangan, berurat menyirip dan mengkilap. Pisau

bermembran, elips hingga elips-bulat telur, panjang 20–45 cm, lebar 7–25

cm, tidak berbulu. Tangkai daun kokoh, panjang 1,5–2 cm. Stipula

menyambung atau berbeda, panjang 1–1,2 cm. Buah berwarna putih

kekuningan; berdaging, panjang 5–10 cm, diameter sekitar 3–4 cm, lunak dan

berbau busuk saat matang. Benih memiliki ruang udara yang berbeda, dan

dapat mempertahankan kelangsungan hidup bahkan setelah mengapung di air

selama berbulan-bulan (Nelson, 2006).

3. Kandungan Kimia

Daun Mengkudu memiliki kandungan metabolit sekunder seperti

flavonoid, triterpen, triterpenoid dan saponin dalam jumlah yang signifikan

yang berfungsi menurunkan kadar gula darah (Fadillah, 2014). Flavonoid

bekerja dalam menghambat enzyme alfa-glukosidase dalam saluran cerna

sehingga menurunkan glikemik dan menghasilkan efek hemat insulin. Daun


6

Mengkudu juga mengandung senyawa antioksidan antara lain, soranyidiol,

selenium, asam april, morinda diol, morindon, morindin, asam asetil

(Evacuasiany, 2010). Selain daun, bagian tanaman Mengkudu yang

digunakan sebagai obat yakni buah, buah Mengkudu memiliki kandungan

metabolit sekunder berupa vitamin C, alkaloid, xeronin dan proxeronin

(Latief, 2014).

4. Khasiat

Daun Mengkudu berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah tinggi

hingga mengobati penyakit Diabetes (Latief, 2014).

B. Dekokta

Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi

sediaan herbal dengan air atau pelarut pada suhu 90° C selama 30 menit

pembuatan (Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2016).

Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk

memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau dengan

senyawa- senyawa (análit) dari suatu sampel menggunakan pelarut

tertentu yang sesuai. Ekstraksi padat-cair atau leaching merupakan proses

transfer secara difusi analit dari sampel yang berwujud padat kedalam

pelarutnya. Ekstraksi dari sampel padatan dapat dilakukan jika analit yang

diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi (Leba,2017). Metode

ekstraksi dengan menggunakan pelarut terbagi menjadi ekstraksi cara

dingin dan cara panas. Ekstraksi cara dingin antara lain maserasi dan
7

perkolasi. Sedangkan cara panas antara lain refluks, soxhlet, digesti, infus

dan dekokta (Depkes RI, 2000).

C. Hiperglikemia

Hiperglikemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kadar

glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu glukosa puasa ≥ 126

mg/dl atau postprandial ≥ 200 mg/dl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl

(Tanu, 2012). Hiperglikemia pada tikus menunjukan kondisi prediabetes

karena peningkatan kadar glukosa darah puasa di atas normal tetapi belum

mengalami kondisi diabetes mellitus yang terjadi bila kadar glukosa darah

puasa tikus wistar lebih dari atau sama dengan 7,8 mmol/L (> 140 mg/dL)

(Rahmawati dkk, 2017).

D. Metformin

Nama resmi : Metformini Hydrochloridum

Nama lain : Metformin hidroklorida

Rumus kimia : C4H11N5.HCL

Berat Molekul : 165,6

Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau atau hampir berbau,

higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam eter dan

kloroform; sukar larut dalam etanol (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 1995).


8

Mekanisme kerja : Metformin sebagai antihiperglikemik golongan biguanid, yang

banyak digunakan untuk terapi kontrol Diabetes Melitus tipe 2, bekerja dengan

menurunkan konsentrasi kadar glukosa darah tanpa menyebabkan hipoglikemia

(Gumantara, 2017).

E. Glukosa

Nama resmi : Glucosum

Nama lain : Glukosa

Rumus kimia : C6H12O6,H2O

Berat Molekul : 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih; tidak

berbau; rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih;

agak sukar larut dalam etanol (95%) P.

Untuk membuat tikus mengalami hiperglikemia digunakan metode

Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) yang dapat memberikan gambaran

kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat setelah pembebanan glukosa.

Selain itu dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara

cepat oleh obat atau zat-zat yang berefek hipoglikemik karena glukosa
9

cepat dimetabolisme. Namun, UTGO memiliki kelemahan seperti hewan

uji yang dibebani glukosa tidak merusak pankreas yang berarti sel-sel beta

pankreas masih dalam kondisi normal, dan sekresi insulin masih normal

walaupun jumlah glukosa berlebih (Nurhidayah dkk, 2015).

F. Kerangka Konsep

Tanaman daun Mengkudu


(Morinda citrifolia L.)

Dekokta daun Mengkudu


(Morinda citrifolia L.)

Pengujian efek antihiperglikemia terhadap


tikus putih (Rattus norvegicus).

Ada efek Tidak ada efek


10

G. Hipotesis

H0 : Tidak terdapat efek antihiperglikemia dekokta daun Mengkudu yang

dosisnya setara ekstrak 1,6 g/kg BB pada tikus putih yang terinduksi

glukosa.

H1 : Terdapat efek antihiperglikemia dekokta daun Mengkudu yang dosisnya

setara ekstrak 1,6 g/kg BB pada tikus putih yang terinduksi glukosa.
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen di

laboratorium dengan rancangan Post Test With Control Group.

Perlakuan Post test

M1 YA

M2 YB

M3 YC

M4 YD

Keterangan :
M1 = Perlakuan dengan Metformin.
M2 = Perlakuan dengan Na CMC 0,5 %.
M3 = Perlakuan dengan dekokta daun Mengkudu yang dosisnya setara 1,6 g/kg
BB.
YA = Kadar gula darah tikus putih setelah diberikan perlakuan dengan
metformin.
YB = Kadar gula darah tikus putih setelah diberikan perlakuan dengan Na CMC
0,5 %.
YC = Kadar gula darah tikus putih setelah diberikan perlakuan dengan dekokta
daun Mengkudu yang dosisnya setara 1,6 g/kg BB.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Manado.

Pada bulan Februari-Juni 2021.

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas : Dosis dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L).

11
12

Variabel terikat : Aktivitas antihiperglikemia pada tikus putih (Rattus norvegicus)

yang diamati melalui penurunan kadar gula darah.

D. Definisi Operasional

Dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) adalah sediaan cair yang

dibuat dengan mengekstraksi simplisia memakai pelarut pada suhu 90°C selama

30 menit.

Penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) adalah

penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian perlakuan yang di ukur dengan

alat ukur gula darah Gluco Dr.

E. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah, daun Mengkudu

(Morinda citrifilia L) yang segar, berasal dari Desa Kolongan, Kecamatan

Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

F. Instrumen Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan adalah neraca analitik, jarum suntik berujung

tumpul, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, batang pengaduk, labu ukur,

lumpang dan alu, sarung tangan, panci dekokta, termometer, kain flanel,

gunting kapas, masker, serbet, grinder, waterbath, cawan penguap dan alat

ukur glukosa darah.


13

2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu, dekokta daun Mengkudu (Morinda

citrifolia L), etanol 96 %, tablet Metformin, glukosa, Na CMC, aquadest.

3. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan

dengan berat badan 150-300 gram dan berumur 6-8 minggu.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara mengukur kadar glukosa darah awal, kadar

glukosa darah 30 menit setelah diinduksi glukosa, kadar glukosa darah pada menit

ke-30, ke-60, ke-90, ke-120 setelah perlakuan dengan dekokta daun Mengkudu

(Morinda citrifolia L) menggunakan alat ukur glukosa darah.

H. Prosedur Penelitian

1. Pengolahan Sampel

Sampel daun Mengkudu disortasi basah terlebih dahulu dengan tujuan untuk

memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan

simplisia, dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering, sampel

diperkecil ukurannya lagi.

2. Pembuatan Larutan Uji

a. Dekokta daun Mengkudu

Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci

dekokta dengan bahan suspending agent yang bertujuan agar tidak terjadi

efek bias antara perlakuan lain, yaitu dengan menggunakan Na CMC 0,5%
14

sebanyak 100 ml, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung

mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas

menggunakan kain flannel, tambahkan Na CMC 0,5% secukupnya melalui

ampas hingga diperoleh jumlah volume dekokta yang dikehendaki yaitu

100 ml.

b. Dosis sediaan uji dekokta daun Mengkudu

Pembuatan dosis sediaan dekokta daun Mengkudu yang setara dengan

dosis ekstrak 1,6 g/Kg BB, mula-mula dilakukan prapenelitian ekstraksi

dengan metode maserasi, sebanyak 50 gram daun Mengkudu segar agar

dapat diketahui jumlah ekstrak kental pada daun Mengkudu.

Daun segar : 50 g

Daun kering : 18,6 g

Ekstrak kental : 5,6 g

200 g
Dosis untuk tikus BB 200 g = × 1,6 g = 320 mg/ 200 g BB tikus
1000 g

320 mg
320 mg extrak kental ̴ × 50 g = 2,857 g daun segar.
56 00 mg

Akan dibuat 100 ml dekokta daun Mengkudu dengan menggunakan

larutan Na CMC 0,5 %

100 ml
Daun segar yang ditimbang = × 2,857 g = 114,286 g
2,5 ml

114,286 g
Konsentrasi dekokta daun Mengkudu ¿ × 100 % = 114,286 %
100

c. Suspensi Metformin

Perhitungan dosis oral Metformin HCL untuk tikus putih :


15

Dosis lazim Metformin HCL untuk manusia : 500 mg

Faktor konversi manusia 70 Kg ke tikus putih 200 g = 0,018

Konversi dosis untuk tikus BB 200 g

= Dosis lazim x Faktor konversi

= 500 mg x 0,018 = 9 mg /200g BB hewan uji

Dosis ini diberikan dalam volume = 2,5 ml

Dibuat larutan persediaan sebanyak = 50 ml untuk 3 tikus kontrol positif

50 ml
Jumlah Metformin HCl yang digunakan = x 9 mg = 180 mg/50 ml
2,5 ml

Ditimbang 10 tablet Metformin, dihitung berat rata-rata 1 tablet.

Berat 10 tablet = 5,86 25 g

5,86 25
Berat rata-rata = = 0,58625 g = 586,25 mg.
10

180 mg
Yang ditimbang = x 58 6 , 25 mg = 211,05 mg
500 mg

Serbuk tablet Metformin yang telah ditimbang di gerus dalam

lumpang dengan ditambahkan Na CMC 0,5 %, kemudian tuang ke dalam

labu ukur hingga 50 ml dan masukkan kedalam Erlenmeyer. Serbuk tablet

Metformin dijadikan suspensi dikarenakan zat tambahan pada tablet tidak

larut dalam air.

d. Pembuatan larutan glukosa

Dosis glukosa untuk Tikus yaitu 4,5 g/kg BB Mencit (Baroroh dkk., 2011).

200 g
× 4.500 mg = 900 mg untuk tikus 200 g
1000 g
16

50 ml
Sediaan yang dibuat = × 900 mg = 18.000 mg/50 ml
2,5 ml

Larutan glukosa dibuat dengan melarutkan 18.000 mg glukosa ke

dalam aquadest 50 ml dan aduk sampai homogen agar semua larutan

glukosa dapat larut kedalam aquadest.

3. Penyiapan Hewan Uji

Hewan uji tikus putih sebanyak 9 ekor diaklimatisasi dengan

lingkungan Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi dengan tujuan

menyeragamkan cara hidup dan kondisi dilingkungannya hewan uji, serta

dipuasakan selama 8 jam agar tidak ada asupan makanan yang mempengaruhi

proses penelitian. Dibagi dalam 3 kelompok perlakuan.

4. Pengujian Hewan Uji (Merliana, 2017).

1. Hewan uji tikus putih sebanyak 9 ekor ditimbang berat masing-

masing dan dipuasakan selama 8 jam sebelum perlakuan.

2. Diukur kadar glukosa darah awal (Tn) hewan uji sebelum diberi

perlakuan dengan menggunakan alat pengukur kadar glukosa darah

(Gluco Dr).

3. Setelah itu, hewan uji diinduksi dengan larutan glukosa secara oral.

4. Setelah 30 menit, diukur kembali kadar gula darah (Ti) tikus putih.

5. Masing-masing kelompok diberi perlakuan :

a. Kelompok I diberikan suspensi metformin sebagai kontrol positif

sebanyak 2,5 ml secara oral.

b. Kelompok II diberikan larutan Na CMC 0,5 % sebanyak 2,5 ml

secara oral.
17

c. Kelompok III diberikan sediaan suspensi dekokta daun

Mengkudu dengan dosis setara 1,6 g/Kg BB.

6. Diukur kadar glukosa darah hewan uji pada menit ke-30, menit ke-

60, menit ke-90, dan menit ke-120 kemudian bandingkan dengan

kadar glukosa darah sebelum perlakuan.

I. Analisis Data

Data diperoleh dari hasil pengukuran penurunan kadar glukosa darah tikus

putih, dihitung persentase perubahan kadar glukosa darah menggunakan rumus

Ti−(T 30−120)
Persentase Perubahan kadar glukosa darah = 100-{ x 100 %
Ti

Keterangan :
Tn : Kadar gula darah setelah induksi glukosa
T30-120 : Kadar glukosa darah pada menit ke 30, 60, 90, dan 120.

Data dianalisa secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik dan dianalisa secara statistik dengan uji One Way Anova.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian berupa hasil dekokta daun Mengkudu dengan dosis setara

1,6 g/Kg BB dan persentase perubahan kadar glukosa darah tikus putih.

1. Dekokta daun Mengkudu

Penimbangan daun segar : 114,28 g

Volume sediaan : 100 ml

Dekokta daun Mengkudu dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Dekokta daun Mengkudu


(Sumber : Dokumentasi pribadi)

2. Uji penurunan kadar gula darah

Hasil Penelitian berupa persentase perubahan kadar glukosa darah tikus

putih dan hasil analisa data statistik dengan uji One Way Anova. Dapat dilihat

pada tabel 1, tabel 2, gambar 4 dan lampiran.

Hasil analisa statistik menunjukan data terdistribusi secara normal dan

homogen dapat dlihat pada lampiran. Maka dari pada itu penelitian ini dilanjutkan

dengan uji One Way Anova, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

18
19

Tabel 1. Rata-rata persentase penurunan KGD

Hewan Kadar Glukosa Darah (mg/dL)


Kelompok Uji Uji
T30 (%) T60 (%) T90 (%) T120 (%)
1 105,98 102,39 85,62 70,05
Metformin
(KontrolPositif) 2 126,19 141,26 112,69 84,12
3 94,87 90,74 79,48 64,61
Rata-rata 109,01 111,46 92,59 72,92
1 125,67 132,43 101,35 79,72
Na CMC 0,5 %
(KontrolNegatif) 2 136,29 105,92 137,77 114,07
3 148,85 114,50 128,24 100
Rata-rata 136,93 117,61 122,45 97,93
Dekokta daun 1 98,45 92,78 78,86 76,28
Mengkudu 2 82,21 78,36 77,40 54,32
3 173,42 148,25 100,69 83,21
Rata-rata 118,02 106,46 85,65 71,27

Tabel 2. Nilai signifikan uji One Way Anova


Kelompok Uji Sig

Kadar gula darah 30 menit setelah perlakuan 0,057

Kadar gula darah 60 menit setelah perlakuan 0,312

Kadar gula darah 90 menit setelah perlakuan 0,036

Kadar gula darah 120 menit setelah perlakuan 0,064

Berdasarkan nilai Signifikan. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya

jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Dari data diatas kadar gula darah 30,60, dan 120

menit setelah perlakuan Sig < 0,05 maka H0 diterima. Pada data kadar gula darah

menit ke 90 setelah perlakuan < 0,05 maka Ho ditolak.


20

Gambar 4. Grafik persentase penurunan kadar gula darah

160

140

120

100 Metformin
(KontrolPositif)
80
Na CMC 0,5 %
(KontrolNegatif)
60
Dekokta daun Mengkudu
40

20

0
T0 T30 T60 T90 T120

B. Pembahasan

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antihiperglikemia dekokta

daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) pada tikus putih (Rattus norvegicus)

terinduksi glukosa. Penelitian ini dilakukan karena secara empiris Mengkudu

merupakan obat antihiperglikemia agar dapat dipastikan kebenarannya secara

ilmiah dilakukan penelitian ini untuk mengetahui efek penurunan kadar gula darah

dalam Mengkudu.

Daun Mengkudu segar dibuat dengan metode dekokta pada suhu 90°C

selama 30 menit menggunakan Na CMC 0,5 % sebanyak 100 ml. Metode ini

dipilih karena pengerjaanya yang mudah dan peralatan yang digunakan sederhana.

Dalam menetukan dosis dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)

diperlukan prapenelitian terlebih dahulu dengan mengekstraksi daun Mengkudu

menggunakan metode maserasi untuk mengetahui jumlah ekstrak kental daun


21

Mengkudu (Morinda citrifolia L), sehingga bisa didapatkan perhitungan dosis

untuk dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) yang setara dosis extrak

kental 1,6g/kg BB.

Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih (Rattus norvegicus)

sebanyak 9 ekor yang diadaptasikan dalam laboratorium farmakologi selama 3

minggu agar tikus terbiasa dengan lingkungan laboratorium supaya tidak

mempengaruhi hasil penelitian. Setelah itu hewan uji diinduksikan dengan

glukosa sebanyak 900 mg. Penggunaan glukosa sebagai induksi dikarenakan

glukosa memberikan gambaran kenaikan kadar glukosa darah setelah pembebanan

glukosa dengan cepat dan glukosa memiliki efek penurunan kadar glukosa darah

secara cepat oleh obat atau zat-zat yang bersifat hipoglikemik karena glukosa

cepat dimetabolisme (Nurhidayah dkk, 2015).

Kelompok hewan uji kontrol positif menggunakan metformin sebanyak 9

mg. Metformin adalah obat hipoglikemik oral yang termasuk kedalam golongan

biguanida. Mekanisme kerja Metformin sebagai antihiperglikemik golongan

biguanid yang banyak digunakan untuk terapi kontrol Diabetes Melitus tipe 2,

bekerja dengan menurunkan konsentrasi kadar glukosa darah tanpa menyebabkan

hipoglikemia (Gumantara, 2017). Pemilihan metformin sebagai pembanding

dikarenakan metformin memliki mekanisme kerja yang stabil dengan

memperlambat absorpsi glukosa dari saluran pencernaan juga efek sampingnya

yang kurang.

Hewan uji yang diberi perlakuan dekokta daun Mengkudu dengan dosis

setara ekstrak 1,6 g/kg BB dapat diamati bahwa hewan uji mengalami penurunan
22

kadar gula darah dimulai dari menit ke-30 sampai menit ke-120. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa flavonoid yang terkandung dalam daun Mengkudu bekerja

sebagai penurun kadar gula darah (Fadillah, 2014).

Penelitian efek ekstrak etanol daun Mengkudu dengan dosis 1,6 g/Kg BB

oleh (Evacuasiany dkk, 2010) berhasil memberikan efek penurunan kadar gula

darah, begitu juga dengan penelitian dekokta daun mengkudu yang dosisnya

setara dengan 1,6 g/Kg BB memberikan efek penurunan kadar gula darah. Dalam

penelitian terdapat beberapa tikus pada menit ke 30 dan ke 60 mengalami

kenaikan kadar gula darah, ada juga beberapa tikus lain pada menit ke 30 dan ke

60 mengalami penurunan kadar gula darah. Hal ini dikarenakan berat badan tikus

yang berbeda-beda dan metabolisme masing-masing hewan uji berbeda-beda

sehingga mempengaruhi hasil penelitian kekurangan lainnya dalam penelitian ini

yaitu berat badan tikus rata-rata > 200 g BB dikarenakan ketidak sesuaian aturan

pemberian takaran makanan perhari sebelum perlakuan. Berdasarkan nilai

Signifikan, jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika Sig < 0,05 maka Ho

ditolak. Dari data tersebut kadar gula darah 30 menit, 60 menit, dan 120 menit

setelah perlakuan Sig > 0,05 berarti tidak terdapat efek antihiperglikemia dekokta

daun Mengkudu yang dosisnya setara 1,6 g/kg BB pada tikus putih yang

terinduksi glukosa. Pada data kadar gula darah menit ke 90 setelah perlakuan Sig

< 0,05 berarti terdapat efek antihiperglikemia dekokta daun Mengkudu yang

dosisnya setara 1,6 g/kg BB pada tikus putih yang terinduksi glukosa.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dekokta daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)

mempunyai aktivitas antihiperglikemia terhadap tikus putih (Rattus norvegicus)

terinduksi glukosa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan agar penelitian

ini selanjutnya dibuat menjadi formulasi sediaan jadi dengan dosis yang tepat

sehingga dapat dipergunakan dalam masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (2016). Acuan Sediaan Herbal. WB.
Saunders Company (Vol. 2, ed 1).

Baroroh, F., Nurvina, A., Hari, S. (2011). Uji efek antihiperglikemik ekstrak
etanol daun kaca piring (Gardenia augusta,Merr) pada tikus putih jantan
galur wistar : Jurnal Ilmiah Kefarmasian.1(1) : 43-53. Univeristas Ahmad
Dahlan.

Decroli, E. (2019). Diabetes Mellitus Tipe 2. Pusat Penerbitan Bagian Ilmu


Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Padang.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008). Farmakope Herbal Indonesia.


Edisi I. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995). Farmakope Indonesia. Edisi


V. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Djauhariya, E., Rahardjo, M., Ma’mun. (2016). Karakterisasi Morfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Bogor. Buletin Plasma Nutfah. Vol.12(1).

Evacuasiany, E., Delima, E. R,. Boen, R. (2010). Efek Ekstrak Etanol Daun
Mengkudu Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Wistar
Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Medika Planta. Vol.1(1).

Fadillah, R.U. (2014). Antidiabetic Effect Of Morinda Citrifolia l. As A


Treatment Of Diabetes Mellitus. Lampung. J Majority. Vol. 3(7).

Husna, F,. Suyatna, F.D., Arozal, W., Purwaningsih, E.H. (2019). Model Hewan
Coba Pada Penelitian Diabetes. Jakarta. Pharmaceutical Sciences and
Research (PSR), 6(3).

Gumantara M.P.B., Oktarlina R. Z. (2017). Perbandingan Monoterapi dan


Kombinasi Terapi Sulfonilurea-Metformin terhadap Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2. Majority. Vol. 6(1).

Johnson M. (2012). Laboratory Mice and Rats.Mater Methods 2:113.


http://www.labome.com/method/Laboratory-Mice-and-Rats.html. Diakses 25
maret 2021.

Kanon, M.Q., Fatimawali., W. Bodhi. (2012). Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah
Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) yang
Diinduksi Sukrosa. Pharmacon. Vol. 1(2).

24
25

Kartika A. A,Siregar H. C. H, Fuah A. M. (2013).Strategi Pengembangan Usaha


Ternak Tikus (Rattus Norvegicus) Dan Mencit (Mus Musculus) Di Fakultas
Peternakan,IPB. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan.
Vol. 1(2).

Kaur H, Gurjar N, Gill R. (2018). The Noni Fruit (Morinda Citrifolial.) : A


Systematic Review On Anticancer Potential And Other Health Beneficial
Pharmacological Activities. Journal Of Medicinal Plants Studies. Vol. 6
(2) : 86-93.

Latief. (2014). Obat Tradisional. Jakarta : EGC (hlm. 296).

Lidia. (2013). Pengaruh Infusa Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia, L.)Terhadap


Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan GalurWistar Yang Dibebani
Glukosa. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 16 (1).

Listiana, D., Effendi., Indriati B. (2019). Efektivitas Air Rebusan Daun Sirih
Merah Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Saling 2018. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah Bengkulu. Vol. 7 (2).

Makalalag, I. W., dan Wullur, A. (2013). Uji Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia Steen.) Terhadap Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Sukrosa. Pharmacon.
Vol. 2 (1).

Manurung, S., Barung, E., dan Bodhi, W. (2012). Efek Antihiperglikemia Dari
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Tikus
Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) Yang Diinduksi
Sukrosa. Pharmacon. Vol. 2 (1).

Merliana, A., dan Islamiyati, R. (2017). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol
Daun Sukun (Artocarpus Altilis) Pada Tikus Diabetes Tipe II Yang
Diinduksi Fruktosa. Prosiding HEFA (Health Events for All), 1(1).
Nelson, S. C. (2006). Morinda citrifolia L. (Noni). Aviable at: Species Profiles for
PacificIslandAgroforest.https://www.ctahr.hawaii.edu/noni/downloads/
morinda_species_profile.pdf. Diakses: 19 Oktober 2018.

Nurhidayah, K., Fadraersada, J., dan Rijai, L. (2015, November). Potensi


Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus) Sebagai Penurun Kadar
Glukosa Darah: Uji InVivo Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Vol. 2, pp.
43-49).
26

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Situasi dan Analisis Diabetes. Aviable
at:https://dinkes.kalbarprov.go.id/wpcontent/uploads/2019/03/LaporanRiske
sdas-2018-Nasional.pdf. Diakses: 19 Oktober 2018.

Rahmah, A., Ibrahim, A., Rahmawati, D. (2015). Efek Antihiperglikemik


Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) dan Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Aloksan. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences, Vol. 2(1).

Ramadhani, N. R., dan Adnan N. (2017). Obesitas Umum Berdasarkan Indeks


Masa Tubuh Dan Obesitas Abdominal Berdasarkan Lingkar Pinggang
Terhadap Kejadian Prediabetes. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 16(13).

Togubu, S., Momuat, L.I., Paendong J. E., Salma, N. (2013). Aktivitas


Antihiperglikemik dari Ekstrak Etanol dan Heksana Tumbuhan Suruhan
(Peperomia pellucida [L.] Kunth) Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus L.)
Yang Hiperglikemik. Jurnal Mipa Unsrat Online. 2 (2) 109-114.

Saminathan, M., Rai, R.B., Dhama, K. (2013). Systematic Review On Anticancer


Potential And Other Health Beneficial Pharmacological Activities Of Novel
Medicinal Plant Morinda Citrifolia (Noni). International Journal Of
Pharmacology. 9 (8) (Hlm 479).

Shahab. (2017). Dasar-Dasar Endokrinologi. Rayyana Komunikasindo. Jakarta.


(hlm. 104-106).

Stevani H. (2016). Praktikum Farmakologi. Jakarta. (Hlm 115).

Sulistiowati N. A (2019). Pengaruh Sari Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia)


Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.

Suratinoyo, N. H. (2020). Kajian karbohidrat sebagai inductor hewan model


hiperglikemik. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik kesehatan. Manado.

Tanu. (2012). Farmakologi Dan Terapi Ed V. Balai penerbit FKUI: Jakarta.

Tresnawati, W., Saputri F. A. (2016). Review:Analisis Penentuan Glibenklamid


Dalam Pharmaceutical Dosage Forms. Farmaka. Vol. 14(2).

World Health Organization (2006). Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus


and Intermediate Hyperglycemia. WHO Document Production Services.
Switzerland.
27

Lampiran 1. Skema Kerja

Penyiapan Alat dan Bahan

Penyiapan Sampel Penyiapan Hewan Uji

Daun Mengkudu dibuat Tikus putih jantan ditimbang


menjadi sediaan dekokta berat badan, dibagi 3
kelompok masing-masing 3
ekor tikus

Pengukuran kadar gula darah


awal (Tn) dan induksi glukosa

Pengukuran kadar gula darah


(Ti) 30 menit setelah
diinduksi

Pemberian Perlakuan

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

Kontrol negatif Kontrol positif Dekokta daun


larutan Na CMC 0,5 suspensi Metformin Mengkudu.
%

Pengukuran kadar gula darah


selang waktu pada menit ke-
30, ke-60, ke-90, dan ke-120.
28

Lampiran 2. Volume Pemberian Glukosa dan volume Pemberian Perlakuan


Hewan Uji

1. Kelompok I Kontrol Positif (Suspensi Metformin)

238,7 g
Tikus I : × 2,5 ml = 3 ml
200 g

192,7 g
Tikus II : × 2,5 ml = 2,4 ml
200 g

239,7 g
Tikus III : × 2,5 ml = 3 ml
200 g

2. Kelompok II Kontrol Negatif (Na CMC 0,5 %)

289,9 g
Tikus I : × 2,5 ml = 3,6 ml
200 g

225,2 g
Tikus II : × 2,5 ml = 2,8 ml
200 g

237,5 g
Tikus III : × 2,5 ml = 3 ml
200 g

3. Kelompok III dekokta daun Mengkudu

236,8 g
Tikus I : × 2,5 ml = 3 ml
200 g

185,6 g
Tikus II : × 2,5 ml = 2,3 ml
200 g

217,5 g
Tikus III : × 2,5 ml = 2,7 ml
200 g
29
30

Lampiran 4. Persentase perubahan Kadar gula darah

Hewan Kadar Glukosa Darah (mg/dL)


Kelompok Uji Uji
T30 (%) T60 (%) T90 (%) T120 (%)
1 105,98 102,39 85,62 70,05
Metformin
(KontrolPositif) 2 126,19 141,26 112,69 84,12
3 94,87 90,74 79,48 64,61
Rata-rata 109,01 111,46 92,59 72,92
1 125,67 132,43 101,35 79,72
Na CMC 0,5 %
(Kontrol Negatif) 2 136,29 105,92 137,77 114,07
3 148,85 114,50 128,24 100
Rata-rata 136,93 117,61 122,45 97,93
Dekokta daun 1 98,45 92,78 78,86 76,28
Mengkudu 2 82,21 78,36 77,40 54,32
1,6g/ Kg BB 3 173,42 148,25 100,69 83,21
Rata-rata 118,02 106,46 85,65 71,27

Lampiran 5. Perhitungan persentase KGD

1. Kelompok I Kontrol Positif (Suspensi Metformin)


Ti−(T 30−120)
Rumus :100-{ } × 100 %
Ti

(167−177)
Tikus I (T30) : 100−¿ { × }100 % = 105,98 %
167

(167−171)
Tikus I (T60) : 100−{ × }100 % = 102,39 %
167

¿
Tikus I (T90) :100−¿ {167−143 ¿ 167 × }100 % = 85,62 %

167−117
Tikus I (T120) :100− × 100 % = 70,05 %
167

−126−159
Tikus II (T30) :100 × 100 % = 126,19 %
126

−126−178
Tikus II (T60) :100 × 100 % = 141,26 %
126
31

−126−142
Tikus II (T90) :100 × 100 % = 112,69 %
126

−126−106
Tikus II (T120) :100 × 100 % = 84,12 %
126

−195−185
Tikus III (T30) :100 × 100 % = 94,87 %
195

195−176
Tikus III (T60) : × 100 % = 90,74 %
195

−195−155
Tikus III (T90) :100 × 100 % = 79,48 %
195

−195−12 6
Tikus III (T120) :100 × 100 % = 64,61 %
195

2. Kelompok II Kontrol Negatif (Larutan Na CMC 0,5 %)


Ti−(T 30−120)
Rumus :100−¿ { } × 100 %
Ti

−148−186
Tikus I (T30) : 100 × 100 % =125,67 %
148

−148−196
Tikus I (T60) : 100 × 100 % = 132,43 %
148

−148−150
Tikus I (T90) : 100 × 100 % = 101,35%
148

−148−118
Tikus I (T120) :100 × 100 % = 79,72 %
148

−135−184
Tikus II (T30) : 100 × 100 % = 136,29%
135

−135−143
Tikus II (T60) : 100 × 100 % = 105,92%
135

−135−186
Tikus II (T90) : 100 × 100 % = 137,77%
135
32

−135−154
Tikus II (T120) : 100 × 100 % = 114,07%
135

−131−195
Tikus III (T30) : 100 × 100 % = 148,85%
131

−131−150
Tikus III (T60) : 100 × 100 % = 114,50%
131

−131−168
Tikus III (T90) :100 × 100 % = 128,24%
131

−131−131
Tikus III (T120) :100 × 100 % = 100 %
131

3. Kelompok III Dekokta daun Mengkudu


Ti−(T 30−120)
Rumus :100-{ } × 100 %
Ti

−194−191
Tikus I (T30) : 100 × 100 % = 98,45%
194

−194−180
Tikus I (T60) : 100 × 100 % = 92,78%
194

−194−153
Tikus I (T90) : 100 × 100 % = 78,86%
194

−194−148
Tikus I (T120) : 100 × 100 % = 76,28%
194

−208−171
Tikus II (T30) : 100 × 100 % = 82,21%
208

−208−163
Tikus II (T60) : 100 × 100 % = 78,36%
208

−208−161
Tikus II (T90) : 100 × 100 % = 77,40%
208

−208−113
Tikus II (T120) : 100 × 100 % = 54,32%
208
33

−143−248
Tikus III (T30) :100 × 100 % = 173,42%
143

−143−212
Tikus III (T60) :100 × 100 % = 148,25%
143

−143−142
Tikus III (T90) :100 × 100 % = 100,69%
143

−143−119
Tikus III (T120) :100 × 100 % = 83,21%
143
DOKUMENTASI

Gambar 3. Hewan uji Gambar 4. Sediaan dekokta daun


Mengkudu
(Sumber :Dokumentasi pribadi) (Sumber :Dokumentasi pribadi)

Gambar 5. hasil evaporasi ekstrak cair Gambar 6. Ekstrak kental daun Mengkudu
(Sumber :Dokumentasi pribadi) (Sumber :Dokumentasi pribadi)

Gambar 7. Sediaan Na CMC 0,5% Gambar 8. Sediaan suspense Metformin


(Sumber :Dokumentasi pribadi) (Sumber :Dokumentasi pribadi)

34

Anda mungkin juga menyukai