Menjaga toleransi antar masyarakat yang berbeda agama. Contohnya dengan bertegur sapa. Berbuat baik kepada
tetangga. Contohnya membagikan makanan atau bingkisan.
Mematuhi peraturan yang ada di masyarakat.
Saling menolong jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan.
Tidak memaksa orang lain untuk memeluk agama yang dianutnya.
Bertindak Adil
Bersikap adil adalah hal yang paling utama dalam penerapan sila ke-2 pancasila. Adil yang dimaksud di sini
adalah adil dalam tindakan moral.
Misalnya, saat meyelesaikan suatu masalah kita harus melihat pada kebenaran, bukan melihat latar belakang
seperti suku, ras, agama, dan lain-lain.
Jika kita menyelesaikan masalah dengan melihat latar belakang tertentu, hasil keputusan bisa saja berat
sebelah atau hanya menguntungkan beberapa pihak.
Kalau ini terjadi, tandanya tidak ada keadilan, yang artinya kita gagal menerapkan sila kedua pancasila.
Bertindak Adil
Bersikap adil adalah hal yang paling utama dalam penerapan sila ke-2 pancasila. Adil yang dimaksud di sini
adalah adil dalam tindakan moral.
Misalnya, saat meyelesaikan suatu masalah kita harus melihat pada kebenaran, bukan melihat latar belakang
seperti suku, ras, agama, dan lain-lain.
Jika kita menyelesaikan masalah dengan melihat latar belakang tertentu, hasil keputusan bisa saja berat
sebelah atau hanya menguntungkan beberapa pihak.
Kalau ini terjadi, tandanya tidak ada keadilan, yang artinya kita gagal menerapkan sila kedua pancasila.
Baca Juga: Contoh Penerapan Sila Kelima Pancasila di Sekolah dan di Rumah
3. Selalu Bersikap Sopan dan Santun
Sikap sopan santun tak hanya ditujukan untuk orang yang lebih tua dari kita, tapi ditujukan untuk semua
orang.
Bahkan untuk orang yang tidak kita kenal sekali pun kita tetap harus bersikap sopan dan santun.
Nah, pada orang yang tidak dikenal saja harus menjaga sopan santun, apalagi dengan keluarga dan orang-
orang yang kita kenal.
Jadi, pastikan untuk selalu menjaga sikap sopan dan santun pada siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.
4. Saling Menghargai Pendapat
Terkadang kita selalu ingin dihargai oleh orang lain. Jika kita ingin dihargai, maka kita juga harus menghargai
orang lain. Hal ini juga berlaku saat kita saling bertukar pendapat.
Memaksakan keinginan kita pada orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan adalah sesuatu
yang tidak baik.
Jadi, kita juga harus mendengarkan usulan atau pendapat dari orang lain, baru kemudian kita diskusikan
bersama.
Jika bisa saling menghargai pendapat, itu tandanya kita sudah memberikan contoh penerapan sila ke-2
pancasila yang baik.
Contoh Penerapan Sila Ketiga Pancasila
1. Menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan menjaga nama baik Indonesia. Contohnya dengan
menggunakan produk buatan Indonesia.
2. Saling membantu dan berteman baik tanpa membedakan suku, agama, budaya dan ras.
3. Bekerja sama contohnya gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya.
4. Selalu menjaga toleransi antar teman dan masyarakat yang berbeda suku dan agama.
5. Saling menghormati satu sama lain dan saling menghargai.
6. Menggunakan bahasa Indonesia yang meruoakan bahasa nasional kita.
Saat berinteraksi dengan masyarakat budaya lain kita dapat menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa persatuan.
Butir-Butir yang Terkandung dalam Sila Ke-4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.