Anda di halaman 1dari 30

Nama : Adnan Ibnu Faruki

NIM : 2009280
Kelas : AP-1B
BAB I

1. Analisis perbedaan civic education dan citizenship education!

Jawaban :
Civic education merupakan suatu mata perlajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk
mempersiapkan warganegara muda , agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif
dalam masyarakat. Citizenship education merupakan pendidikan kewarganegaraan yang
mencakup pendidikan kewarganegaraaan di dalam maupun di luar sekolah yang berupa
program penataran atau program lainnya yang sengaja dirancang atau sebagai dampak
pengiring dari program lain yang berfungsi memfasilitasi proses pendewasaan dan
pematangan sebagai warganegara

2. Jelaskan kompetensi yang diharapkan akan dikuasai mahasiswa dari mata kuliah
PKn!

Jawaban :
Yaitu agar mahasiswa menjadi ilimuwan dan profesional yang memiliki rasa kebanggaan
dan cinta tanah air , demokratis dan berkeadaban : dan menjadi warganegara yang
memiliki daya saing ; berdisiplin;berpasrtisipasi katif dalam membangnun kehidupan
yang damai berdasarkan isitem nilai Pancasila

3. Kemukakan  visi dan misi Pkn di perguruan tinggi serta telah sesuaikah dengan
perkembangan zaman saat ini!

Jawaban :
Visi: Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan
program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai
manusia Indonesia seutuhnya.
Misi: membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mapu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila , rasa kebanggaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab.
Belum sesuai dengan perkembangan zaman saat ini dapat dilihat dari krisis moral yang
dialami sebagian besar mahasiswa di indonesia

4. Jelaskan hubungan upaya bela negara dan PKn!

Jawaban :
Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum di perguruan tinggi di Indonesia
mulai deiselenggarakan tahun ajaran 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam
bentuk Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
5. Jelaskan Krisis konseptual yang terjadi pada kurikulum Pkn di Indonesia!

Jawaban :
Terjadinya perubahan isi dan format buku pelajaran, penataran guru yang tidak
artikulatif, dan fenomena kelas yang belum banyak bergeser dari penekanan pada proses
kognitif memorisasi fakta dan konsep yang mengakibatkan anak didik hanya menguasai
konsep saja tapi tidak diarahka untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

1. Jelaskan pengertian identitas nasional?

Jawaban :
Kata identitas berasal dari “identity” yang berarti ciri – ciri, tanda – tanda, ciri khas, jati
diri pada perorangan atau suatu kelompok tertentu yang bisa membedakannya dengan
orang lain atau kelompok yang lainnya.Sedangkan kata “nasional” merupakan gambaran
akan identitas yang melekat pada diri seseorang atau suatu kelompok tertentu atau
organisasi yang lebih besar berdasarkan kesamaan fisik, budaya, ragam, bahasa, sejarah,
cita – cita, serta tujuan.Dari pengertian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa identitas
nasional adalah suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada macam
– macam aspek kehidupan, baik dari ratusan suku atau budaya yang ada dihimpun
menjadi satu kesatuan, seperti Indonesia. Di mana identitas nasional Indonesia sendiri
mengacu pada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.Koenta Wibisono juga menuturkan
pengertian identitas nasional sebagai manifestasi akan nilai – nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khusus sehingga
bangsa tersebut berbeda dengan bangsa lainnya.

2. Kemukakan apa saja unsur-unsur idenitas nasional?

Jawaban:
Indonesia sendiri merupakan suatu bangsa majemuk. Artinya, Indonesia terdiri dari
berbagai suu bangsa, bahasa dan budaya. Dengan kemajemukan itulah merupakan suatu
gabungan akan unsur – unsur penting dalam pembentukan identitas nasional. Berikut ini
beberapa unsur penting dibentuknya suatu identitas nasional, meliputi.
 Agama
Dasar negara Indonesia, Pancasila sila pertama menyebutkan “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Hal ini menggambarkan bahwa Indonesia merupakan negara yang
menjunjung tinggi nilai Keagamaan dan Ketuhanan. Indonesia sendiri dikenal
sebagai masyarakat agamis, artinya setiap setiap penduduk di Indonesia memiliki
agama mereka masing – masing dan hal tersebut wajib hukumnya. Agama yang
berkembang di Indonesia sendiri adalah Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha,
dan Kong Hu Cu.
 Suku Bangsa
Suku bangsa juga dikenal sebagai unsur pembentukan akan identitas nasional
tersebut. Suku bangsa adalah satu golongan sosial yang bersifat askriptif, yakni
dibawa sejak lahir. Di mana suku bangsa sama dengan jenis kelamin dan umur. Di
Indonesia terdapat ratusan suku bangsa atau kelompok etnis dengan bahasa
mereka masing – masing.
 Kebudayaan
Kebudayaan adalah kemampuan manusia sebagai makhluk sosial yang berisi
tentang model atau perangkat pengetahuan secara kolektif yang digunakan untuk
mendukung kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kebudayaan
merupakan suatu pedoman atau rujukan bagaimana manusia bisa menghadapi
keadaan lingkungan sekitar guna bertahan hidup. Budaya menjadi salah satu
faktor penting akan pembentukan identitas nasional. Dengan berbagai macam
budaya yang dimiliki oleh Indonesia menjadi salah satu ciri khas dari negara
Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus melestarikan budaya yang
merupakan warisan dari nenek moyang kota.
 Bahasa
Unsur pembentuk identitas nasional yang berikutnya adalah bahasa. Bahasa
merupakan simbol atau lambang secara arbitrer atau verbal. Pembentuk bahasa
dilakukan berdasarkan unsur – unsur bunyi ucapan manusia. Bahasa digunakan
sebagai sarana komunikasi antar manusia satu dengan lainnya. Sudah dijelaskan
bahwa di Indonesia sendiri memiliki setidaknya ratusan suku bangsa dan setiap
suku minimal memiliki satu bahasa yang berbeda. Salah satu contoh bahasa yang
sering digunakan adalah Jawa, Sunda, Minang dan Batak.
Dengan bahasa sebagai identitas nasional, pastinya kita harus bangga. Tidak
semua negara memiliki keanekaragaman bahasa seperti yang dimiliki oleh
Indonesia. Maka dari itu, agar tidak terpecah belah, ada satu bahasa yang
merupakan bahasa pemersatu, yakni bahasa Indonesia.

3. Jelaskan faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?

Jawaban :
Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:


· Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
· Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002)
2. Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of
Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis ada 4 faktor penting, yaitu:
· Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
· Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara.
· Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional
· Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Yang ke 3 adalah faktor pembentuk identitas bersama. Proses pembentukan bangsa-
bangsa negara membutuhkan identitas-identidas untuk menyatukan masyarakat bangsa
yang bersangkutan. Faktor yang diperkiraan menjadi identitas bersama suatu bangsa,
yaitu:

 Primordial

 Sakral
 Tokoh

 Bhineka tunggal ika

 Sejarah

 Perkembangan ekonomi

 kelembagaan

4. jelaskan apa yang dimaksud identitas kultural?

Jawaban :
Dalam artian sederhana, yang dimaksud dengan identitas cultural adalah rincian
karakteristik atau cirri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang
kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri
kebudayaan orang lain. (Liliweri, 2002:72). Menurut Ting- Toomey (1999:30), identitas
cultural merupakan perasaan (emotional significance) dari seseorang untuk ikut memiliki
(sense of belonging) atau berafiliasi dengan kultur tertentu. Masyarakat yang terbagi ke
dalam kelompok- kelompok itu kemudian melakukan identifikasi cultural yaitu masing-
masing orang mempertimbangkan diri mereka sebagai representasi dari sebuah budaya
particular.

5. Jelaskan bagaimana agar identitas primodial dapat mendukung identitas nasional?

Jawaban :
Di negara ini terdapat banyak suku bangsa yang disebut identitas primordial. Suku
bangsa harus bersatu dan menghilangkan rasa ego masing-masing untuk mendukung
identitas nasional

setiap anggota culture unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.
Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal & bahasanya. Identitas ini
sering disebut sebagai identitas kelompok atau identitas primordial. Dalam hal ini
loyalitas pada primodialnya memiliki ikatan emosional yang kuat serta melahirkan
solidaritas erat.
Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun
dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak
terjadi. Negara baru perlu menciotakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang di
sebut juga sebagai identitas nasional.
BAB III

1. Jelaskan pengertian nasional secara terminologis dan menurut berbagai pakar!


Jawaban :
Pengertian integrasi nasional secara terminologis : proses menyatukan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Pengertian integrasi nasional secara menurut berbagai pakar
1). Dr. Nazaruddin Sjamsuddin :
Integrasi nasional merupakan proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua
aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
2). Howard Wriggins :
Integrasi nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan/kesatuan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
3). Myron Weiner :
Integrasi nasional adalah proses penyatuan dari berbagai kelompok budaya dan sosial ke
dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.
4). J. Soedjati Djiwandono :
Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas
dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
5). Safroedin Bahar :
Integrasi nasional adalah mengintegrasikan yang berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur bangsa yang semula mula
terpisah-pisah.
2. Kemukakan apa urgensi integrasi nasional dalam kehidupan kebangsaan indonesia,
Minimal 3 aspek!

Jawaban :
1) Aspek pertama meliputi etnis, wilayah, bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi
masyarakat Indonesia, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, bahasa, agama
daerah, dan bahasa daerah, mereka adalah satu, meskipun mereka berbeda dari
karakteristik masing-masing. Kesatuan ini tidak menghilangkan keanekaragaman dan
ini disebut kesatuan dalam keanekaragaman.
2) Aspek dua termasuk kodifikasi bahasa dalam tata bahasa resmi, pertumbuhan
birokrasi dan penguatan sistem pendidikan nasional. Bagi masyarakat Indonesia,
bahasa unsur telah menjadi bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Biroraksi dan
pendidikan nasional juga telah dikembangkan dengan cara ini, meskipun mereka
masih dikembangkan.
3) Aspek keempat termasuk penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
oleh ingatan kolektif orang. Bangsa Indonesia, yang dikendalikan selama hampir tiga
setengah abad, sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui ingatan
kolektif rakyat Indonesia. Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas
nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai
bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai sadar akan jati diri sebagai
manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada saat itu muncullah
kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa.

3. Jelaskan aspek historis yuridis dan sosiologis terjadinya integrasi nasional!

Jawaban :
1) Aspek Historis
- Zaman Kerajaan Sriwijaya : raja sriwijaya mampu bertahan hingga 5 abad
- Zaman Kerajaan Majapahit : dapat mengintegrasikan wilayahnya yang sangat luas
pada masa Raja Hayam Wuruk
- Zaman Pengerakan Nasional : terbentuknya Budi Utomo dan terjadinya pengikiraran
Sumpah Pemuda
- Zaman Kemerdekaan : gerakan bangsa Indonesia yang telah merebut kemerdekaan.
2) Aspek Yuridis
- Landasan Ideal : Pacansila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia
- Landasan Konstitusional : Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, Pasal 1 ayat 1 UUD
NRI 1945 dan Pasal 30 ayat 1,2 dan 3 UUD NRI 1945
- Landasan Ketetapan MPR RI no V/MPR/2000, tentang Pemantapan Persatuan dan
Kesatuan Nasional
- UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI.
3) Aspek Sosiologis : bersatunya seluruh masyarakat Indonesia dilandasi oleh realistis
suatu komunitas sosial yang memberi tempat dalam suatu keseluruhan masyarakat
yang berbeda-beda dalam satu wadah bersama, karena didasarkan adanya kepentingan
bersama.
4. Jelaskan pengertian masyarakat multikultural dan bagaimana integrasi nasional
dalam masyarakat multikultural!
Jawaban :
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki banyak unsur kebudayaan
dan adat. multi arti a banyak, kultur artinya budaya. Pengertian ”multikultural” bisa
dilihat dari adanya perbedaan budaya, suku, agama, ras, etnis, bahasa, dan sebagainya
dalam suatu masyarakat luas. Nusantara dalam sejarahnya sudah merupakan masyarakat
multikultural. Integrasi nasional adalah cara atau upaya paling mudah untuk menyatukan
semua perbedaan budaya di masyarakat multikultural.
Caranya, dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Masyarakat multikultural harus bersikap maju dan mandiri dengan seluruh perbedaan
yang ada
2. Masyarakat harus menerapkan sifat persatuan dan kesatuan.
3. Masyarakat harus bisa menyesuaikan diri dan diharapkan bisa toleransi
4. Masyarakat harus saling menghormati dan menghargai setiap individu.
5. Hidup rukun dan tenggang rasa dalam masalah.

5. Jelaskan tahapan perkembangan atau dinamika integrasi nasional, dan bagaimana


dalam menghadapi tantangan integrasi nasional
Jawaban :
Dinamika itu bisa kita contohkan peristiswa integrasi berdasar 5 (lima) jenis integrasi
sebagai berikut:
a. Integrasi bangsa
Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di Vantaa,
Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai mengajak Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia memegang teguh kedaulatan
bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil
menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
b. Integrasi wilayah
Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia
mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil
diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau
Negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah teritorial
Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah dan laut tidak lagi
merupakan pemisah pulau, tetapi menjadi penghubung pulau-pulau di Indonesia.
c. Integrasi nilai
Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integratif? Jawabnya adalah
Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai integratif terus-menerus
dilakukan, misalnya, melalui kegiatan pendidikan Pancasila baik dengan mata kuliah di
perguruan tinggi dan mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai
diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini,
melalui kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila
sebagai nilai bersama dan sebagai dasar filsafat negara disampaikan kepada generasi
muda.
d. Integrasi elit-massa
Dinamika integrasi elit–massa ditandai dengan seringnya pemimpin mendekati rakyatnya
melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, temu kader PKK, dan kotak
pos presiden. Kegiatan yang sifatnya mendekatkan elit dan massa akan menguatkan
dimensi vertikal integrasi nasional. Berikut ini contoh peristiwa yang terkait dengan
dinamika integrasi elit massa.
e. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif).
Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan lembagalembaga politik
dan pemerintahan termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk
maka orang-orang dapat bekerja secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja
yang teratur, sistematis, dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan
birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni
memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI ke-2 tanggal 19 Agustus 1945
memutuskan pembentukan dua belas kementerian dan delapan provinsi di Indonesia.

Sumber :

https://www.academia.edu/33928983/
BAB_III_BAGAIMANA_URGENSI_INTEGRASI_NASIONAL_SEBAGAI_SALAH_SATU_
PARAMETER_PERSATUAN_DAN_KESATUAN_BANGSA

http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/63991/3_Buku_PKWN_III.pdf

https://adoc.tips/download/bab-iii-bagaimana-urgensi-integrasi-nasional-sebagai-salah-s.html
BAB IV
1. Pelajari definisi negara dari para ahli dan rumuskan definisi negara
menurut pemahaman anda!
Jawaban :
a. George Jelineck, negara adalah organisasi kekuasaan dari manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu
b. R.Djokosoetomo, negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah
suatu pemerintahan yang sama
Menurut Saya ‘’negara adalah suatu sistem dimana sistem tersebut harus
memenuhi tiga aspek yaitu sekumpulan manusia,wilayah, dan pemerintah yang
berdaulat dan memiliki identitas yang membuat suatu negara berbeda dari
negara lain’’.

2. Secara teoritis, terdapat beberapa proses bagaimana terbentuknya negara.


Menurut analisa  anda, Indonesia tergolong teori yang mana?Jelaskan
alasannya!
Jawaban :
Teori perjanjian masyarakat. Karena dalam perumusan dan pembentukan negara
indonesia terdapat proklamasi yaitu pernyataan atau perjanjian bahwa itu
merupakan terbentuknya negara indonesia

3. Bedakan konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid!


Jawaban :
 Fleksibel: Konstitusi yang dapat diubah melalui proses yang sama dengan
undang undang dan bersifat luwes
 Rigid: konstitusi yang perubahannya dilakukan dengan cara khusus

4. Mengapa UUD 1945 diamandemen ? Jelaskan alasan rasionalnya!


Jawaban :
Karena ada beberapa pasal uud 1945 bersifat multiinterpretasi sehingga banyak
orang yang salah menafsirkan pasal-pasal tersebut.Pasal di dalam UUD
terlampau sedikit jumlahnya dan belum mengatur berbagai hal mengenai
penyelenggaraan negara.UUD 1845 memberikan kekuasaan yang sangat besar
kepada Presiden sehingga perlu ada pasal yang membatasi kekuasaannya

5. Jelaskan fungsi lembaga tinggi negara pasca amandemen UUD 1945


Jawaban :
a. MPR, kekuasaannya dibatasi hanya sebagai badan legislatif
b. Presiden dan wakil presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan dengan masa jabatan 5 tahun
c. DPR, posisi dan kewenangannya diperkuat dan mempunyai kekuasaan
membentuk UU
d.BPK, ditugaskan sebagai badan pemeriksa keuangan
e. Mahkakah agung, Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman
f. DPD, sebagai badan legislatif di daerah
g. mahkamah konstitusi, keberadaannya dimaksudkan untuk menjaga 
kemurnian konstitusi
h. Komisi yudisial, mencalonkan hakim agung dan melakukan pengawasan
moralitas dan kode etik para hakim

6. Jelaskan hubungan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945!


Jawaban :
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD
1945 yaitu bahwa di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pokok-pokok kaidah
negara yang fundamental, pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini
kemudian dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 berbentuk pasal-pasal yang
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB V
1. Pelajari definisi negara dari para ahli dan rumuskan definisi negara
menurut pemahaman anda!
Jawaban :
a. George Jelineck, negara adalah organisasi kekuasaan dari manusia yang
telah berkediaman di wilayah tertentu
b. R.Djokosoetomo, negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah
suatu pemerintahan yang sama
Menurut Saya ‘’negara adalah suatu sistem dimana sistem tersebut harus
memenuhi tiga aspek yaitu sekumpulan manusia,wilayah, dan pemerintah
yang berdaulat dan memiliki identitas yang membuat suatu negara berbeda
dari negara lain’’.

2. Secara teoritis, terdapat beberapa proses bagaimana terbentuknya


negara. Menurut analisa  anda, Indonesia tergolong teori yang mana?
Jelaskan alasannya!
Jawaban :
Teori perjanjian masyarakat. Karena dalam perumusan dan pembentukan
negara indonesia terdapat proklamasi yaitu pernyataan atau perjanjian bahwa
itu merupakan terbentuknya negara indonesia.

3. Bedakan konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid!


Jawaban :
 Fleksibel: Konstitusi yang dapat diubah melalui proses yang sama
dengan undang undang dan bersifat luwes
 Rigid: konstitusi yang perubahannya dilakukan dengan cara khusus

4. Mengapa UUD 1945 diamandemen ? Jelaskan alasan rasionalnya!


Jawaban :
Karena ada beberapa pasal uud 1945 bersifat multiinterpretasi sehingga
banyak orang yang salah menafsirkan pasal-pasal tersebut.Pasal di dalam
UUD terlampau sedikit jumlahnya dan belum mengatur berbagai hal
mengenai penyelenggaraan negara.UUD 1845 memberikan kekuasaan yang
sangat besar kepada Presiden sehingga perlu ada pasal yang membatasi
kekuasaannya.

5. Jelaskan fungsi lembaga tinggi negara pasca amandemen UUD 1945


Jawaban :
a. MPR, kekuasaannya dibatasi hanya sebagai badan legislatif
b. Presiden dan wakil presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan dengan masa jabatan 5 tahun
c. DPR, posisi dan kewenangannya diperkuat dan mempunyai kekuasaan
membentuk UU
d.BPK, ditugaskan sebagai badan pemeriksa keuangan
e. Mahkakah agung, Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman
f. DPD, sebagai badan legislatif di daerah
g. mahkamah konstitusi, keberadaannya dimaksudkan untuk menjaga 
kemurnian konstitusi
h. Komisi yudisial, mencalonkan hakim agung dan melakukan pengawasan
moralitas dan kode etik para hakim

6. Jelaskan hubungan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945!


Jawaban :
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945
yaitu bahwa di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pokok-pokok kaidah
negara yang fundamental, pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini
kemudian dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 berbentuk pasal-pasal
yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB VI

1. Terdapat beberapa macam tipe demokrasi. Jelaskan demokrasi yang


dilaksanakan oleh negara kita?

Jawaban :
Demokrasi konstitusional, karena segala sumber demokrasi di Indonesia
bersumber pada UUD 1945, segala aturan sudah tercantum dalam UUD 1945.

2. Alamudi mengemukakan 11 Soko Guru Demokrasi. Bagaimana Soko Guru


Demokrasi tersebut penerapannya di Indonesia!

Jawaban :
 Kedaulatan rakyat, rakyat berhak memilih  siapapun di pemilihan umum
 Pemerintah berdasarkan persetujuan yang diperintah, terdapat perbedaan
posisi dalam pemerintahan
 kekuasaan mayoritas, partai politk berkuasa
 hak-hak minoritas, etnis minoritas diakui hak-hak nya
 jaminan HAM, diterapkannya beberapa pasal mengenai HAM
 pemilihan yang bebas dan jujur, pemilihan dengan azas LUBERJURDIL
 persamaan di depan hukum, asas ini belum terlaksana dengan baik dan
memihak
 proses hukum yang wajar, belum terlaksana dengan baik karena banyak
kasus hukum yang terlalu berlarut dan tidak selesai
 pembatasan pemerintah secara konstitusional, dengan adanya UUD 1945
sebagai konstitusi
 pluralisme sosial, ekonomi, dan politik, belum terlaksana dengan baik
 Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat, dalam
mengambil keputusan didasarkan musyawarah dan mufakat

3. Jelaskan masyarakat madani

Jawaban :

Masyarakat madani muncul ketika Anwar Ibarahim dari Malaysia mencoba


menerjemahkan konsep civil society yang dibangun atas fondasi demokrasi yang
berpijak pada kekuatan rakyat.
4. Jelaskan mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden di indonesia

Jawaban :
a. calon presiden diusung oleh partai-parta
b. Calon wakil presiden diusung oleh presiden
c. ditetapkan kpu dalam mengambil nomor urut
d. pemilihan presiden dan wakil presiden

5. Bagaimana agar Indonesia mewujudkan masyarakat madani di lingkungan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Jawaban :

Pendidikan karakter dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya berkehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus digalakkan lagi agar mencapai
masyarakat madani.kecakapan memilih pemimpin yang bisa dipercaya dan
mampu bertanggung jawab terhadap pemerintahannya yang dapat
disosialisasikan kepada masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas.
BAB VII

1. Jelaskan pengertian geopolitik sebagai ilmu!

Jawaban :

Ilmu geopolitik adalah suatu pengetahuan yang mempelajari tentang potensi


kehidupan, politik, strategi, dan goegrafi yang dimiliki oleh suatu bangsa atas
dasar jati dirinya (Lemhanas, 2006). Ilmu geopolitik berkembang sesuai dengan
peradaban kehidupan manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

2. Jelaskan peran wawasan nusantara di kehidupan nasional!

Jawaban :

 Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasidan


selaras segenap aspek kehidupan nasional;
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungannya.
Peranan ini berkaitan dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait
dan ketergantungan antara bangsa dengan ruang hidupnya. Oleh karena itu
pemanfaatan lingkungan harus bertanggung jawab. Bila tidak, maka maka
akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan
merugikan bangsa itu sendiri;
 Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional.
Kepentingan nasional menjadi dasar hubungan antar bangsa. Apabila satu
bangsa kepentingan nasionalnya sejalan atau paralel dengan kepentingan
nasional bangsa lain, maka kedua bangsa ikut akan mudah terjalin hubungan
persahabatan;
 Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan
perdamaian;
 Wajah Wawasan Nusantara. Hal ini merupakan geopolitik Indonesia,
wajahnya meliputi:
a. Wajah Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional yang
melandasi konsepsi ketahanan nasional.
b. Wajah Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan
nasional.
c. Wajah Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan
keamanan.
d. Wajah Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan.
3. Apakah keuntungan konsep negara kepulauan bagi pembangunan nasional
Indonesia?

Jawaban :
1) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik dalam arti:
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan
matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan kesatuan bangsa yang bulat dalam arti seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
f. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi
pada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
dan aktif serta diabadikan pada kepentingan nasional.

2) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti:


a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

3) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya


dalam arti:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan
kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya bangsa Indonesia pada hakekatnya adalah satu,
sedangkan Corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan
budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang
tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh bangsa.

4) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan Pertahanan dan


Keamanan, dalam arti:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

4. Bagaimana agar daerah frontier memiliki kaitan yang erat terhadap


negara kita?

Jawaban :

1) Pengamanan daerah perbatasan (pengamanan terhadap SDA, kejahatan trans


nasional dan konflik antar etnis)
a. Pengamanan daerah perbatasan (pengamanan terhadap SDA, kejahatan
trans- nasional dan konflik antar etnis).
b. Meningkatkan pengawasan terhadap pencurian SDA seperti pencurian
kayu, pencurian ikan dan kekayaan laut, eksplorasi energi dan mineral
secara ilegal.
c. Meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait dalam
pengamanan daerah perbatasan seperti TNI, Polri, Kantor Imigrasi dan
Departemen Kehakiman, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan
dan Perikanan, Departemen Pertam-bangan dan Energi, Departemen
Pertanian dan Pemerintah Daerah.
d. Meningkatkan kualitas pengawasan di pos-pos lintas batas terhadap lalu
lintas barang dan orang. Peningkatan pengawasan meliputi penambahan
pos- pos pengawasan dan personil di pos lintas batas.
e. Meningkatkan dan membangun jaringan intelijen secara terpadu di
daerah perbatasan untuk mengantisipasi kemungkinan penyelundupan
barang, senjata api dan munisi serta narkoba dan penyusupan teroris dan
adanya oknum yang dapat memicu konflik antar etnis.
f. Meningkatkan BINWIL, BINTER dan BINMAS di daerah perbatasan.
g. Memperbaiki dan memperbaharui peraturan dan perundangan yang
terkait dengan pengamanan daerah perbatasan, baik yang menyangkut
pencurian, penyelundupan dan penyusupan serta kejahatan transnasional
lainnya demi terwujudnya penegakan dan kepastian hukum di daerah
perbatasan.
h. Merealisasikan terbentuknya suatu badan/lembaga pengamanan daerah
perbatasan secara terpadu, dalam rangka meningkatkan pengawasan dan
pengendalian segala bentuk kejahatan dan konflik yang mungkin terjadi
di daerah perbatasan.

2) Menjamin tetap tegaknya dan utuhnya wilayah kedaulatan negara.


a. Melakukan perundingan dengan negara tetangga dalam upaya
mempercepat proses tercapai-nya kesepakatan penyelesaian garis batas
antar negara baik darat maupun laut.
b. Meningkatkan kapasitas diplomasi para penyelenggara negara, baik
legislatif maupun eksekutif dalam foraregional dan internasional,
khususnya yang menyangkut penentuan garis batas dan kerjasama
pengamanan batas negara.
c. Membangun dan menambah patok- patok batas legal dan permanen di
sepanjang per-batasan darat dan mercusuar di pulau-pulau terluar RI.
Melakukan standarisasi pembangunan pos lintas batas (custom,
immigration and quarantine).
d. Menyamakan visi dan misi tentang daerah perbatasan antara pengambil
keputusan di tingkat Pemerintah Pusat maupun Daerah. Meningkatkan
rasa nasionalisme masyarakat daerah perbatasan dalam rangka membina
persatuan dan kesatuan bangsa serta menjaga keutuhan dan kedaulatan
NKRI.

3) Mewujudkan terselenggaranya Pertahanan Negara di daerah perbatasan.


Meningkatkan kemampuan
a. Komponen pertahanan negara yang efektif (SDM, alat peralatan dan
sumber daya nasional lainnya). Menata ruang pertahanan negara,
b. Dengan pendekatan propinsi, khususnya propinsi dengan titik rawan
terhadap ancaman tertentu (trouble spot area), sebagai basis pertahanan.
c. Memberdayakan Kabupaten dan Kota untuk turut melaksanakan fungsi
deteksi dini, khususnya bagi daerah yang rawan ancaman berupa
infiltrasi, pelanggaran lintas batas, pencurian dengan SDA sampai
kedaulatan negara. Ancaman.
d. Memberdayakan daerah dalam mengemban fungsi BINWIL dan/atau
BINTER dan BINMAS secara efektif dalam rangka membangun
kesadaran bela negara masyarakat daerah perbatasan melalui kegiatan:
 Bimbingan dan penyuluhan tentang masyarakat komponen
penting peran setempat sebagai pendukung dalam pertahanan
negara di daerahnya. Membangun jaringan informasi tentang
NKRI dan pembangunan bagi masyarakat setempat yang mampu
menumbuhkembangkan nasionalisme kebangsaan rasa dan
kesadaran bela negara melalui peran media cetak, media
elektronik dan internet.
 Pengamanan swadaya masyarakat lingkungan setempat di dalam
membangun pos-pos keamanan lingkungan untuk menciptakan
rasa aman sekaligus melakukan pengawasan terhadap kemung-
kinan masuknya orang asing ilegal di sepanjang daerah
perbatasan.
 Menambah frekuensi kunjungan para pejabat ke daerah sebagai
perbatasan wujud kepedulian pemerintah untuk menambah
kepercayaan masyarakat setempat menumbuhkan rasa
kebanggaan sebagai bagian diri dari NKRI.
 Mengalokasikan anggaran khusus membangun Pertahanan
Negara di daerah perbatasan.

5. Jelaskan pelaksanaan otonomi daerah melalui astagatra!

Jawaban :
Kondisi pelaksanaan otonomi daerah hingga tahun 2007 dapat dilihat dari
konsepsi Astagatra sebagai berikut:

1) Gatra Geografi, Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri lebih


dari 17.504 pulau besar dan kecil. Posisi strategis Indonesia saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal, termasuk poros lalu lintas internasional secara
faktual dikuasai Singapura. Dalam konteks otonomi daerah, wilayah yang
strategis itu dapat menjadi potensi besar. Keunggulan geografis dan nilai
strategis yang dimilikinya dapat menjadi kekalutan komparatif bagi
pembangunan daerah.

2) Gatra Demografi, Indonesia memiliki penduduk lebih dari 230 juta jiwa,
merupakan salah satu negara dengan penduduk yang padat dengan lebih dari
700 suku. Keberadaan penduduk yang besar merupakan modal dasar
pembangunan nasional, apabila disiapkan dengan baik. Pendidikan yang baik
dan bermutu, dengan diberikan pemahaman wawasan Nusantara yang benar,
akan mampu menyiapkan SDM Indonesia yang berkualitas. Dengan tingkat
pendidikan yang cukup, maka kesadaran akan kemajemukan serta keinginan
bersama untuk hidup rukun, damai, aman akan tumbuh dengan baik.
Sebaliknya, pendidikan yang kurang, akan menyebabkan kurangnya
pemahaman terhadap fitnah kemajemukan, sehingga kemampuan
pengendalian dirinya juga rendah.

3) Gatra Sumber Kekayaan Alam, dengan kekayaan puluhan ribu pulau,


Indonesia sangat banyak memiliki sumber kekayaan alam. Hutan tropis
dengan komoditas kayu yang sangat laku di pasar ekspor. Jenis flora dan
fauna yang sangat kaya, baik untuk tujuan ekspor ataupun wisata. Lahan
yang subur untuk sektor pertanian dan perkebunan. Di samping sumber
kekayaan alam, Indonesia juga memiliki banyak sekali daerah-daerah
dengan panorama dan pemandangan yang sangat indah. Daerah-daerah ini
dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata yang dapat mendatangkan devisa
negara dengan jumlah cukup besar.

4) Gatra ideologi. Kondisi otonomi daerah dari gatra ideologi memperlihatkan


penurunan semangat nasionalisme dan marjinalisasi ideologi Pancasila.
Ekspresi yang paling ekstrem dari memburuknya semangat kebangsaan
merupakan faktor penyebab munculnya berbagai wacana untuk
memerdekakan diri oleh beberapa daerah di Indonesia pada masa transisi
selepas era Orde Baru. Di balik kecenderungan mengkhawatirkan ini, jika
identitas keindonesiaan diperbandingkan dengan identitas kedaerahan,
sebenarnya banyak masyarakat masih menempatkan identitas
keIndonesiaannya di atas identitas kedaerahan.

5) Gatra Politik. Dalam gatra politik, terdapat dua isu penting sejak
pemberlakuan Otonomi daerah sampai tahun 2007 yaitu isu yang berkenaan
dengan proses demokratisasi daerah dan effective governance. Untuk
mengimplementasikan hasil “penghitungan” eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi, pemerintah pusat, melalui setiap departemen yang memiliki
keterikatan jangkauan kerja di daerah (baik melalui desentralisasi,
dekonsentrasi, maupun tugas pembantuan) setidaknya melalui urusan wajib
dalam pembidangan tugas pemerintahan, juga berwenang untuk merumuskan
standar, norma, kriteria dan prosedur pelaksanaan kegiatan.

6) Gatra Ekonomi. Dalam hal pendanaan, otonomi daerah mengenalkan konsep


Pendapatan Asli daerah (PAD) sebagai pilar dana pembangunan daerah.
Dalam skema perimbangan keuangan pusat dan daerah, dana ini dipadukan
dengan komponen dana perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus, dan dana bagi hasil) dan lain-lain pendapatan.
7) Gatra Sosial Budaya. Penduduk Indonesia terbagi menjadi dua bagian besar.
Di kota-kota besar biasanya sangat heterogen. Sedangkan di pedesaan
cenderung homogen. Dengan keanekaragaman etnis, budaya, dan dengan
maraknya pengaruh asing yang masuk melalui media massa maupun
interaksi antar budaya, akan mendesak budaya lokal. Kondisi sosial budaya
masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan masyarakatnya.
Adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat akan lebih mampu
meningkatkan kualitas kehidupan sosial budaya. Merosotnya tingkat
kesejahteraan dalam banyak hal akan memberikan dampak negatif terhadap
kehidupan sosial budaya.

8) Gatra Hankam. Pelaksanaan otonomi daerah sarat dengan faktor politik,


khususnya untuk menyelamatkan negara kesatuan yang terancam
eksistensinya karena pengalaman sentralisme dan otoriterisme sepanjang 32
tahun pemerintahan Orde Baru. Tak dapat dipungkiri, benih-benih
perpecahan sebenarnya telaah muncul seiring dengan transisi politik 1998.
Terdapat beberapa isu konflik penting terkait gatra hankam dalam
pelaksanaan otonomi daerah, yang bergerak secara horisontal dan vertikal.
Secara horisontal, pengalaman otonomi daerah menunjukkan naiknya
eskalasi konflik antarmasyarakat bahkan untuk daerah-daerah yang
sebelumnya terbilang aman. Jika gatra hankam di sini, salah satunya
termasuk isu ketertiban, maka kasus kekerasan horisontal yang muncul
dalam berbagai Pilkada dapat menjadi contoh lemahnya kapasitas aparat
keamanan untuk mencegah dan mengatasi masalah ini. (Lemhanas, 2007:
42-45).

6. Bagaimana kaitan antara geopolitik Indonesia dan otonomi daerah?

Jawaban :
Secara sederhana, geopolitik bisa dipahami sebagai kesadaran bangsa akan
kondisi geografis di mana bangsa itu tinggal. Beberapa hal yang perlu disadari
berkaitan dengan kondisi geografis: Pertama, kesadaran akan letak negara secara
geografis. Kedua, kesadaran akan kekayaan alam yang terkandung dalam
lingkup wilayah geografis negara. Ketiga, kuantitas dan kualitas penduduknya.
Otonomi daerah memberikan wewenang kepada penduduk suatu wilayah
tertentu/penduduk lokal untuk mengurus wilayahnya sendiri dan memanfaatkan
segala potensi yang ada di dalamnya, atas dasar kesadaran bahwa yang
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu wilayah adalah penduduk yang
mendiami wilayah tersebut. Dengan otonomi daerah diharapkan tidak terjadi
penyeragaman program pembangunan yang berakibat pada ketidakcocokan
pelaksanaan program di wilayah-wilayah tertentu.
BAB 8

1. Hubungan geostrategi dengan ketahanan nasional!

Jawaban :
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran akan terbentuknya bangsa
Indonesia yang majemuk dan heterogen, artinya setiap suku bangsa memiliki
hubungan historis dan psikologis dengan daerahnya. Proses integrasi bangsa
merupakan perpaduan dari berbagai unsur kekuatan bangsa ke dalam satu jiwa
kebangsaan, sejalan dengan ketentuan konstitusi. Geostrategi Indonesia
diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam
masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional.

2. Jelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memperkuat ketahanan


nasional!

Jawaban :
1) Pembinaan Ketahanan Nasional Gatra Ideologi
 Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan
serta ditingkatkan.

 Pancasila sebagai Ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan


diaktualisasikan nilai instrumentalnya, agar tetap mampu membimbing
dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat
tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

 Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan Konsep Wawasan Nusantara yang


bersumber dari Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan
dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal, utuh
dan bangga terhadap bangsa dan negara. Setiap anggota masyarakat dan
pemerintah memberikan penghormatan dan penghargaan yang wajar
terhadap kebhinekaan.

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik


Indonesia harus dipahami dan diaktualisasikan secara nyata untuk
menjaga kelestarian dan keampuhannya demi terwujudnya tujuan
nasional serta cita-cita nasional, oleh
2) Pembinaan Ketahanan Nasional Gatra Politik
 Mengembangkan kehidupan Kenegaraan dan Politik Dalam Negeri
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi
dan dapat mendorong Partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang
unsur-unsurnya terdiri atas struktur politik, proses politik, budaya politik,
komunikasi politik dan partisipasi politik.

 Mengembangkan kehidupan Politik Luar Negeri sebagai sarana


pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa.
Kehidupan Politik Luar Negeri Indonesia yang berlandaskan pada
Pembukaan UUD 1945, yakni melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta
anti penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan. Selain itu berupaya mengaktualisasikan garis politik luar negeri
Indonesia “bebas dan aktif “

3) Pembinaan Ketahanan Nasional Gatra Ekonomi


 Mengembangkan Sistem Ekonomi Indonesia yang dapat mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah
Nusantara melalui ekonomi kerakyatan, untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional, kelangsungan hidup bangsa dan negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

 Dalam implementasi sistem ekonomi kerakyatan harus dihindarkan


berkembangnya: sistem free fight liberalism, sistem etatisme dan
pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk
monopoli.

 Memantapkan Struktur Ekonomi secara seimbang dan saling


menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor
pertanian dengan perindustrian dan jasa.

 Melaksanakan pembangunan ekonomi sebagai usaha bersama atas dasar


asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat serta
memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Dan
diupayakan secara terus menerus keterkaitan dan kemitraan antara para
pelaku ekonomi dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu Pemerintah,
Badan Usaha Milik Negara, Koperasi, Badan Usaha Swasta dan Sektor
Informal, untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas
ekonomi.
 Memeratakan pembangunan dan memanfaatkan hasil-hasilnya, yang
dilaksanakan secara seimbang dan serasi antar wilayah dan antar sektor.

 Mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan bersaing secara sehat


dan dinamis dalam mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan
kemandirian perekonomian nasional,dengan memanfaatkan sumber daya
nasional secara optimal dengan sarana ipteks tepat guna dalam
menghadapi setiap permasalahan serta dengan tetap memperhatikan
kesempatan kerja.

4) Pembinaan Ketahanan Nasional Gatra Sosial Budaya


 Mengembangkan sistem sosial budaya yang dapat mewujudkan nilai-
nilai budaya nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara guna memantapkan jati diri dan integritas bangsa, berisi
keuletan, ketangguhan serta kemampuan untuk menjamin
kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

 Mengkondisikan dan membina manusia dan masyarakat Indonesia yang


berjiwa Pancasila, yaitu manusia dan masyarakat yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, cerdas,
terampil, berdisiplin tinggi, produktif, kreatif, inovatif, tangguh, beretos
kerja tinggi, berorientasi ke masa depan, berdaya saing, berbudi luhur
disertai kemampuan untuk menguasai, mengembangkan dan menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang berwawasan nilai budaya
bangsa dalam rangka terwujudnya pengembangan aktualisasi diri secara
Optimal sesuai dengan perannya masing-masing dalam pranata sosial.

 Mengembangkan kehidupan keagamaan, sehingga nilai-nilai agama,


Ketuhanan Yang Maha Esa meresap dan mewarnai manusia dan
masyarakat Indonesia dalam sikap dan prilakunya sehari-hari serta
menjadi landasan moral yang kokoh dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.

 Pembinaan identitas bangsa melalui pemanfaatan nilai luhur budaya


bangsa yang bersumber pada kebhinekaan budaya daerah dan budaya
bangsa lain yang mengandung nilai positif. Pembinaan disiplin nasional
secara konsisten dan konsekuensi.

 Mengembangkan sistem pendidikan nasional yang mampu meningkatkan


harkat dan martabat bangsa Indonesia serta mampu meningkatkan mutu
manusia Indonesia dengan kesadaran mental dan penguasaan teknologi
serta kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan.

5) Pembinaan Ketahanan Nasional Gatra Pertahanan Keamanan


 Mengembangkan Sistem Pertahanan dan Keamanan yang dapat
mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berisi
ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan
Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

 Mengembangkan nilai, sikap dan perilaku cinta damai, cinta


kemerdekaan dan kedaulatan pada seluruh kekuatan pertahanan
keamanan nasional, untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa dan
mengamankan kedaulatan negara yang diselenggarakan dengan
mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan sendiri.

 Melakukan Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan


keamanan, yang bermanfaat untuk menjamin perdamaian dan stabilitas
keamanan untuk kesinambungan pembangunan nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

 Melindungi potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah


dicapai dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan
masyarakat bangsa Indonesia.

 Mengembangkan perlengkapan dan peralatan yang mendukung


pembangunan pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan yang dihasilkan oleh industri dalam negeri.

 Dilaksanakannya pembangunan dan penggunaan kekuatan dan


kemampuan pertahanan dan keamanan oleh manusia-manusia yang
berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati HAM dan memahami makna
nilai dan hakikat perang dan damai.

 Mengembangkan TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara


nasional yang berpedoman pada Sapta Marga, yang merupakan
penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam keadaan
damai TNI berkembang dengan kekuatan kecil, profesional, efektif,
efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata
dalam wadah tunggal TNI, disusun dalam Siskamnas, dengan strategi
penangkalan.

 Mengembangkan POLRI sebagai kekuatan inti Kamtibmas, yang


berpedoman kepada Tri Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan
sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan hukum,
memelihara dan mewujudkan keamanan ketertiban masyarakat.

3. Jelaskan asas-asas pembinaan ketahanan nasional Indonesia!

Jawaban :

a. Asas Geopolitik dan Geostrategi yang dilandasi oleh Wawasan Nusantara,


dimana Wawasan Nusantara sebagai geostrategi dan geopolitik bangsa. Hal
ini merupakan konsekuensi dari stratifikasi kebijaksanaan nasional, dimana
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai pemberi arah bagi Ketahanan
Nasional Indonesia.

b. Asas Holistik yang dilakukan secara serentak pada segi-segi kehidupan


nasional secara holistik dan komprehensif integral. Hal ini merupakan
konsekuensi bahwa Ketahanan Nasional merupakan suatu sistem, sehingga
bersifat holistik. Sifat holistik ini berarti bahwa segi-segi kehidupan
nasional yang digambarkan sebagai Astagatra bersifat sinergik, yaitu saling
menunjang dalam mewujudkan sesuatu tingkat kemampuan sistem
kehidupan Nasional.

c. Asas Menyeluruh Terpadu, dilakukan oleh seluruh lapisan rakyat. Seluruh


lapisan rakyat Indonesia, didalam negara, menyusun diri sebagai unsur
Sistem Kehidupan Nasional, dimana kemampuan dan kekuatannya
ditunjukkan sebagai tingkat Ketahanan nasional tertentu. Hubungan Sistem
Kehidupan Nasional dengan ketahanan Nasional dapat berupa hubungan
sebagai obyek maupun hubungan sebagai subyek.

d. Asas Proyektif, harus diproyeksikan dalam skenario masa depan, yang


dimaksud skenario disini adalah gambaran perubahan kondisi Sistem
Kehidupan Nasional yang disebabkan oleh dampak dari dalam atau dari
luar. Karena persoalan Sistem Kehidupan Nasional itu merupakan
kumpulan persoalan yang sederhana sampai yang kompleks, maka sukar
untuk memperoleh skenario masa depan yang pasti. Untuk mengatasi
ketidakpastian demikian, perlu disusun alternatif-alternatif skenario masa
depan, untuk kemudian diproyeksikan tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan guna mewujudkan tingkat Ketahanan Nasional yang
dikehendaki bagi masing-masing alternatif skenario masa depan tersebut.

e. Asas Efisiensi, perlu diperhatikan kriteria efisiensi atau ekonomis.


Kriteria efisiensi berarti bahwa dengan menggunakan sejumlah
sumberdaya tertentu, harus dapat dicapai tingkat Ketahanan Nasional
Indonesia yang setinggi-tingginya. Kriteria ekonomis berarti bahwa
untuk mencapai tingkat Ketahanan nasional tertentu, harus dapat
digunakan jumlah sumberdaya yang sekecil-kecilnya.
f. Asas Normatif, harus diikuti norma kesatuan pola tindak. Seluruh
kegiatan nasional pada hakekatnya ditujukan untuk mewujudkan,
memelihara dan meningkatkan Ketahanan Nasional sesuai dampak
lingkungan yang terjadi. Agar dicapai aspek efisiensi atau ekonomis
dalam kegiatan nasional tersebut, perlu dlakukan kesatuan pola tindak
yang meliputi: 1) Kesatuan Konsep yang terdiri atas keseragaman dalam
pangkal tolak berfikir, keseragaman dalam metode dan keseragaman
dalam bahasa, 2) Kesatuan upaya, yang terdiri atas keterpaduan rencana
dan program serta keterpaduan dalam kegiatan.

4. Bagaimana konsepsi ketahanan nasional Indonesia?

Jawaban :
Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh, menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara. Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman
(sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuh
kembangkan nilai-nilai nasionalnya untuk kemakmuran yang adil dan merata
baik secara lahiriah maupun secara rohaniah. Sedangkan keamanan adalah
kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap tantangan
dari luar maupun dari dalam negara.
5. Jelaskan kaitan antara geopolitik dan geostrategi!

Jawaban :
Geopolitik merupakan kebijakan negara atau bangsa sesuai dengan posisi
geografisnya (KBBI, 2001).

Geostrategi merupakan suatu strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi


negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai
tujuan nasional.

Kaitan antara geopolitik dengan geostrategi yaitu geostrategi diartikan sebagai


pelaksanaan geopolitik dalam negara (Poernomo, 1972)

Anda mungkin juga menyukai