Sirlulasi darah pada ibu hamil yang terjadi pada sistem sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
Aliran darah ke dalam kapiler membran mukosa dan kulit mengalami peningkatan terutama
pada tangan dan kaki mencapai maksimal 500 ml per menit pada minggu ke-36. Hal ini
membantu dalam menghilangkan kelebihan panas yang diproduksi oleh peningkatan
metabolisme massa maternal-janin.
Sirkulasi Darah Fetus Sirkulasi darah fetus berbeda dari sirkulasi orang dewasa,
karena darah janin tidak perlu ke pembuluh paru untuk dapat teroksigenasi. Mula-mula darah
yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis
masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosusus arantii
akan mengalir ke vena kava inferior pula. Didalam atrium kanan sebagian besar darah ini
akan mengalir secara fisiologis ke atrium kiri melalui foramen ovale yang berada diantara
kedua atrium ini. Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang kemudian
dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan secara bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior. Oleh karena
tekanan dari paru-paru belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan
yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, akan mengalir ke duktus
bottali sebelum mencapai aorta. Sebagian kecilke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Daerah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk member
nutrisi dan oksigen pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta
penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkanke plasenta melalui arteri umbilikalis,
demikian seterusnya. Sirkulasi ini berjalan selama janin masih berada didalam kandungan.
Begitu janin dilahirkan, segera bayi akan menghisap udara dan menagis dengan kuat. Dengan
demikian paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan
seolah-olah darah akan terisap oleh paru-paru. Dengan demikian duktus bottali tidak akan
berfungsi lagi. Demikian pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen ovale akan
menutup dan tidak berfungsi lagi. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis
dan duktus venosus arantii akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir,
kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang diisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi
oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan. Mengingat semua kebutuhan janin
disalurkan melalui vena umbilikal, maka sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi 1 vena
dan 2 arteri. Vena ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta kejanin. Sebaliknya,
kedua arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta untuk
membersihkan sisa dari metabolisme.
Pembantukan Darah Fetus Darah janin mengalami proses pembentukan yang unik
yaitu bermula diproduksi di yolk sac, kemudian dihati dan akhirnya di sum-sum tulang.
Eritrosit janin relative besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12 g/dl
pada pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl pada aterm. Eritrosit janin berbeda dengan
eritrosit orang dewasa secara struktur dan metabolik yaitu lebih lentur karna berbeda dalam
viskositas tinggi, dan mempunyai banyak enzim. Eritropoesis janin dikendalikan oleh hormon
eritropoetin janin. Terjadi peningkatan pada kondisi pendarahan, persalinan, dan anemia
akibat isoimunisasi. Volume darah diperkirakan 78 ml/kg berat, sedangkan isi darah plasma
segera setelah pemotongan di tali pusat ialah 45 ml/kg. Hemoglobin janin ialah suatu tetramer
yang terdiri atas 2 pasang masing-masing rantai ß dan alfa. Gen alfa berasal dari kromosom
16 sedangkan gen ß berasal dari kromosom 11. Eritropoesis yang terjadi di yolk sac
menghasilkan hemoglobin alaw yaitu gower 1, 2, dan Portland; setelah eritropoesis beralih
kehati dihasilkan hemoglobin F; dan setelah beralih ketulang akan dihasilkan hemoglobin
sampai janin matur. Ada perbedaan fungsi hemoglobin A dan F. pada tekanan oksigen dan
pH tertentu, HbF akan meningkat lebih banyak oksigen dibandingkan dengan HbA; hal ini
disebabkan HbA meningkat 2,3 dofosfogliserat (2,3 DPG) lebih kuat dibandingkan HbF
sehingga afinitas HbA dengan oksigen lebih rendah. Karna kadar 2,3 DPG lebih rendah,
afinitas oksigen janin menjadi lebih tinggi. Pada kehamilan aterm Hb lebih rendah
dibandingkan kehamilan awal, yaitu ¾ masih berupa HbF. Namun, setelah kelahiran sampai
6 bulan HbF sangat menurun, sementara HbA mendekati kadar pada orang dwasa. Hal
tersebiut sangat dipengaruhi oleh peran glukokortikoid. 3.3 Faktor – faktor yang menentukan
sirkulasi darah fetus
1. Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir meliputi:
Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta yang kira-kira dua kali
lipat resistensi vascular sistemik waktu lahir.
2. Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan paru.
3. Penutupan foramen ovale.
DAFTAR PUSTAKA
Fraser, D.M. & Cooper, M.A. (2012). Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: EGC.